Anda di halaman 1dari 7

BAB I

1. Sejarah perkembangan HAM dunia


 Magna charta 1215 : rakyat inggris menuntut keadilan
 Pettion of rights 1628 : tidak boleh menjalankan perang
 Habeas corpus act 1679 : alasan penahanan seseorang harus ada bukti sah
 Bill of rights 1689 : kebebasan memilih anggota parlemen, bebas mengeluarkan
pendapat, bebas menentukan agama
 Declaration of independence 1776 : semua orang diciptakan tuhan untuk mendapat
kebahagiaan
 Declaration des drotis de l’homme et dua citoyen 1789 : manusia dilahirkan bebas dan
memiliki hak masing masing
 Atlantic charter 1941 : kebebasn beragama, kebebasan rasa takut, kebebasan berbicara,
dll
 Universal declaration of human rights 1948 : hak asasi manusia terdiri atas 30 pasal.

2. Ciri perkembangan HAM sebelum kemerdekaan


Ditandai dengan kemunculan berbagai organisasi pergerakan nasional, yaitu
1) Budi Utomo (1908), organisasi ini memperjuangkan hak kebebasan berserikat dan
mengeluarkan pendapat
2) Sarekat Islam (1911), organisasi ini memperjuangkan hak penghidupan yang layak dan
bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial
3) Indische Partij (1912), organisasi ini memperjuangkan hak untuk mendapatkan
kemerdekaan dan perlakuan yang sama
4) Perhimpunan Indonesia (1925), organisasi ini memperjuangkan hak untuk
menentukan nasib sendiri
5) Partai Nasional Indonesia (1931), memperjuangkan hak untuk menentukan nasib
sendiri, hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk berserikat dan berkumpul, hak
persamaan di muka hukum, dan hak untuk turut dalam penyelenggaraan negara.

3. Hak dan kewajiban


Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya memiliki
hubungan sebab akibat. Seseorang mendapatkan hak setelah menjalankan kewajibannya.
Contohnya, seorang pekerja akan mendapatkan haknya (upah/gaji) setelah menjalankan
kewajibannya (bekerja). Contoh lain, seorang pelajar akan mendapatkan haknya (ilmu
pengetahuan) setelah menjalankan kewajibannya (belajar dengan sungguh-sungguh).

4. Perkembangan HAM pada demokrasi terpimpin


Periode 1959-1966, periode ini merupakan awal masa demokrasi terpimpin, di mana
kekuasaan berpusat pada presiden. Parlemen tidak lagi memiliki kewenangan
mengontrol presiden. Akibat dari model pemerintahan ini adalah tidak adanya pemikiran
HAM. Pemerintah membatasi hak sipil dan hak politik warga negara, seperti hak untuk
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan.
5. Hak asasi politik, pribadi, ekonomi, sosial budaya
 Hak asasi pribadi (personal rights) :
-Kebebasan bergerak, bepergian, dan berpindah tempat
-Kebebasan masuk dan mengikuti organisasi
-Kebebasan mengeluarkan pendapat
-Hak untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan
 Hak asasi politik (political rights) :
-Hak menjadi warga negara
-Hak untuk memilih dan dipilih
-Kebebasan untuk masuk/mendirikan partai politik
-Hak berkumpul dan berserikat
 Hak asasi ekonomi (property rights) :

-Hak memilih, mencari, dan mengumpulkan kekayaan


-Kebebasan memilih pekerjaan
-Hak untuk menjual, membeli, dan menyewa

 Hak asasi sosial dan budaya (social and cultural rights) :

-Hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan perumahan yang


layak
-Hak untuk mengembangkan dan berpartisipasi dalam kebudayaan
-Hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap karya cipta

6. Ciri khusus HAM (essay)


 Hakiki, yaitu ada pada setiap diri manusia sebagai makhluk Tuhan
 Universal, yaitu hak itu berlaku untuk semua orang di mana saja, tanpa memandang
status, ras, harga diri, gender, atau perbedaan lainnya
 Permanen atau tidak dapat dicabut, yaitu hak itu tetap selama manusia itu hidup dan
tidak dapat dihapuskan oleh siapapun
 Tidak dapat dibagi, yaitu semua orang berhak mendapatkan haknya, apakah hak sipil
atau hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

7. Pelanggaran HAM

 Kasus Terbunuhnya Marsinah (1993)


Marsinah adalah seorang buruh pabrik PT CPS. Marsinah aktif dalam unjuk rasa untuk
memperjuangkan nasib para buruh. Selang beberapa hari setelah unjuk rasa, Marsinah
ditemukan meninggal dengan tubuh yang penuh tanda penyiksaan dan penganiayaan.
Peristiwa ini diduga merupakan peristiwa pelanggaran HAM.
 Kerusuhan Mei 1998

Adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei–
15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain.
Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana
empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei
1998. Hal inipun mengakibatkan penurunan jabatan Presiden Soeharto, serta pelantikan
B. J. Habibie.

 Kasus pembunuhan munir

Munir Said Thalib adalah seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang dibunuh di
dalam pesawat pada 7 September 2004. Munir diracun di udara dalam perjalanannya
dari Jakarta menuju Amsterdam. Meski sudah 18 tahun berlalu, tetapi kasus ini masih
terus menyisakan tanda tanya.

8. Faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM


 Faktor Internal (dari dalam diri seseorang)
1) Tidak seimbangnya pelaksanaan hak asasi dan kewajiban asasi
2) Belum adanya kesepahaman dan kesamaan mengenai konsep HAM
3) Sikap individualisme
4) Kurangnya kesadaran tentang HAM
5) Rendahnya sikap toleransi
 Faktor Eksternal (dari luar diri seseorang
1) Lemahnya dan kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum
2) Penyalahgunaan kekuasaan
3) Penyalahgunaan kemajuan teknologi

BAB 2
9. Asal kata demokrasi
Berasal ari bahasa Yunani “demos” yang berarti masyarakat (rakyat) dan “krotos” yang
berarti aturan atau kekuasaan.

10. Demokrasi menurut Abraham Lincoln (essay)


Democracy is goverment of the people, by the people, and for the people (demokrasi
adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat).

11. Trias politika


Salah satu prinsip demokrasi adalah prinsip trias politika yang membagi kekuasaan
menjadi tiga, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Kekuasaan negara ini bersifat saling
lepas (independen) dan berada dalam kedudukan yang sejajar satu sama lain.

12. Demokrasi presidensial


Demokrasi dengan pemerintahan yang dijalankan oleh presiden. Kekuasaan eksekutif
dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan oleh rakyat secara langsung
ataupun melalui badan perwakilan. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan
memberhentikan menteri. Menteri tidak bertanggungjawab kepada parlemen tetapi
kepada presiden. Presiden dan parlemen mempunyai kedudukan yang sama sebagai
lembaga negara, dan tidak dapat saling membubarkan.

13. Demokrasi langsung dan tidak langsung


 Demokrasi Langsung
Rakyat langsung menyalurkan kehendaknya. Rakyat diikutsertakan dalam proses
pengambilan keputusan. Rakyat dapat menyalurkan hak dan pendapatnya tanpa
perwakilan. Dapat dilakukan jika rakyatnya tidak terlalu banyak, Contohnya tingkat RT
atau RW.
 Demokrasi Tidak Langsung
Rakyat memilih wakil-wakilnya sebagai pemegang kehendak rakyat. Rakyat tetap
memegang kekuasaan tertinggi. Rakyat memilih wakilnya dalam Pemilu. Aspirasi rakyat
disalurkan melalui para wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
Dilaksanakan karena penduduknya selalu bertambah, masalah pemerintah semakin
rumit, dan setiap warga mempunyai kesibukan sendiri.

14. 3 model demokrasi yang pernah ditetapkan di Indonesia (essay)


Demokrasi Parlementer (Liberal) tahun 1945-1949, Demokrasi Terpimpin tahun 1959-
1965, dan Demokrasi Pancasila tahun 1965-1998, Demokrasi era reformasi tahun 1998-
sekarang.

15. Praktik Demokrasi Terpimpin.


 Tindakan presiden yang mengangkat ketua MPR yang dirangkap wakil perdana menteri II
dan pengangkatan wakil-wakil ketua MPR dari partai-partai besar (PNI dan NU) serta dari
ABRI yang masing-masing diberi kedudukan sebagai menteri yang tidak memiliki
departemen.
 Tahun 1960, DPR hasil pemilu dibubarkan oleh presiden dan digantikan dengan DPR-GR.
Keanggotaan dalam DPR-GR diduduki oleh tokoh-tokoh beberapa partai besar, seperti
PNI, NU, dan PKI. Ketiga partai ini dianggap telah mewakili seluruh golongan seperti
golongan nasionalis, agama, dan komunis yang sesuai dengan konsep nasakom.
 Pengangkatan Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup dalam Sidang Umum
MPRS tahun 1963.
 Usulan prinsip nasakom untuk melanggengkan kedudukan presiden sebagai pemimpin
besar revolusi.

16. Kriteria menentukan situasi demokratis


 Kekuasaan, negara harus menghormati hak warganya dengan mendukung untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan politik dan pemerintahan.
 Keadilan, adanya perlakuan yang sama di depan hukum bagi setiap warga negara
 Kesejahteraan, adanya kesempatan yang sama untuk menikmati hasil pembangunan dan
penghidupan yang layak sesuai dengan kemanusiaan
 Peradaban, adanya kesempatan pengembangan pendidikan, kreativitas, dan kebebasan
dalam berkarya atau berinovasi
 Afeksi, adanya hubungan antara rakyat dan wakil rakyat di lembaga perwakilan.
 Keamanan, adanya jaminan keamanan dan keselamatan bagi seluruh warga negara
dalam kehidupan mereka
 Kebebasan, adanya kebebasan dalam berpikir, berbicara, dan mengemukakan pendapat
sesuai dengan aturan yang berlaku.

17. Demokrasi Formal, Materiil, dan Gabungan


 Demokrasi Formal
Menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa mengurangi atau
menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Individu diberi kebebasan yang luas
sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal. Umumnya diterapkan dalam
negara berpaham liberal.
 Demokrasi Materiil
Memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang sosial-ekonomi, sehingga
persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas. Partai politik yang berkuasa menjadikan
segala sesuatu sebagai milik negara sehingga hak milik pribadi tidak diakui. Kebebasan
dan hak manusia di bidang politik dihilangkan, demi persamaan di bidang ekonomi.
Umumnya dikembangkan di negara berpaham sosialis komunis.
 Demokrasi Campuran
Campuran dari demokrasi formal dan materiil. Berupaya mengambil kebaikan dan
membuang keburukan dari demokrasi formal dan materiil. Umumnya diterapkan negara
yang tidak berpaham liberal maupun sosialis komunis.

18. Penyimpangan Demokrasi Pancasila


Kesenjangan ekonomi terjadi antara pusat daerah sehingga tingkat kesejahteraan tidak
merata. Di sisi lain, KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) semakin merajalela dalam tubuh
pemerintahan. Di bidang politik, terjadi tirani oleh salah satu partai politik, sementara
peran militer dianggap lebih dominan dibanding sipil.

BAB III
19. Hukum berdasarkan sumber
 Hukum Undang-Undang, hukum yang tercantum di dalam peraturan perundang-
undangan
 Hukum Adat dan Hukum Kebiasaan, hukum yang diambil dari peraturan-peraturan adat
dan kebiasaan
 Hukum Yurisprudensi, hukum yang terbentuk dari putusan pengadilan
 Hukum Traktat, hukum yang ditetapkan oleh negara peserta perjanjian internasional.

20. Yurisprudensi

Hukum yang terbentuk dari putusan pengadilan. Keputusan-keputusan dari hakim


terdahulu untuk menghadapi suatu perkara yang tidak diatur di dalam UU dan dijadikan
sebagai pedoman bagi para hakim yang lain untuk menyelesaikan suatu perkara yang
sama

21. Perbedaan hukum publik (pidana) dan privat (perdata) (essay)

Hukum Privat Hukum Publik

Mengutamakan kepentingan individu Mengutamakan pengaturan kepentingan


umum

Mengatur hal ihwal (mendasar) yang Mengatur hal ihwal (mendasar/awal)


bersifat khusus yang bersifat umum

Dipertahankan oleh individu Dipertahankan oleh negara melalui jaksa


Asas perdamaian diutamakan dan Tidak mengenal asas perdamaian
diupayakan oleh hakim

Gugatan dari pihak penggugat dapat Gugatan tidak dapat dicabut kembali
ditarik kembali setiap saat

Sanksinya berbentuk perdata: macam Sanksinya umum: macam hukumannya


hukumannya berupa denda atau adalah hukuman mati, penjara,
hukuman kurungan sebagai pengganti kurungan, denda dan hukuman
hukuman denda tambahan

22. Tingkat pengadilan (essay)

23. Perbedaan MA dan MK

Mahkamah Agung (MA) Mahkamah Konstitusi (MK)

Memiliki 60 hakim Memiliki 9 hakim

Melakukan uji materi Undang-Undang Melakukan uji materi Undang-Undang


(UU) terhadap Undang-Undang (UU) (UU) terhadap UUD 1945
24. Pasal 10 KUHP
 Jenis hukuman pidana yang dijatuhkan untuk perilaku melanggar hukum adalah
sebagai berikut.
a) Pidana pokok, terdiri dari:
1) Pidana mati,
2) Pidana penjara
-seumur hidup
-sementara (selama-lamanya 20 tahun dan sekurang-kurangnya satu tahun) atau pidana
penjara selama waktu tertentu,
3) Pidana kurungan, sekurang-kurangnya satu hari dan setinggi-tingginya satu tahun,
4) Pidana denda (sebagai pengganti hukuman kurungan), dan
5) Pidana tutupan, dijatuhkan berdasarkan alasan-alasan politik terhadap pelaku kejahatan
yang diancam hukuman penjara oleh KUHP.

b) Pidana tambahan, terdiri dari:


1) Pencabutan hak-hak tertentu,
2) Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu, dan
3) Pengumuman keputusan hakim.

Anda mungkin juga menyukai