Anda di halaman 1dari 13

HAK ASASI MANUSIA

Mata Kuliah : Kewarganegaraan

A. Pengertian Hak (Definitif)


Hak merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku,
melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam
menjaga harkat dan martabatnya.
Unsur-unsur Hak
(James W. Nickel)
 Pemilik Hak;
 Ruang lingkup penerapan hak; dan
 Pihak yang bersedia dalam penerapan hak.
Ke-3 unsur tersebut menyatu dalam pengertian dasar tentang hak. Dengan demikian, hak
merupakan unsur normatif yang melekat pada diri manusia yang dalam penerapannya
berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan
interaksinya antara individu atau dengan instansi.

B. 2 Teori Tentang Pemerolehan Hak


Teori McCloskey.
Pemberian hak adalah untuk dilakukan, dimiliki, dinikmati atau sudah dilakukan.
Teori Joel Feinberg.
Pemberian hak penuh merupakan kesatuan dari klaim yang absah (keuntungan
yang didapat dari pelaksanaan hak yang disertai pelaksanaan kewajiban).
Dengan demikian, keuntungan dapat diperoleh dari pelaksanaan hak bila disertai
dengan pelaksanaan kewajiban. Jadi antara hak dan kewajiban merupakan 2 hal yang
tidak dapat dipisahkan dalam perwujudannya. Jika seseorang menuntut hak juga harus
melakukan kewajiban.
C. Pengertian HAM
1. Pengertian HAM
menurut Jan Materson dalam Teaching Human Rights (PBB)
Human rights could be generally defined as those rights which are inherent in our
nature and without which can not live as human being (HAM adalah hak-hak yang melekat
pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia).
Misal : Hak hidup.
Hak hidup adalah klaim untuk memperoleh dan melakukan segala sesuatu yang
dapat membuat seseorang tetap hidup. Tanpa hak tersebut eksistensinya sebagai
manusia akan hilang.
2. Pengertian HAM
menurut John Locke
HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta
sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Maka tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang
dapat mencabut hak asasi setiap manusia.
Hak ini sifatnya sangat mendasar (fundamental) bagi hidup dan kehidupan
manusia dan merupakan hal kodrati yang tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan
manusia.
3. Pengertian HAM
menurut UU No. 39/1999 tentang HAM
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
4. Kesimpulan
HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan
fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi
oleh setiap individu, masyarakat atau negara.
Hakikat penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan yaitu
keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum.

D. Ciri pokok hakikat HAM (Mansour Fakih)


 HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis;
 HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa;
 HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi
atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah
negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

E. Perkembangan HAM di Eropa


 Lahirnya Magna Charta (1215), membatasi kekuasaan absolut para penguasa atau
raja-raja. Raja yang melanggar aturan kekuasaan harus diadili dan
mempertanggungjawabkan kebijakan pemerintahannya di hadapan parlemen.
Magna Charta menyulut ide tentang keterikatan penguasa kepada hukum dan
pertanggungjawaban kekuasaan mereka kepada rakyat.
 UU HAM (1689) di Inggris. Muncul istilah equality before the law, kesetaraan
manusia di muka hukum. Pandangan ini mendorong timbulnya wacana negara
hukum dan negara demokrasi pada kurun waktu selanjutnya. Menurut Bill of
Rights, asas persamaan manusia dihadapan hukum harus diwujudkan betapapun
berat rintangan yang dihadapi, karena tanpa hak persamaan maka hak kebebasan
mustahil dapat terwujud. Lahir sejumlah istilah atau teori : Kontrak Sosial (JJ
Rousseau), Trias Politica (Montesquieu), Teori Hukum Kodrati (John Locke), dan
hak-hak dasar persamaan dan kebebasan (Thomas Jefferson).
 Deklarasi Perancis (1789). Memuat aturan-aturan hukum yang menjamin hak
asasi manusia dalam proses hukum. Prinsip presumption of innocent adalah
bahwa orang-orang yang dianggap tidak bersalah sampai ada keputusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
Dipertegas dengan prinsip HAM lain, spt kebebasan mengeluarkan pendapat,
kebebasan beragama, perlindungan hak milik, dan hak-hak dasar lainnya.
 The Four Freedoms di AS (6 Januari 1941), oleh Presiden Theodore Roosevelt.
Keempat hak tsb : hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat; hak
kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang
dipeluknya; hak bebas dari kemiskinan; dan hak bebas dari rasa takut. Deklarasi
HAM dalam Konferensi Buruh Internasional di Philadelphia, AS (Deklarasi
Philadelphia 1944). Memuat pentingnya menciptakan perdamaian dunis
berdasarkan keadilan sosial dan perlindungan seluruh manusia apapun ras,
kepercayaan, dan jenis kelaminnya.
 Deklarasi Philadelphia 1944 memuat prinsip HAM yang menyerukan jaminan
setiap orang untuk mengejar pemenuhan kebutuhan material dan spiritual secara
bebas dan bermartabat serta jaminan keamanan ekonomi dan kesempatan yang
sama. Hak2 tersebut jadi dasar perumusan Deklarasi Universal HAM (DUHAM)
yang dikukuhkan oleh PBB dalam Universal Declaration of Human Rights (UDHR)
tahun 1948.

F. DUHAM, 5 jenis hak asasi :


1. Hak Personal (Hak Jaminan Kebutuhan Pribadi);
2. Hak Legal (Hak Jaminan Perlindungan Hukum);
3. Hak Sipil dan Politik;
4. Hak Subsistensi (Hak Jaminan Adanya Sumber Daya Untuk Menunjang
Kehidupan); dan
5. Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya.
Perkembangan pemikiran tentang HAM
(pasca Perang Dunia II), ada 4 kurun generasi :
Generasi Pertama.
Pengertian HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran
HAM generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan
situasi Perang Dunia II, totaliterisme dan adanya keinginan negara-negara yang baru
merdeka untuk menciptakan suatu tertib hukum yang baru.
Generasi Kedua.
Pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-hak sosial,
ekonomi, politik dan budaya.
Generasi Ketiga.
Keadilan dan pemenuhan hak asasi haruslah dimulai sejak mulainya
pembangunan itu sendiri ,bukan setelah pembangunan itu selesai. Agaknya pepatah kuno
‘justice delayed, justice deny’ tetap berlaku untu kita semua.
Generasi Keempat.
Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh negara-negara di kawasan Asia
pada tahun 1983 melahirkan Deklarasi Hak Asasi Manusia yang disebut Declaration of
The Basic Duties of Asia People and Governmnet. Deklarasi ini lebih maju dari rumusan
generasi ketiga, karena tidak saja mencakup tuntutan struktural tetapi juga berpihak
kepada terciptanya tatanan sosial yang berkeadilan.

G. Perkembangan HAM Di Indonesia


1. Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)
2. Periode Setelah Kemerdekaan
Periode 1945-1950
Periode 1950-1959
Periode 1959-1966
Periode 1966-1998
Periode Pasca Orde Baru
3. Pemikiran HAM Boedi Oetomo
Dalam konteks pemikiran HAM, para pemimpin Boedi Oetomo telah
memperlihatkan adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi-
petisi yang ditujukan kepada pemerintah kolonial maupun dalam tulisan yang dimuat surat
kabar Goeroe Desa. Dalam bentuk pemikiran HAM Boedi Oetomo dalam bidang hak
kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat.
Perdebatan pemikiran
HAM yang terjadi pada sidang BPUPKI berkaitan dengan masalah hak persamaan
kedudukan di muka hukum, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak untuk
memeluk agama dan kepercayaan, hak berserikat, hak berkumpul, hak mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan.

H. BENTUK-BENTUK HAK ASASI MANUSIA


Bagir Manan membagi HAM dalam beberapa kategori :
 Hak sipil
 Hak politik.
 Hak ekonomi.
 Hak sosial budaya.
Baharuddin Lopa Membagi beberapa jenis :
 Hak persamaan dan kebebasan,
 Hak hidup,
 Hak memperoleh perlindungan,
 Hak penghormatan pribadi,
 Hak menikah dan berkeluarga,
 Hak wanita sederajat dengan pria,
 Hak anak dari orang tua,
 Hak memperoleh pendidikan,
 Hak kebebasan memilih agama,
 Hak kebebasan bertindak dan mencari suaka,
 Hak untuk bekerja,
 Hak memperoleh kesempatan yang sama,
 Hak milik pribadi,
 Hak menikmati hasil/produk ilmu, dan
 Hak tahanan dan narapidana.
UUD 1945
 Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat;
 Hak kedudukan yang sama di dalam hukum;
 Hak kebebasan berkumpul;
 Hak kebebasan beragama;
 Hak penghidupan yang layak;
 Hak kebebasan berserikat;
 Hak memperoleh pengajaran atau pendidikan.
UU No. 39/1999 tentang HAM
 Hak untuk hidup;
 Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan;
 Hak mengembangkan diri;
 Hak memperoleh keadilan;
 Hak atas kebebasan pribadi;
 Hak atas rasa aman;
 Hak atas kesejahteraan;
 Hak turut serta dalam pemerintahan;
 Hak wanita;
 Hak anak.

I. HAM: antara Universalitas dan Relativitas


Substansi HAM bersifat universal karena sifatnya sebagai pemberian Tuhan.
Semua negara sepakat dengan prinsip universal HAM, tetapi memiliki perbedaan
pandangan dan cara pelaksanaan HAM. Hal demikian sering disebut dengan istilah
wacana universalitas dan lokalitas atau partikularitas HAM. Partikularitas HAM terkait
dengan kekhususan yang dimiliki oleh suatu negara atau kelompok sehingga tidak
sepenuhnya dapat melaksanakan prinsip-prinsip HAM universal. Biasanya bersumber
pada kekhasan nilai budaya, agama, dan tradisi setempat.
Perdebatan antara universalitas dan partikular HAM tercermin dalam 2 teori yang
saling berlawanan : teori relativisme kultural dan teori universalitas HAM.
Teori relativisme kultural berpandangan bahwa nilai-nilai moral dan budaya bersifat
partikular; bahwa tidak ada hak yang universal, semua tergantung pada kondisi sosial
kemasyarakatan yang ada.
Teori universalitas HAM berpegang pada teori radikal universalitas HAM
berargumen bahwa perbedaan kebudayaan bukan berarti membenarkan perbedaan
konsepsi HAM. Berpendapat bahwa nilai-nilai HAM berlaku sama dimanapun dan
kapanpun serta dapat diterapkan pada masyarakat yang mempunyai latar belakang
budaya dan sejarah yang berbeda. Jadi pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai
HAM berlaku secara universal.

J. Pelanggaran dan Pengadilan HAM (UU No. 26/2000 tentang Pengadilan


HAM)
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan/atau mencabut HAM seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh UU, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirkan
tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.
Jadi, pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran kemanusiaan baik
dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak
asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang menjadi
pijakannya.
Pelanggaran HAM dikelompokkan dalam 2 bentuk :
 Pelanggaran HAM berat (meliputi kejahatan genosida dan kejahatan
kemanusiaan); dan
 Pelanggaran HAM ringan.
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud
untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, dan kelompok agama. Kejahatan genosida dilakukan dengan cara :
 Membunuh anggota kelompok.
 Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-
anggota kelompok.
 Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagiannya.
 Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok.
 Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan serangan yang
meluas dan sistematis.Kejahatan manusia berupa :
 Pembunuhan.
 Pemusnahan.
 Perbudakan.
 Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa.
 Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) tertentu; pokok hukum
internasional.
 Penyiksaan.
 Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual
lain yang setara.
 Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu.
 Penghilangan orang secara paksa.
 Kejahatan apartheid, penindasan dan dominasi suatu kelompok ras atas kelompok
ras lain untuk mempertahankan dominasi dan kekuasaannya.
Untuk menjaga pelaksanaan HAM, penindakan terhadap pelanggaran HAM
dilakukan melalui proses peradilan HAM melalui tahap-tahap penyelidikan, penyidikan,
dan penuntutan. Pelanggaran HAM kategori berat dapat diadili dengan membentuk
Pengadilan HAM ad hoc yang dibentuk atas dasar usul DPR dengan Kepres dan berada
dilingkungan Pengadilan Umum.
Dibentuk juga Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) yang dibentuk sebagai
lembaga ekstrayudisial yang bertugas untuk menegakkan kebenaran untuk mengungkap
penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggran HAM pada masa lampau, melaksanakan
rekonsiliasi dalam perspektif kepentingan bersama sebagai bangsa.
Tugas dan wewenang Pengadilan HAM :
 Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
 Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia oleh WNI yang
berada dan dilakukan di luar batas teritorial wilayah Negara RI.
 Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran
HAM yang berat yang dilakukan seseorang yang berumur di bawah 18tahun pada
saat kejahatan dilakukan.

K. Islam dan HAM


Islam adalah agama universal yang mengajarkan keadilan bagi semua manusia
tanpa pandang bulu. Islam meletakkan manusia pada posisi yang mulia. Digambarkan
oleh Al Qur’an manusia sebagai mahluk yang paling sempurna dan harus dimuliakan.
Dalam Islam, dinyatakan oleh Abu A’la al-Maududi, HAM adalah hak kodrati yang
dianugerahkan Allah SWT, kepada setiap manusia dan tidak dapat dicabut atau dikurangi
oleh kekuasaan atau badan apapun. Hak-hak yang diberikan Allah bersifat permanen dan
kekal.
Dua konsep hak dalam Islam :
 Hak manusia (haq al insan); dan
 Hak Allah.

Hak Allah melandasi hak manusia demikian juga sebaliknya, sehingga dalam
praktiknya tidak bisa dipisahkan satu dari yang lainnya.
Tiga bentuk HAM dalam Islam :
 Hak dasar (hak daruri), sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut
dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara,tetapi juga hilang
eksistensinya,bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Contoh : hak untuk hidup,
hak atas keamanan dll.
 Hak sekunder, yaitu hak-hak yang apabila tidak dipenuhi akan berakibat pada
hilangnya hak-hak dasarnya sebagai manusia.
 Hak tersier, yaitu hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dansekunder.
Konsepsi Islam tentang HAM dijumpai dalam sumber utama Islam, Al Qur’an dan
Hadits.
Implementasi HAM dapat dirujuk pada praktik kehidupan sehari-hari Nabi
Muhammad SAW, yang disebut dengan Sunnah (tradisi) Nabi Muhammad SAW.
Tonggak sejarah peradaban Islam sebagai agama HAM adalah lahirnya deklarasi Nabi
Muhammad SAW diMadinah yang biasa dikenal dengan Piagam Madinah.
HAM dalam Islam
Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukkan bahwa Islam sebagai
agama telah menempatkan manusia sebagai mahluk terhormat dan mulia. Karena itu,
perlindungan dan penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan dari ajaran Islam
itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya terhadap sesama manusia tanpa
kecuali.
Islam datang dengan membawa ajaran tentang HAM. Sebagaimana dikemukakan
oleh Maududi bahwa ajaran tentang HAM yang terkandung dalam Piagam Magna Charta
tercipta 600 tahun setelah kedatangan Islam. Selain itu, pemikiran Islam mengani hak-hak
di bidang sosial, ekonomi dan budaya telah jauh mendahului pemikiran Barat.
Dua prinsip pokok HAM dalam Piagam Madinah :
 Semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku bangsa.
 Hubungan antara komunitas muslim dengan non muslim didasarkan pada prinsip-
prinsip :
 Berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga;
 Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama;
 Membelamereka yang teraniaya;
 Saling menasihati;
 Menghormati kebebasan beragama.
Ketentuan HAM dalam Deklarasi Kairo:
 Hak persamaan dan kebebasan;
 Hak hidup;
 Hak perlindungan diri;
 Hak kehormatan pribadi;
 Hak berkeluarga;
 Hak kesetaraan wanita dengan pria;
 Hak anak dari orang tua;
 Hak mendapatkan pendidikan;
 Hak kebebasan beragama;
 Hak kebebasan untuk mencari suaka;
 Hak memperoleh pekerjaan;
 Hak memperoleh perlakuan sama;
 Hak kepemilikan; dan
 Hak tahanan dan narapidana.
Tiga bentuk HAM dalam Islam
 Hak darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut
dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga hilang
eksistensinya, bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Misal : bila hak hidup
seseorang dilanggar, maka berarti orang itu mati.
 Hak hajy (hak sekunder), yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat
pada hilangnya hak-hak elementer. Misal : hak seseorang untuk memperoleh
sandang pangan yang layak, maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup.
 Hak tahsiny (hak tersier) yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer
dan sekunder.

Pertanyaan
Indonesia merupakan negara hukum, namun Indonesia bukan negara Islam, sehingga
hukum yang dianut di Indonesia bukanlah hukum Islam. Hukum di Indonesia sangat
memperhatikan dan tetap menjaga hak asasi dari pelanggar hukum, sehingga hukum di
Indonesia kurang memberi efek jera terhadap para pelanggar hukum. Disisi lain,
dikarenakan tingginya toleransi hukum di Indonesia terhadap hak asasi pelanggar hukum,
akhirnya hukum di Indonesia dianggap lemah dan berdampak pada tingginya tingkat
pelanggaran hukum di Indonesia.
 Guna menyelesaikan persoalan tersebut diatas, mana yang menurut Ibu paling
baik untuk dilakukan di Indonesia?
- tetap dengan hukum yang telah berlaku (tidak melakukan perubahan)
- mengurangi toleransi hak asasi terhadap pelanggar hukum
- melaksanakan hukum Islam yang tidak pandang bulu
Terimaksih

Anda mungkin juga menyukai