Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTON TUTORIAL 3

NAMA : DEDE HIKMAT


NIM : 857213553
UPBJJ UT SERANG
MK : PKNI4317 / HAK ASASI MANUSIA
1. Hubungan antara hukum dan HAM, dimaksud setiap negara yang menghormati HAM
merupakan negara hukum dalam arti materiil atau substansial artinya yaitu secara
substansial negara hukum telah mengkonversi Perjanjian Internasional terkait Hak
Asasi Manusia didalam konstitusi negara, sedangkan secara materiil artinya bagaimana
upaya-upaya penegakan Hak Asasi Manusia oleh Negara.
Jawaban
a. Secara Materiil negara menjunjung tinggi hak-hak warga negaranya dan memberikan
perlindungan hukum atas pemenuhan hak-hak warga negara sebagaimana di atur dalam
konstitusi yaitu antara lain:
 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
 Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
 Hak atas kelangsungan hidup.
 Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia.
 Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
 Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.
 Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun.
b. Secara subtansial negara Indonesia sebagai negara hukum telah mengkonversi
perjanjian internasional terkait Hak Asasi Manusia sebagai bentuk penghormatan Hak
Asasi Manusia. Di dalam Pasal 1 Ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun 1945 (UUD
1945) menyatakan bahwa negara Indonesia adalah Negara Hukum. Salah satu ciri dari
Negara Hukum yaitu adanya hak asasi manusia (HAM) dalam penyelenggaraan negara
Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Negara Indonesia telah menegaskan
pembelaannya terhadap hak asasi manusia sebagaimana ternyata dalam klausul
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan dalam batang tubuh UUD 1945 yakni
pada pasal 27-34. Pada masa pemerintahan Presiden Habibie, Presiden bersama DPR
meratifikasi konvensi PBB yang menentang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan harkat dan martabat
manusia kedalam UU No. 5 Tahun 1998. Kemudian MPR juga mengeluarkan Ketetapan
MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM, yang ditindaklanjuti dengan keluarnya UU
No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
Instrumen HAM dalam UUD brainly.co.id/tugas/2302309
Jaminan HAM dalam UUD 1945 brainly.co.id/tugas/19957687
Macam-macam HAM dalam pembukaan UUD 1945 brainly.co.id/tugas/5412017

2. Dinamika perkembangan HAM baik dalam ranah internasional dan nasional


merupakan perjalanan penting bagaimana HAM ditegakkan dan diterima
sebagaiperlindungan bagi setiap individu diseluruh dunia tanpa terkecuali.
jelaskanperkembangan HAM yang anda ketahui di beberapa negara di dunia!
Jawaban
A. Sejarah HAM atau Hak Asasi Manusia berawal dari dunia Barat (Eropa).Serorang Filsuf
Inggris pada abad ke 17 ,John Locke,merumuskan adanya hak alamiah (natural right)
yang melekat pada setiap manusia,yaitu hak atas hidup,hak kebebasan dan hak milik. Pada
masa itu,hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan bidang politik. Sejarah
perkembangan HAM ditandai dengan adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat,
yaitu Magna Charta,Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis.
1) MAGNA CHARTA (1215)
Piagam perjanjian anatara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan disebut Magna
Charta. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan
beserta keturunannya,seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan
pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan biaya pemerintahan yang
telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu,jaminan hak tersebut berkembang dan
menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris.
2) Revolusi Amerika (1776)
Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat saat melawan penjajahan Inggris disebut
Revolusi Amerika. Declarational of Independence (Deklarasi Kemerdekaan) dan Amerika
Serikat menjadi negara merdeka pada tanggal 4 Juli 1776 merupakan hasil dari revolusi
itu.
3) Revolusi Prancis (1789)
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri (Louis
XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut. Declaration droits de fhomme
et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara) dihasilkan Revolusi
Prancis. Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty), kesamaan (egality),
dan persaudaraan (fraternite). Dalam perkembangannya, pemahaman mengenai HAM
makin luas. Sejak permulaan abad ke-20, konsep hak asasi berkembang menjadi empat
macam kebebasan (The Four Freedom). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh
Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Rooselvelt.
 Keempat macam kebebasan itu meliputi :
1. Kebebasan untuk beragama (freedom of religion);
2. Kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech);
3. Kebebasan dari kemelaratan (freedom from want);
4. kebebasan dari ketakutan (freedom from fear).
B. Perkembangan HAM di Indonesia
1) Periode sebelum Kemerdekaan (1908-1945) : Pemikiran HAM pada masa sebelum
kemerdekaan dapat dilihat dalam sejarah kemunculan organisasi. Pergerakan Nasonal
Budi Oetomo (1908), Sarekat Islam (1911), Indesche Partij (1912), Perhimpunan
Indonesia (1925), Partai Nasional Indonesia (1927). Lahirnya pergerakan–pergerakan
yang menjunjung berdirinya HAM seperti ini tak lepas dari pelangaran HAM yang
dilakukan oleh penguasa (penjajah). Dalam sejarah pemikiran HAM di Indonesia
Boedi Oetomo merupakan organisasi pertama yang menyuarakan kesadaran berserikat
dan mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang di tunjukan ke pada pemerintah
kolonial maupun lewat tulisan di surat kabar.
2) Periode setelah kemerdekaan (1945-sekarang) Perdebatan tentang HAM berlanjut
sampai periode paska kemrdekaan:
a. Periode 1945-1950 : Pemikiran HAM pada periode ini menekankan wacana untuk
merdeka (Self Determination), hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi
politik mulai didirikan, serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat
terutama di Parlemen.
b. Periode 1950-1959 : Periode ini dikenal dengan periode parlementer, menurut
catatan Bagir Manan, masa gemilang sejarah HAM di Indonesia tercrmin dalam
empat indikator HAM: munculnya partai politik dengan berbagai idiologi, adanya
kebebasan pers, pelaksanan pemilihan umum secara aman, bebas dan demokratris,
kontrol parlemen atas eksekutif.
c. Periode 1959-1966 : Periode ini merupakan masa berakhirnya demokrasi liberal
dan digantikan dengan demokrasi terpimpin yang terpusat pada kekuasan persiden
Seokarno, demokrasi terpimpin (Guided Democracy) tidak lain sebagai bentuk
penolakan presiden Seokarno terhadap demokrasi parlementer yang dinilai
merupakan produk barat.
d. Periode 1966-1998 : Pada mulanya Orde Baru menjanjikan harapan baru bagi
penegakan HAM di Indonesia. Janji–janji Orde Baru tentang HAM mengalami
kemunduran pesat pada tahu 1970-an hingga 1980-an. Setelah mendapat mandat
konstitusional dari siding MPRS. Orde Baru menolak ham dengan alasan HAM
dan Demokrasi merupakan produk barat yang individualistik yang militeristik.
Bertentangan dengan prinsip lokal Indonesia yang berprinsip gotong-royong dan
kekeluargaan.
e. Periode paska orde baru : Tahun 1998 adalah era paling penting dalam sejarah
perkembangan HAM di Indonesia, setelah terbebas dairi pasungan rezim Orde
baru dan merupakan awal datangnya era demokrasi dan HAM yang kala itu
dipimpin oleh Bj.Habibie yang menjabat sebagai wakil presiden. Pada masa
pemerintahan Habibie misalnya perhatian pemerintah terhadap pelaksanan HAM
mengalami perkembangan yang sangat segnifikan, lahirnya TAP MPR No.
XVII/MPR/1998 tentang HAM merupakan salah satu indikator pemerintah era
reformasi.
https://www.sembilanbintang.co.id/perkembangan-ham-di-dunia-internasional-maupun-di-
indonesia/

3. Reformasi konstitusi khususnya mengenai HAM menegaskan secara eksplisit bahwa


Indonesia adalah negara hukum didalamnya diatur pengakuan terhadap prinsip
supremasi hukum dan konstitusi serta adanya jaminan jaminan hak asasi manusia.
jelaskan pendapat saudara!
Jawaban
Adanya hak asai (HAM) dalam penyelanggaraan negara terdapat pada:
Pasal 1 ayat 3 uud tahun 1945 menyatakan bahwa negara indonesia adalah negara hukum
a. Hak asasi pribadi, yaitu hak asasi yangberhubungan dengan kehidupan pribadi manusia.
Contohnya : hak beragama, hak menentukan jalan hidup, dan hak bicaara.
b. Hak asasi politik, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contohnya : hak
mengeluarkan pendapat, ikut serta dalam pemilu, berorganisasi.
c. Hak asasi ekonomi, yaitu hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian.
Contohnya : hak memiliki barang, menjual barang, mendirikan perusahaan/berdagang,
dan lain-lain.
d. Hak asasi budaya, yaitu hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat.
Contohnya : hak mendapat pendidikan, hak mendapat pekerjaan, hak mengembangkan
seni budaya, dan lain-lain.
e. Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dah pemerintahan, yaitu hak yang berkaiatan
dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contohnya : hak mendapat perlindungan
hukum, hak membela agama, hak menjadi pejabat pemerintah, hak untuk diperlakukan
secara adil, dan lain-lain.
f. Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contohnya : dalam
penyelidikan, dalam penahanan, dalam penyitaan, dan lain-lain.
https://media.neliti.com/media/publications/340174-hak-asasi-manusia-dalam-konstitusi-
indon-767db46d.pdf

4. Penyelesaian kasus atau sebuah pelanggaran internasional hingga pada proses


pengadilan yaitu melalui beberapa tahapan. Tahapan ini harus diikuti oleh pihak-pihak
yang terlibat dalam peradilan HAM Internasional. Demikian juga, Beberapa pihak
berhak mengadukan kasus pelanggaran HAM internasional. Pihak-pihak mana yang
dianggap memiliki hak? Jelaskan pendapat saudara!
Jawaban
 Pelanggaran HAM Berdasarkan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia (HAM), Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan segala perbuatan
dari seseorang idnividu atau kelompok orang termasuk aparat negara baik secara
disengaja maupun secara tidak disengaja atau kelalaian, membatasi, atau mencabut hak
asasi manusia yang melekat pada diri seseorang atau kelompok orang yang telah dijamin
oleh Undang-undang , dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan
mendapatkan proses penyelesaian hukum secara adil dan benar berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku. Meskipun HAM merupakan hak-hak yang mutlak dimiliki manusia
tetapi dalam pelaksanaannya di seluruh penjuru dunia masih terdapat pelanggaran hak-
hak asasi manusia (HAM) oleh segelintir orang di negara tertentu seperti pembunuhan,
penyiksaan, perbudakan, kekerasan dan lain sebagainya. Terdapat dua jenis Pelanggaran
HAM, pertama hanya disebut sebagai pelanggaran HAM biasa atau human rights
abuse atau human rights violation. Jenis yang ke dua disebut pelanggaran HAM yang
berat karena bukan pelanggaran HAM biasamelainkan pelanggaran HAM yang
dikualifikasi kepada tindak kejahatan sangat serius (the most serious crime) seperti
kejahatan Genosida akibat perang atau kejahatan kemanusiaan seperti pembunuhan,
penganiayaan, perampokan, perbudakan, atau penyanderaan.
A. Jenis Pelanggaran HAM
- Pelanggaran HAM Biasa merupakan jenis kasus pelanggaran HAM yang termasuk
dalam ringan dan tidak sampai mengancam keselamatan jiwa seseorang. Namun, hal
ini tetap saja termasuk dalam jenis kategori berbahaya apabila terjadi dan dibiarkan
dalam jangka waktu yang lama. Beberapa contoh kasus yang termasuk kedalam jenis
pelanggaran HAM ringan adalah pencemaran lingkungan secara disengaja oleh
individu atau kelompok, penggunaan bahan berbahaya pada makanan secara
disengaja, dan lain-lain.
- Pelanggaran HAM Berat merupakan jenis kasus pelanggaran HAM yang bersifat
mengancam nyawa manusia seperti pembunuhan, penganiayaan, perampokan,
perbudakan, atau penyanderaan. Contohnya kejahatan genosida akibat perang,
pembantaian atau perdagangan manusia.
B. Lembaga Penegakan HAM dan Tugasnya 1. Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM)
Komisi Hak Asasi Manusia atau sering dikenal dengan sebutan Komnas HAM
dibentuk dan didirikan pada 7 Juni Tahun 1993 melalui Kepres Nomor 50 tahun
1993. Komnas HAM merupakan sebuah lembaga yang dibentuk negara bersifat
independen yang bertugas untuk mengadakan pengkajian, penelitian, penyuluhan,
pemantauan, dan mediasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia.
Komnas HAM memiliki tugas dan wewenang diantaranya meliputi:
 Kewenangan untuk melakukan pendidikan dan penyuluhan tentang HAM
 Kewenangan untuk melakukan pemantauan dan penyelidikan terhadap
pelanggaran HAM
 Kewenangan untuk melakukan pengkajian dan penelitian tentang HAM
 Kewenangan untuk menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi
 Kewenangan untuk menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran
hak asasi manusia kepada pemerintah.
 Pengadilan HAM
Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2000.
Pengadilan HAM merupakan sebuah lembaga hukum atau pengadilan yang khusus
menangani berbagai kasus pelanggaran HAM berat yang menjadi dasar dalam
penegakan, kepastian hukum, keadilan dan perasaan aman di Indonesia. Pengadilan
HAM memiliki tugas dan wewenang diantaranya meliputi:
 Pengadilan HAM bertugas mengembangkan dan menciptakan kondisi yang
kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD
1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
 Pengadilan HAM bertugas untuk meningkatkan perlindungan dan penegakan
HAM guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan
kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
 Pengadilan HAM bertugas memeriksa dan memutus setiap jenis perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat,termasuk yang dilakukan diluar
teritorial wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh warga negara
Indonesia.

5. Indonesia telah banyak menetapkan peraturan perundangan yang berspektif HAM dan
dilakukan ratifikasi instrumen HAM internasional yaitu berupa undang-undang,
keputusan dan instruksi presiden. Salah satunya adalah ratifikasi Undang-undang
perlindungan untuk anak. Undang-undang apa saja yang memberi perlindungan anak?
Bagaimana isi Undang-undang ini mengatur?
a. UU NO. 23, LN 2002 / NO. 109, TLN. NO. 4235, LL SETKAB : 44 HLM
UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
 Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu
mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya
perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan
terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi. Untuk
mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak diperlukan dukungan kelembagaan
dan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin pelaksanaannya. Berbagai
undang-undang hanya mengatur hal-hal tertentu mengenai anak dan secara khusus
belum mengatur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan perlindungan anak. Atas
dasar pertimbangan tersebut, perlu ditetapkan Undang-undang tentang Perlindungan
Anak;
 Dasar hukum undang-undang ini adalah : Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 21, Pasal
28B ayat (2), dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945; Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak; Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Perempuan; Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak;
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat; Undang-undang
Nomor 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan ILO Convention No. 138 Concerning
Minimum Age for Admission to Employment (Konvensi ILO mengenai Usia Minimum
untuk Diperbolehkan Bekerja); Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia; dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan ILO
Convention No. 182 Concerning The Prohibition and Immediate Action for The
Elimination of The Worst Forms of Child Labour (Konvensi ILO No. 182 mengenai
Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk
untuk Anak).
 Dalam Undang-Undang ini diatur tentang : pertanggungjawaban orang tua, keluarga,
masyarakat, pemerintah dan negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
secara terus-menerus demi terlindunginya hak-hak anak. Rangkaian kegiatan tersebut
harus berkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak,
baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Tindakan ini dimaksudkan untuk
mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang
potensial, tangguh, memiliki nasionalisme yang dijiwai oleh akhlak mulia dan nilai
Pancasila, serta berkemauan keras menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan negara.
Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni sejak dari janin
dalam kandungan sampai anak berumur 18 (delapan belas) tahun. Bertitik tolak dari
konsepsi perlindungan anak yang utuh, menyeluruh, dan komprehensif, undang-undang
ini meletakkan kewajiban memberikan perlindungan kepada anak berdasarkan asas-asas
sebagai berikut : a. nondiskriminasi; b. kepentingan yang terbaik bagi anak; c. hak untuk
hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan d. penghargaan terhadap pendapat
anak. Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak, perlu peran
masyarakat, baik melalui lembaga perlindungan anak, lembaga keagamaan, lembaga
swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, media
massa, atau lembaga pendidikan.
CATATAN :
- Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan yaitu 22 Oktober 2002.
- Pada saat berlakunya undang-undang ini, semua peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan perlindungan anak yang sudah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan undang-undang ini.
- Pada saat berlakunya undang-undang ini, paling lama 1 (satu) tahun, Komisi
Perlindungan Anak Indonesia sudah terbentuk.
- Undang-Undang ini terdiri dari 14 Bab dan 93 Pasal
- Penjelasan 15 hlm.

Anda mungkin juga menyukai