Anda di halaman 1dari 11

PERLINDUNGAN HAM UNIVERSAL (PBB)

Pembukaan PBB mengumandangkan kepercayaan dalam


hak-hak asasi manusia, kemuliaan, dan nilai orang per
orang dalam kesamaan hak antara wanita dan pria. Dalam
piagam kemuliaan tersebut berkali-kali diulang bahwa
PBB akan mendorong, mengembangkan, dan mendukung
penghormatan secara universal dan efektif hak-hak asasi
manusia dan kebebasan-kebebasan pokok bagi semua
tanpa membedakan suku, gender, bahasa dan agama.
 badan khusus PBB yang juga menangani masalah HAM, yaitu
oraganisasi buruh sedunia (ILO) yang brtugas memperbaiki syarat-
syarat kerja dan hidup para buruh dan membuat rekomendasi standar
minimum dibidang gaji, jam kerja, syarat-syarat pekerjaan dan
jaminan sosial. Badan kedua adalah UNESCO yang mempunyai tugas
meningkatkan kerjasama antar bangsa melalui pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan.

 Perkembang terakhir hukum pidana internasional adala disepakati


pembentukan International Crime Court (ICC). Dalam suatu sidang
United Nations Diplomatic Conference on Criminal Court 17 Juni 1998
di Roma Italia. Dengan disahkan ICC sebagai badan baru PBB
terwujudlah suatu badan peradilan internasional yang bersifat tetap.
Badan ini memiliki kekuasaan untuk melaksanakan yuridisdiksinya
atas seseorang yang melakukan kejahatan yang serius
Jenis kejahatan yang disepakati ICC, antara lain:
 The Crime of Genocide (pemusnahan, misal
terhadap kelompok etnis atau penganut agama
tertentu).
 Crime Against humanity (kejahatan melawan
kemanusiaan)
 The Crime of Aggression (penyerangan suatu
bangsa atau Negara terhadap Negara lain).
 War Crimes (kejahatan perang)
Adapun rincian Ham dalam piagam HAM PBB sebagai berikut :
1. Hak Kebebasan Politik (Pasal 2 – 21), berisi kebebasan mengeluarkan
pendapat dan berserikat
2. Hak Sosial (Pasal 22 – 23), berisi antara lain kebebasan memperoleh
pekerjaan
3. Hak Beristirahat dan Hiburan (Pasal 24)
4. Hak akan Tingkatan Dasar Penghidupan yang Cukup Bagi Penjagaan
Kesehatan dan Keselamatan serta Keluarganya
5. Hak Asasi Pendidikan (Pasal 26), antara lain berisi kebebasan
memperoleh pendidikan
6. Hak Asasi dalam Bidang Kebudayaan (pasal 27)
7. Hak Asasi menikmati kehidupab social dan internasional (Pasal 28)
8. Kewajiban – kewajiban yang harus dipenuhi dalam melaksanakan hak
asasi (Pasal 29 – 30)
Meskipun pernyataan HAM PBB tersebut bukan
merupakan konvension atau perjanjian yang
harus ditaati oleh semua anggota PBB, semua
anggota PBB secara moral berkewajiban untuk
melaksanakan pernyataan tersebut. Sekalipun
suatu Negara berusaha untuk mengikuti
pernyataan tersebut, pada kenyataan
pelaksanaannya disesuaikan dengan kepentingan
nasional tiap – tiap Negara.
KASUS – KASUS PELANGGARAN HAM INTERNASIONAL
Pada dasarnya kasus – kasus terjadinya pelanggaran HAM sangat marak
terjadi dan telah berlangsung sejak lama. Akan tetapi, perhatian dunia
internasional yang diwakili oleh PBB tampak meningkat setelah
terjadinya Perang Dunia II yang telah menewaskan banyak umat
manusia.
Diantara contoh pelanggarn HAM Internasional yang terjadi menurut
urutan waktu sebagai berikut :
a. 1924 di Italia
Benito Mussolini telah mendirikan sekaligus memimpin Faham fasisme
di Italia. Ia telah memerintah pada tahun 1924 – 1943 dengan sangat
otoriter. Lawan – lawan politik yang tidak segaris dengan pemikirannya
ditangkap dan dibunuh. Mussolini telah menduduki Negara asing
seoerti Etiophia dan Albania. Ia juga salah seorang pencetus Perang
Dunia II dan berkoalisi dengan Hitler untuk melawan sekutu
b. 1933 di Jerman
Adolf Hitler yang berhasil memenangkan pemilu melalui Partai
Buruh Jerman Sosialis memimpin Jerman dengan sangat otoriter.
Banyak kejahatan kemanusiaan pada waktu itu. Misalnya dengan
penangkapan secara masal terhadap lawan – lawan politiknya,
pembasmian terhadap orang – orang yahudi, menduduki
Chekoslovakia dan Austria serta memicu tejadinya PD II.
c. 1960 di Republik Afrika Selatan
Ketika rezim apartheid yang didominasi orang – orang kulit putih
berhasil menguasai pemerintahan di Afrika Selatan, mereka
melakukan kebijakan yang merugikan warga kulit hitam.
Diantara peristiwa yang memakan korban adalah terbunuhnya
77 orang dari kalangan sipil pada peristiwa Sharpeville. Demikian
juga pada tahun 1976 terjadi peristiwa berdarah yang
menewaskan banyak warga sipil, terutama murid – murid
sekolah.
d. 1979 di Uni Soviet
Negara Uni Soviet atau sekarang Rusia telah melakukan penyerangan
berkepanjangan di Afganistan yang berlangsung pada tahun 1979
hingga 1990 an. Sejumlah pasukan perang sebanyak 85 ribu tentara
didatangklan dari Uni Soviet untuk bertempur di Afganistan sehingga
makan banyak korban, baik militer maupun sipil.
e. 1992 – 1995 di Serbia Bosnia
Pada tahun 1992 – 1995 terjadi perang di Bosnia yang dipimpin oleh
Radofan Karadzic. Dalam perang di Bosnia tersebut terjadi
pembunuhan masal terhadap 8000 warga muslim Bosnia di Srebenica.
Srebenica adalah daerah kantong bagi penduduk Muslim Bosnia.
Dalam perang tersebut Radofan Karadzic bertekad untuk melakukan
pembersihan etnis kepada warga non Serbia.
Hak Asasi Manusia di Indonesia

Bangsa Indonesia memberi pengakuan Hak Asasi Manusia. Pengakuan Hak


Asasi Manusia di Indonesia tercantum dalam UUD 1945, yaitu sebagai
berikut.
a. Pembukaan UUD 1945 alinea I yang berbunyi, “... kemerdekaan adalah
hak segala bangsa...”. Dalam alinea I ini terkandung hak kemerdekaan dan
kebebasan.
b. Batang Tubuh UUD 1945 pasal 27- pasal 34 yang mencakup hak dalam
bidang politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya.
Pengakuan HAM sebagaimana yang tercantum dalam
konstitusi tersebut sebenarnya telah lebih dahulu ada di banding dengan
deklarasi universal PBB yang lahir pada 10 Desember 1948. Hal itu berarti
sudah sejak awal bangsa indonesia menyadari akan adanya HAM. Namun,
rumusan-rumusan dalam konstitusi itu amat terbatas jumlahnya dan hanya
dirumuskan secara singkat dan garis besarnya saja.
 Sampai berakhirnya era Orde Baru tahun 1998, pengakuan HAM di
Indonesia tidak banyak mengalami perkembangan dan tetap
berlandaskan pda rumusan yang ada dalam UUD 1945. Peristiwa penting
yang patut di catat pada Orde Baru adalah didirikannya Lembaga Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada tahun 1993, Komnas
HAM di bentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 50 Tahun 1993 pada
tanggal 7 Juni 1993.
 Komnas HAM adalah sebuah Organisasi Independen yang tidak berpihak,
visioner dan memiliki misi membantu menyelesaikan kasus–kasus
pelanggaran HAM di masyarakat Indonesia, serta melakukan kegiatan
pendidikan dan penyuluhan masyarakat tentang HAM. Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bekerja untuk memajukan dan
melindungi HAM di seluruh Indonesia. Komnas HAM di dirikan dengan
keppres No.58 Tahun 1993. Dalam perkembangannya Keppres tersebut
telah di cabut dan di ganti dengan UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM
yang memperkuat mandat dan peranan Komnas HAM.
Perkembangan berikutnya terjadi para era Reformasi sekarang ini. Pada
periode Reformasi yang di tandai dengan demokrasi, keterbukaan, dan
Hak Asasi Manusia ini, jaminan akan perlindungan HAM bagi
masyarakat indonesia makin di perjuangkan hasil yang sangat
menggembirakan tersebut, antara lain sebagai berikut :
a. Ditetapkannya Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Piagam
Hak–hak Asasi Manusia pada 13 November 1998.
b. Disahkannya Undang–undang No.39 Tahun 1998 tentang Hak Asasi
Manusia pada tanggal 23 September 1999.
c. Ditetapkannya Undang-Undang No.26 tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia.
d. Rumusan baru mengenai hak asasi manusia Indonesia tercantum
pada pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J UUD 1945 hasil amandemen
pertama tahun 2000.

Anda mungkin juga menyukai