Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Konflik di Bosnia dan Herzegovina

Tugas ini disusun untuk memenuhi pembelajaran sejarah peminatan

Disusun oleh:
Valencia Feodora Ziva (23)
XII IPS 1

SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG


Jl. Bangau No. 60 1258 Palembang — 30113
Telp. (0711) 358005. Fax (0711) 373061

2022/2023
2
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2

BAB III....................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

LAMPIRAN GAMBAR........................................................................................8

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yugoslavia merupakan sebuah negara yang berlokasi di daerah Balkan dan
membawahi banyak negara seperti Kroasia, Slovenia, Makedonia, dan Bosnia.
Namun, sepeninggalan Presiden Josep Broz Tito, legasi Yugoslavia mulai
goyah diakibatkan negara-negara bawahan yang mulai memproklamirkan diri
mereka sebagai negara yang merdeka dan berpisah dari Yugoslavia. Negara
pertama yang memerdekakan diri adalah Slovenia dan Kroasia pada 25 Juni
1991, kemudian gerakan ini diikuti oleh Republik Makedonia yang
memerdekakakn diri pada 8 September 1991.
Gerakan dari dua negara bawahan Yugoslavia itu mendorong negara
bawahan yang lain, yakni Bosnia-Herzegovina untuk mendeklarasikan diri
sebagai negara merdeka. Hal ini menimbulkan sebuah konflik karena deklarasi
yang dilakukan oleh penduduk Muslim Bosnia dan Kroasia di Bosnia-
Herzegovina mendapat penolakan dari penduduk Serbia. Etnik Serbia kala itu
mendominasi nyaris semua aspek kehidupan penduduk Bosnia seperti
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Selain itu, etnik dan kebudayaan
antara penduduk Bosnia dan Serbia berbeda sehingga secara tidak langsung
terjadi dominasi dari pihak Serbia. Kemudian, letak Bosnia yang strategis
menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi konflik Bosnia-Herzegovina.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatarbelakangi konflik Bosnia-Herzegovina?
2. Bagaimana jalannya konflik di Bosnia dan Herzegovina?
3. Apa dampak yang timbul akibat terjadinya konflik Bosnia-
Herzegovina?

1
BAB II
PEMBAHASAN

a) Latar Belakang dan Tokoh

Negara Bosnia-Herzegovina (yang disebut juga sebagai negara Bosnia)


mendeklarasikan kemerdekaannya pada Maret 1992 oleh Alija Ali Izebetgovic
melalui sebuah referendum yang diikuti oleh etnik Bosnia dan Kroasia,
terlebih penduduk muslim. Kemerdekaan yang dideklarasi ini didukung oleh
organisasi di Uni Eropa pada April 1992, lalu disusul oleh Amerika Serikat.
Kemudian, pada 22 Mei 1992 kemerdekaan negara Bosnia diakui secara
internasional dan resmi menjadi anggota dari Perserikatan Bangsa-bangsa
(PBB). Namun, sebagai salah satu etnik yang mendominasi, Serbia dan
Yugoslavia menolak dengan tegas kemerdekaan negara Bosnia sehingga
kemerdekaan yang sebelumnya dideklarasikan dianggap tidak sah.

Pemrakarsa dari penolakan yang dilakukan oleh kaum Serbia adalah


Slobodan Milosevic yang pada saat itu merupakan presiden Yugoslavia.
Slobodan Milosevic memiliki sebuah pemikiran, yaitu pemikiran ‘Serbia
Raya’ di mana dia (Slobodan) berambisi untuk menyatukan kembali wilayah
Yugoslavia yang mulai terpecah menjadi negara-negara bawahan agar kembali
menjadi sebuah satu kesatuan layaknya pada masa pemerintahan presiden
Josep Broz Tito. Selain Slobodan Milosevic, tokoh lain yang mengambil peran
cukup besar dalam jalannya konflik adalah Radovan Karadzic.

Dilansir dari situs Britannica, Radovan Karadzic merupakan seorang


politikus Serbia dan presiden dari Republik Sprska1. Republik Sprska
merupakan sebuah republik yang dijalankan secara otonom di Bosnia,
diprakarsai oleh kaum Serbia yang mendiami Bosnia. Republik Sprska
bersama Yugoslavia yang dipimpin oleh Radovan Karadzic dan Slobodan
Milosevic bekerjasama untuk membatalkan kemerdekaan Bosnia-
Herzegovina.
1
Dikutip dari situs: https://www.britannica.com/biography/Radovan-Karadzic

2
b) Konflik Bosnia-Herzegovina beserta cara penyelesaian

Slobodan Milosevic bersama Radovan Karadzic mulai melakukan invansi


ke Sarajevo. Pasukan Serbia, dibantu oleh Yugoslavia jauh lebih unggul
dibanding pasukan Bosnia sehingga pasukan Serbia berhasil menduduki area
di Sarajevo dengan mudah. Pada periode tersebut, hampir semua bangunan
cagar budaya, agama, dan tempat tinggal di Sarajevo hancur tak berbentuk.
Selain itu, dengan keji kaum Serbia melakukan pembantaian terhadap warga
Bosnia dan Kroasia yang diikuti dengan upaya pembersihan etnis di Zvornik,
Foca, Visegrad, dan kota-kota lainnya. Pembantaian yang dilakukan oleh
kaum Serbia memaksa PBB untuk turun tangan pada Mei 1992, tepat saat
negara Bosnia resmi menjadi anggota PBB.

PBB menjatuhkan sanksi dan embargo internasional terhadap Yugoslavia


dan membentuk pasukan perdamaian UNPROFOR (United Nations
Protection Force). Selain itu, PBB juga menerapkan zona larangan terbang di
atas wilayah Yugoslavia serta menetapkan beberapa daerah di Bosnia sebagai
zona aman PBB. Daerah yang termasuk dalam zona aman PBB adalah
Sarajevo, Srebenica, Gorazde, Tuzla, Zepa, dan Bihac. Daerah-daerah yang
dilabeli sebagai ‘zona aman’ ini tidak boleh diserang dan dimasuki oleh
pasukan bersenjata karena digunakan sebagai wilayah penampungan
pengungsi-pengungsi yang merupakan warga sipil Bosnia. Pada saat yang
sama, Yugoslavia mengalami krisis ekonomi karena sanksi embargo yang
dijatuhkan oleh PBB dikarenakan dia menerapkan sistem ekonomi pasar yang
terpengaruh oleh sanksi embargo dan zona larangan terbang yang
diberlakukan di atas Yugoslavia.

Bukan hanya PBB, pada tahun 1994, NATO juga turut geram atas
tindakan yang dilakukan oleh kaum Serbia sehingga NATO menyerang
pasukan Serbia melalui udara sebanyak tiga gelombang. Serangan pertama
dilakukan pada 1 Maret 1994, diikuti tanggal 10 dan 11 April pada tahun yang
sama, dan terakhir pada November 1994. Meski begitu, kaum Serbia dan
Yugoslavia masih kerap melakukan pembantaian. Pada 2 Juli 1995, tentara

3
Serbia menyerbu kota Srebenica meski kota tersebut berstatus sebagai zona
aman PBB. Mereka dengan keji melakukan genosida terhadap kaum Muslim
Bosnia dan membuang jenazah para korban ke kuburan massal kemudian
ditutup dengan buldoser sebagai upaya mereka untuk menyembunyikan
kejahatan yang mereka lakukan terhadap kaum Muslim Bosnia. Pembantaian
ini yang kemudian menyebabkan PBB dan NATO bekerja sama dengan
mengirim 60 buah pesawat tempur dan pasukan reaksi cepat PBB guna
mendesak kaum Serbia.

Pada akhirnya, pasukan Serbia melakukan gencatan senjata dan menarik


diri karena terus didesak. Sebagai usaha mencapai perdamaian, sebuah
perundingan dilakukan di Pangkalan Udara Wright-Patterson di Dayton, Ohio
pada 21 November 1995. Hasil dari perundingan tersebut ditandatangani oleh
Presiden Serbia (Slobodan Milosevic), Presiden Bosnia (Alija Izebetgovic),
dan pemimpin Kroasia (Franjo Tudjman) pada 14 Desember 1995 yang
dikenal sebagai perjanjian Dayton. Isi dari perjanjian ini meliputi:

1. Menghentikan segala konflik dan pertempuran antar kelompok di


Bosnia.
2. Membentuk Republik Bosnia dan Herzegovina yang terdiri atas:
a) Federasi Bosnia-Herzegovina (terdiri atas etnik Bosniak yang
mayoritas muslim dan etnik Kroasia yang mayoritas beragama
Katolik).
b) Republik Spraska (terdiri atas etnik Serbia yang mayoritas
Orthodoks).
3. Presiden terdiri dari tiga orang yang mewakili setiap etnik dan masing-
masing presiden mendapat giliran memimpin.
4. Sarajevo menjadi ibu kota Republik Bosnia dan Herzegovina
5. Banja Luka menjadi ibu kota konstituen Republik Sparska
6. Republik Sparska setuju untuk menghentikan keinginan bergabung
dengan Serbia, dan;

4
7. Menunjuk perwakilan tinggi PBB untuk mengawasi pelaksanaan
perdamaian dan penerapan perjanjian.

c) Dampak dari konflik Bosnia dan Herzegovina

Dampak dari perang ini adalah pembersihan etnik yang terjadi dan
setidaknya sudah lebih dari 8000 nyawa menghilang pada saat terjadi
pembantaian di Srebenica. Selain itu, banyak warga yang kehilangan tempat
tinggal dan terusir. Bahkan, rumah-rumah ibadat banyak yang hancur dan tak
berbentuk. Perekonomian negara ini juga tidak terlalu baik. Ketua
Kepresidenan Bosnia-Herzegovina, Dragon Covic pada 2012 mengatakan
bahwa negara itu kini harus kehilangan ±79% ahli dan pakar teknik mesin.
Kaum muda yang seharusnya kini menginjak usia bekerja juga terdeteksi
sedikit sebab diperkirakan banyak kaum muda yang meninggalkan Bosnia
pada saat pembantaian terjadi.

Kemudian, kurang lebih 50 ribu wanita etnik Bosnia diperkosa selama


masa terjadinya konflik. Hal ini tentu menimbulkan luka dan trauma berat
kepada ribuan wanita yang menjadi korban kebengisan kaum Serbia pada saat
itu. Radovan Karadzic, presiden Republik Sparska dan salah satu penjahat
perang pada akhirnya didakwa bersalah atas 11 kejahatan perang oleh
Pengadilan Internasional di Deen Haag dan secara resmi dinyatakan bersalah
dan dijatuhi hukuman 40 tahun penjara pada 24 Maret 2016 atas genosida
yang terjadi di Srebenica.

5
BAB III
KESIMPULAN

Konflik yang di Bosnia dan Herzegovina dapat terjadi dikarenakan oleh


penolakan kaum Serbia dan negara Yugoslavia yang malah berujung pada
pembantaian, pemerkosaan, bahkan genosida terhadap kaum Bosnia yang hanya
menginginkan kemerdekaan bagi bangsanya. Layaknya perang-perang lainnya,
perang ini lagi-lagi memakan begitu banyak korban dan menciptakan luka yang
sampai sekarang masih dirasakan oleh keluarga korban pembantaian Srebenica.
Perekonomian dan sumber daya manusia Bosnia pada zaman sekarang juga
terdampak dari perang dan konflik yang terjadi selama bertahun-tahun lamanya.
Oleh karena itu, kita dapat memetik sebuah pelajaran berharga. Selagi konflik
masih dapat dihindari, hindarilah konflik. Kita juga harus menumbuhkan sikap
toleransi dan menghargai pendapat serta perbedaan yang ada di antara kita dengan
menjaga komunikasi dengan baik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Adryamarthanino, V. (2022). Perundingan Dayton: Latar Belakang, Isi, Tokoh.


Diambil kembali dari Kompas.com:
https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/08/140000279/perundingan-
dayton--latar-belakang-isi-dan-tokoh?
page=all&jxconn=1*1hqak3n*other_jxampid*Nlp1WGVLbUgzQXN1Qn
JZMEc1ZENfQk9ndWhPTTZ0OFhOOHkyNUdteFk1Y3ludHl1a2NXZU
hMdk9NLVFqU0dDOQ..#page2

Nasrullah, N. (2015). Ini Dampak Perang 1992 terhadap Perekonomian Bosnia.


Diambil kembali dari republika.co.id:
https://ekonomi.republika.co.id/berita/nx9fzj320/ini-dampak-perang-1992-
terhadap-perekonomian-bosnia

Prabowo, G. (2020, Desember 05). Terjadinya Perang Bosnia (1992-1995).


Diambil kembali dari Kompas.com:
https://amp.kompas.com/skola/read/2020/12/05/140422469/terjadinya-
perang-bosnia-1992-1995

Rizal, J. G. (2022). Mengenang Pembantaian Srebenica yang Menewaskan 8.000


Muslim Bosnia... Diambil kembali dari Kompas.com:
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/07/11/200200482/mengenan
g-pembantaian-srebrenica-yang-menewaskan-8.000-muslim-bosnia-?
page=all&jxconn=1*1js1chf*other_jxampid*Nlp1WGVLbUgzQXN1QnJ
ZMEc1ZENfQk9ndWhPTTZ0OFhOOHkyNUdteFk1Y3ludHl1a2NXZUh
Mdk9NLVFqU0dDOQ.

Sumartini, S. (2014). PERANG BOSNIA: KONFLIK ETNIS MENUJU


KEMERDEKAAN (1991-1995). Hlm. 10.

7
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Slobodan
Milosevic, presiden
Yugoslavia dengan masa
jabatan: 8 Mei 1989 - 23
Juli 1997

Gambar 2. Alija
Izebetgovic, presiden
Bosnia-Herzegovina
dengan masa jabatan:
20 Desember 1990 –
14 Maret 1996

Gambar 3. Radovan
Karadzic, presiden
Sparska dengan masa
jabatan: 7 April 1992
– 19 Juli 1996

Anda mungkin juga menyukai