Anda di halaman 1dari 10

KONFLIK ANTAR NEGARA

BOSNIA – HERZEGOFINA

DISUSUN OLEH :

Megumi Ramadhani (13)

Muhammad Ardeli F. (14)

XII IPS 2

SMAN 103 JAKARTA TIMUR


1. Latar Belakang Terjadinya Konflik

Sejak berdiri pada 1945, Yugoslavia merupakan gabungan dari enam republik, yakni
Slovenia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Serbia, Montenegro, dan Makedonia.
Sepeninggalan tokoh pemersatu Yugoslavia, Josip Broz Tito, pada 4 Mei 1980,
stabilitas politik di sana sulit terjaga. Kekacauan ekonomi pun membayang. Pada awal
1980-an, sebanyak 20 persen penduduk Yugoslavia tanpa pekerjaan, sedangkan
inflasi melonjak 45 persen. Skandal Agrokomerc pada 1987, umpamanya, menguak
betapa korupnya basis finansial Yugoslavia. Hal itu tentu saja menyebarkan krisis
kepercayaan di tengah rakyat.
Pergolakan dimulai dengan ulah presiden Serbia Slobodan Milošević yang mencaplok
wilayah otonom Vojdovina dan Kosovo pada Maret 1989. Di tahun yang sama, tokoh
nasionalis Kroasia, Franjo Tuđman, mendirikan Partai Uni-Demokratik Kroasia
(HDZ). Disintegrasi Yugoslavia secara resmi terjadi pada Selasa pagi, 23 Januari
1990, ketika Liga Komunis Yugoslavia bubar. Tiap republik pun dapat mengklaim
kedaulatan masing-masing. Bosnia-Herzegovina pada saat itu merupakan wilayah
yang cukup bineka dibandingkan dengan republik-republik lain dalam federasi
Yugoslavia. Masyarakatnya terdiri atas tiga etnis dominan, yakni Bosniak (Muslim),
Serbia (Kristen Ortodoks), dan Kroasia (Katolik).
Demokrasi pun agaknya berjalan di negeri itu pasca bubarnya Liga Komunis
Yugoslavia. Alija Izetbegovic dari Partai Aksi Demokratik (SDA) menjadi presiden
Bosnia-Herzegovina pada November 1990. Schuman dalam bukunya, Nations in
Transition: Bosnia and Herzegovina (2004), memandang Izetbegovic sebagai
politikus Muslim yang berjuang mempertahankan keberagaman etnis untuk persatuan
negerinya. Dalam sebuah kesempatan, presiden Serbia Slobodan Milošević dan tokoh
nasionalis Kroasia Franjo Tuđman mengadakan pertemuan rahasia. Keduanya hendak
memuluskan rencana untuk menyerang Bosnia-Herzegovina serta membagi-bagi
wilayah tersebut. Mereka menganggap Bosnia sebagai musuh bersama. Hal ini sejalan
dengan seruan kaum separatis Serbia dan Kroasia di wilayah Bosnia-Herzegovina
sendiri. Masing-masing etnis itu menghendaki pembentukan wilayah otonom sejak
Desember 1991.

2. Faktor Pendorong Konflik


Meskipun perang ini membawa dampak yang bisa membahayakan masyarakat dunia,
terlebih lagi mengenai masyarakat muslim, namun untung saja konflik pada Bosnia
ini bisa berhasil ditangani dengan berbagai penyelesaian konflik Yugoslavia. Namun,
ada lagi hal yang perlu diketahu mengenai konflik Yugoslavia ini, yakni apa saja yang
menjadi latar belakang dari Perang Bosnia, yang mana melibatkan Bosnia untuk
berkonflik dengan berbagai ras yang ada di sana. Berikut factor terjadinya konflik ini
yaitu :

1. Adanya Perbedaan Sejarah dan Juga Pengalaman


Sebagai salah satu ha yang mendasari terjadinya perang ini, perbedaan dapat
ditemukan di segala sisi kehidupan bermasyarakat negara Yugoslavia. Kita bisa
melihat perbedaan etnis, perbedaan ras, dan juga perbedaan sejarah yang ada.
Tentunya mereka mempunyai satu kesaam yang ada, yakni sejarh kelam pernah
dijajah bangsa lainnya. Namun ternyata, perbedaan tadi akhirnya bisa menimbulan
konflik yang merupakan penyebab konflik horizontal. Tidak ada hanya dalam
masyarakat saja, perang berlanjut pada jenjang politik yanglebih tinggi, sehingga juga
bisa memicu terjadinya penyebab pelanggaran HAM vertikal. Tentunya hal itu
membuat masyarakat kebingungan akan adanya bermacam-macam konflik yang ada
pada negara tersebut, terlebih pada Bosnia sendiri.
Peperangan tidak hanya terjadi antara etnis muslim di Bosnia dengan etnis lainnya,
namun pertikaian sesama etnis di negara bagian Bosnia juga bisa ditemukan. Dengan
semakin banyaknya konflik yang terlahir, maka perpecahan Bosnia pun tidak bisa
dihindarkan. Oleh sebab itu, berbagai tahap perlu dilakukan untuk bisa menyelesaikan
segala pertikaian di Bosnia, dan juga Yugoslavia sepenuhnya.

2. Perbedaan Agama
Selain dari penyebab dari perbedaan etnis dan suku, peperangan ini ternyata juga
melibatan penyebab konflik antar agama. Sebagai dampak konflik agama tadi,
akhirnya timbul peperangan yang disebabkan karena faktor kepercayaan, yakni
peperangan antara Muslim Bosnia dengan Serbia Bosnia. Peperangan berlangsung
dengan amat sengit, karena perjanjian yang dibuat oleh kedua pihak pun ternyata
gagal untuk dipenuhi.
Hal ini menimbulkan keresahan pada masyarakat, hingga akhirnya berita mengenai
peperangan ini terdengar sampai ke Internasional. Hasil dari peperangan ini pun juga
cukup fatal dua pertiga wilayah sudah berhasil dikuasai oleh Serbia Bosnia. Melihat
kekalahan tersebut, Muslim Bosnia kemudian mendapatkan bala bantuan dari Kroat
Bosnia. Perang pun akhirnya berlanjut dengan adanya perang antara Kroat, Muslim
Bosnia dengan Serbia Bosnia. Melihat keadaan makin kacau, akhirnya dibuat
perjanjian gencatan senjata. Namun seperti yang bisa diduga, perjanjian tersebut juga
akhirnya dilanggar oleh kedua belah pihak. Hal ini bisa mengingatkan kita terhadap
mengerikannya konflik karena agama.a Sebagai contoh saja, anda bisa melihat berita
mengenai berbagai ormas dengan masyarakat. Cukup mengkhawatirkan memang,
namun itulah kenyataan yang terjadi di negara Indonesia ini. Banyak sekali
masyarakat yang telah dibutakan oleh agama dan tidak mengindahkan adanya
perbedaan dalam bentuk apapun itu. Selain itu, anda bisa melihat contoh yang lebih
banyak pada contoh konflik antar agama.

3. Etnis Bosnia yang mendominasi Pemerintahan


Faktor selanjutnya adalah politik tentunya. Dalam hal ini, politk juga ternyata
bercampuran dengan fadkotr pemicu konflik lainnya, yakni etnis. Salah satu hal yang
mengganggur bari masyarakat adalah kepemimpinan pada negara tersebut rata-rata
dipimpin oleh etnis Serbia. Hal ini tentunya menimbulkan tanda tanya besar pada
masyarakat, apa maksudnya ini semua. Hal ini langsung otomatis menumbulkan
kecaman dari masyarakat, sehingga lahirlah suatu konflik yang diakitbatkan oleh
penyebab konflik antar ras dan penyebab konflik antar suku. Sunggu ironis memang,
sebuah badan politik yang seharusnya bertugas untuk mensejaterakan rakyat justru
lebih mengutamakan ras tertentu. Seperti yang dikhawatirkan, hal serupa juga mulai
terasa pada negara kita sendiri.
Pemerintahan yang seharusnya bisa mememntingkan seluruh bangsa Indonesia,
ternyata juga harus dipecah belah oleh agama. Dan akibatnya, masyarakat yang terlalu
fanatik dengan hal tersebut, akhirnya juga menerapkan perpecahan di dalam
hidupnya. Tidak mau duduk berdampingan dengan orang non muslim, tidak mau
dilayani oleh non muslim, tidak ingin berdagang denagn non muslim bisa merusak
arti Bhinnek Tunggal Ika yang sesungguhnya. Ironis memang, tapi itulah yang sedang
terjadi saat ini.
4. Letak Bosnia yang Sangat Strategis
Bosnia memiliki letak yang amat strategis, takni berdiri di tengah-tengah sebagai
center dari Yugoslavia. Dengan posisi yang amat menguntungkan tersebut, tentunya
banyak sekali masyarakat yang ingin memperebutkannya demi kemajuan wilayahnya
sendiri. Dan hal ini akhirnya menimbulkan konflik tiada akhir antara Bosnia yang
berjuang mempertahankan wilayah, serta tetangga-tetangga yang sangat menggebu-
gebu untuk merebutnya.

5. Proklamasi Bosnia Barat


Seperti yang dijelaskan di atas, konflik tidak hanya terjadi anatara satu etnis dengan
etnis lainnya. Perang juga ternyata terjadi sesama etnis muslim di Bosnia. Hal ini
diakitbatkan karena wilayah Barat dari Bosnia berhasil meyakinkan diri untuk
merdeka sendiri, mendirikan negara yang ingin mereka perintah sendiri, hampir
serupa dengan kasus yang pernah terjadi antara Indonesia dengan Papua Nugini.
Namun sayangnya, pihak Bosnia tidak terima akan keputusan tersebut, dan akhirnya
perang saudara sesama muslim pun terjadi begitu saja.

3. Peristiwa Konflik

Pada 1 Maret 1992, Bosnia dan Hezergovina memutuskan untuk menjadi


negara berdaulat melalui referendum. Proklamasi Bosnia dan Hezergovina
mendapatkan pengakuan internasional dan pada 22 Mei 1992 mereka resmi menjadi
negara anggota PBB. Proklamasi Bosnia mendapatkan penolakan dari etnis Serbia. Di
bawah pimpinan Rodovan Karadzic dan Slobodan Milasevic, etnis Serbia berupaya
untuk menggagalkan pembentukan negara Bosnia. Pada pertengahan tahun 1992,
etnis Serbia mulai melancarkan serangan terhadap kota-kota besar Bosnia. Peristiwa
penyerangan ini pada perkembangannya menjadi upaya genosida terhadap etnis
muslim Bosnia.
Puncak dari perang Bosnia terjadi pada bulan Juli 1995. Etnis Serbia melakukan
pembantaian massal terhadap lebih dari 8.000 masyarakat sipil Islam Bosnia pada
tanggal 11-22 Juli 1995. PBB dan NATO sebagai organisasi keamanan internasional
berusaha untuk menyelesaikan Perang Bosnia. Pada bulan Agustus hingga September
1995, PBB dan NATO melakukan serangan udara besar-besaran untuk menghentikan
kekejaman etnis Serbia. Dalam jurnal Perang Bosnia : Konflik Etnis Menuju
Kemerdekaan tahun 1991-1995 (2014) karya Sri Sumartini, perang Bosnia berakhir
melalui perjanjian damai Dayton yang diselenggarakan pada 21 November 1995.
Perjanjian Dayton mengatur pembagian wilayah Bosnia yang dibagi menjadi dua
negara yaitu, Republik Srpska dan Federasi Bosnia-Hezergovina.

4. Upaya Penyelesaian Konflik

 Perundingan damai Bosnia Herzegovina di Washington


1) Pada tanggal 1 Maret 1994, Faksi Muslim Bosnia Herzegovina dan Faksi Kroasia
Bosnia Herzegovina serta Republik Kroasia atas inisiatip Washington menanda-
tangani persetujuan pembentukan suatu Federasi dari 2 bangsa konstitutip di Bosnia
Herzegovina dan selanjutnya diharapkan akan dapat membentuk Konfederasi dengan
Republik Kroasia. Penanda-tanganan persetujuan yang disponsori oleh AS tersebut
dilakukan oleh Menlu Republik Kroasia, Mate Granic, PM Muslim Bosnia
Herzegovina, Haris Silajdzic, dan pemimpin Faksi Kroasia Bosnia Herzegovina,
Kresimir Zubak, yang dihadiri oleh Menlu AS, Warren Christoper. Persetujuan
tersebut menetapkan tanggal 15 Maret 1994 sebagai batas waktu untuk formulasi
suatu draft konstitusi dari negara baru dan menjadi landasan Konfederasi dengan
Republik Kroasia.

2)Pada tanggal 18 Maret 1994, di Washington telah ditanda-tangani oleh Muslim


Bosnia Herzegovina dan Kroasia Bosnia Herzegovina persetujuan tentang
pembentukan Federasi Muslim - Kroasia di Bosnia Herzegovina dan penentuan
prinsip-prinsip tentang pembentukan Konfederasi antara Federasi Muslim Bosnia -
Republik Kroasia.[2] Persetujuan tentang Federasi ditanda-tangani oleh Haris
Slajdzic, PM Faksi Muslim Bosnia Herzegovina, dan Kresimir Zubak Pemimpin
Kroasia Bosnia Herzegovina, sedang prinsip-prinsip tentang Konfederasi ditanda-
tangani oleh Presiden Republik Kroasia, Franjo Tudjman, dan Pemimpin Faksi
Muslim Bosnia Herzegovina, Alija Izetbegovic. Penanda-tanganan persetujuan itu
dihadiri pula oleh Presiden AS, Bill Clinton, para Menlu Troika (Menlu Yunani
Karolos Papoulias, Menlu Belgia, Willy Claes, dan Menlu Jerman Klaus Kinkel),
utusan khusus Presiden Russia, Vitaly Churkin, mediator EU dan PBB untuk bekas
RFSY, Lord Owen dan Thorvald Stoltenberg.
3) Pada tangal 28 September 1995, persetujuan Konstitusi Bosnia Herzegovina
dicapai melalui Perundingan para menlu negara-negara Yugoslavia, Bosnia dan
Kroasia di New York.

 Perundingan damai Bosnia Herzegovina di Wina - Austria


Pada tanggal 5 - 14 Maret 1994 dilaksanakan perundingan antara delegasi Muslim
Bosnia Herzegovina dengan Kroasia Bosnia Herzegovina di Kedubes AS di Wina.
Dalam perundingan intensip selama 10 hari tersebut wakil Faksi Muslim Bosnia
Herzegovina dan Kroasia Bosnia Herzegovina telah menyelesaikan suatu konsep
Konstitusi Federasi Muslim - Kroasia dimasa yang akan datang. Konsep Konstitusi
yang terdiri dari 52 halaman tersebut akan ditanda-tangani di Washington oleh
Presiden Kroasia, Franjo Tudjman, Pemimpin Faksi Muslim Bosnia Herzegovina,
Alija Izetbegovic, dan Pemimpin Faksi Kroasia Bosnia Herzegovina, Kresimir
Zerbak, sebelum konsep Konstitusi tersebut diumumkan harus diratifikasi oleh suatu
Majelis Penduduk Muslim - Kroasia. Sesuai konsep Konstitusi tersebut Federasi akan
mempunyai suatu Parlemen Bicameral yang terdiri dari suatu Kamar Perwakilan dan
Kamar bangsa-Bangsa. Kamar Perwakilan akan didominasi oleh etnis Muslim Bosnia
Herzegovina sebagaimana yang memiliki jumlah penduduk lebih besar sementara
Kamar Bangsa-Bangsa akan terdapat wakil Muslim dan Kroasia yang sama.

 Upaya perundingan damai Bosnia Herzegovina melalui "Kontak Group"


1) Pada tanggal 25 - 26 Mei 1994, wakil pihak-pihak yang bertikai di wilayah Bosnia
Herzegovina (Muslim Bosnia Herzegovina, Serbia Bosnia Herzegovina dan Kroasia
Bosnia Herzegovina) beserta "Kontak Group" internasional masalah Bosnia
Herzegovina (wakil negara AS, Russia dan EU) mengadakan perundingan di Talloires
(Prancis) guna mencari upaya penyelesaian krisis yang terjadi di wilayah Bosnia
Herzegovina. Perundingan yang berlangsung selama 2 hari tersebut memfokuskan
pembicaraan tentang implementasi keputusan yang dibuat dalam pertemuan tingkat
Menteri dari negara AS, Russia dan kelompok EU pada tanggal 13 Mei 1994 di
Jenewa yaitu negara Federasi Muslim - Kroasia Bosnia Herzegovina dimasa yang
akan datang akan memiliki wilayah 51% dan Faksi Serbia Bosnia Herzegovina 49%.
Tidak terdapat hasil yang konkret dari pertemuan tersebut namun disepakati
perundingan akan dilanjutkan kembali dalam 7 hari berikutnya.

2) Pada tanggal 4 Juni 1994, perundingan mengenai pembagian wilayah Bosnia


Herzegovina dimulai oleh wakil-wakil dari Kontak Group dan delegasi-delegasi dari
pihak-pihak yang bertikai (Muslim, Serbia dan Kroasia). Sebagai dasar dalam
perundingan tersebut adalah sebagaimana yang diusulkan dalam pertemuan Kontak
Group pada tanggal 13 Mei 1994 yang menetapkan suatu gencatan senjata selama 4
bulan dan pihak-pihak yang bertikai dan pembagian 51% wilayah Bosnia
Herzegovina bagi Federasi Muslim - Kroasia dan 49% bagi pihak Serbia Bosnia
Herzegovina.

3) Pada tanggal 5 - 6 Juli 1994 dilaksanakan perundingan lanjutan mengenai krisis


Bosnia Herzegovina di Jenewa dibawah sponsor "Kontak Group". Lima negara yang
tergabung dalam Kontak Group mengenai Bosnia Herzegovina menyerahkan peta
pembagian Bosnia Herzegovina kepada Faksi-Faksi yang bertikai dengan pembagian
51% untuk Federasi Muslim - Kroasia dan 49% untuk Serbia Bosnia Herzegovina.
Kepada pihak-pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina diberikan waktu selama 2
minggu untuk mempelajari proposal Kontak Group mengenai peta pembagian
wilayah Bosnia Herzegovina tersebut. Jika para pihak-pihak yang bertikai tidak
menerima proposal tersebut diancam dengan suatu tindakan yaitu perluasan sanksi
ataupun diberlakukannya sanksi-sanksi baru dan pencabutan embargo senjata
terhadap pihak Muslim Bosnia Herzegovina.

4) Pada tanggal 21 Juli 1994 wakil dari pihak-pihak yang bertikai di Bosnia
Herzegovina beserta anggota Kontak Group mengadakan pertemuan di Jenewa guna
membicarakan pengakhiran krisis di Bosnia Herzegovina. Dalam pertemuan tersebut
pihak-pihak yang bertikai menyampaikan jawabannya atas proposal pembagian
wilayah Bosnia Herzegovina yang telah disampaikan 2 minggu sebelumnya. Pihak
Muslim Bosnia Herzegovina dan Kroasia Bosnia Herzegovina menerima proposal
Kontak Group tersebut. Dilain pihak wakil Serbia Bosnia Herzegovina
menyampaikan jawabannya kepada Kontak Group melalui suatu amplop yang disegel
yang inti jawabannya mengatakan bahwa Majelis Serbia Bosnia Herzegovina tidak
dalam posisi untuk dapat memutuskan mengenai peace plan Kontak Group tersebut
karena proposal Kontak Group dinilai tidak jelas. Dalam jawaban Serbia Bosnia
Herzegovina tersebut mempermasalahkan persetujuan-persetujuan konstitusional,
persetujuan penghentian permusuhan, masalah kota Sarajevo, masalah akses Serbia
Bosnia Herzegovina ke Laut Adriatik, persetujuan implementasi peace plan dan
masalah-masalah pencabutan sanksi-sanksi terhadap penduduk Serbia. Jawaban
Serbia Bosnia Herzegovina tersebut oleh Kontak Group (kecuali Russia) merupakan
penolakan karena tidak memberikan suatu jawaban yang defenitif. Badan Legislatif
Serbia angkat deklarasi mengenai konsep damai Kontak Group atas krisis Bosnia
Herzegovina. Pada tanggal 26 Agustus 1994 Badan Legislatif Serbia Yugoslavia
dalam sidang khususnya telah mengangkat suatu deklarasi berkenaan dengan peace
plan yang dibuat oleh 5 kekuatan besar "Kontak Group".
 Perundingan dayton
Perjanjian Dayton adalah nama untuk perjanjian untuk menghentikan perang
Yugoslavia yang sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir, terutamanya untuk
masa depan Bosnia-Herzegovina. Perjanjian ini disetujui di Pangkalan Udara Wright-
Patterson di Dayton, Ohio. Pertemuan tersebut berlangsung sejak 1 November hingga
2 November 1995. Peserta utamanya adalah presiden Serbia, Slobodan Milošević,
presiden Kroasia, Franjo Tuđman, presiden Bosnia, Alija Izetbegović, kepala
negosiator Amerika Serikat, Richard Holbrooke dan Jenderal Wesley Clark.
Persetujuannya ditanda tangani di Paris, Prancis pada 14 Desember. Pembagian
politik Bosnia-Herzegovina saat ini dan struktur pemerintahannya merupakan hasil
persetujuan dari Perjanjian Dayton.
Sumber :

https://www.republika.co.id/berita/pnhhmx458/latar-terjadinya-perang-bosnia-1

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/19/02/25/pnhi8v458-
latar-terjadinya-perang-bosnia-2

https://hukamnas.com/latar-belakang-terjadinya-perang-bosnia
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/05/140422469/terjadinya-perang-
bosnia-1992-1995

https://id.wikipedia.org/wiki/
Upaya_perdamaian_krisis_Yugoslavia#Perundingan_damai_Bosnia_Herzegovina_di
_Washington

https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Dayton

Anda mungkin juga menyukai