Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 6

VIZENA FATMAWATI / 21106010028.


SALSABILA / 21106010029.
DIAH AJENG NOVA ANANDA / 21106010030.
MUHAMMAD HAFIZH NAUFAL / 21106010031.
IRSYAD NURROHMAN / 21106010032

KEWARGANEGARAAN
Hak Asasi Manusia ( H A M )
Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa
manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. Hak
asasi manusia berlaku kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja, sehingga sifatnya
universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak asasi manusia juga tidak dapat
dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling bergantung. Hak asasi manusia biasanya
dialamatkan kepada negara, atau dalam kata lain, negaralah yang mengemban kewajiban
untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia, termasuk dengan
mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh swasta.
HAM
.
Secara hukum, penggunaan istilah HAM di Indonesia diatur UUD 1945 dan
UU No. 39/1999 tentang HAM. HAM juga menjadi isu besar teori dan praktik
hubungan internasional (Meuwissen, 1984). Hirsch Ballin dan Couwenberg
mengatakan, konotasi HAM terkait asas-asas ideal dan politis sehingga
bersifat dinamis. Sebaliknya HAM merupakan bagian integral UUD, bersifat
yuridis, statis, dan hanya terkait suatu negara. Sebagai contoh, di mana
perkawinan sejenis di negara lain tak bisa dipaksakan di Indonesia sebab tidak
diatur UUD 1945.
Perkembangan
HAM di Indonesia

01. 02.
Periode 1945-1950 Periode 1950-1959

03. 04.
Periode 1959-1966 Periode 1966-1998

05.
Periode 1998-sekarang
Perkembangan HAM di Indonesia
1. Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih menekankan pada hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk
berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di
parlemen. Pemikiran HAM telah mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan masuk ke
dalam hukum dasar negara (konstitusi),yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bersamaan
dengan itu prinsip kedaulatan rakyat dan negara berdasarkan atas hukum dijadikan sebagai sendi bagi penyelenggaraan
negara Indonesia merdeka. Komitmen terhadap HAM pada periode awal kemerdekaan sebagaimana ditunjukkan dalam
Maklumat Pemerintah tanggal 1 November 1945. Langkah selanjutnya memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk
mendirikan partai politik. Sebagaimana tertera dalam Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945.

2. Periode 1950-1959
Pemikiran HAM pada periode ini mendapatkan momentum yang sangat membanggakan, karena suasana kebebasan yang
menjadi semangat demokrasi liberal atau demokrasi parlementer mendapatkan tempat di kalangan elit politik. Seperti
dikemukakan oleh Prof. Bagir Manan bahwa pemikiran dan aktualisasi HAM pada periode ini mengalami “pasang” dan
menikmati “bulan madu” kebebasan. Indikatornya menurut ahli hukum tata negara ini ada 5 (lima) aspek.
1. Semakin banyak tumbuh partai-partai politik dengan beragam ideologinya masing-masing
2. Kebebasan pers sebagai salah satu pilar demokrasi betul-betul menikmati kebebasannya
3. Pemilihan umum sebagai pilar lain dari demokrasi harus berlangsung dalam suasana kebebasan, fair (adil) dan
demokratis
4. Parlemen atau dewan perwakilan rakyat sebagai representasi dari kedaulatan rakyat menunjukkan kinerja dan
kelasnya sebagai wakil rakyat dengan melakukan kontrol yang semakin efektif terhadap eksekutif
5. Wacana dan pemikiran tentang HAM mendapatkan iklim yang kondusif sejalan dengan tumbuhnya kekuasaan yang
memberikan ruang kebebasan
Periode 1959-1966
Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah
sistem demokrasi terpimpin sebagai reaksi penolakan Soekarno
terhadap sistem demokrasi parlementer. Pada sistem ini
(demokrasi terpimpin), kekuasaan terpusat dan berada di
tangan Presiden. Akibat dari sistem demokrasi terpimpin,
Presiden melakukan tindakan inkonstitusional, baik pada
tataran suprastruktur politik maupun dalam tataran
infrastruktur politik. Dalam kaitan dengan HAM, telah terjadi
pemasungan hak asasi manusia, yaitu hak sipil dan hak politik
seperti hak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pikiran dengan tulisan. Dengan kata lain, telah terjadi sikap
restriktif (pembatasan yang ketat oleh kekuasaan) terhadap hak
sipil dan hak politik warga negara.
Periode 1966-1998
Setelah terjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, ada semangat untuk menegakkan HAM.
Pada masa awal periode ini telah diadakan berbagai seminar tentang HAM. Salah satunya dilaksanakan pada
tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan HAM.
Sementara itu, pada sekitar awal tahun 1970-an sampai periode akhir 1980-an persoalan HAM di Indonesia
mengalami kemunduran, karena HAM tidak lagi dihormati, dilindungi dan ditegakkan. Pemikiran penguasa
pada masa ini sangat diwarnai oleh sikap penolakannya terhadap HAM sebagai produk Barat dan individualistik
serta bertentangan dengan paham kekeluargaan yang dianut bangsa Indonesia.
Meskipun mengalami kemandegan bahkan kemunduran, pemikiran HAM nampaknya terus ada pada periode ini
terutama di kalangan masyarakat yang dimotori oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan akademisi yang
fokus terhadap penegakan HAM. Upaya masyarakat dilakukan melalui pembentukan jaringan dan lobi
internasional terkait dengan pelanggaran HAM yang terjadi seperti kasus Tanjung Priok, kasus Kedung Ombo,
dan lain sebagainya.
Upaya yang dilakukan oleh masyarakat menjelang periode 1990-an nampaknya memperoleh hasil yang
menggembirakan karena terjadi pergeseran strategi pemerintah dari represif dan defensif ke strategi
akomodatif terhadap tuntutan yang berkaitan dengan penegakan HAM. Salah satu sikap akomodatif pemerintah
terhadap tuntutan penegakan HAM adalah dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM)
berdasarkan Keppres Nomor 50 Tahun 1993 tertanggal 7 Juni 1993.
Periode 1998-Sekarang

Pergantian pemerintahan pada tahun 1998 memberikan dampak yang sangat besar pada pemajuan dan
perlindungan HAM di Indonesia. Pada saat ini dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan
pemerintah pada masa orde baru yang berlawanan dengan pemajuan dan perlindungan HAM.
Selanjutnya, dilakukan penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia.
Strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap status penentuan dan
tahap penataan aturan secara konsisten. Pada tahap status penentuan telah ditetapkan beberapa
ketentuan perundang-undangan tentang HAM,seperti amandemen UUD NRI Tahun 1945, TAP MPR, UU,
peraturan pemerintah dan ketentuan perundang-undangan lainnya. Adapun, tahap penataan aturan
secara konsisten mulai dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Habibie. Tahap ini ditandai dengan
penghormatan dan pemajuan HAM dengan dikeluarkannya TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM
dan disahkannya sejumlah konvensi HAM, yaitu Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan Kejam
Lainnya dengan UU Nomor 5/1999; Konvensi ILO Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan
Perlindungan Hak untuk Berorganisasi dengan Keppres Nomor 83/1998; Konvensi ILO Nomor 105
tentang Penghapusan Kerja Paksa dengan UU Nomor 19/1999.
Permasalahan HAM di Indonesia
Permasalahan hak asasi manusia merupakan
ancaman yang tidak bisa dianggap remeh.
Semakin lama dibiarkan, permasalahan ini akan
semakin rumit dan akan menjadi polemik yang
berkepanjangan. Pemerintah harus bertindak
tegas terhadap permasalahan yang berkenaan
dengan hak asasi manusia. Kita ambil contoh Tidak hanya korupsi saja,
korupsi sebagai salah satu pelanggaran hak asasi banyak sekali pelanggaraan
manusia. Korupsi merupakan tindak pidana HAM yang terus terjadi di
yang dilakukan oknum tertentu untuk Indonesia seperti, kekerasan
kepentingan pribadi. Uang-uang yang anak dibawah umur,
seharusnya digunakan untuk mensejahterakan penyelundupan dan
rakyat malah dipergunakan untuk memperkaya perdagangan manusia, dan
diri. Tindakan ini menimbulkan kerugian yang lain-lain. Kasus-kasus
sangat besar. Di Indonesia korupsi bukan pelanggaran HAM berat
merupakan hal yang tabu. Kasus korupsi di seperti itu harus segera
Indonesia sudah merajalela dari bertahun-tahun ditangani. Jika tidak segera
silam. Kebanyakan korupsi dilakukan oleh diselesaikan, maka akan
kalangan atas untuk memuaskan nafsu belaka menjadi cerita belaka yang
tanpa memikirkan kalangan bawah yang tidak tau penyelesaiannya
semakin sengsara. bagaimana.
Bentuk Pelanggaran
HAM
Pelanggaran HAM sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
contoh kasusnya yaitu pembunuhan, pemerkosaan, penculikan,
pengeroyokan, sampai pelecehan. Berdasarkan bentuk
pelanggaran HAM dibagi menjadi dua yaitu diskriminasi dan
penyiksaan.

1. deskriminasi
Diskriminasi adalah suatu pembatasan, pengucilan, dan pelecehan atas dasar
perbedaan agama, suku, ras, etnis, kelompok, golongan, jenis kelamin, dan
keyakinan. Diskriminasi termasuk bentuk pelanggaran HAM karena pengurangan
atau penghapusan kebebasan dasar kehidupan individu atau kelompok.

2. Penyiksaan
Penyiksaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara sengaja oleh
kelompok atau seseorang. Penyiksaan ini menimbulkan rasa sakit, penderitaan, dan
trauma seseorang secara jasmani dan rohani.
Berdasarkan Sifatnya
1. Pelanggaran HAM berat
Pelanggaran HAM Berat Pelanggaran HAM berat sampai
mengancam nyawa manusia seperti pembunuhan, perampokan,
perbudakan, penganiayaan, dan penyanderaan. Menurut UU RI
Nomor 26 Tahun 2000, memuat tentang pengadilan HAM ada dua
pelanggaran HAM berat yaitu genosida dan kejahatan kemanusiaan.

2. Pelanggaran HAM biasa


Kasus pelanggaran HAM ini tidak mengancam keselamatan
seseorang. Tetapi kasus ini masuk kategori berbahaya. Contoh
kasus pelanggaran HAM ringan yaitu pencemaran lingkungan,
pemakaian bahan berbahaya untuk makanan atau minuman,
pemukulan, pencemaran nama baik, dan menahan kebebasan
berekspresi.
Kasus Pelanggaran HAM

penculikan
aktivis politik pertikaian antar
(1998) kelompok
01. 03.

kerusuhan
tanjong priok
02. kasus munir
(2004)
04.
(1984)
PENEGAKAN HAM DI INDONESIA
Penegakan hak asasi manusia merupakan cerminan atau perwujudan dari sila pancasila yang
kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Penegakan hak asasi manusia terjadi karena adanya
pelanggaran hukum yang dilakukan. 
Penegakan hak asasi manusia adalah tugas seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya tugas bagi
lembaga negara saja.  Semua lapisan masyarakat tersebut diharapkan dapat berkerjasama dan saling
membantu dalam menegakkan hak asasi manusia demi tercpapainya perwujudan sila Kemanusiaan
yang adil dan beradab dan terciptanya masyarakat yang sejahtera.

Pentingnya Penegakan HAM di Indonesia


Penegakan HAM Penting dilakukan di Indonesia. Karena dengan ditegakannya HAM, ini merupakan bentuk
dari tindakan preventif terhadap banyaknya penyimpangan segala bentuk norma yang berlaku di dalam masyarakat
seperti norma agama norma hukum, norma moral, dan norma sosial.
Beberapa upaya pemerintah dalam menegakkan HAM

a. Membentuk Komnas HAM.


Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara
lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi
hak asasi manusia.

b. Membentuk Instrumen HAM.


Instrumen HAM memiliki banyak fungsi, antara lain untuk menegakan hak-hak asasi manusia;
untuk melindungi hak-hak asasi manusia; untuk mencegah berbagai pelanggaran terhadap hak-hak
asasi manusia; untuk mengadili berbagai pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
c. Membentuk Pengadilan HAM.

Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat. Pengadilan HAM berwenang juga memeriksa dan memutus perkara pelanggaran
hak asasi manusia yang berat yang dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara Republik Indonesia
oleh warga negara Indonesia.
d. Membentuk Komnas anti kekerasan terhadap Perempuan.
Komnas anti kekerasan terhadap perempuan memiliki tugas untuk mengembangkan kondisi yang kondusif
bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan penegakan hak-hak asasi manusia
perempuan di Indonesia; Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan dan perlindungan hak-hak asasi perempuan.

e. Membentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia.


KPAI memiliki tugas untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan Hak
Anak; memberikan masukan dan usulan dalam perumusan kebijakan tentang penyelenggaraan Perlindungan
Anak.

Penegakan hak asasi manusia (HAM) di indonesia dilakukan dengan berbagai upaya sebagai
berikut ini:
1. Mengadili pelaku pelanggaran HAM sesuai dengan hukum yang berlaku,
2. Melindungi para korban pelaku pelanggaran HAM di indonesia.
3. Membuka kembali kasus pelanggaran HAM yang belum terungkap pelakunya.
4. Memberlakukan undang-undang yang terkait dengan hak asasi manusia.
5. Dibentuknya pengadilan HAM untuk mengadili para pelaku pelanggaran HAM.
Terima kasih!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai