Anda di halaman 1dari 36

KONFLIK SERBIA-BOSNIA:

SEBUAH PRAKTEK ETHNIC


CLEANSING

KELOMPOK 10
Rahmi Eldariani 19052081
Latar Belakang konflik
Bosnia Herzegovina sebelum PD
I
Dikuasai oleh Turki Usmani
Setelah Turki Usmani runtuh, gagal dikuasai
oleh Serbia dan dicaplok oleh Kerajaan
Austria
Bosnia-Herzegovina setelah PD1

Diserahkan oleh Austria kepada Serbia-


Montenegro
Menjadi bagian dari Yugoslavia Selatan
bersama dengan Serbia-Montenegro, Kroasia,
Slovenia dan Vojvodina
RUNTUHNYA YUGOSLAVIA

PERANG DUNIA II

PENYEBAB RUNTUHNYA YUGOSLAVIA

SEJARAH
Bosnia Herzegovina dibawah
Joseph Broz Tito
 Yugoslavia yang pluralitas etnisnya tinggi sering
menimbulkan konflik-konflik
 Tito memutuskan untuk membentuk negara-negara federal
berdasarkan etnisnya.
 Bosnia-Herzegovina walaupun etnis penghuninya
kebanyakan Serbia-Bosnia dibentuk menjadi negara federal
tersendiri oleh Tito
 Tito yang khawatir dengan Serbia memutuskan untuk
memecah Serbia menjadi dua negara bagian dan dua daerah
otonom
Bosnia-Herzegovina setelah Broz
Tito berakhir
 Negara federal lain memerdekakan dirinya, begitu pula
Bosnia-Herzegovina
 Kemerdekaan Bosnia-Herzegovina ini ditentang dari dalam,
yaitu oleh kelompok etnis Serbia-Bosnia yang lebih
menginginkan penggabungan Bosnia-Herzegovina dengan
Serbia.
 Terjadi konflik intern antara muslim Bosnia versus Serbia-
Bosnia
 Selama bertahun-tahun konflik dan perang ini, etnis Serbia-
Bosnia ini berusaha memusnahkan etnis muslim Bosnia
dengan tujuan supaya penguasaan terhadap Bosnia-
Herzegovina demi membangun Serbia Raya lebih mudah.
Proses Ethnic Cleansing
•Dalam langkah majunya menguasai
wilayah Bosnia, pasukan Serbia
melakukan pembantaian massal pada
muslim Bosnia.
•Serbia membombardir ibukota Bosnia
dan kota lainnya
•gerilyawan Bosnia ditangkap dan disiksa
dalam kamp – kamp konsentrasi
•Mereka yang beruntung masih hidup di-
paksa meninggalkan tempat tinggalnya.
Sejarah mencatat perang ini ditandai
dengan pemerkosaan terhadap para wanita
Islam dilakukan secara massal dan
sistematis.
puluhan ribu wanita muda dan gadis kecil
Bosnia diperkosa
Bayi-bayi hasil perkosaan tentara Serbia
akan dianggap warga etnis Serbia. Dengan
demikian, kelak Serbia dapat mengklaim
sebagai etnis mayoritas di wilayah-
wilayah yang didudukinya.
Serangan Serbia (yang kemudian dibantu
oleh Kroasia) terhadap muslim Bosnia
telah menyebabkan tragedi kemanusiaan
yang terbesar di Eropa sejak Perang
Dunia kedua.
Kuburan Massal: Suatu bukti nyata
Puluhan mayat yang ditemukan dalam
usaha pencarian 700 mayat umat Islam
yang hilang atas kekejaman Serbia dan
dipercayai ditanam hidup-hidup
ditemukan di daerah Srebrenica, Bosnia.
Beberapa kuburan yang digunakan untuk
menggali tulang-tulang dari sebuah kubur
seluas gelanggang tenis, dipercayai terdiri
dari lebih 7000 mayat lelaki dan anak-
anak yang disembelih tentera Serbia.
Korban
200.000 orang yang terbunuh
50.000 orang wanita muslimin menjadi
korban perkosaan
1,8 juta orang terpaksa mengungsi.
Penyelesaian konflik
• PBB

• Uni Eropa

• NATO
PBB
Pengiriman pasukan perdamaian yang di-
lakukan oleh PBB.
Perserikatan Bangsa-bangsa pada tahun
1992 membentuk UNPROFOR (United
Nation Protection Force) yaitu pasukan
perdamaian yang ditugaskan untuk men-
jaga perdamaian di negara-negara peca-
han Yugoslavia. Termasuk Bosnia.
PBB
UNPROFOR ini terdiri dari negara-ne-
gara anggota PBB yang mengirimkan pa-
sukan perdamaiannya guna menjaga per-
damaian di Bosnia.
Pasukan perdamain ini terdiri dari negara
Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis
dan Indonesia tergabung dalam UNPRO-
FOR ini.
PBB
Selain itu juga Perserikatan Bangsa-Bangsa
menyerukan kepada Serbia untuk menarik pa-
sukannya dari wilayah Bosnia dan meminta di-
lakukannya perundingan untuk mengakhiri kon-
flik tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengirimkan
utusannya sebagai mediasi guna mencari penye-
lesaian konflik antara Serbia dan Bosnia.
Perserikatan Bangsa-bangsa mengutus Lewis
Mckeujic selaku kepala staf UNPROFOR.
PBB

Dalam perundingan ini tidak tercapai ke-


sepakatan antara kedua belah pihak
dikarenakan pihak Bosnia meninggalkan
perundingan karena terjadi ledakan bom
di Sarajevo yang banyak menewaskan
warga etnis Bosnia.
Uni Eropa
Uni Eropa juga ikut berpartisipasi dalam proses
perdamaian yang terjadi di Bosnia. Masyarakat
Uni Eropa mencoba mengajak kedua belah pi-
hak yang bertikai untuk mau melakukan pe-
rundingan guna menyelesaikan konflik tersebut.
Masyarakat Uni Eropa menjadi mediator pe-
rundingan antara Serbia dan juga Bosnia dalam
perundingan Lissabon yang dilaksanankan pada
tahun 1992 guna mencari solusi kedua belah pi-
hak dalam menyelesaikan konflik tersebut.
Uni Eropa
Dalam perjanjian ini kedua belah pihak sepakat
menjadikan Bosnia sebagai negara Federasi
yang terdiri dari tiga etnis dan memiliki wilayah
masing-masing dari etnis tersebut.
Yaitu, etnis Muslim Bosnia, etnis Serbia, dan
etnis Kroat Kroasia. Namun perjanjian ini juga
belum mampu menghentikan kekerasan yang
terjadi di Bosnia. Karena ledakan yang terjadi di
Sarajevo tersebut menyebabkan pihak Bosnia
masih merasa terancam walaupun telah terjadi
kesepakatan.
NATO
 NATO sebagai sebuah pakta keamanan atlantik juga
turut berpartisipasi dalam menjaga perdamaian di
kawasan Bosnia dan mengupayakan tercapainya
perdamaian di wilayah tersebut.
 NATO jualah akhirnya yang memaksa Serbia untuk
melakukan perundingan perdamaian pada tahun 1995
dengan melakukan penyerangan terhadap negara Serbia.
 Hal ini dilakukan karena upaya-upaya perdamaian yang
telah dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
Uni Eropa serta negara-negara lainnya belum mampu
mengatasi krisis yang terjadi di Bosnia.
Beberapa perundingan yang diupayakan oleh PBB, Uni Eropa
Maupun negara-negara lain :

1. Perundingan Sarajevo. Pada tanggal 17 Maret 1992


dilaksanakan pertemuan yang kelima kalinya antara tokoh-
tokoh etnis Bosnia Herzegovina (Muslim, Kroasia dan
Serbia) yang disponsori oleh Masyarakat Eropa dibawah
diplomat Portugal, Hose Cutleri, yang menyarankan adanya
kantonisasi. Bosnia Herzegovina akan menjadi negara yang
terdiri dari 3 unit etnik dan tetap berada didalam batas
wilayah yang ada sekarang. Usul ditolak oleh Presiden
Bosnia Herzegovina, Alija Izetbegovic yang mengakibatkan
tidak tercapainya kesepakatan dalam perundingan tersebut.
2. Pada tanggal 5 Nopember 1992, dilaksanakan
perundingan diantara ketiga kelompok pihak yang
bertikai di Jenewa untuk menyusun Undang-Undang
Republik Bosnia Herzegovina. Pihak Muslim Bosnia
Herzegovina mendesak diberlakukannya regionalisasi
Bosnia Herzegovina tanpa berdasarkan etnis tetapi
berdasarkan prinsip geografis. Pihak Serbia Bosnia
Herzegovina yang didukung oleh Kroasia Bosnia
Herzegovina mendesak konsep pembagian wilayah
Bosnia Herzegovina berdasarkan 3 etnis.
3. Pada tanggal 3 dan 4 Januari 1993, para wakil dari 3
pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina
mengadakan perundingan paripurna untuk yang
pertama kalinya di Jenewa. Ketua Bersama
Konperensi, Lord Owen dan Vance mengusulkan
suatu peta yang membagi Bosnia Herzegovina terdiri
atas 10 propinsi dimana masing-masing mempunyai
wewenang yang luas dibandingkan dengan pemerintah
pusat. Bosnia Herzegovina akan merupakan negara
desentralisasi dengan pemerintahan yang kuat di 10
provinsi yang bukan berdasarkan etnis akan tetapi
berdasarkan prinsip geografis, historis dan
komunikasi.
4. Pada tanggal 25 - 26 Mei 1994, wakil pihak-pihak yang bertikai
di wilayah Bosnia Herzegovina (Muslim Bosnia Herzegovina,
Serbia Bosnia Herzegovina dan Kroasia Bosnia Herzegovina)
beserta “Kontak Group” internasional masalah Bosnia
Herzegovina (wakil negara AS, Russia dan EU) mengadakan
perundingan di Talloires (Perancis) guna mencari upaya
penyelesaian krisis yang terjadi di wilayah Bosnia Herzegovina.
Perundingan yang berlangsung selama 2 hari tersebut
memfokuskan pembicaraan tentang implementasi keputusan
yang dibuat dalam pertemuan tingkat Menteri dari negara AS,
Russia dan kelompok EU pada tanggal 13 Mei 1994 di Jenewa
yaitu negara Federasi Muslim - Kroasia Bosnia Herzegovina
dimasa yang akan datang akan memiliki wilayah 51% dan Faksi
Serbia Bosnia Herzegovina 49%. Tidak terdapat hasil yang
konkrit dari pertemuan tersebut namun disepakati perundingan
akan dilanjutkan kembali.
5. Pada tanggal 21 Juli 1994 wakil dari pihak-pihak yang bertikai di
Bosnia Herzegovina beserta anggota Kontak Group mengadakan
pertemuan di Jenewa guna membicarakan pengakhiran krisis di
Bosnia Herzegovina. Dalam pertemuan tersebut pihak-pihak
yang bertikai menyampaikan jawabannya atas proposal
pembagian wilayah Bosnia Herzegovina yang telah disampaikan
2 minggu sebelumnya. Pihak Muslim Bosnia Herzegovina dan
Kroasia Bosnia Herzegovina menerima proposal Kontak Group
tersebut. Dilain pihak wakil Serbia Bosnia Herzegovina
menyampaikan jawabannya kepada Kontak Group melalui suatu
amplop yang disegel yang inti jawabannya mengatakan bahwa
Majelis Serbia Bosnia Herzegovina tidak dalam posisi untuk
dapat memutuskan mengenai peace plan Kontak Group tersebut
karena proposal Kontak Group dinilai tidak jelas.
Dalam jawaban Serbia Bosnia Herzegovina tersebut
mempermasalahkan persetujuan-persetujuan
konstitusional, persetujuan penghentian permusuhan,
masalah kota Sarajevo, masalah akses Serbia Bosnia
Herzegovina ke Laut Adriatik, persetujuan implementasi
peace plan dan masalah-masalah pencabutan sanksi-
sanksi terhadap penduduk Serbia. Jawaban Serbia
Bosnia Herzegovina tersebut oleh Kontak Group
(kecuali Russia) merupakan penolakan karena tidak
memberikan suatu jawaban. Dan perjanjian ini pun
mengalami kegagalan.
Penyelesaian Konflik
 Setelah upaya-upaya yang dilakukan oleh PBB, Uni Eropa Maupun
negara-negara lainnya mengalami kegagalan dalam kurun waktu
1992 hingga 1994.
 Pada bulan Mei tahun 1995 pakta keamanan atlantik (NATO)
mengambil keputusan untuk melakukan invasi militer ke wilayah
Serbia.

Invasi ini mendapatkan dukungan dari PBB dan Uni Eropa serta
Amerika Serikat guna memaksa Serbia untuk kembali melakukan
perundingan dalam upaya menyeesaikan konflik di wilayah
tersebut.

Target operasi militer yang dilakukan oleh NATO ini adalah untuk
menghancurkan infrastruktur-infrastruktur yang ada di wilayah
Serbia.
Penyelesaian Konflik
NATO menjadi faktor yang sangat berperan
dalam upaya memaksa Serbia untuk kembali
melakukan perundingan guna mencapai
perdamaian di Bosnia.
Karena serangan yang dilakukan oleh NATO
tersebut berhasil memaksa Serbia untuk mau
duduk dan melakukan perundingan dengan
Bosnia guna mencapai kesepakatan dan
serangan NATO tersebut berhasil melumpuhkan
infrastruktur yang ada di Serbia.
Penyelesaian Konflik

Akhirnya pada bulan November tahun


1995 Serbia dan Bosnia kembali
berunding dan melakukan perjanjian di
Dayton Amerika Serikat.
Perjanjian ini merupakan puncak dari
semua perjanjian yang telah diupayakan
PBB, Uni Eropa maupun negara-negara
lainnya.
Penyelesaian Konflik
Perjanjian Dayton adalah nama perjanjian untuk
menghentikan perang di Bosnia yang sudah
berlangsung selama tiga tahun terakhir.
Perjanjian ini disetujui di Pangkalan Udara
Wright-Patterson di Dayton, Ohio.
Pertemuan tersebut berlangsung sejak 1
November hingga 2 November 1995. Peserta
utamanya adalah presiden Serbia, Slobodan
Milošević, presiden Kroasia, Franjo Tuđman,
presiden Bosnia, Alija Izetbegović, kepala
negosiator Amerika, Richard Holbrooke dan
Jenderal Wesley Clark.
Penyelesaian Konflik

Persetujuannya ditanda tangani di Paris,


Perancis pada 14 Desember dan pemba-
gian politik Bosnia-Herzegovina saat ini
dan struktur pemerintahannya merupakan
hasil persetujuan dari Perjanjian Dayton
Hasil perundingan Dayton berisi antara
lain sebagai berikut :

1. Bosnia Herzegovina tetap sebagai negara


tunggal secara internasional
2. Ibukota Sarajevo tetap bersatu di bawah
federasi muslim Bosnia
3. Penjahat perang seperti yang telah ditetapkan
mahkamah internasional tidak boleh
memegang jabatan.
4. Pengungsi berhak kembali ke tempatnya
5. Pelaksanaan pemilu menunggu perjanjian
Paris
Tokoh utama pada konflik Serbia-
Kosovo
SLOBODAN MILOSEVICH
Tokoh etnik cleansing dalam konflik
serbia-kosovo, Slobodan Milosevic
menjabat sejak tahun 1989 hingga 1997
dan kemudian menjadi Presiden
Yugoslavia pada 1997-2000.
Lebih dari 800.000 jiwa tewas pada
peperangan dan pembantaian di wilayah
Bosnia dan Kosovo.
Tindakannya tersebut diajukan sebagai
kejahatan perang dengan tuduhan ethnic
cleansing.
PRESIDEN SERBIA

SLOBODAN MILOSEVICH
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai