Anda di halaman 1dari 25

Lina Muryani, S.Pd., M.Pd.

REUNIFIKASI JERMAN
JERMAN PASCA PERANG DUNIA II
Pada tanggal 8 Mei 1945, kehancuran total berada di
pihak Jerman akibat negara-negara sekutu bersatu
padu menumbangkan kekuasaan Hitler. Akhirnya
komandan tempur Jerman, Wilhelm Keitel
menandatangani surat kapitulasi tanpa syarat.
Pemimpinnya, Hitler telah tewas dan Perang Dunia II
di Eropa telah usai. Nazi yang mendominasi Jerman
dan Eropa telah digulingkan. Berakhirnya Perang
Dunia II di Eropa tahun 1945, Berlin dibagi menjadi 4
daerah kependudukan.
Perjanjian Postdam
◦ Perjanjian yang dibuat di Jerman pada tanggal 17 Juli sampai 2 Agustus 1945
◦ Presiden Amerika Serikat (Harry S. Truman), Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet
(Iosif Stalin) dan Perdana Menteri Britania Raya (Clement Richard Attlee)
Isi Perjanjian Postdam
◦ Jerman dibagi dalam empat daerah pendudukan, yaitu Jerman Timur oleh Rusia
sedangkan Jerman Barat oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.
◦ Kota Berlin yang terletak di tengah-tengah daerah pendudukan Rusia juga diduduki,
Berlin Timur diduduki oleh Rusia dan Berlin Barat oleh Amerika Serikat, Inggris, dan
Perancis.
◦ Danzig, Jerman di sebelah timur Sungai Order, dan Niesse diberikan kepada Polandia.
◦ Demiliterisasi dari Jerman.
◦ Penjahat perang (crime war) dihukum.
◦ Jerman harus membayar ganti kerugian perang.
Pembagian wilayah Jerman mnrt Perjanjian Postdam
Dampak Perjanjian Postdam
Aspek Jerman Barat Jerman Timur

Sistem Pemerintahan Republik Federal Jerman Republik Demokratik Jerman

Dideklarasikan pada 23 Mei 1949 7 Oktober 1949

Nama Ibu Kota Bonn Berlin Timur

Kanselir / Presiden Konrad Aedenauer Walter Uricht


Pertama

Dipengaruhi oleh negara Amerika Serikat, Inggris dan Perancis Uni Soviet

Ideologi negara Liberalis Kapitalis Sosialis Komunis

Pengaruh dalam bidang Maju Memburuk


ekonomi
Tembok Berlin (Berliner Mauer)
Kota Berlin dibagi menjadi dua yaitu Berlin Barat dan
Berlin Timur. Kedua kota tersebut kemudian dipisahkan
dengan tembok Berlin yang dibangun tahun 13 Agustus
1961- 9 Nopember 1989.
Terbuat dari beton yang dibangun oleh Republik
Demokratik Jerman (Jerman Timur) yang
memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur
Tembok pembatas ini juga dibarengi dengan pendirian
menara penjaga yang dibangun sepanjang tembok ini,
juga pendirian sebuah daerah terlarang, yang diisi dengan
ranjau
TUJUAN DIDIRIKAN TEMBOK BERLIN
• Dibangun untuk melindungi para warganya dari elemen-elemen fasis, sehingga mereka
dapat membentuk pemerintahan komunis di Jerman Timur.
• Dalamperkembangannya ternyata digunakan untuk mencegah semakin besar larinya
penduduk Berlin Timur ke wilayah Berlin Barat yang berada dalam wilayah Jerman
Barat
• Oleh otoritas Jerman Timur, Tembok Berlin dikatakan sebagai “Benteng Proteksi Anti
Fasis (Antifaschistischer Schutzwall), sedangkan Pemerintah Kota Jerman Barat
mengatakan Tembok Berlin sebagai “Tembok Memalukan“—sebutan yang dicetuskan
oleh Walikota Willy Brandt—untuk mengutuk tembok ini karena membatasi kebebasan
bergerak.
• Tembok Berlin menjadi pembatas Jerman Barat dan Timur juga sebagai simbol Tirai Besi
yang memisahkan Eropa Barat dan Eropa Tmur selama Perang Dingin
Selama Tembok Berlin berdiri, ada sekitar 5.000 orang yang
berhasil melarikan diri. Jumlah orang yang tewas akibat
mencoba kabur, sampai saat ini masih menjadi perdebatan.
Menurut Alexandra Hildebrandt, Direktur Museum Pos
Pemeriksaan Charlie, diperkirakan jumlah orang yang tewas
adalah lebih dari 200 orang.
TEROWONGAN YANG DIBUAT UNTUK MELARIKAN DIRI
 Sejak gerakan reformasi melanda Eropa Timur, di mana-mana
warga menuntut kebebasan untuk melakukan perjalanan dan
menuntut perubahan sistem politik.
 Angin pembaharuan ini dipicu oleh slogan "Glasnost dan
Perestroika" atau tranparansi dan reformasi, yang dihembuskan
Mikhail Gorbachev. Glasnost dan Perestroika menyebar cepat,
menimbulkan demonstrasi-demonstrasi besar di negara-negara
Eropa Timur.
 Protes demonstrasi pecah di seluruh Jerman Timur bulan September
1989. Pada awalnya, para pemrotes ingin pergi menuju ke barat,
sambil meneriakkan “Wir wollen raus!” (“Kami mau pergi!”). Tapi lalu
para pemrotes mulai berteriak “Wir bleiben hier”, (“Kami akan tetap di
sini!”). Maka, ini adalah awal dari apa yang disebut orang Jerman
Timur sebagai “Revolusi Damai” di akhir 1989. Para pemrotes
semakin besar di awal November. Para pemrotes mencapai
puncaknya pada tanggal 4 November, ketika hampir setengah juta
orang berkumpul di Demonstrasi Alexanderplatz.
 Sementara itu, para pengungsi yang meninggalkan Jerman Timur ke
Jerman Barat semakin meningkat, dan mereka menemukan jalan baru
untuk keluar dari Jerman Timur, yaitu dengan cara melalui Hungaria
via Cekoslowakia (atau via Kedutaan Jerman Barat di Prague) yang
diizinkan oleh pemerintahan Krenz yang baru, dan dengan
persetujuan dengan pemerintah komunis Cekoslowakia. Agar
keadaan tidak semakin rumit, akhirnya politbiro yang dipimpin oleh
Krenz memperbolehkan para pengungsi untuk keluar langsung
melalui pintu perbatasan antara Jerman Timur dan Jerman Barat,
termasuk Berlin Barat pada tanggal 9 November 1989.
 Di bawah Perdana Menteri Lothar de Maizière, Jerman Timur berunding dengan
Jerman Barat, Britania Raya, Perancis, Amerika Serikat dan Uni Soviet mengenai
syarat-syarat untuk Penyatuan kembali Jerman. Karena keberatan Uni Soviet
bahwa Jerman Timur ditarik menjadi anggota NATO, maka sebuah perjanjian
dibuat bahwa Jerman yang bersatu boleh tetap menjadi anggota NATO, namun
tentara NATO tidak boleh ditaruh di Jerman Timur. Selain itu Kanselir Helmut
Kohl meyakinkan para pemimpin Perancis dan Britania Raya bahwa mereka tidak
perlu khawatir bahwa sebuah Jerman yang bersatu akan mengancam mereka
dengan berjanji bahwa sebuah Negara Jerman bersatu akan lebih berusaha
berintegrasi dengan Uni Eropa.
 Paralel dengan perundingan multilateral, rundingan bilateral antara pemerintahan
Timur dan Barat berlangsung dan menuju pada penanda tangan perjanjian pada
tanggal 18 Mei 1990 untuk Uni Ekonomi, Sosial dan Moneter yang berlaku mulai
tanggal 1 Juli 1990. Pada tanggal 23 Agustus, Volkskammer (Parlemen Jerman
Timur) mengesahkan tanggal 3 Oktober 1990 sebagai tanggal bergabungnya
Jerman Timur dengan Jerman Barat.
 Einigungsvertrag ("Perjanjian Persatuan") telah ditanda tangani pada tanggal 31
Agustus 1990 oleh wakil-wakil Jerman Barat dan Jerman Timur. Pada tanggal 12
September 1990 Perjanjian Penyelesaian Akhir yang Berkenaan dengan Negara
Jerman ("Perjanjian Dua tambah Empat") telah ditandatangani dan secara resmi
mendirikan ulang kedaulatan kedua-dua negara Jerman.
• Negara Jerman secara resmi dipersatukan kembali pada
tanggal 3 Oktober 1990 ketika enam negara bagian Jerman
Timur (Bundesländer); Brandenburg, Mecklenburg-
Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thüringen, dan Berlin
bersatu secara resmi bergabung dengan Republik Federal
Jerman (Jerman Barat), memilih salah satu dari dua opsi yang
diterapkan dalam Konstitusi Jerman Barat (Grundgesetz).
• Maka dengan masuknya secara resmi lima negara bagian
Jerman yang kembali didirikan ke Jerman Barat sesuai Pasal 23,
lalu wilayah di mana Grundgesetz (Undang-Undang Dasar)
berlaku diperluas
Kronologis Penyatuan Jerman
• 9 November 1989  Tembok Berlin dinyatakan dibuka
• 1 Juli 1990  Proses penyatuan mata uang Jerman
• 31 Agustus 1990  Tokoh Jerman bersatu setuju Berlin sebagai
ibukota
• 9 November 1990  Tembok Berlin dirobohkan
• 3 Oktober 1990  Dinyatakan Jerman Bersatu (Reunifikasi)
Indikatornya :
enam negara bagian Jerman Timur
(Bundesländer); Brandenburg, Mecklenburg-
Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thüringen, dan Berlin
bersatu secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman
16 Negara Bagian Pasca Reunifikasi Jerman
Negara Bagian Ibukota Luas Wilayah (km²) Jumlah Populasi
Baden-Württemberg Stuttgart 35,752 10.753.880
Bayern München 70.549 12.538.696
Berlin Berlin 892 3.460.725
Brandenburg Postdam 29.477 2.503.273
Bremmen Bremmen 404 660.999
Hamburg Hamburg 755 1.786.448
Hessen Wiesbaden 21.115 6.067.021
Mecklenburg- Schewerin 23.174 1.642.327
Vorpommern
Niedersachen Hanover 47.618 7.918.293
Nordrhein-Westfalen Düsseldorf 34.043 17.845.154
Rhineland-Pfaltz Mainz 19.847 4.003.745
Saarland Saarbrücken 2.569 1.017.567
Sachsen Dresden 18.416 4.149.477
Sachsen-Anhalt Magdeburg 20.445 2.335.006
Schleswig-Holstein Kiel 15.763 2.834.259
Peta Jerman pasca Reunifikasi
Dampak Reunifikasi Jerman
Aspek Kehidupan Dampak yang ditimbulkan
Investasi Sekitar 1,6 Miliar Euro mengalir dari 1990 hingga 2010 untuk pembangunan
kawasan timur Jerman. Sekitar 70% dana itu digunakan untuk kepentingan sosial.
Setelah penyatuan Jerman, ratusan ribu orang di timur Jerman kehilangan
pekerjaan
Infrastruktur Sekitar 40 Miliar Euro diinvestasikan dalam pembangunan infrastruktur
transportasi. Seluruhnya dibangun 17 jalur kereta api, jalan dan jalur sungai. Bila
dibandingkan: sejak tahun 1990 di 11 negara bagian di barat Jerman dibangun 1300
kilometer jalan tol, sedangkan di kelima negara bagian baru di timur Jerman
dibangun 1000 kilometer jalan tol
Ekonomi di timur Jerman, naik dari 43% pada tahun 1991 menjadi 71% seputar 2011 standar
PDB penduduk di barat Jerman.
Produktivitasnya berada sekitar 80% dari di Barat. Sedangkan pada tahun 2012,
pertumbuhan ekonomi di barat Jerman berkisar pada 0,7 %, sedangkan di timur
Jerman pada 0,3 persen.
Di kawasan timur Jerman terdapat banyak perusahaan kecil dan menengah, namun
industri besar hampir tidak ada
Dampak Reunifikasi Jerman
Aspek Kehidupan Dampak yang ditimbulkan
Pendidikan Di bagian timur Jerman terdapat 30 Universitas dan 55 Sekolah
Tinggi (Kejuruan).
Kualitas pendidikan dan kualifikasi lulusan universitas di timur dan
barat Jerman dinilai setara. Di seluruh Jerman terdapat 370
Sekolah Tinggi, 200 diantaranya adalah Sekolah Tinggi Kejuruan.
Ekspor Kawasan timur Jerman mengekspor sekitar 77 Miliar Euro
sedangkan kawasan barat mengekspor sepuluh kali lebih banyak,
senilai 787 Millar Euro
Angka tahun 2012, angka pengangguran di kawasan timur masih berkisar
Pengangguran 10,7%, dua kali lipat jumlah tunakarya di barat Jerman yang
berkisar pada 5,9%
Penghasilan Upah di Timur yang sebelumnya hanya 50% tingkat upah di Barat, kini telah naik menjadi
80%
Sumber: http://www.dw.com/id/fakta-fakta-penyatuan-jerman/a-17133629
Lina Muryani, S.Pd., M.Pd. Tuesday, September 24, 2019

Anda mungkin juga menyukai