Anda di halaman 1dari 6

METODE SAMPLING ENDAPAN PLACER

Abstrak
Endapan plaser merupakan tipe endapan sekunder yang terbentuk
karena adanya cebakan peminerlan. Cebakan Mineral ini dibentuk oleh
pelapukan mekanik yang terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih
dan pemecahan dari residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut
pengendapan tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai
endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt, Au, kasiterit, magnetit,
monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum, rutil, dsb. Berdasarkan tempat
dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi menjadi endapan
plaser eluvium, plaser aluvium, plaser laut/pantai, plaser fosil.

Abstract
Placer deposition is a type of secondary precipitates formed due to
mineral deposits. The mineral deposits are formed by mechanical weathering
formed by mechanical concentration of mineral ore and solution of the residue.
The process of sorting out which involves the deposition depends on particle size
and density called placer deposition. The important placer minerals is Pt, Au,
cassiterite, magnetite, monazite, ilmenite, zircon, diamond, garnet, tantalum,
rutill, etc. Based on the place where deposited, placer or minerals can be divided
into the sediment put eluvium placer, aluvium placer, sea/beach placer, fossil
placer.

Kata Kunci : Endapan placer merupakan endapan sukender terbentuk karena


cebakan.

Pendahuluan
Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan
batuan sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama
sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal. Mineral
bijih sedimenter umumnya bersifat stratiform[1] atau bersifat stratabound[2].

[1] mineral bijih sedimenter yang keterdapatannya mengikuti lapisan.


[2] mineral bijih sedimenter yang keterdapatannya berbatasan dengan litologi tertentu.
Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti
endapan timah letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di
Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena
pelapukan kimiawi seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di
Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/ Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter
berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan
sumbernya, metal dibagi dua yaitu endapan supergen [3], serta endapan
hipogen[4]. Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan batuan
sedimen) dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang terbentuk
bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik (endapan
mineral terbentuk setelah batuan ada).

Tipe Endapan Sekunder


Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat
faktor yaitu : sumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene
(primer atau sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian
diendapkan dalam cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme
seperti endapan diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari magma dalam
kerak bumi atau vulkanisme (hypogene). Endapan sekunder (secara umum)
adalah :
 Endapan yang terbentuk akibat konsentrasi mineral berharga (bijih),
 Endapan yang berasal dari perombakan batuan asal,
 Mengalami pengendapan kembali melalui proses - proses eksogen.
 Pelapukan (kimia atau mekanis),
 Transportasi,
 Sorting (pelindian/leaching), dan
 Pengkonsentrasian (pengkayaan).

Endapan Plaser
Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan
pemecahan dari residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut
pengendapan tergantung oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai

[3] endapan yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih primer.
[4] endapan yang metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal.
endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt, Au, kasiterit, magnetit,
monasit, ilmenit, zir.
Placer adalah endapan bahan galian atau batuan yang telah mengalami
proses pelapukan dan transportasi kemudian terendapkan ditempat yang lebih
rendah. Endapan placer termasuk endapan sekunder dan endapan ini terdiri dari
endapan eluvial dan alluvial. Sebagai contoh, intan, garnet, tantalum, rutil, dsb.
Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan
dapat dibagi menjadi :
 Endapan Plaser Eluvium
Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral
bijih primer. Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan),
material mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan
platina di Urals.

Gambar 1
Endapan Placer Eluvial
 Plaser Aluvium
Plaser alluvium ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di
sungai bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis, mineral
bijih yang berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas pengayaan akan
didapat kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam meander, di
kuala sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka dan Belitung. Au-
plaser di California.
Gambar 2
Endapan Placer Aluvial
 Plaser Laut/Pantai
Plaser laut atau pntai merupakan endapan yang terbentuk oleh karen
aktivitas gelombang memukul pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai.
Mineral yang umum di sini adalah ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan
intan, tergantung dari batuan terabrasi.
 Fossil plaser
Fossil plaser merupakan endapan primer purba yang telah mengalami
pembatuan dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini
adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas
terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi dalam
beberapa lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km.
Tambang terdalam di dunia sampai 3000 meter, ini dimungkinkan karena gradien
geotermis disana sekitar 10 per 130 meter.
Menurut bentuk dan tempat pengendapannya placer dapat digolongkan
menjadi :
 Residual Placer
Sering pula disebut eluvial karena terbentuk langsung diatas batuan
induknya atau sedikit pada lerengnya, batuannya kasar dan tepinya masih jelas
kasar.
 Hill Silk Placer
Terjadinya pada tebing-tebing lembah dan cirinya masih kasar.
 Creet Placer
Endapan ini terdapat di sungai-sungai kecil di bukit merupakan endapan
yang dangkal dan letaknya sejajar dengan permukaan aliran air, bentuknya
sudah agak bulat.
 Bech Placer
Terdapat pada teras – teras sungai dalam bentuk halus dan agak
berongga.
 River Bar Placer
Terdapat di samping atau tepat di muka muara sungai bentuknya halus
sekali.
 Gravel Plain Placer
Terdapat pada daerah pantai yaitu pada daerah pasang surut air laut.
 Beach Placer
Terbentuk oleh aliran gelombang air laut biasa terdapat pada lereng-
lereng pasir pantai dan tak jauh dari daratan.

Di Indonesia sendiri endapan placernya masih tergolong muda karena


saat diketemukan kebanyakan tidak lebih dari lima puluh meter. Sehingga masih
bisa diusahakan dengan system tambang terbuka.

Gambar 3
Endapan placer dengan batuan induk urat (vein)
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya Tambang, Hadi. 2011. “Endapan Mineral”. http://hadiwijayatambang.


blogspot.com/2011/05/endapan-mineral.html. Diakses pada 28 Oktober
2014.
88, Syawal. 2010. “Proses Pembentukan Endapan Mineral”. https://syawal88.
wordpress.com/2010/08/12/proses-pembentukan-endapan-mineral.
Diakses pada 28 Oktober 2014.
Boy plaza, True. 2013. “Endapan Placer”. http://trueboyplaza.wordpress.com/
2013/04/07/endapan-placer. Diakses pada 28 Oktober 2014.
Malau 31, Valentino. 2010. “Endapan Mineral”. http://valentinomalau31.blogspot.
com/2010/12/endapan-mineral.html. Diakses pada 28 Oktober 2014.
Cika, Geology. 2010. “Endapan Mineral”. http://geologycika.blogspot.com/2010/
06/endapan-mineral.html. Diakses pada 28 Oktober 2014.

Anda mungkin juga menyukai