Hak Asasi Manusia (HAM) secara definitif dapat dijelaskan sebagai hak yang melekat pada diri setiap
manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun.
Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-
bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
HAM adalah sesuatu yang menjadi hak sekaligus kewajiban manusia. Setiap orang memiliki hak asasi,
namun ia juga berkewajiban untuk menghargai HAM orang lain. HAM manusia dibatasi oleh HAM orang
lain. Pandangan tentang hak asasi manusia sangatlah beragam, sehingga tidaklah mengherankan jika
setiap pakar memberikan pendapat yang berbeda mengenai hak asasi manusia serta macam-macamnya.
Menurut pendapat para filsuf seperti John Locke, Aristoteles, Monterquieiu, dan J.J Rousseau, dapat
disimpulkan bahwa hak asasi manusia antara lain terdiri dari:
4. Hak menyatakan kebebasan warga negara dari pemenjaraan sewenang-wenang (bebas dari rasa takut),
dan
5. Hak kemerdekaan pikiran dan pers.
Sementara itu, Bagir Manan membagi HAM pada beberapa kategori seperti berikut:
1. Hak sipil
Hak sipil terdiri dari hak diperlakukan sama di muka hukum, hak bebas dari kekerasan hak khusus bagi
kelompok anggota masyarakat tertentu, serta hak hidup dan kehidupan.
2. Hak politik
Hak politik terdiri dari hak kebebasan berserikat dan berkumpul, hak kemerdekaan mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan, serta hak menyampaikan pendapat di muka umum.
Hak ekonomi terdiri dari hak jaminan sosial, hak perlindungan kerja, hak perdagangan dan hak
pembangunan berkelanjutan. Hak sosial budaya terdiri dari hak memperoleh pendidikan, hak kekayaan
intelektual, hak kesehatan dan hak memperoleh perumahan dan pemukiman.
Pro kontra yang menyertai HAM menimbulkan banyak pertanyaan tentang HAM. Banyak orang yang
memiliki pertanyaan tentang HAM karena permasalahan HAM masih kurang mendapat sorotan di
masyarakat. Berikut adalah 4 pertanyaan tentang HAM yang seringkali diajukan serta jawaban yang dapat
diberikan untuk pertanyaan tentang HAM tersebut.
Pertanyaan tentang HAM yang pertama adalah mengenai sejarah HAM. Sejarah hak asasi manusia
berawal dari dunia Barat (Eropa), tepatnya saat seorang filsuf Inggris pada abad ke-17 bernama John
Locke merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak
atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik.
Saat itu, hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan politik. Pada perkembangannya, sejarah
perkembangan hak asasi manusia ditandai dengan adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu
Magna Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis.
Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris disebut Revolusi Amerika.
Revolusi Amerika menghasilkan sebuah momen besar, yakni Declaration of Independence (Deklarasi
Kemerdekaan) yang menandai kemerdekaan Amerika Serikat pada tanggal 4 Juli 1776.
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri (Louis XVI) yang telah
bertindak sewenang-wenang dan absolut. Revolusi Prancis menghasilkan Declaration des droits de
I’homme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara). Pernyataan ini memuat tiga
hal, yakni hak atas kebebasan (liberty), kesamaan (egality), dan persaudaraan (fraternite).
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan HAM di Indonesia?
Setelah mengetahui sejarah HAM di dunia, maka pertanyaan tentang HAM yang muncul selanjutnya
adalah bagaimana sejarah perkembangan HAM di Indonesia?
Pemikiran modern tentang HAM di Indonesia baru muncul pada abad ke-19. Orang Indonesia pertama
yang secara jelas mengungkapkan pemikiran mengenai HAM adalah Raden Ajeng Kartini. Pemikiran itu
diungkapkan dalam surat-surat yang ditulisnya 40 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan.
Pelanggaran HAM pada masa orde baru mencapai puncaknya. Ini terjadi terutama karena HAM dianggap
sebagai paham liberal (barat) yang bertentangan dengan budaya timur dan Pancasila. Karena hal itulah,
HAM hanya diakui secara sangat minimal. Komisi Hak Asasi Manusia dibentuk pada tahun 1993, namun
komisi tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik karena kondisi politik. Berbagai pelanggaran HAM
terus terjadi, bahkan disinyalir terjadi pula berbagai pelanggaran HAM berat. Hal itu akhirnya mendorong
munculnya gerakan reformasi untuk mengakhiri kekuasaan orde baru.
Masalah penegakan hak asasi manusia di Indonesia telah menjadi tekad dan komitmen yang kuat dari
segenap komponen bangsa terutama pada era reformasi sekarang ini. Kemajuan itu ditandai dengan
membaiknya iklim kebebasan dan lahirnya berbagai dokumen HAM yang lebih baik.
Pertanyaan tentang HAM yang selanjutnya adalah ada berapa macam hak asasi manusia? Dari berbagai
pendapat tentang macam-macam hak asasi manusia, dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia dapat
dikelompokan menjadi enam macam, yaitu sebagai berikut.
Hak asasi pribadi atau personal rights yang meliputi hak kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan
memeluk agama, kebebasan bergerak, menikah, dan sebagainya.
Hak asasi ekonomi atau property rights, yaitu hak untuk memiliki sesuatu, membeli atau menjual serta
memanfaatkannya, mendirikan perusahaan, dan lain-lain.
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan atau rights of legal
equality. Misalnya hak mendapatkan perlindungan hukum, hak yang sama untuk menjadi pejabat
pemerintah.
Hak asasi politik atau political rights, yaitu hak untuk ikut serta dalam pemilu, hak mendirikan partai
politik, hak dipilih dan memilih.
Hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and cultural rights. Misalnya hak untuk mendapatkan
pendidikan, hak mengembangkan kebudayaan, dan hak menikmati hasil kebudayaan.
Hak asasi mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan atau procedural rights, misalnya
hak mendapatkan prosedur yang benar dalam hal penangkapan, penggeledahan, proses peradilan, dan
sebagainya.
Pertanyaan tentang HAM yang selanjutnya adalah mengenai Instrumen Hukum HAM yang ada di
Indonesia. Saat ini, setidaknya ada 6 instrumen hukum yang mengatur HAM di Indonesia. Enam
instrumen hukum tersebut adalah:
e. Undang-Undang No. 11 tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Economic, Social,
and Cultural Right (Konvenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya)
f. Undang-Undang No. 12 tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Civil and Political
Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik)
Human Rights Arrangement on Indonesian Law
S. Masribut Sardol
Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya
Jl. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Jawa Timur, Indonesia
Telp.: +62 31 8706369
Email: smasributsardol@yahoo.co.id
Abstract
Article 1 paragraph (3) of the Constitution of 1945 (UUD 1945) stated that Indonesia is a Rule of Law. One
feature of the Rule of Law is the existence of human rights in the state administration. Indonesia, since
independence on August 17, 1945 has asserted the defense of human rights as stated in the opening clause and in
the torso of the 1945 Constitution Article 27-34. In the era of reform, on the Government of President Habibie, the
President and the Parliament ratified the UN convention against torture and other cruel, inhuman, or
degrading human dignity into Law number 5 of 1998. Then the MPR also publishes the statutes of MPR No.
XVII/MPR/1998 on Human Rights, which was followed up with the appearance of Law No. 39 of 1999 on human
rights. In accordance with the law in Indonesia based on the sort of Law No. 12 of 2011, the actual products that
have been issued by the Government (the MPR, DPR and President) that follow up the substance of Human Rights
in the Constitution with established Assembly and the law is already correct. But when the MPR then does the
second amendment to the Constitution on August 18, 2000 by adding a special article chapters and contains about
Human Rights (as mentioned in Chapter X-A section 28 A-J), have made the complexity hierarchy of law in
Indonesia because it is not in accordance with the substance of article 7 of Law No. 12 of 2011.
Abstrak
Pasal 1 Ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) menyatakan bahwa negara Indonesia
adalah Negara Hukum. Salah satu ciri dari Negara Hukum adalah adanya hak asasi manusia (HAM) dalam penye-
lenggaraan negara. Indonesia, sejak merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 telah menegaskan pembelaannya
terhadap hak asasi manusia sebaagaimana ternyata dalam klausul Pembukaan UUD 1945 dan dalam batang tubuh
UUD 1945 yakni pada pasal 27-34. Di era reformasi, pada pemerintahan Presiden Habibie, Presiden bersama DPR
meratifikasi konvensi PBB yang menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman� lain yang kejam, tidak
manusiawi, atau merendahkan martabat manusia kedalam UU No. 5 Tahun 1998. Kemudian MPR juga
menerbitkan Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM, yang ditindaklanjuti dengan keluarnya UU No. 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Sesuai dengan tata urut perundangan di Indonesia
berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011, sebenarnya produk-produk yang telah dikeluarkan oleh pemerintah (MPR,
DPR dan Presiden) yang menindaklanjuti substansi HAM dalam UUD 1945 dengan menetapkan Ketetapan MPR
dan UU tersebut sudah betul. Namun ketika kemudian MPR melakukan amandemen UUD 1945 yang kedua, yaitu
pada tanggal 18 Agustus Tahun 2000 dengan menambahkan bab dan pasal khusus yang berisi tentang HAM
(sebagaimana tersebut dalam Bab X-A pasal 28-A s/d. pasal 28-J), telah membuat rancu tata urut peraturan
perundangan di Indonesia karena� tidak sesuai dengan substansi pasal 7 UU No. 12 Tahun 2011.
Kata kunci: negara hukum; hak asasi manusia; hierarki peraturan perundangan di indonesia;
1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara hukum. Ini jelas disebutkan dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 setelah
amandemen ketiga pada tanggal 9 Nopember 2001. Sebelum amandemen ketiga, pernyataan bahwa
Indonesia adalah negara hukum belum dicantumkan secara tegas dalam bab atau pasal tersendiri, tetapi
secara implisit disebutkan dalam penjelasan UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yang
menjelaskan bahwa Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (machtsstaat) [1]. Istilah Rechtsstaat adalah negara hukum berdasarkan sistem hukum Civil
Law yang semula dianut oleh negara-negara Eropa Kontinental. Sedangkan di negara yang menganut
sistem hukum Anglo Saxon (Inggris, Amerika) dikenal dengan istilah Rule of Law.
Konsep rechtsstaat dan rule of law didasarkan pada konsep negara hukum menurut
pandangan Plato, yakni sebuah negara yang dipimpin oleh orang bijaksana (the philosophers) dan
warganegaranya terdiri atas kaum filosof yang bijak (perpect guardians), militer dan tehnokrat (auxiliary
guardians), petani dan pedagang (ordinary people). Setelah ratusan tahun, bentuk konkrit negara
hukum diformulasikan oleh para ahli kedalam rechtsstaat dan rule of law yang merupakan gagasan
konstitusi untuk menjamin hak asasi dan pemisahan kekuasaan[2].
Menurut Montesquieu[3], negara yang paling baik adalah negara hukum sebab dalam
konstitusi di banyak negara hukum terkandung tiga inti pokok, yaitu :
1. Perlindungan HAM.
2. Ditetapkannya kenegaraan suatu Negara, dan
3. Membatasi kekuasaan dan wewenang organ-organ negara.
Menurut Franz Magnis Soeseno[4], seorang tokoh agama dan filsuf Indonesia keturunan
Jerman, menyatakan bahwa demokrasi yang bukan negara hukum bukanlah demokrasi yang
sesungguhnya. Demokrasi merupakan cara yang paling aman untuk mempertahankan kontrol
atas negara hukum.� Selanjutnya Franz[5] menyebutkan adanya lima ciri negara hukum, yaitu :
1. Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang diatur dalam UUD.
2. UUD menjamin HAM yang paling penting.
3. Badan-badan Negara menjalankan kekuasaan berdasar hukum.
4. Masyarakat dapat mengajukan gugatan terhadap tindakan badan Negara.
5. Badan Kehakiman bebas dan tidak memihak.
Negara hukum yang bertopang pada sistem demokrasi disebut sebagai negara hukum
yang demokratis (democratische rechtsstaat). Negara hukum yang demokratis lahir dari
perkembangan sejarah rechtsstaat di negeri Belanda, yang semula
berbentuk rechtsstaat klasik (liberaal democratische rechtsstaat) berkembang
menjadi rechtsstaat modern (sociale democratische rechtsstaat), dengan latar belakang sosial,
politik, ekonomi dan budaya yang mengiringinya[6].
J.B.J.M. ten Berge[7] menyebutkan prinsip-prinsip negara hukum dalam demo-cratische
rechtsstaat, sebagi berikut :
1. Asas legalitas,
2. Perlindungan Hak Asasi,
3. Pemerintah terikat pada hukum,
4. Monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin penegakan hukum.
5. Pengawasan oleh hakim yang merdeka.
Sedangkan Friederich J. Stahl[8] menyebutkan empat unsur pokok untuk
berdirinya rechtsstaat, yaitu :
2. Pembahasan
Hak Asasi Manusia adalah hak pokok atau hak dasar yang dibawa oleh manusia sejak
lahir yang secarakodrat melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat karena
merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam UU No.
39 Tahun 1999[11] yang menyatakan bahwa :
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung� tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa hak asasi atau hak-hak pokok
bersifat universal. Buktinya adalah bahwa hak dasar ini dimiliki oleh setiap manusia dan tidak
dapat dipisahkan dari pribadi siapapun darimana dan kapanpun manusia berada itu berada.
Sejarah perkembangan HAM tidak terlepas dengan sejarah berdirinya Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB). Ketika menandatangani Piagam PBB pada Tahun 1945, timbul pemikiran
tentang perlu adanya hak-hak manusia yang perlu dijunjung tinggi sebagai hak asasi yang
menjadi tanggungjawab inrernasional. Maka pada Tahun 1946, PBB membentuk Komisi Hak
Asasi Manusia dengan tugas untuk merumuskan rancangan ketentuan internasional tentang hak-
hak asasi manusia. Sebagai hasil kerja Komisi ini, maka pada tanggal 10 Desember 1948
dideklarasikanlah Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Universal tentang Hak
Asasi Manusia)[12].
Sejarah lahirnya HAM melalui perjalanan panjang. Substansi HAM didasari pada
naskah-naskah yang terdapat dalam[13] :
1. Magna Charta (1215), yaitu piagam agung yang diberikan oleh Raja John (Inggris) kepada
beberapa bangsawan bawahannya. Piagam ini menandai adanya pembatasan hak-hak raja
Inggris.����
2. Bill of Right (Undang-Undang Hak 1689), yaitu undang-undang yang diterima Parlemen
Inggris dari Raja James II, untuk memenuhi tuntutan rakyat dalam revolusi tak berdarah.
3. Declaration des droit de l�homme et du citoyen, yaitu pernyataan hak-hak asasi manusia
dan warganegara Tahun 1789, yang lahir dari revolusi Perancis melawan rezim penguasa
(Raja Lodewijk XIV).
4. Bill of Right (Undang-Undang Hak 1789), yaitu naskah yang disusun oleh rakyat Amerika
Serikat, yang kemudian dimasukkan dalam konstitusi Amerika Serikat Tahun 1791.
Keempat naskah tersebut pada prinsipnya memuat hak-hak yang bersifat politik saja,
misalnya kesamaan hak, hak atas kebebasan, hak untuk memilih dan hak untuk dipilih. Oleh
sebab itu, presiden Amerika Serikat� Franklin D. Roosevelt� mencetuskan empat
kebebasan yang dikenaldengan The Four Freedom[14], yaitu :�
1. Freedom of speech� (kebebasan� untuk� berbicara� dan� mengemukakan pendapat);
2. Freedom of� religion (kebebasan beragama);
3. Freedom of fear �(kebebasan dari rasa takut);
4. Freedom of� want (kebebasan dari kemiskinan/kemelaratan).
Berangkat dari naskah-naskah dan pendapat para ahli hukum serta negarawan tersebut
diatas, maka disusunlah naskah Piagam HAM tersebut sebagaimana yang tertuang
dalam Universal Declaration of Human Right Tahun 1948. Substansi HAM yang termuat dalam
deklarasi HAM tersebut pada intinya terdiri dari hak personal, hak legal, hak sipil, hak politik,
hak ekonomi, sosial dan budaya[15]. Hak-hak inilah yang diadopsi dan disempurnakan ke dalam
peraturan perundangan Indonesia sebagai diuraikan dibawah ini.
HAM merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat
universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak
boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas siapapun [16]. HAM baru dikenal secara internasional
setelah deklarasi HAM oleh PBB pada tanggal 10 Desember 1948. Sedangkan Indonesia telah
memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun demikian para
pendiri negara dan bangsa ini sadar betul akan hakekat HAM tersebut, sehingga, ketika
menyiapkan naskah piagam untuk kemerdekaan Indonesia (yang kemudian dikenal dengan
Piagam Jakarta 22 Juni 1945), dengan tegas pada alinea pertama naskah tersebut
menyatakan �Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapus-kan, karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan�. Rumusan Piagam Jakarta inilah yang dengan beberapa
perubahan dijadikan Pembukaan UUD 1945. Piagam Jakarta tidak hanya menjadi bagian mutlak
daripada UUD 1945, tetapi menjiwai dan merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan
UUD 1945[17].
Selain kalimat yang tertuang pada alinea pertama dari Piagam Jakarta maupun
Pembukaan UUD 1945 tersebut yang memuat hak manusia yang paling mendasar yaitu hak�
atas �kemerdekaan,� maka� pada� alinea� keempat dari kedua naskah tersebut memuat
dasar-dasar negara yang dirumuskan kedalam Pancasila. Pancasila terdiri dari lima dasar yang
tidak terpisahkan dalam struktur ketatanegaraan kita, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijak-sanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Substansi dari Pancasila sebenarnya merupakan perwujudan dari hak asasi manusia.
Pancasila mengajarkan bahwa hak-hak asasi manusia merupakan sesuatu yang sangat hakiki
yang harus dihormati dan tidak boleh ditelantarkan. Di sisi lain, hak asasi manusia harus
diimbangi dengan kewajiban asasi. Keduanya harus diperlakukan secara seimbang[18].
Sejalan dengan kebijakan politik di era Orde Lama maupun Orde Baru yang lebih
mengedepankan kekuasaan dijamannya masing-masing, maka HAM seolah terabaikan
keberadaannya. Oleh karena itu setelah peralihan kekuasaan pemerintahan di era reformasi yang
lebih mengedepankan hukum dan keterbukaan, MPR menerbitkan Ketetapan MPR No,
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam ketetapan ini MPR menegaskan bahwa
hak-hak asasi manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang melekat pada diri manusia,
bersifat kodrati, universal dan abadi berkait dengan harkat dan martabat manusia.
Sebelumnya pemerintah bersama DPR juga telah mengesahkan Konvensi PBB yang
menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau
merendahkan martabat manusia (Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or
Degrading Treatman or Punishment) menjadi Undang-Undang No. 5� Tahun 1998.
Hak-hak asasi manusia, menurut Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998[19] meliputi:
1. Hak untuk hidup.
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan,
3. Hak mengembangkan diri.
4. Hak keadilan,
5. Hak kemerdekaan.
6. Hak atas kebebasan informasi.
7. Hak keamanan.
8. Hak kesejahteraan.
9. Hak perlindungan dan pemajuan.
Karena substansi ketetapan MPR ini sudah ditindaklanjuti dengan keluarnya UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM, dan UUD 1945 juga sudah di amandemen dengan menambahkan Bab
X A tentang Hak Asasi Manusia, maka keberadaan Ketetapan MPR No, XVII/MPR/1998
dianggap sudah tidak valid lagi, sehingga telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi
berdasarkan pasal 1 angka 8 Ketetapan MPR No. I/MPR/2003.
2.2.4 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Sebagai tindaklanjut dari Ketetapan MPR No, XVII/MPR/1998, maka pada tanggal 23
September 1999 pemerintah bersama DPR menetapkan UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM.
Substansi HAM menurut UU No. 39 tahun 1999 pada dasarnya merupakan
pengembangan hak menurut Ketetapan MPR No, XVII/MPR/1998, yang memuat hak
pokok terdiri dari[20]:
1. Hak untuk hidup,
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan,
3. Hak mengembangkan diri.
4. Hak memperoleh keadilan,
5. Hak atas kebebasan pribadi.
6. Hak atas rasa aman.
7. Hak atas kesejahteraan.
8. Hak untuk turut sertadalam pemerintahan.
9. Hak khusus bagi wanita.
10. Hak anak.
2.2.5 Pasal 28 A-J UUD 1945
Di samping telah meresepsi esensi HAM dari Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi
Manusia (Universal Declaration of Human Right) ke dalam peraturan perundangan di Indonesia,
beberapa ketentuan tentang HAM yang lainnya juga telah di ratifikasi ke dalam undang-undang,
antara lain Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (International
Covenant on Economic, Social and Cultural Right) serta Kovenan Internasional tentang Hak-hak
Sipil dan Politik (International Covenant on Civil and Political Right) � berdasarkan Resolusi
Majelis Umum PBB 2200 A (XXI) tanggal 16 Desember 1966[23].
2.2.7 Tata Urutan Perundangan di Indonesia
Indonesia adalah negara hukum. Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa beberapa
prinsip yang utama dari negara hukum menurut J.B.JM. van Berge[24] antara lain adalah asas
legalitas, perlindungan hak asasi manusia dan pemerintah yang terikat pada hukum.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum, maka negara berkewajiban
melaksanakan pembangunan hukum nasional yang dilakukan secara terrencana, terpadu dan
berkelanjutan dalam sistem hukum nasional yang menjamin perlindungan hak dan kewajiban
segenap rakyat Indonesia berdasarkan UUD 1945[25], maka pemerintah bersama DPR perlu
membuat undang-undang yang mengatur tentang pedoman dalam membentuk peraturan
perundangan, agar semua produk peraturan perundangan memenuhi syarat formal dan syarat
material yang baik dan benar.
Hamid[26] mengemukakan asas-asas pembentukan peraturan perundangan yang
baik sebagai berikut:
1. Asas formal,��
a. asas tujuan yang jelas,
b. asas perlunya pengaturan,
c. asas organ/lembaga yang tepat,
d. asas materi muatan yang tepat,
e. asas dapatnya dilaksanakan, dan
f. asas dapatnya dikenali.
2. Asas material,
a. asas sesuai dengan cita hukum Indonesia dan norma fundamental negara,
b. asas sesuai dengan hukum dasar negara,
c. asas sesuai dengan prinsip-prinsip negara berdasaratas hukum, dan
d. asas sesuai dengan prinsip-prinsip pemerintah berdasar sistem konstitusi.
Di samping itu kita juga harus mengacu pada teori hierarki hukum menurut ajaran Hans
Kelsen dan Hans Nawiasky[27]. Hans Kelsen mengemukakan teori jenjang (Stufen
Theorie), bahwa hukum itu berjenjang dan berlapis dalam suatu hierarki (tata susunan), dalam
arti bahwa norma hukum yang lebih rendah itu berlaku, bersumber dari norma hukum yang lebih
tinggi, norma hukum yang lebih tinggi itu berlaku, bersumber dari norma hukum yang lebih
tinggi lagi, dan seterusnya sampai pada suatu norma hukum yang tidak dapat ditelusuri lebih
lanjut dan bersifat hipotetis dan fiktif, yaitu Hukum Dasar (grundnorm).
Hans Nawiasky, adalah murid Hans Kelsen, mengembangkan teori gurunya
menambahkan bahwa norma hukum, selain berjenjang dan berlapis, juga ber-kelompok-
kelompok. Ada empat kelompok, yaitu[28]:
1. Staatsfundamentalnorm (Norma Fundamental Negara);
2. Staatsgrundgesetz (Aturan Dasar/Aturan Pokok Negara);
3. Formell Gesetz (undang-undang formal);
4. Verordnung & Autonome Satzung (Aturan pelaksanaan & Otonom).
Di dalam pelaksanaannya, Indonesia mengacu pada ajaran ini. Di dalam sejarah
ketatanegaraan Indonesia, telah beberapa kali membentuk beberapa peraturan perundangan yang
mengatur tentang pembentukan peraturan perundangan, sebagai berikut:
1. Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR mengenai�
Sumber� Tertib� Hukum� Republik� Indonesia� dan� Tata� UrutanPeraturan
Perundangan Republik Indonesia.
2. Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundangan.
3. Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
4. Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Hierarki perundangan terakhir yang berlaku di Indonesia, berdasar undang-undang yang
terbaru yaitu UU No. 12 Tahun 2011 [29] setelah mengalami perubahan dan
penyempurnaan adalah:
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR,
3. UU/Perpu,
4. Peraturan Pemerintah,
5. Peraturan Presiden,
6. Peraturan Daerah Provinsi, dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Apabila mengacu pada teori jenjang ajaran Hans Kelsen dan Hans Nawiasky, maka tata
urut peraturan perundangan Indonesia dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Pancasila yang substansinya terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Masuk dalam kelompok
I, yaitu Staatsfundamentalnorm (Norma Fundamental Negara).�
2. UUD 1945 masuk dalam kelompok II, yaituStaatsgrundgesetz(Aturan Dasar/Aturan Pokok
Negara).
3. Ketetapan MPR dan Undang-undang serta Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
masuk dalam kelompok III, yaitu Formell Gesetz (undang-undang formal),����
4. Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah Propinsi, Kabupaten/Kota��
dan peraturan lain yang dibawahnya, masuk dalam kelompok IV, yaitu Verordnung &
Autonome Satzung (Aturan pelaksanaan dan Aturan Otonom).��
Di dalam ketatanegaraan kita, ternyata substansi HAM diatur dalam UUD 1945 Bab
X A� Pasal 28 A-J dan dalam UU No. 39 Tahun 1999. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998
sudah dicabut berdasarkan Ketetapan MPR No. I/MPR/ 2003.
Apabila kita konsisten dengan ajaran Hans Kelsen dan Hans Nawiasky, maka seharusnya
substansi tentang HAM disusun lebih dahulu dalam UUD 1945, baru kemudian ditindaklanjuti
dalam UU organik. Selanjutnya dijabarkan dan diatur lebih lanjut dalam peraturan perundangan
dibawahnya. Tetapi yang terjadi adalah bahwa terbitnya UU No. 39 Tahun 1999 lebih dahulu
daripada diaturnya HAM dalam UUD 1945. Ini bisa dimengerti karena terbitnya UU No. 39
Tahun 1999 pada tanggal 23 September 1999 adalah untuk melaksanakan perintah Ketetapan�
MPR No. XVII/MPR/1998. Sedangkan penempatan substansi HAM dalam UUD 1945 dilakukan
setelah amandemen kedua, yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000.
Untuk tidak membingungkan dalam hierarki perundang-undangan Indonesia
sebagaimana diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, maka seharusnya perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap UU No. 39 Tahun
1999 tentang HAM. Revisi terhadap undang-undang ini, susunan materi HAM-nya harus
disesuaikan dengan materi HAM yang diatur dalam UUD 1945. Sedangkan materi lain sebagai
pengaturan lebih lanjut dari UUD 1945, dapat menyempurnakan materi yang sudah diatur
sebelumnya dalam UU No. 39 Tahun 1999. Dengan demikian maka tidak
terjadi overlapping terhadap pengaturan substansi HAM, tetapi sudah memenuhi hierarki aturan
perundang-undangan, yaitu ;
1. Dimuat secara garis besarnya dalam Pancasila sebagaimana tertuang dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945.
2. Dijabarkan lebih lanjut dalam konstitusi, yaitu dalam pasal 28-A s/d. 28-J UUD 1945.
3. Diatur dan dikembangkan lebih lanjut dalam undang-undang organik sebagai pengganti UU
No. 39 Tahun 1999.
4. Kemudian, apabila dianggap perlu dapat ditidaklanjuti dengan peraturan perundangan lain,
seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dll.
3. Kesimpulan
Sebagai negara hukum, Indonesia menjunjung tinggi HAM. Indikasinya bisa dilihat dari
pernyataan luhur yang tertuang pada alinea pertama dan alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
Kemudian dalam Ketetapan MPR No. XVII/ MPR/1998, UU No. 39 Tahun 1999 dan
Amandemen UUD 1945 Pasal 28 A-J.
Namun demikian pengaturan HAM dalam konstruksi hukum Indonesia terjadi
overlapping antara undang-undang.dan UUD, penempatannya tidak sesuai dengan hierarki tata
urut perundang-undangan yang berlaku di Indo-nesia.
Agar penempatan substansi HAM sesuai dengan hierarki tata urut perundang-undangan
di Indonesia, seharusnya UU No. 39 Tahun 1999 dicabut dan digantikan dengan UU baru yang
substansinya menjabarkan dan menyesuaikan dengan substansi yang ada dalam UUD 1945.
Soal Essay 1-10
1. Mengapa pelanggaran HAM tidak hanya menjadi tugas pemerintah? Berikan
Alasannya!
Jawaban: Penegakan HAM menjadi tugas pemerintah maupun seluruh warga
masyarakat. Karena HAM berkaitan dengan hak asasi yang dimiliki oleh seluruh
warga masyarakat. Apabila rakyat bersikap acuh dan tetap menjalankan haknya sesuai
dengan kehendak pribadi, akan dapat terjadi kekacauan karena setiap orang
mempunyai kehendak yang berbeda-beda.
Faktor Eksternal
1.Penyalahgunaan Kekuasaan
2.Ketidaktegasan Aparat Penegak Hukum
3.Penyalahgunaan Teknologi
4.Kesenjangan Sosial dan Ekonomi Yang Tinggi.
4. Berikan opini Anda akibat yang terjadi jika pelanggaran HAM tidak segara di
tangani!
Jawaban: Jika ham tidak ditangani dalam suatu kasus tersebut, akan berdampak pada
korban, seperti menimbulkan kesan traumatis, tidak terwujudnya suatu keadilan di
negara, dan bebasnya perlakuan yang melanggar hukum.
6. Jelaskan dan beri contoh apa yang dimaksud dengan “non derogable right”
dalam Hak Asasi Manusia!
Jawaban:
Non derogable rights adalah HAM yang tidak bisa dikurangi dalam keadaan apapun.
Yang meliputi : hak atas hidup, hak bebas dari penyiksaan, perbudakan, dsb.
Dalam hak ini negara mutlak harus memenuhi kewajibannya yang diatur dalam pasal
28 I ayat (1) UUD NRI 1945 dan pasal 4 (2) ICCR.
7. Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara terjadi dalam 2 bentuk, yaitu
act of commission dan act of ommision! Jelaskan!
Jawaban:
Act of Commission ( tindakan untuk melakukan )
Pelanggaran terhadap kewajiban negara yang lahir dari instrumen-instrumen HAM
yang dilakukan dengan perbuatannya sendiri.
Contoh : pembunuhan diluar hukum, penanganan prosedural.
– Konstitusi RIS dan UUDS 1950 lebih banyak pengaturannya tentang HAM karena
mengadopsi dari DUHAM. Dalam konstitusi RIS diatur dalam pasal 7-33, sedangkan
dalam UUDS 1950 diatur dalam pasal 7-34.
– UUD 1945 lebih sedikit pengaturannya tentang HAM karena sudah diadakan UU
HAM yang telah mengatur secara khusus. Dalam UUD 1945 diatur dalam pasal 27
ayat (1) dan (2), 28, 29 ayat (2), 30 ayat (1), 31 ayat (1) dan pasal 34.
24. Tuliskan dua bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul di dalam masyarakat!
Jawaban:
Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul umumnya terjadi dalam dua bentuk, yaitu sebagai
berikut.
a. Diskriminasi
b. Perbudakan
26. Apakah yang dimaksud pelanggaran HAM dalam konteks negara Indonesia?
Jawaban:
Dalam konteks negara Indonesia, pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran kemanusiaan,
baik dilakukan oleh individu maupun institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi
manusia.
27. Bagaimanakah tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus
pelanggaran HAM?
Jawaban:
Berikut tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus pelanggaran
HAM.
a. Penegakan supremasi hukum dan demokrasi
b. Peningkatan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran
HAM oleh pemerintah.
c. Peningkatan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya
penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah.
28. Jelaskan isi Pasal 28 I Ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
tahun 1945!
Jawaban:
Dalam Pasal 28 I Ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran, dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
30. Sebutkan pelanggaran HAM berat yang terjadi dalam kasus Tanjung Priok!
Jawaban:
Dalam kasus Tanjung Priok terjadi pelanggaran HAM berat berupa pembunuhan secara kilat,
penangkapan dan penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, dan penghilangan orang secara paksa.
32. Jelaskan yang anda ketahui tentang Lembaga Bantuan Hukum (LBH)!
Jawaban:
LBH merupakan organisasi independen yang memberi bantuan dan pelayanan hukum kepada
masyarakat, membantu para korban kehjahatan Hak Asasi Manusia atau pihak-pihak lain yang
tertindas oleh ketidakadilan.
33. Apakah yang dimaksud hak asasi manusia menurut pasal 1 angka 1 UU Nomor 39 Tahun 1999?
Jawaban:
Menurut pasal 1 angka 1 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang dimaksud hak
asasi manusia itu adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib digormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
35. Jelaskan hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam hal berikut!
a. Pembelaan negara
b. Pertahanan dan keamanan negara
Jawaban:
Hak dan kewajiban WNI.
a. Pembelaan Negara
menurut pasal 27 ayat 3 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara wajib dan berhak dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
b. Pertahanan dan Keamanan Negara
1) Menurut pasal 30 ayat ayat 1 disebutkan bahwa tiap warga negara wajib dan berhak dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara
2) Sedangkan menurut pasal 30 ayat 2 menyatakan bahwa sistem pertahanan dan keamanan negara
oleh TNI, POLRI, dan rakyat semesta TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung.
A. Jawablah soal dibahwah ini dengan benar!
1. Hak asasi semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir. Oleh sebab itu, hak
asasi manusia bersifat ....
Jawaban: hakiki
2. Hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau diserahkan. Pernyataan tersebut
merupakan salah satu ciri khusus HAM, yaitu ....
Jawaban: tidak dapat dicabut
3. Kasus Semanggi I dan II diawali peristiwa meninggalnya empat orang mahasiswa
yang sedang berunjuk rasa menentang pelaksanaan Sidang Istimewa MPR
tahun ....
Jawaban: 19984.
4. Komnas HAM berkedudukan di kota ....
Jawaban: Jakarta
5. Piagam pengakuan hak asasi manusia sedunia yang merupakan hasil sidang
PBB di Paris adalah....
Jawaban: the universal Declaration of Human Rights
6.Hak asasi manusia untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan sering disebut ....
Jawaban: rights of legal quality
7. Negara menjamin, melindungi, dan mengakui hak-hak asasi manusia
berdasarkan atas ....
Jawaban: persamaan dan keadilan
8. Suatu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang ditujukan
secaralangsung terhadap penduduk sipil disebut ....
Jawaban: kejahatan manusia
9. Diskriminasi adalah ....
Jawaban: 1994
10. Penyimpangan atau penghapusan hak asasi manusia dan kebebasan dasar
dalam kehidupan, baik secara individual maupun kolktif dalam semua aspek
kehidupan termasuk salah satu bentuk pelanggaran HAM, yaitu ....
Jawaban: Diskriminasi
11. Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannyaJawaban:UUD 1945 Pasal 28A
12. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun
1993
Jawaban: Komnas HAM
13. Penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila
Jawaban: Nilai instrumental
14..... Pelaksana pemeriksaan perkara pelanggaran HAM di Pengadilan Tinggi
Jawaban: Majelis hakim
15. .... Lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-undang RI Nomor 26 Tahun
2000
Jawaban: Pengadilan Ham
16. .... Suatu tindakan pelanggaran, dalam cakupan hukum internasional, terhadap
hukum perang oleh satu atau beberapa orang, baik militer maupun sipil
Jawaban: Kejahatan perang
3 / 11Aktivis HAM yang meninggal pada tanggal 7 September 2004
Jawaban: Munir Said Thalib
18. .... Isi Ketetapan MPR No. XVII/ MPR/ 1998
Jawaban: Hak Asasi Manusia
19. .... Terjadinya tragedi Trisakti
Jawaban: 12 Mei 1998
20. .... Kasus yang terjadi pada tanggal 12 September 1984
Jawaban: Tanjung Priok
21. Apakah yang dimaksud pelanggaran hak asasi manusia?
Jawaban:pelanggaran hak asasi manusia merupakan pelanggaran atau pelalaian
terhadap kewajiban asasi yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang
kepada orang lain.
22. Bagaimanakah pengelompokan bentuk pelanggaran HAM berdasarkan
sifatnya?
Jawaban:Berdasarkan sifatnya, pelanggaran HAM dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu pelanggaran HAM berat dan pelanggaran HAM ringan.
23. Sebutkan beberapa contoh pelanggaran HAM berat!
Jawaban: Contoh pelanggaran HAM berat, yaitu pembunuhan, penganiayaan,
perampokan, perbudakan, penyanderaan, dan sebagainya.
24. Tuliskan dua bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul di dalam
masyarakat!
Jawaban:Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul umumnya terjadi dalam dua
bentuk, yaitu sebagai berikut.a. Diskriminasib. Perbudakan
25. Tuliskan empat faktor eksternal penyebab pelanggaran HAM!
Jawaban:Berikut faktor eksternal penyebab pelanggaran HAM.a. Terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan.b. Kurang tegasnya aparat penegak hukum.c.
Terjadinya penyalahgunaan teknologi.
4 / 11
Soal ini di Upload di www.bospedia.com, Jika tidak ada jawaban kunjungi bospedia.com d.
Terjadinya kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi.
26. Apakah yang dimaksud pelanggaran HAM dalam konteks negara Indonesia?
Jawaban:Dalam konteks negara Indonesia, pelanggaran HAM merupakan tindakan
pelanggarankemanusiaan, baik dilakukan oleh individu maupun institusi negara atau
institusi lainnya terhadap hak asasi manusia.
27. Bagaimanakah tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
berbagai kasus pelanggaran HAM?Jawaban:Berikut tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus pelanggaran HAM.a. Penegakan
supremasi hukum dan demokrasib. Peningkatan kualitas pelayanan publik untuk
mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah.c.
Peningkatan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap
setiap upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah.d. Penyebarluasan
prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat melalui lembaga pendidikan formal
(sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal (kegiatan-kegiatan keagamaan dan
kursus-kursus)
28. Jelaskan isi Pasal 28 I Ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia tahun 1945!Jawaban:Dalam Pasal 28 I Ayat (1) Undang-undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa hak
untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran, dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
29. Sebutkan ciri-ciri khusus hak asasi manusia!Jawaban: Hak asasi manusia
memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hak-hak yang lain, yaitu sebagai
berikut:a. Tidak dapat dicabutb. Tidak dapat dibagic. Bersifat hakikid. Bersifat
universal
30. Sebutkan pelanggaran HAM berat yang terjadi dalam kasus Tanjung Priok!
5 / 11
Jawaban:Dalam kasus Tanjung Priok terjadi pelanggaran HAM berat berupa
pembunuhan secara kilat, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang,
penyiksaan, dan penghilangan orang secara paksa.
31. Ceritakan secara singkat tentang kasus Marsinah!Jawaban:Marsinah
merupakan karyawanti PT CPS pada tanggal 9 Mei 1993. Dia meninggal secara
mengenaskan dan diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan,
penganiayaan, dan pembunuhan akibat ketertibannya dalam demonstrasi buruh di
PT CPS yang terjadi pada tanggal 3 dan 4 Mei 1993. Dalam pembunuhan marsinah,
tim Terpadu menangkap, memeriksa dan mengajukan 10orang yang diduga terlibat.
Persidangan berlangsung sejak persidangan tingkat pertama, banding, dan kasasi.
Semua terdakwa ternyata dibebaskan dari segala dakwaan dalam persidangan
kasasi di Mahkamah Agung. Keputusan tersebut menimbulkan ketidakpuasan
meluas di kalangan masyarakat.
32. Jelaskan yang anda ketahui tentang Lembaga Bantuan Hukum (LBH)!
Jawaban:LBH merupakan organisasi independen yang memberi bantuan dan
pelayanan hukum kepada masyarakat, membantu para korban kehjahatan Hak
Asasi Manusia atau pihak-pihak lain yang tertindas oleh ketidakadilan.
33. Apakah yang dimaksud hak asasi manusia menurut pasal 1 angka 1 UU Nomor
39Tahun 1999?Jawaban:Menurut pasal 1 angka 1 UU No. 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia, yang dimaksud hak asasi manusia itu adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang
Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib digormati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
34. Tuliskan penggolongan hak asasi manusia dalam bidang politik!Jawaban:Hak
Asasi politik (political rights), seperti berikut:a. Hukum untuk memilih dan dipilih
dalam pemilihan umum.b. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.c. Hak
membuat dan mendirikan partai politik dan organisasi politik lainnya.d. Hak untuk
membuat dan mengajukan suatu usulan atau petisi.
Soal Lomba Cerdas Cermat UUD NRI 1945
Saya beberapa bulan yang lalu, mewakili sekolah mengikuti "Lomba Cerdas Cermat
UUD NRI 1945." Lomba tersebut diadakan oleh MPR RI. Dalam lomba
tersebut, astungkara, saya dan teman-teman meraih juara ke-2.
Nah, sekedar berbagi pengalaman, saya menuliskan soal-soal berikut jawabannya yang dulu
kami gunakan dalam latihan. Dengan soal-soal ini diharapkan bagi teman-teman yang akan
mengikuti lomba ini menjadi sedikit ada gambaran.
Soal-soal;
Pada awal era reformasi, berkembang dan populer di masyarakat banyaknya tuntutan reformasi yang
didesakkan oleh berbagai komponen bangsa, termasuk mahasiswa dan pemuda. Tuntutan
tersebut antara lain ...
Jawaban :
Amandemen UUD Republik Indonesia tahun 1945
Penghapusan dwifungsi ABRI
Penegakkan supremasi hukum, penghormatan HAM, pemberantasan KKN
Otonomi daerah
Mewujudkan kebebasan pers
Mewujudkan kehidupan demokrasi
Di Indonesia pernah menggunakan sistem pemerintahan yang menerapkan kekuasaan tertinggi di
tangan MPR. Apa kelemahan dari sistem pemerintahan ini ?
Jawaban :
Kelemahan dari sistem pemerintahan ini adalah kekuasaan pemerintah negara seakan-akan
tidak memiliki hubungan rakyat. Padahal dasar demokrasi yang diterapkan di Indonesia yaitu
menyebutkan demokrasi adalah ”Dari, oleh, dan untuk rakyat.” Selain itu hal ini juga
berakibat tidak terjadinya saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances)
pada institusi-institusi ketatanegaraan.
Kesepakatan perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilakukan
secara Adendum. Apa arti kata Adendum ?
Jawaban :
Perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu dilakukan
dengan tetap mempertahankan naskah asli Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sebagaimana terdapat dalam Lembaran Negara Nomor 75 tahun 1959 hasil Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 dan naskah perubahan-perubahan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 diletakkan melekat pada naskah Asli.
Pembicaran Tingkat I, dalam proses perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, dilakukan oleh sebuah panitia khusus. Tugas dari panitia itu yang pertama kali
harus dilakukan adalah ...
Jawaban :
Rapat Dengar Pendapat Umum
Kunjungan kerja ke daerah
Seminar
Studi banding ke luar negeri
Membentuk Tim Ahli Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR
Mekanisme pembahasan perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
di Komisi A MPR salah satunya berlangsung dalam Forum Lobi. Apa maksud dari Forum Lobi ?
Jawaban :
Forum Lobi adalah forum yang dibentuk oleh komisi A untuk membicarakan substansi materi
rancangan perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berkembang dalam forum rapat pleno.
Sebutkan jenis perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
dilakukan oleh MPR ?
Jawaban :
Mengubah rumusan yang telah ada
Mengubah rumusan baru sama sekali
Menhapuskan / menghilangkan rumusan yang ada
Memindahkan rumusan pasal ke dalam rumusan ayat atau sebaliknya memindahkan rumusan ayat
ke dalam rumusan pasal sekaligus mengubah penomoran pasal dan ayat.
Naskah resmi Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah suatu naskah
yang terdiri atas ...
Jawaban :
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan Kedua Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan Ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan Keempat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Apa perbedaan rumusan ”diatur dengan undang-undang” dan ”diatur dalam undang-undang” yang
terdapat dalam pasal atau ayat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ?
Jawaban :
Rumusan ”diatur dengan undang-undang” memiliki makna yang diatur dalam ketentuan itu
harus dirumuskan dalam sebuah undang-undang yang khusus diterbitkan untuk kepentingan itu.
Sedangkan ”diatur dalam undang-undang” memiliki makna hal yang diatur dalam ketentuan itu
dapat dapat menjadi ateri suatu atau beberapa undang-undang yang tidak khusus diterbitkan
untuk kepentingan itu.
Kapan Naskah Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditetapkan, dan oleh
siapa Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditetapkan ?
Jawaban :
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Apakah dalam perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terjadi
perubahan sistematika penomoran Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 ?
Jawaban :
Tidak, walaupun sudah terjadi perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan juga sudah disusun dalam satu naskah resmi sistematika penomorannya tetap
terdiri atas 16 bab dan 37 pasal.
Apa makna dari setiap alinie pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 ?
Jawaban :
Alinie Kesatu yaitu pernyataan bangsa Indonesia yang anti kolonialisme dan imperialisme.
Alinie Kedua yaitu berisi cita-cita luhur bangsa Indonesia
Alinie Ketiga yaitu berisi pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia
Alinie Keempat yaitu menyebutkan tujuan bangsa Indonesia
Apakah maksud dari pasal 1 ayat (3), ”Negara Indonesia adalah Negara Hukum” ?
Jawaban :
Maksud Negara Hukum yang tercantum dalam pasal itu adalah Negara Indonesia adalah Negara
yang menegakkan supremasi hukum untuk mengakkan kebenaran dan keadilan, dan tidak ada
kekuasaan yang tidak dipertanggungjawabkan (akuntabel).
Apa perbedaan ”rechtsstaat” dan the “rule of law” ?
Jawaban :
Di dalam rechtsstaat pelembagaan peradilan dibedakan dengan adanya peradilan khusus
administrasi negara karena pihak yang menjadi subjek hukum berbeda kedudukannya yakni
pemerintah/pejabat tata usaha negara melawan warga negara sebagai perseorangan atau
badan hukum privat.
Sedangkan di dalam the rule of law peradilan khusus tata usaha negara tidak dikenal sebab
pandangan dasarnya semua orang (pejabat atau bukan) berkedudukan sama di depan hukum.
Mengapa susunan keanggotaan MPR seakarang terdiri dari anggota DPR dan DPD ?
Jawaban :
Perubahan ketentuan mengenai susunan keanggotaan MPR dimaksudkan untuk mengoptimalkan
pelaksanaan kedaulatan rakyat yaitu seluruh anggota MPR dipilih oleh rakyat melalui pemilu.
Selain itu, perubahan itu juga untuk meningkatkan legitimasi MPR. Dan juga agar sesuai
dengan prinsip demokrasi perwakilan yaitu ”perwakilan atas dasar pemilihan”
(reprensentation by election).
Siapakah yang berhak dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden ?
Jawaban :
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh
persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di
setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik
menjadi Presiden dan Wakil Presiden. (disebut dengan jelas pasal 6A ayat 3)
Kapan mekanisme impeachment dapat diberlakukan ?
Jawaban :
Apabila Presiden dan Wakil Presiden terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden.
Manakah yang wewenang presiden sebagai kepala negera yang mendapat pertimbangan dari DPR ?
Jawaban :
Mengangkat dan menerima duta (pasal 12)
Memberi grasi dan rehabilitasi [pasal 13 (2) dan (3)]
Memberi amnesti dan abolisi [pasal 14 (2)]
Bagaimana bentuk pembagian daerah di Indonesia ?
Jawaban :
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah.
Mengapa dalam pasal 18 digunakan ungkapan ”dibagi atas” bukan ”terdiri atas” ?
Jawaban :
Ungkapan ”dibagi atas” digunakan untuk menjelaskan bahwa negara kita adalah negara
kesatuan yang kedaulatan negara berada di tangan pusat. Hal itu konsisten dengan kesepakatan
untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan. Berbeda dengan ungkapan ”terdiri atas”
yang lebih menujukkan substansi federalisme karena istilah itu menunjukkan letak kedaulatan
berada di tangan negara-negara bagian.
DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang, yaitu yang mengenai ...
Jawaban :
Otonomi daerah
Pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah
Hubungan pusat dan daerah
Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
Pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama
Mengapa setelah perubahan keempat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, BPK dipisahkan dalam bab tersendiri ?
Jawaban :
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan dasar hukum yang kuat serta pengaturan rinci
mengenai BPK yang bebas dan mandiri serta sebagai lembaga negara yang berfungsi
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Apa sebab BPK membuka kantor perwakilan di setiap provinsi ?
Jawaban :
Hal ini disebabkan oleh kedudukan BPK sebagai eksternal auditor pemrintah yang memeriksa
keuangan negara dan APBD, serta untuk dapat menjangkau pemeriksaan di daerah.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 24 ayat (1), apakah wewenang yang dimiliki oleh MA ?
Jawaban :
Mengadili pada tingkat kasasi
Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang
Dan wewenang lainnya yang diberikan undang-undang
Apa syarat menjadi anggota Komisi Yudisial ?
Jawaban :
Harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak tercela, [pasal 24B (2)]
Berapa jumlah anggota hakim konstitusi dan siapa yang menetapkan dan mengajukan ?
Jawaban :
Mahkamah konstitusi memiliki 9 orang anggota hakim konstitusi. Semuanya ditetapkan oleh
Presiden. Sedangkan yang mengusulkan adalah 3 orang oleh Mahkamah Agung, 3 orang oleh
DPR dan 3 orang lainnya oleh Presiden.
Apa inti dari Deklarasi Djuanda yang dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 1957 ?
Jawaban :
Intinya menyebutkan bahwa wilayah negara Indonesia adalah segala perairan di sekitar, di
antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau termasuk dalam daratan Republik Indonesia,
dengan tidak memandang luas dan lebarnya.
Apa makna dari Deklarasi Djuanda sendiri ?
Jawaban :
Deklarasi Djuanda menegaskan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah
Nuasantara. Laut bukan lagi pemisah, tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia.
Menurut pasal 26 siapakah yang dimaksudkan sebagai warga negara ?
Jawaban :
Warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Menurut pasal 26 apa yang dimaksud penduduk ?
Jawaban :
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
Dalam Bab tentang Hak Asasi Manusia terdapat dua pasal yang saling berkaitan erat, yaitu Pasal 28I
dan Pasal 28J. Mengapa hal ini bisa terjadi ?
Jawaban :
Keberadaan Pasal 28J dimaksudkan untuk mengantisipasi sekaligus membatasi Pasal 28I.
Pasal 28I mengatur beberapa hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa
pun, termasuk di dalamnya hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut.
Sedangkan Pasal 28J Memeberikan pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dan
untuk menjamin pengakuan serta penghoratan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan,
dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Alat negara yang bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan
negara, adalah ...
Jawaban :
Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Mengapa dalam Pasal 31 disebutkan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia ?
Jawaban :
Untuk lebih menjelaskan bahwa pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
religius, dan berketuhanan yang Maha Esa.
Bagaimana wujud bangsa Indonesia dalam memprioritaskan penyelenggaraan pendidikan sebagai
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional ?
Jawaban :
Hal ini terlihat jelas dalam Pasal 31 ayat (4) yaitu dengan cara negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari APBN dan APBD untuk membiayai
pendidikan dasar yang dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan pendidikan nasional.
Penyelenggaraan Perekonomian Nasional didasarkan pada demokrasi ekonomi yang menerapkan
asas kekeluargaan dengan prinsip-prinsip yang mulia. Sebutkan prinsip-prinsip demokrasi
ekonomi itu ?
Jawaban :
Kebersamaan
Efisiensi berkeadilan
Efisiensi berkelanjutan
Berwawasan lingkungan
Kemandirian
Menjaga keseimbangan kemajuan dan keasatuan ekonomi nasional
Mengapa di Indonesia diadakan suatu Mahkamah Konstitusi ?
Jawaban :
Sebanarnya hal ini ditujukkan untuk lebih menguatkan pernyataan bahwa negara Indonsia
adalah negara hukum. Dalam negara hukum harus dijaga paham konstitusional. Artinya tidak
boleh ada undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya yang bertentangan
dengan Undang-undang Dasar. Selain itu pengujian undang-undang terhadap Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membutuhkan sebuah mahkamah dalam rangka
menjaga prinsip konstitusionalitas hukum itu. Maka terbentuklah MK.
Dihapusnya Bab VI Dewan Pertimbangan Agung dalam naskah Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 setelah amandemen, merupakan salah satu contoh jenis
perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dilakukan oleh
MPR, yaitu ...
Jawaban :
Menghapus atau menghilangkan
Secara resmi kata yang dipakai dalam perubahan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 adalah kata ...
Jawaban :
Perubahan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas ...
Jawaban :
Pembukaan dan pasal-pasal
Perubahan Ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilakukan dalam
Sidang Umum MPR, yaitu pada tanggal ...
Jawaban :
Tanggal 1 sampai 9 November 2001
Negara hukum yang berlatar belakang tradisi Anglo Saxon, negara hukumnya menggunakan
istilah ...
Jawaban :
The rule of law
Warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain
karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan
jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, adalah ...
Jawaban :
Syarat calon Presiden dan calon Wakil Presiden
Siapa yang berhak mengajukan usul pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden ...
Jawaban :
Dewan Perwakilan Rakyat
Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti
melakukan pelanggaran hukum. Apa yang harus dilakukan DPR ...
Jawaban :
DPR harus menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil Presiden Kepada MPR.
Lembaga negara yang terlibat dalam proses impechment adalah ...
Jawaban :
DPR, MK, dan MPR
Dalam proses sumpah atau janji Presiden dan Wakil Presiden apabila MPR tidak dapat melakukan
sidang, apa yang akan terjadi ...
Jawaban :
Presiden dan Wakil Presdien bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-
sungguh dihadapan pimpinan MPR dengan disaksikan oleh pimpinan MA.
Siapa yang berhak mengangkat serta memberhentikan menteri-menteri ...
Jawaban :
Presiden
Fungsi anggaran yang dimiliki oleh DPR digunakan untuk ...
Jawaban :
Untuk membahas (termasuk mengubah) RAPBN dan menetapkan RAPBN yang ditujukan bagi
kesejahteraan rakyat.
Bagaimana sifat Badan Pemeriksa Keuangan ...
Jawaban :
Bebas dan mandiri (pasal 23E ayat (1)
Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh ...
Jawaban :
Sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Siapa yang memilih Ketua dan Wakil ketua Mahkamah Agung ...
Jawaban :
Hakim Agung
Soal Cerdas Cermat UUD 1945
1. Berapa kali UUD 1945 diamandemen …
A. 1 kali
B. 2 kali
C. 3 kali
D. 4 kali
Jawaban : D
Jawaban : A
A. Pasal 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 30, dan 35
B. Pasal 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 30, dan 36
C. Pasal 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 30, dan 37
D. Pasal 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 30, dan 35
Jawaban : B
Jawaban : A
A. 19 Oktober 1998
B. 19 Oktober 1999
C. 19 Oktober 2000
D. 19 Oktober 2002
Jawaban : B
A. 18 Agustus 2000
B. 18 Agustus 2001
C. 18 Agustus 2002
D. 18 Agustus 2003
Jawaban : A
A. 9 November 2001
B 9 November 2002
C. 9 November 2003
D. 9 November 2004
Jawaban : A
A. 11 Agustus 2001
. B. 11 Agustus 2002
C. 11 Agustus 2003
D. 11 Agustus 2004
Jawaban : B
B. Pasal 2, 6, 8, 11, 16, 23, 24, 29, 31, 32, 33, 34, dan 35
C. Pasal 2, 6, 8, 11, 16, 23, 24, 29, 31, 32, 33, 34, dan 37
D. Pasal 2, 6, 8, 11, 16, 23, 24, 29, 31, 32, 33, 34, dan 36
Jawaban : C
10. Di bagian mana dalam UUD 1945, disebutkan tata cara pembentukan
Mahkamah Konstitusi …
Jawaban : C
Jawaban : D
kecuali :
B. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang
C. memutus pembubaran partai politik; dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
Jawaban : D
adalah …
C. Keterangan ahli
Jawaban : D
14. Macam dan harga mata uang ditetapkan dalam UUD 1945 pasal :
A. 23A
B. 23B
C. 23C
D 23D
Jawaban : B
15. Menurut pasal 1 UUD 1945 amandemen, MPR tidak lagi melakukan
C. Kedaulatan berada ditangan legeslatif dan presiden/wapres yang dilakukan melalui mekanisme pemilihan
langsung
Jawaban : A
16. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Hal ini tercantum
A. 31 ayat 1
B. 31 ayat 2
C. 31 ayat 3
D. 31 ayat 4
Jawaban : A
pasal …
A. 31 ayat 1
B. 31 ayat 2
C. 31 ayat 3
D. 31 ayat 4
Jawaban : B
adalah …
C. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
D. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional
Jawaban : C
A. 20 A
B. 20 B
C. 20 C
D. 20 D
Jawaban : A
A. Hak interplasi
B. Hak angket
Jawaban : D
kesejahteraan umat manusia, aturan ini dimuat dalam UUD 1945 pasal
A. 28 A
B. 28 B
C. 28 C
D. 28 D
Jawaban : C
A. Pemilu
D. Organisasi massa
Jawaban : A
A. Mekanisme demokratis
B. Pemilihan langsung
Jawaban : A
24. Siapa yang berwenang memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
kehormatan …
A. DPR
B. Presiden
C. MPR
D. DPD
Jawaban : B
25. Siapa yang berwenang memberi grasi dan rehabilitasi ….
A. Presiden
B. DPR
C. MPR
D. DPD
Jawaban : A
26. Berkenaan dengan perubahan isi dari UUD 1945, sebenarnya telah
A. Interpelasi
B. Budget
D. Referendum
Jawaban : D
menyatakan perang
Jawaban : A
Jawaban : B
Jawaban : B
A. Pasal 1 ayat 1
B. Pasal 1 ayat 2
C. Pasal 1 ayat 3
D. Pasal 2 ayat 1
Jawaban : A
A. UU No 20 tahun 2000
B. UU No 20 tahun 2001
C. UU No 20 tahun 2002
D. UU No 20 tahun 2003
Jawaban : D
Jawaban : B
A. Pasal 1 ayat 2
B. Pasal 1 ayat 3
C. Pasal 2 ayat 1
D. Pasal 2 ayat 2
Jawaban : C
Jawaban : A
Ketetapan Majelis …
Jawaban : D
adalah …
Jawaban : C
A. tahun 1971
B. tahun 1977
C. tahun 1982
D. tahun 1987
Jawaban : A
A. tahun 1982
B. tahun 1987
C. tahun 1992
D. tahun 1997
Jawaban : A
A. No 9 tahun 2008
B. No 10 tahun 2008
C. No 11 tahun 2008
D. No 12 tahun 2008
Jawaban : B
B. Dasar kenegaraan
C. Dasar beragama
D. Dasar ketatanegaraan
Jawaban : A
D. Piagam Jakarta
Jawaban : C
Ditetapkan pada …
C. UU No 5 tahun 1985
Jawaban : D
A. Sila kedua
B. Sila ketiga
C. Sila keempat
D. Sila kelima
Jawaban : A
Jawaban : C
A. Posisi negara yang terdiri dari pulau-pulau yang terpisah oleh laut
D. Kekuatan TNI
Jawaban : B
tanggal …
A. 2 Maret 1978
B. 4 Maret 1978
C. 12 Maret 1978
D. 22 Maret 1978
Jawaban : D
ini, kecuali :
A. Patriotisme
B. Sukuisme
C. Chauvinisme
D. Ekstrimisme
Jawaban : A
48. Pancasila sebagai dasar negara kita terdapat dalam Pembukaan UUD
A. 1 Juni 1945
B. 22 Juni 1945
C. 18 Agustus 1945
D. 17 Agustus 1945
Jawaban : C
49. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara adalah isi UUD 1945 ..
A. Pasal 17 ayat 1
B. Pasal 17 ayat 2
C. Pasal 17 ayat 3
D. Pasal 17 ayat 4
Jawaban : A
50. Bunyi pasal 23A UUD 1945 adalah Pajak dan pungutan lain yang
A. Kesatu
B. Kedua
C. Ketiga
D. Keempat
Jawaban : C
asasi …
A. Pribadi
C. Politik
D. Sosial budaya
Jawaban : A
A. UUD 1945
B. TAP MPR
C. Pancasila
D. Proklamasi Kemerdekaan
Jawaban : C
A. Grasi
B. Amnesti
C. Abolisi
D. Petisi
Jawaban : D
Jawaban : B
Jawaban : A
C. Disamping UUD 1945 masih terdapat hukum dasar yang tidak tertulis
Jawaban : C
57. Tujuan negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945 adalah seperti
D. Menegakkan keadilan
Jawaban : D
58. DPR adalah lembaga tinggi negara yang mempunyhai fungsi, antara
lain …
A. Mengubah UUD
B. Menetapkan UUD
Jawaban : C
59. Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya, terdapat didalam UUD 1945
A. Pasal 36A
B. Pasal 36B
C. Pasal 36C
D. Pasal 36D
Jawaban : B
Tunggal Ika, adalah isi dari UUD 1945 pasal 36A ini merupakan hasil
amandemen …
A. Kesatu
B. Kedua
C. Ketiga
D. Keempat
Jawaban : B