Anda di halaman 1dari 4

PELANGGARAN HAM BERAT UNTUK BEKAS NEGARA

YUGOSLAVIA
1213060040_Fauziah Taufiq_HPI 4A

Konflik ini bermula setelah negara Yugoslavia yang jatuh kekuatannya dan
terbagi menjadi beberapa negara bagian. konflik lokal antara etnis Bosnia dan
etnis Serbia. Dimana, Etnis Bosnia merupakan bagian dari Serbia dan
menginginkan kemerdekaan etnis Bosnia sendiri Namun, etnis Serbia tetap
menginginkan Bosnia sebagai bagian dari wilayah Serbia dan memanfaatkan
sumber daya alam yang ada di Bosnia.
Sesuai dengan referendum yang telah dilakukan oleh masyarakat Bosnia
untuk kemerdekaan yang penuh bagi masyaratkat Bosnia. Namun, di tentang
keras oleh etnis Serbia. Konflik ini semakin besar ketika Serbia
memborbardir habis habisan kota Sarajevo, ibu kota Bosnia, menangkap dan
menyiksa para gerilyawan Bosnia, Memperkosa ribuan wanita dan gadis kecil
Bosnia, Sebanyak 200.000 warga Bosnia yang terbunuh oleh Serbia
Meskipun pasukan perdamaian PBB melakukan operasi pemeliharaan
perdamaian pada tahun 1993 konflik antara etnis Bosnia DAN Etnis Serbia
masi belum reda hungga pda tahun 1995 konflik ini semakin berkepanjangan
dimana, ribuam masyarakat Serbia dibantai di Srebrenica dan sekitar 8.000
etnis Bosnia dibantai secara biadab dalam sejarah di Eropa yang terdiri dari
pria dan anak laki laki. Hal ini bermula ketika para pengungsi melakukan
pelarian ke Srebrenica yang dijaga oleh pasukan NATO yang ternyata iotu
hanyalah tipuan dari tentara Sebria untuk melakukan pembunuhan masal
kepada etnis Bosnia.
Puncak konflik ini terjadi pada bulan juli 1995, PBB dan NATO sebagai
organisasi keamanan Internasional, melakukan serangan udara secara besar
besaran untuk menghentikan konflik antara Bosnia dan Serbia serta berusaha
untuk menghentikan kekejaman etnis SERBIA Terhadap etnis Bosnia.
Konflik ini beraakhir melalui perjanjian damai Dayton yang diselenggarakan
pada tahun 1995. Adapun isi perjanjian damai Dayton, diantaranya :
1. Menghentikan segala konflik dan pertempuran antara kelompok di
Bosnia.
2. Membentuk Republik Bosnia dan Herzegovina, yang terdiri dari dua
penyusun, yakni Federasi Bosnia Herzegovina (didominasi suku
Bosniak/Muslim dan Kroasia/Katolik) serta Republik Spraska
(didominasi orang Serbia/Orthodoks).
3. Presiden Republik Bosnia dan Herzegovina terdiri dari tiga orang,
masing-masing mendapat giliran memimpin. Tiga orang presiden ini
akan mewakili tiga komunitas di Bosnia, yaitu Bosniak/Muslim,
Kroasia/Katolik dan Serbia/Orthodoks.
4. Sarayevo menjadi ibu kota Republik Bosnia dan Herzegovina
5. Banja Luka menjadi ibu kota konstituen
6. Republik Spraska. Republik Spraska setuju untuk menghentikan
keinginannya bergabung dengan Serbia.
7. Menunjuk Perwakilan Tinggi PBB di Bosnia yang bertugas
mengawasi pelaksanaan perdamaian dan penerapan hasil perjanjian
Dayton ini.
Bila melihat pada kasus yang terjadi pada konflik Yugoslavia, maka
pelanggaran terhadap penghormatan atas nilai-nilai dasar manusia pun
terabaikan. Pada banyak kasus konflik yang terjadi, hampir tidak ditemui
konflik yang bebas dari pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini dikarenakan
pihak yang terlibat konflik sedang berada dibawah kontrol atau kesadaran
yang rendah, yang mengakibatkan pelanggaran dengan mudah terjadi.
Tindakan genosida juga dianggap terjadi atas kasus konflik Yugoslavia ini.
Mengingat genosida adalah tindakan yang dilakukan secara sistematis untuk
menghilangkan atau memusnahkan suatu kelompok suku, etnis, atau
golongan tertentu. Sebagaimana yang diketahui bersama bahwa muslim
Bosnia menjadi kelompok minoritas diantara kelompok lainnya di
Yugoslavia.
Adapun beberapa pelanggaran tersebut antara lain, terhadap konvensi Jenewa
1949 (pasal 2 statuta ICTY) yang berbunyi “Pengadilan Internasional harus
memiliki kekuasaan untuk mengadili orang-orang yang melakukan atau
memerintahkan untuk melakukan pelanggaran berat terhadap Konvensi
Jenewa tertanggal 12 Agustus 1949, terhadap seseorang atau harta benda
yang dilindungi oleh pasal-pasal dalam Konvensi Jenewa yang terkait dengan
pelanggaran pelanggaran dibawah ini :
1. Pembunuhan dengan sengaja (wilful killing).
2. Penyiksaan atau perlakuan tidak manusiawi, termasuk eksperimen
biologi.
3. Secara sengaja mengakibatkan penderitaan berat atau luka serius atau
membahayakan kesehatan.
4. Penghancuran secara besar-besaran atas harta benda secara tidak sah
dan sewenang-wenang dan dilakukan bukan karena alasan
keterdesakan militer.
5. Memaksa tahanan perang atau warga sipil untuk terlibat dalam
peperangan.
6. Secara sengaja mencabut hak-hak tahanan perang atau warga sipil atas
pengadilan yang adil (fair trial).
7. Deportasi atau trasfer tidak sah atau penahanan ilegal atas warga sipil.
8. Menyandera warga sipil.
Sesuai dengan mandat dari DK PBB tentang pendirian pengadilan pidana
internasional untuk bekas negara Yugoslavia tahun 1991, telah berhasil
menyidangkan dan menjatuhkan hukuman kepada beberapa yang didakwa
melakukan kejahatan selama perang berlangsung, beberapa diantara yaitu:
1. Tihomir Blaskic (Jenderal Bosni-Kroasia), Atas dakwaan 6 jenis
pelanggaran HAM berat seperti yang diatur dalam Konvensi Jenewa
1949, dijatuhi hukuman sampai 45 tahun penjara. Namun, pada tahun
2004, Mahkamah Kejahatan Perang untuk bekas Yugoslawia, dalam
sidang banding melonggarkan sanksi, hakim menurunkan sanksinya
menjadi 9 tahun penjara
2. Anto Furundzija (Komandan Lokal), Atas pelanggaran hukum yang
dilakukannya, ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara pada putusan
pertama dan 8 tahun penjara pada putusan akhir, dan harus segera
menjalankannya.
3. Zlatko Aleksovski (Komandan penjara) Ia dinyatakan bersalah karena
telah membantu dan bersekongkol (aiding and abetting) dalam
perkara ini. Sidan banding (appeals chamber) menaikkan
hukumannya menjadi 7 tahun penjara.
4. Mario Cerkez (Mantan komandan brigade) Ia dijatuhi hukuman 5
tahun penjara atas kejahatan terhadap kemanusiaan, pelanggaran
terhadap hukum atau kebiasaa perang (laws or customs of war) dan
pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa 1949.
5. Drago Josipovic (Tentara HVO) Ia didakwa oleh sidang pengadilan
atas penganiyaan, pembunuhan, dan tindakan tidak manusiawi seperti
kejahatan terhadap kemanusiaan permohonan bandingnya dan
mengurangi hukumannya menjadi 12 tahun penjara.
6. Dario Kordic (Pemimpin Regional), Ia dijatuhi hukuman selama 25
tahun penjara atas dakwaan kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran
konvensi Jenewa.

Pelonggoran putusan pada hukuman tersebut menunjukan bahwa hukum


humaniter juga mengatur terkait kekuatan hukum untuk menindak tegas para
pelanggarnya dan bersifat mengikat bukan hanya mengatur batasan aturan
bagaimana perang tersebut dilakukan.
Daftar Pustaka

Nurkhoolis Ridho,”Konflik antar Bosnia dan Serbia Pada Tahun 1991


http://sejarah.kompasiana.com, diakses tanggal 24 Juni 2023.
Mumtazinur, ”Pelanggaran HAM Berat untuk Bekas Negara Yugoslavia”.
Adryamarthanino, Verelladevanka. "Perundingan Dayton: Latar Belakang,
Isi, dan Tokoh",
https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/08/140000279/perundi
ngan-dayton--latar-belakang-isi-dan-tokoh?page=all diakses 24 Juni
2023
Prabowo, Gama. “Terjadinya Pertang Bosnia (1992-1995)”. 2020
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/05/140422469/terjadin
ya-perang-bosnia-1992-1995 diakses 24 Juni 2023

Anda mungkin juga menyukai