NIM : B011201318
2. Uraikan ruang lingkup dari ketiga generasi dalam pengaturan Hak Asasi
Manusia?
Jawaban:
Generasi pertama HAM yang menyangkut masalah hak sipil dan politik, Hak
asasi manusia yang pertama berangkat dari mewakili hak hak sipil dan politik yang
dimulai sejak periode Yunani klasik namun konsepsi modern yang kemudian menjelma
menjadi Ham khususnya hak sipil dan politik hak hak ini muncul dari tuntunan untuk
melepaskan diri dari kungkungan kekuasaan absolutisme negara dan kekuatan
kekuatan sosial lainnya.
Kedua mengenai hak hak ekonomi sosial dan budaya, yang muncul dari tuntutan
agar negara memberikan pemenuhan akan hak-hak dasar warga negara. Dalam bagian
luas, yang merupakan respon terhadap pelanggaran pelanggaran dan penyelewengan
penyelewengan dari perkembangan kapitalisme dan menggarisbawahinya tanpa kritik
yang esensial, konsepsi kebebasan individual yang Mentoleransi bahkan melegitimasi,
eksploitasi kelas pekerja dan masyarakat kolonial.
Munculnya generasi HAM ketiga dilandasi oleh rasa solidaritas atau hak
solidaritas atau hak bersama dan merupakan rekonseptualisasi dari dua generasi
HAM sebelumnya. Tercermin dalam pasal 28 universal declaration of human rights.
HAM yang melekat pada diri manusia itu sendiri mempunyai berbagai Hak hak dasar
dari Ham itu meliputi hak
Hak asasi pribadi atau the personal rights yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat memeluk agama bergerak dan sebagainya.
Hak asasi ekonomi atau the property rights yaitu hak untuk memiliki sesuatu
membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau yang biasa disebut the rights of legal Equality.
Hak hak politik atau the Political rights yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak
mendirikan partai politik dan sebagainya.
Hak asasi sosial dan kebudayaan atau the social and kultural rights misalnya hak
untuk memilih pendidikan mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan atau
the procedural rights misalnya peraturan dalam hal penangkapan pengeledahan
peradilan dan sebagainya.
3. Apa yang Anda pahami mengenai perbedaan konsep antara “rechtstaat” dan
“rule of law”? Uraikan secara mendalam!
Jawaban:
Negara hukum dalam konsepsi rechtstaat berakar pada sistem hukum civil law
(Negara-negara Eropa Kontinental), menganggap bahwa Hukum adalah sama dengan
Undang-undang dan didasari pada kepastian hukum. Dari sisi pelembagaan rechtstaat
menitikberatkan pada administrasi dan mengutamakan wetmatigheid dan
rechmatigheid.
Sedangkan The rule of law berakar pada sistem hukum common law (Negara-negara
Anglo Saxon), dari sisi pelembagaan rule of law menitikberatkan pada aspek yudisial
dan mengutamakan prinsip equality before the law.
4. HAM disebut juga bahwa “Human rights are incontrovertible”. Apa makna dari
kalimat tersebut?
Jawaban:
HAM juga disebut sebagai “Human right are incontrovertible” artinya hak asasi
manusia tak terbantahkan. HAM sudah mutlak dan bawaan dari manusia itu sejak lahir.
HAM bukanlah pemberian dari negara-negara melainkan HAM pemberiaan dari tuhan
sehingga HAM tidak dapat dihilangkan ataupun ditolak oleh otoritas politik. HAM
merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia bersifat universal.
5. Apa yang menyebabkan terjadinya anomali kekuasaan dan HAM dalam UUD
1945 di era Orde Baru?
Jawaban:
Terjadinya anomali kekuasaan dan HAM dalam UUD 1945 di era orde baru karena
ketika memasuki era orde baru pengaturan HAM menurut UUD 1945 hanya mengatur
dalam pasal 28 UUD 1945. Selain itu awal kepemimpinan Soeharto yang dimulai tahun
1966 masih dibayangi berbagai persoalan politik, keamanan dan ekonomi dalam
negeri. Dalam praktik bernegara, terlaksananya HAM secara baik dan
bertanggungjawab sangat bergantung pada political will, political commitment, dan
political action dari pelanggaran negara. Namun keadaan ini berlanjut dengan
pengekangan hingga pelanggaran hak asasi manusia, yang secara umum
dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu:
Pengekangan kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
Penghilangan dan pembunuhan sejumlah orang tanpa dasar hukum.
Pada saat itu perkembangan HAM yang tidak terlalu pesat sangat diakui karena
pengaruh konfigurasi politik yang represif. Sehingga, mengenai HAM tidak saja tidak
dilakukan penegakan bahkan adanya pelanggaran HAM. Dalam hal ini banyak ditandai
banyaknya pelanggaran diantaranya, kasus Trisakti dan Semanggi Mei 1998 dan
November 1997, kasus marsinah, kasus Talangsari di Lampung, kasus Petrus. Di
samping adanya represi oleh rezim dan didukung perlindungan HAM yang minim oleh
negara.