Anda di halaman 1dari 4

Nama : Basthia Surya Afifah

Nim : 19010000128

Matkul : Peradilan HAM

KONFIK BOSNIA - SERBIA

Perang Bosnia adalah perang antara etnis Bosnia dan Serbia yang berlangsung pada tahun 1992
hingga 1995.Perang Bosnia berawal dari keruntuhan Yugoslavia pada tahun 1991.Perang ini
dilatarbelakangi oleh Proklamasi negara-negara bagian Yugoslavia mendapat penolakan dari
Serbia. Serbia berusaha untuk mempertahankan eksistensi Yugoslavia sebagai negara kesatuan di
kawasan Balkan.Keinginan Serbia tersebut pada perkembangannya menimbulkan konflik yang
berujung pada Perang Bosnia. Latar belakang terjadinya perang Bosnia, sebagai berikut:

 Perbedaan etnis, budaya dan agama antara Bosnia dan Serbia


 Dominasi Serbia terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan politik terhadap masyarakat
Bosnia
 Letak Bosnia yang strategis dalam konteks kegiatan ekonomi dan politik

Bosnia dan Hezergovina memutuskan untuk menjadi negara berdaulat melalui referendum.
Proklamasi Bosnia dan Hezergovina mendapatkan pengakuan internasional dan pada 22 Mei
1992 mereka resmi menjadi negara anggota PBB.Proklamasi Bosnia mendapatkan penolakan
dari etnis Serbia. Di bawah pimpinan Rodovan Karadzic dan Slobodan Milasevic, etnis Serbia
berupaya untuk menggagalkan pembentukan negara Bosnia.Pada pertengahan tahun 1992, etnis
Serbia mulai melancarkan serangan terhadap kota-kota besar Bosnia. Peristiwa penyerangan ini
pada perkembangannya menjadi upaya genosida terhadap etnis muslim Bosnia.Puncak dari
perang Bosnia terjadi pada bulan Juli 1995. Etnis Serbia melakukan pembantaian massal
terhadap lebih dari 8.000 masyarakat sipil Islam Bosnia pada tanggal 11-22 Juli 1995.

PBB dan NATO sebagai organisasi keamanan internasional berusaha untuk menyelesaikan
Perang Bosnia. Pada bulan Agustus hingga September 1995, PBB dan NATO melakukan
serangan udara besar-besaran untuk menghentikan kekejaman etnis Serbia.Serbia rupanya terlalu
kuat hingga tidak juga mau mematuhi perintah PBB. Sekitar 60 pesawat tempur NATO yang
didukung oleh pasukan reaksi cepat PBB menyerang posisi-posisi militer Serbia-Bosnia pada
tanggal 30 Agustus 1995. Serangan tersebut terus berlanjut hingga tanggal 3 September.
Gelombang serangan udara NATO ini terus berlanjut hingga pertengahan September. Kondisi
yang terjepit membuat Serbia-Bosnia menyatakan kesediaannya untuk menarik mundur senjata-
senjata beratnya dari Sarajevo. Mereka juga menyatakan kesediaannya untuk melakukan
gencatan senjata. Momentum yang bagus ini dimanfaatkan oleh PBB dan NATO untuk kembali
memaksa Serbia-Bosnia maju ke meja prundingan.
Beberapa perundingan untuk mengatasi konflik bosnia antara lain yaitu:

1. Rencana Vance-Owen

Rencana Vance-Owen dirumuskan oleh Lord Owen, perwakilan Masyarakat Eropa dan Cyrus
Vance, perwakilan PBB pada akhir Oktober 1992. Vance-Owen akan membagi Bosnia menjadi
sepuluh provinsi otonom yaitu tiga untuk Muslim, tiga untuk Kroasia, tiga untuk Serbia, dan
ibukota Sarajevo sebagai daerah netral.

2. Owen-Stoltenberg

Rencana ini digagas oleh Thorvald Stoltenberg dengan Cyrus Vance. Rancangan ini akan
memberikan Serbia sebanyak 53 % dari wilayah Bosnia, Muslim sebanyak 30 %, dan Kroasia
sebanyak 17 %.

3. Kelompok Penghubung

Contact Group atau Kelompok Penghubung yang terdiri Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, dan
Amerika pada. Rencana perdamaian ini akan memberikan 51 % wilayah kepada Federasi
Muslim-Kroasia, sementara sisanya sebesar 49 % akan diberikan kepada Serbia-Bosnia.

4.Perjanjian Dayton

Seiring gencarnya serangan udara NATO, kelompok kontak menyelenggarakan perundingan


damai di Jenewa yang dihadiri oleh Serbia, Kroasia, dan Bosnia. Perundingan Jenewa ini
kembali menegaskan pembagian wilayah Bosnia sebesar 51% untuk federasi Muslim-Kroasia
dan siasanya sebesar 49 % untuk Serbia-Bosnia. Setelah dilakukan diskusi secara intensif,
sebuah kesepakatan yang menyatakan untuk mengakhiri konflik diumumkan pada tanggal 21
November 1995 di Dayton, Amerika. Hasil perundingan tersebut ditandatangani di Perancis
tanggal 14 Desember 1995.

Perang Bosnia berakhir melalui perundingan di Pangkalan Udara Wright-Patterson di Dayton,


Ohio pada 21 November 1995. Perjanjian tersebut dikenal dengan Perjanjian Dayton. Perjanjian
Dayton diteken di Paris pada 14 Desember 1995.Perjanjian Dayton mengatur pembagian wilayah
Bosnia yang dibagi menjadi dua negara, yaitu Republik Srpska dan Federasi Bosnia-
Hezergovina. Akibat Perang ini, setidaknya 100 ribu orang tewas dan 2 juta orang
mengungsi.Perundingan Dayton adalah perjanjian untuk menghentikan Perang Bosnia yang telah
berkecamuk sejak 1992 hingga 1995.

Perang Bosnia sendiri diketahui sebagai salah satu pertempuran besar yang sampai melibatkan
beberapa negara di dunia, seperti Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat.Selama tiga tahun
berlangsung, segala bentuk upaya perdamaian juga telah dilakukan, tetapi selalu gagal.Sampai
akhirnya, pada 14 Desember 1995, para tokoh menandatangani Perundingan Dayton, yang
menjadi penanda berakhirnya Perang Bosnia.

Memasuki tahun 1990-an, kondisi politik di Balkan semakin kacau, di mana terjadi konflik
internal Republik Sosialis Federal Yugoslavia yang berujung pada disintegrasi.Wilayah Slovenia
dan Kroasia pun akhirnya memerdekakan diri dan menjadi negara berdaulat pada
1991.Kemerdekaan kedua negara itu kemudian menginspirasi Bosnia-Herzegovina. Pemimpin
Bosnia, Alija Izetbegovic, ingin mendapatkan hal yang sama.Alhasil, sejak 19 Februari hingga 1
Maret 1992 dilangsungkan referendum, yang hasilnya hampir 100 persen pemilih menghendaki
Bosnia-Herzegovina merdeka.Dua hari setelahnya, Alija langsung mengumumkan kemerdekaan
Bosnia, yang disusul dengan pengakuan secara internasional beberapa hari kemudian.
kemerdekaan Bosnia ini memicu terjadinya konflik internal, terutama dari ketiga etnik
terbesarnya, yakni Bosniak, Serb, dan Kroat, yang memiliki pandangan berbeda mengenai masa
depan negaranya.Demi mewujudkan keinginan tersebut, orang-orang Serbia pun mengancam
akan melakukan pertempuran terhadap Bosnia, dan akhirnya meletus Perang Bosnia antara
Serbia dengan Bosnia, pada 2 April 1992.

Perang Bosnia terus berlangsung hingga mencuri perhatian dunia. Negara-negara Eropa seperti
Jerman dan Perancis juga ikut turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini.Mereka berusaha
mencapai perdamaian, namun selalu berujung pada kegagalan. Sampai akhirnya, Amerika
Serikat juga terjun ke medan pertempuran.Setelah tiga tahun, pada Agustus 1995 mulai terlihat
titik terang untuk mengakhiri Perang Bosnia.Selama bulan September dan Oktober 1995,
Amerika Serikat dan Rusia menekan para pemimpin ketiga pihak untuk menghadiri negosiasi
penyelesaian di Dayton, Ohio.Presiden Republik Serbia Slobodan Milosevic, Presiden Kroasia
Franjo Tudman, dan Presiden Bosnia-Herzegovina Alija Izetbegovic, pun berunding bersama
dan membahas upaya perdamaian antara 1-21 November 1995 di Dayton.Setelah perundingan
dilaksanakan, Perjanjian Dayton disepakati dan ditandatangani pada tanggal 14 Desember 1995,
di ParisHasil perundingan Dayton yang ditandatangani di Paris, Perancis, pada tanggal 14
Desember 1995 yaitu:

 Menghentikan segala konflik dan pertempuran antara kelompok di Bosnia.


 Membentuk Republik Bosnia dan Herzegovina, yang terdiri dari dua penyusun, yakni
Federasi Bosnia Herzegovina (didominasi suku Bosniak/Muslim dan Kroasia/Katolik)
serta Republik Spraska (didominasi orang Serbia/Orthodoks).
 Presiden Republik Bosnia dan Herzegovina terdiri dari tiga orang, masing-masing
mendapat giliran memimpin. Tiga orang presiden ini akan mewakili tiga komunitas di
Bosnia, yaitu Bosniak/Muslim, Kroasia/Katolik dan Serbia/Orthodoks.
 Sarayevo menjadi ibu kota Republik Bosnia dan Herzegovina
 Banja Luka menjadi ibu kota konstituen Republik Spraska.
 Republik Spraska setuju untuk menghentikan keinginannya bergabung dengan Serbia.
 Menunjuk Perwakilan Tinggi PBB di Bosnia yang bertugas mengawasi pelaksanaan
perdamaian dan penerapan hasil perjanjian Dayton ini.

Anda mungkin juga menyukai