Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Pecahnya Negara Yugoslvia

Yugoslavia sejak tahun 1945 merupakan Republik Federasi yang terdiri dari enam Republik dan
dua propinsi, yaitu :Slovania, Kroasia, Bosnia- Herzegovina, Serbia, Montenegro, Macedonia.
Dan dua propinsi yaitu Kosovo dan Vojvodina.
Pada tahun 1972 di Yugoslavia terjadi gerakan separatism. Kegagalan itu dapat dicari pada
banyaknya kelompok etnik dengan berbagai agama yang saling bertentangan. Etnis Serbia
sendiri paling besar 36,30%, Kroasia 19,7%, Muslim Bosnia 8,9% dan Slovenia 7,7%.
Disamping itu, Serbia mempunyai wilayah yang paling besar dengan jumlah penduduk sekitar
8.860.000. Penduduk Serbia banyak berdiam di Negara Bosnia, Kroasia, Slovenia di mana
mereka hidup sebagai minoritas, namun kekuatan ekonomi ada pada tangan mereka. Hal ini
salah satu sebab sulitnya Tito membangun Nasionalisme Yugoslavia. Perbedaan agama yang
saling bertentangan merupakan faktor yang menentukan terhadap sulitnya pembentukan
nasionalisme Yugoslavia. Keutuhan Yugoslavia selama pemerintahan Tito adalah kewibawaan
kepemimpinannya serta diperkuat dengan pemerintahan tangan besi dengan dasar komunisme.
Tetapi setelah Tito meninggal dunia, maka kembali terjadi perpecahan.
Dibawah kepemimpinan Tito selama kurang lebih 35 tahun, Yugoslavia menjadi Negara kesatuan
dengan mengabaikan kesukuan. Di banding Negara- Negara komunis lainnya, dikawasan Eropa
Timur, Yugoslavia dibawah pimpinan Tito menjadi Negara yang maju dan mempunyai masa
depan yang cerah. Tapi sejak Tito wafat Negara tersebut kembali mengalami perpecahan seperti
yang terjadi dewasa ini. Bahkan banyak para pemimpin terutama dari Serbia ingin menghapus
sejarah Tito.
Bila disimpulkan perpecahan-perpecahan yang terjadi di Yugoslavia antara lain :
1. Tidak adanya Man Power setelah Joseph Broztito sehingga sentimen etnis yang selama ini
dapat diredam, kembali timbul lagi.
2.
Jatuhnya ideologi komunis baik di Eropa Timur maupun di Uni Soviet turut mendorong
perpecahan di Yugoslavia.
3. Dendam Presiden Slobodan Milosevic (etnis Serbia) terhadap perlakuan Tito semasa dulu di
mana etnis Serbia merasa ditelantarkan.
Perubahan Yugoslavia berupa pemisahan- pemisahan Negara- Negara federasi Slovenia,
Kroasia dan Macedonia, walaupun terjadi pertikaian namun tidak berjalan alot seperti yang
terjadi pada Negara federasi lainnya, yakni Bosnia- Herzegovina. Pemisahan BosniaHerzegovina justru amat rumit. Perang saudarayang berakibat pembunuhan- pembunuhan massal
yang dilakukan etnis Serbia pada penduduk Bosnia- Herzegovina yang mayoritas muslim, lebih
cenderung menyerupai perang agama. Sebabnya tidak lain adalah karena Serbia dan Montenegro
sebagai Republik yang paling besar dan mendominasi militer Negara federal, tidak mengijinkan
Yugoslavia terpecah- pecah. Sebab lainnya adalah wilayah Bosnia- Herzegovina adalah wilayah
yang subur, sebaliknya wilayah Serbia dan Montenegro tidak subur. Disamping masalah etnis
yang memang sudah lama kronis pendorong konflik- konflik Yugoslavia.
Sebagai Negara Eropa Timur yang walaupun menganut sistem Sosialisme tapi tidak
berkiblat ke Uni Soviet, perubahan yang terjadi di Negara tersebut sukar diselesaikan. Apalagi

pembantaian yang dilakukan Serbia terhadap penduduk Bosnia- Herzegovina dianggap melebihi
NAZI dalam Perang Dunia II, telah menimbulkan protes dunia Internasional, khususnya yang
datang dari Negara- Negara Islam. Tekanan terhadap Serbia dengan cara mengeluarkannya
dalam forum PBB, Negara Serbia (Yugoslavia Baru) masih tetap melakukan pembunuhan
terhadap etnis Bosnia- Herzegovina.
Persaingan etnislah yang menjadi sebab utama terjadinya perpecahan, klimaksnya pada tanggal
25 Juni 1990 Republik Slovenia dan Kroasia menyatakan kemerdekaan dengan ibukota Zagreb..
Sebelum proklamasi diadakan pemungutan suara dimana kelompok kanan yang pro
kemerdekaan mengalahkan partai komunis. Keadaan semakin parah bagi Yugoslavia, pada April
1992 Bosnia- Herzegovina menyatakan kemerekaannya dengan ibukota Sarajevo. Masyarakat
Eropa langsung mengakui kedaulatan kedua republik tersebut. Pertumpahan darah terjadi di
kedua republik, akibat serangan besar- besaran oleh Serbia, sehingga berjatuhan korban terbesar
di Eropa sejak Bencana Perang Dunia II. PBB di samping berusaha mencari perdamaian juga
mengakui kedua Republik sebagai anggota PBB yang baru. Bagi Yugoslavia peristiwa ini
mengakibatkan kehancuran Republik Federasi warisan Tito.
Namun akibat adanya perpecahan menyebabkan Negara Yugoslavia kini tinggal Serbia
dan Montenegro saja, pada tanggal 27 April 1992 menegakkan konstitusi baru sebagai
Yugoslavia Baru. Proklamasi Republik Yugoslavia yang diumumkan oleh Beograd oleh Bogdana
Levakov, pimpinan Majelis Federal Parlemen dihadiri oleh wakil- wakil dari Rusia, Cina dan
beberapa Negara anggota non- blok. Tetapi Amerka Serikat dan 11 dari 12 negara anggota ME
tidak mengirimkan Diplomatnya. Konstitusi baru Republik Federasi Yugoslavia disetujui oleh
Parlemen Serbia dan Montenegro dan terbatas pada wilayah mereka. Ini membuktikan bahwa
secara tidak langsung pengakuan atas kemerdekaan Slovenia, Kroasia, Bosnia- Herzegovina.
Secara politis suatu kemenangan pasti bagi Negara Slovenia- Kroasia, Bosnia-Herzegovina
sendiri.
Pemekaran Daerah: Implementasi dan Dampak
Pada bagian ini, secara khusus akan jauh menilik pengimplementasian kebijakan pemekaran
daerah. Ada daerah yang benar-benar konsekuen dalam rangka pembangunan daerah sekaligus
fokus untuk menyejahterakan masyarakat sehingga kebijakan ini menjadi tepat sasaran, misalnya
implementasi pemekaran daerah di Kabupaten Puncak Jaya. Disisi lain, terdapat juga berbagai
implementasi kebijakan yang berujung konflik sehingga arah kebijakan pemekaran menjadi
kabur bahkan gagal, misalnya implementasi kebijakan pemekaran daerah Kabupaten Tebo.
A.
Kabupaten Puncak
Implementasi kebijakan pemekaran daerah di Kabupaten Puncak Jaya menjadi Kabupaten
Puncak merupakan salah satu yang bisa dikatakan sesuai dengan misi dan harapan dari kebijakan
pemerintah daerah dalam rangka menyejahterakan rakyat. Selain karena memenuhi kriteria dan
syarat, baik syarat administratif, teknis dan syarat fisiknya, juga melalui prosedur/mekanisme
yang sesuai dengan Undang-Undang (Pratikno & Hanif 2006, hh. 6-7).
B. Kabupaten Tebo
Konflik dengan daerah induk sering mewarnai perjalanan kebijakan pemerintah daerah. Hal
serupa juga terjadi antara Kabupaten Muaro Bungo dengan Kabupaten Tebo tragedi 9

September 2002. Pemekarannya telah disahkan sejak tahun 1999, berdasar UU No. 54/1999.
Diperkirakan konflik pemekaran ini terjadi karena masalah tapal batas, yakni tapal batas di desa
Bebeko dan Ala Ilir yang melibatkan banyaknya korban karena pertikaian itu (Chalid 2005, hh.
137).
Dari implementasi kebijakan pemekaran daerah di Kabupaten Tebo, menunjukkan bahwa
Kabupaten Tebo tidak atau belum sepenuhnya memenuhi syarat sebagai daerah yang siap untuk
dimekarkan, misalnya kurang memenuhi syarat teknis, seperti luas daerah yang belum saklek
dipenuhi, keadaan sosial-politik yang belum optimal diartikulasikan, dan lain-lain, serta masih
ada beberapa prosedur yang belum dilakukan oleh Kabupaten Tebo sehingga gagal
mengimplementasikan kebijakan pemekaran daerah secara terpadu.

Anda mungkin juga menyukai