Anda di halaman 1dari 3

c.

Seni Rupa Zaman Barok dan Rococo

Zaman Barok

Gaya Barok berkembang pada abad ke-16 yang dirintis oleh Michael Angelo dan Palladio.
Dalam bahasa Romawi, Barok (barroque) mempunyai arti tidak beraturan. Masa Barok dikenal
dengan nama masa Klasik Akademik karena banyak bermunculan tempat-tempat pendidikan
para calon seniman. Gaya ini dimulai sekitar 1600 di Roma dan menyebar ke sebagian wilayah
Eropa. Gaya Barok menggunakan gerak yang dilebih-lebihkan dan detail yang jelas, serta mudah
ditafsirkan untuk menghasilkan drama, ketegangan, semangat yang hidup dan keagungan dalam
seni patung, lukisan dan musik. Tema yang banyak dipilih oleh gaya Barok ini adalah tema
keagamaan, kerajaan dan keluarganya.
Ciri-ciri seni rupa Barok yaitu seniman bebas mengekspresikan diri melalui karya-karyanya,
sehingga karya yang dihasilkan menjadi karya yang lebih hidup. Petter Paul Rubens (1577-1640)
adalah seorang seniman Barok yang berasal dari Belanda yang belajar pada seniman-seniman
Italia. Oleh sebab itu, ia dikenal sebagai pelopor seni rupa Barok. Petter Paul Rubens mempunyai
seorang murid bernama Van Dijck (1599-1641) yang menjadi pelukis terkenal di istana raja
Inggris. Selain Van Dijck, ada juga seniman Barok yng bernama Rembrandt Van Rijk (1606-
1699) dengan karya yang terkenal yaitu Kabinet Kayu. Rembrandt dikenal sebagai pelukis yang
memiliki kepandaian menyusun efek cahaya dalam lukisan-lukisannya, sehingga lukisannya
seolah-olah menjadi tampak nyata.

Zaman Rococo

Rokoko (juga ditulis dalam bahasa-bahasa Eropa rococo atau roccoco; diucapkan [rə


ˈkoʊkoʊ], [roʊkəˈkoʊ]) juga berarti "Barok Akhir" ("Late Baroque") adalah gaya abad 18 yang
berkembang ketika seniman Barok meninggalkan gaya simetris dan mulai menambahkan bunga,
tanaman dan permainan lainnya. Ruang-ruang rokoko dirancang sebagai karya seni total dengan
perabotan elegan bermotif bunga dan tanaman, patung-patung kecil, cermin penuh ornamen,
dan permadani melengkapi arsitektur, relief, dan cat dinding penuh warna. Gaya ini banyak
digantikan oleh gaya Neoklasik. Tahun 1835 pada Dictionary of the French
Academy menuliskan kata Rococo "biasanya meliputi jenis ornamen, gaya dan desain yang
berhubungan dengan pemerintahan Louis XV dan awal dari Louis XVI". Termasuk di dalamnya,
segala jenis karya seni yang dibuat pada pertengahan abad 18 di Prancis.

Kata Rokoko berasal dari kombinasai kata Prancis rocaille, yang artinya batu, dan coquilles,
yang artinya kerang, karena keterikatan dengan benda-benda asal motif dekorasinya.[1] Istilah
Rokoko juga bisa diartikan sebagai kombinasi kata "barocco" (bentuk teratur dari mutiara,
kemungkinan berasal dari kata "baroque") dan kata Prancis "rocaille" (bentuk populer
dari ornamen taman dan interior menggunakan kerang dan kerikil hias), dan juga bisa dipakai
untuk menjelaskan gaya yang halus dan indah yang menjadi mode di Eropa selama abad ke-18.
[2]
 Karena gaya Rokoko suka dan fokus pada seni dekoratif, beberapa kritikus menggunakan
istilah ini untuk merendahkan secara tidak langsung bahwa gaya itu sembrono atau sekadar
modis saja. Ketika istilah ini mulai digunakan di Inggris pada sekitar tahun 1836, ini menjadi
ucapan sehari-hari yang artinya "ketinggalan zaman". Faktanya, gaya ini menerima kritik keras,
dan bagi sebagian orang sebagi sesuatu yang dangkal dan berselera rendah,[3][4] dan sejak
pertengahan abad 19, istilah ini diterima oleh para ahli sejarah seni. Meskipun demikian masih
ada debat masalah pengaruh sejarah dari seni ini secara umum, Rokoko kini dikenal luas sebagai
periode besar dalam perkembangan seni Eropa.

PERBEDAAN ZAMAN BAROK DAN ROKOKO

Baroque alias Barok dan Rococo alias Rokoko adalah salah saru dari era seni di Eropa. Namun
masih banyak yang sulit membedakan keduanya karena keduanya berlangsung di eropa dalam
waktu yang berdekatan.

Dari segi arsitektur:

 Barok berwarna cerah, bermotif rumit, serta berkesan keagungan dan kemuliaan.
 Rakoko berwarna gelap, bermotif lebih sederhana, serta berkesan lebih ringan

Dari segi lukisan:


 Barok, menampilkan drama yang hebat, kebanyakan bertema keagamaan, berwarna
dalam, dengan intensitas cahaya serta bayangan gelap yang diatur sedemikian rupa.
 Rokoko, bernuansa hangat, lebih menampilkan pose ceria yang terkadang dengan sedikit
pose “nakal” dan berlatarkan bangsawan yang sedang tamasya, bukan keagamaan seperti barok.

Dari segi patung:

 Barok, banyak menampilkan pose yang memutarkan badannya, juga selain itu pose
patung tidak terlalu dibuat seimbang/bebas, dan patung kebanyakan dibuat dengan marmer.
 Rokoko, hampir sama dengan barok mengenai pose hanya saja di patung rokoko banyak
sekali memasukkan unsur alam, serta kebanyakan patung dibuat di porselein/keramik.

Dari segi dekorasi:

 Barok, menggunakan bentukbentuk


yang simetris dan dirancang seimbang, motifnya memakai bentuk-bentuk dasar seperti lingkaran.
 Rokoko, menggunakan bentuk yang asimetris serta disusun secara tidak seimbang,
biasanya ada unsur bentuk gelombang atau “s”.

Dari segi perabotan:

 Barok, terkesan berat karena bentuknya yang besar. Terkadang ada kursi yang ditempel
ke dinding sehingga sulit dipindahkan.
 Rokoko, bentuknya lebih kecil sehingga terkesan ringan, serta dapat dipindahkan.
Dari segi.

Anda mungkin juga menyukai