Anda di halaman 1dari 10

EKSISTENSI HAM DALAM KONSTITUSI INDONESIA

Muhammad Khoir Simamora1, Yati Sharfina Desiandri2


1,2
Magister Ilmu Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan
Email: 1khoirsmartboy@gmail.com, 2yati.sharfina@usu.ac.id

Abstract: The constitution was born from the existence of a social contract or general agreement
between all the people regarding the mechanism idealized by a country. The constitution is used by
citizens to regulate all their common interests so that they can be protected. The most fundamental
interest of every citizen is the protection of Human Rights (HAM), which is one of the central parts of
the constitution. In this case, the constitution is not only limited to providing guarantees and
protection on paper, but is obliged to provide certainty about various values and norms which are
used as a basis by judicial institutions and the government to provide justice as fairly as possible in
accordance with human and divine principles.

Keyword: Human Rights, Constitution, UUD 1945

Abstrak: Konstitusi lahir dari adanya kontrak sosial atau general egreement antara segenap rakyat
terkait mekanisme yang diidealkan oleh sebuah negara. Konstitusi tersebut digunakan warga negara
untuk mengatur segala kepentingan mereka bersama agar dapat dilindungi. Adapun kepentingan yang
paling fundamental dari setiap warga negara yaitu perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
yang menjadi salah satu bagian sentral di dalam konstitusi. Dalam hal ini, konstitusi tidak hanya
sebatas memberikan jaminan dan perlindungan di atas kertas saja, melainkan wajib memberikan
kepastian berbagai nilai dan norma yang dijadikan landasan oleh lembaga peradilan dan pemerintah
unruk memberika keadilan seadil adilnya sesuai dengan prikemausian dan pri ketuhanan.

Kata kunci: Hak Asasi Manusia, Konstitusi, UUD 1945

PENDAHULUAN HAM dalam sebuah negara. Agar terjamin dan


terlindungnnya serta tegaknya HAM dalam
Dinamika Hukum di Indonesia yang menjadi sebuah negara, maka wajib dipastikan hukum
perhatian, diantaranya mengenai Hak asasi tersebut menjadi instrumen bagi otoritas publik
manusia dan Konstitusi. Yang mana HAM dan atau negara sehingga ada pembatasan dan
Konstiusi sangat erat kaitannya ibarat pondasi saling mengontrol dalam menjalankan
dan tiang yang saling melengkapi dan tugasnya agar tidak terjadi abuse of power,
menguatkan. Dalam hal ini hukum berdasarkan pada dasarnya dalam banyak kasus hal tersebut
pengertian luas adalah hubungan pasti yang menjadi titik awal terjadinya pelanggaran
berasal dari sifat segala sesuatu. Dalam HAM[3].
pengertian ini semua wujud memiliki Berbicara konstitusi sangat erat
hukumnya. Awal munculnya negara diawal kaitannya dengan pembatasan dan pembagian
dengan adanya negara kekuasaan (machtstaat) kekuasaan. Dalam sejarah Revolusi Perancis
yang pelaksaan hukumnya sesuai dengan tidak lepas kaitannya dengan pola pikir Jean
kehendak seorang raja dan berkembang Jacques Rousseau sebagaimana yang tertuang
kemudian menjadi negara hukum (rechtstaat) dalam magnum opusnya, Du Contract Social,
[1]. Maka, dalam pengertian yang sama bahwa memberikan sebuah gagasan bahwa antara hak
otoritas masyarakat hanya sebatas menjalankan warga dan pemerintah diperlukan adanya
kewenangan berdasarkan perintah dari yang pembatasan hak dan kewajiban. Rousseau
lebih tinggi dan hukum tersebut mengikat menjelaskan, bahwa selain diri kita sendiri
seluruh anggota masyarakat[2]. juga harus menyadari pribadi-pribadi lain yang
Hukum merupakan bagian terpenting telah membangun negara, yang hidup dalam
dalam rangka melindungi dan menegakkan kebebasan secara alamiah. Yang
melatarbelakangi gagasan Rousseau
sebagaimana penulis jelaskan, merupakan hasil
pemikiran atas kondisi negara absolut di METODE
zamannya serta negara yang kerap merampas
hak kebebasan tiap-tiap individu[4]. Menurut Metode Penelitian
Rousseau upaya merubah paradigma berbangsa
dan bernegara pada saat itu adalah sebuah
keharusan dengan mengkonstruksi pembatasan HASIL DAN PEMBAHASAN
kekuasaan atau konstitusionalisme.
Konstitusionalisme memberikan motivasi yang Hak Asasi Manusia
kuat dalam meletakkan prinsip-prinsip Perkembangan terkait HAM secara
fundamental tentang pemerintahan berasaskan sempit dapat dibagi menjadi tiga kategori,
konstitusi dan menolak pemerintahan diantaranya: pertama, generasi pertama HAM
berdasarkan kekuasaan[5]. yang menyangkut masalah hak-hak sipil dan
Konstitusi yang akan telaah dalam politik, kedua, mengenai hak-hak ekonomi,
tulisan ini, fokus pada konstitusi dalam arti sosial dan budaya, dan ketiga, mewakili hak
sempit, yaitu konstitusi Negara Indonesia atau persamaan[10]. Khususnya mengenai HAM
yang kita sebut sebagai UUD 1945. Hampir di generasi kedua, hak-hak ini muncul agar
seluruh negara-negara di dunia meliki negara aktif memberikan perlindungan dan
konstitusi, yang memasukkan berbagai materi pemenuhan HAM. Hak asasi manusia yang
dasar salah satunya kaidah-kaidah HAM yang pertama berangkat dari mewakili hak-hak sipil
diletakkan pada posisi tertinggi dan menjadi dan politik yang dimulai sejak periode Yunani
materi inti dalam konstitusi[6]. Adapun HAM Klasik. Namun konsepsi modern yang
dalam praktik konstitusi di berbagai negara kemudian menjelma menjadi HAM, khususnya
mempunyai sistematika yang berbeda-beda, hak sipil dan politik. Hak- hak ini muncul dari
misalnya Amerika Serikat yang tuntutan untuk melepaskan diri dari
memformulasikan HAM dalam amandemen I kungkungan kekuasaan absolutisme Negara
hingga X yang dikenal dengan Bill of dan kekuatan-kekuatan social lainnya[11].
Rights[7]. Mayoritas konstitusi yang Kemudian berkembang hak asasi
dihasilkan dari produk pergantian rezim manusia yang kedua yaitu hak ekonomi, sosial
mengatur HAM dalam bab khusus, dan budaya. Yang muncul dari tuntutan agar
sebagaimana yang terjadi di Filipina dan Negara memberikan pemenuhan akan hak-hak
Afrika Selatan. Hal yang sama terjadi juga di dasar warga Negara. Dalam bagian luas, ia
negara Indonesia melalui amandemen II UUD merupakan respon terhadap pelanggaran-
1945. Ada pula konstitusi yang tidak mngatur pelanggaran dan penyelewengan-
HAM dalam bab khusus, melainkan tersebar penyelewengan dari perkembangan kapitalis
dalam beberapa Pasal, seperti Australia[8]. dan menggarisbawahinya; tanpa kritik yang
Dalam realitas sosial, sering kita lihat esensial, konsepsi kebebasan individual yang
ketidak sesuaian antara das sollen dan das sein mentoleransi-bahkan melegitimasi, eksploitasi
atau kenyataan. Dari sisi das sollen, konstitusi kelas pekerja dan masyarakat kolonial.
memuat berbagai macam asas dan norma, serta Munculnya generasi HAM ketiga dilandasi
perlindungan dan garansi terhadap HAM. olehrasa solidaritas atau hak solidaritas atau
Tetapi ketentuan sebagaimana termuat di hak bersama dan merupakan rekonseptualisasi
dalam das sollen tidak sesuai dengan fakta dari dua generasi HAM sebelumnya.
yang ada, ironisnya sering jumpai Tercermin dalam Pasal 28 Universal
keterbelakangan, kemiskinan, bahkan Declaration of Human Rights. HAM yang
penindasan yang diabaikan oleh penguasa[9]. melekat pada diri manusia itu sendiri
Tulisan ini akan membahas tentang Eksistensi mempunyai berbagai hak, hak-hak dasar dari
HAM dalam konstitusi Indonesia, meliputi; HAM itu meliputi[12]:
Eksistensi HAM sebelum kemerdekaan, 1. Hak asasi pribadi atau “the personal
Eksistensi HAM dalam konstitusi Indonesia, rights”, yang terdiri dari kebebasan
konsekuensi yuridis diaturnya HAM dalam menyatakan pendapat, memeluk agama,
konstitusi, dan perkembangan HAM pasca bergerak dan sebagainya.
amandemen. 2. Hak asasi ekonomi atau “the property
rights”, yaitu hak untuk memiliki sesuatu,
membeli dan menjual serta mengartian HAM sebagai “…Seperangkat hak
memanfaatkannya. yang melekat pada hakikat dan keberadaan
3. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha
yang sama dalam hukum dan pemerintahan Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib
atau yang biasa disebut “the rights of legal dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
equality”. negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang
4. Hak-hak politik atau “the political rights”, demi kehormatan serta perlindungan harkat
yaitu hak untuk ikut serta dalam dan martabat manusia”.
pemerintahan, hak pilih (memilih dan Eksistensi HAM bukan menjadi hal
dipilih dalam pemilihan umum), hak baru di perbincangan politik. Kita dapat
mendirikan partai politik dan sebagainya. melihat dengan jelas dalam lembaran lembaran
5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau sejarah bangsa ini, yang mengganggap HAM
“the social and cultural rights”, misalnya sangat penting diatur dalam sistem hukum
hak untuk memilih pendidikan, indonesia, Jauh sebelum kemerdekaan
mengembangkan kebudayaan dan Indonesia ini diproklamasikan, para pendiri
sebagainya. bangsa ini telah menggalang persatuan dan
6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan semngat dalam menggagas serta
perlakuan tata cara peradilan dan memperjuangkan harkat dan martabat bangsa
perlindungan atau “the procedural rights”, Indonesia ke arah yang lebih baik. Gagasan-
misalnya peraturan dalam hal gagasan tersebut dapat kita telaah dalam
penangkapan, penggeledahan, peradilan Risalah monumentalnya Kartini yang berjudul
dan sebagainya. “Habis Gelap Terbitlah Terang”, karya-karya
politik yang ditulis oleh H.O.S Cokroaminoto,
Agus Salim, Douwes Dekker, Soewardi
HAM Pra Kemerdekaan Soeryaningrat, petisi oleh Sutardjo di
Secara etimologi, hak merupakan Volksraad atau pledoi Soekarno yang berjudul
unsur normatif yang dijadikan pedoman ”Indonesia Menggugat” dan Moh. Hatta
berprilaku, melindungi kebebasan, dan dengan judul “Indonesia Merdeka” yang
menjamin manusia dalam menjaga harkat dibacakan di hadapan Pengadilan Hindia
martabatnya. Sementara asasi adalah sifat yang Belanda.
paling fundamental yang dimiliki setiap Adapun eksistensi HAM sebelum
manusia. Dengan demikan dapat disimpulkan, kemerdekaan Indonesia, yakni pada era
bahwa hak asasi merupakan hak yang paling kolonial Belanda diatur dalam Regering
mendasar yang berada pada setiap manusia reglement Hindia Belanda 1854, yang dalam
sejak diciptakan oleh Allah SWT. sebagai hal ini ditetapkan dalam Wet Belanda, memuat
fitrah, sehingga tidak satu pun yang dapat beberapa hak asasi, namun dalam Wet itu
mengintervensi apalagi menghilangkannya, terdapat perbedaan antara warga keturunan
seperti hak hidup, hak kemerdekaan, hak milik Eropa (European) dangan Pribumi (Inlander
dan hak-hak lainnya[13]. en met ben gelijkgesteinden)[15].
Kuntjoro Purbopranoto mengartikan Dalam perundang-undangan Belanda,
HAM sebagai hak-hak yang dimiliki manusia HAM bagi golongan Pribumi cenderung
menurut kodratnya, yang tidak dapat direduksi yakni tidak seimbang antara porsi
dipisahkan dari pada hakikatnya dan karena itu jaminan HAM golongan Eropa dengan HAM
bersifat suci8. Menurut Jan Materson dari golongan Pribumi.Hal tersebut termaktub
Komisi PBB sebagaimana dikutip oleh dalam ketentuan Pasal 1 Wetbook van Strafreht
Baharuddin Lopa menegaskan, bahwa HAM voor Nederlands Indie yang memuat asas
adalah hak-hak yang melekat pada diri setiap Nullum poena sine lege, yaitu orang dari
manusia yang tanpanya mustahil manusia golongan pertama hanya dapat dituntut untuk
dapat hidup sempurna.9 Selanjutnya John dihukum berdasarkan alasan bahwa ia
Locke yang dikenal sebagai bapak HAM melanggar ketentuan hukum yang telah
memberikan ta’rif tentang HAM, menurutnya, ditetapkan pada saat pelanggaran terjadi,
HAM adalah pemberian langsung dari Tuhan Ketidakseimbangan porsi jaminan
sebagai hak kodrati[14]. HAM tersebut, hal ini terjadi karna Mengingat
Didalam Undang-undang No. 39 negara Indonesia saat itu tengah berada dalam
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, garis kekuasaan penjajahan Belanda, yang
bagaimanapun bentuknya penjajahan adalah perdebatan panjang yang terjadi antara
mimpi buruk bagi Hak Asasi Manusia itu kelompok yang tidak menyetujui dengan
sendiri. Bisa dikatakan muatan HAM dalam kelompok yang bersikeras agar ketentuan
wet milik kolonial Belanda belum bisa HAM dimasukkan dalam muatan materi
sepenuhnya menjamin kebutuhan masyarakat konstitusi. Beberapa kelompok yang tidak
Indonesia, jika hak untuk merdeka saja masih menyetujui diwakili oleh Soekarno dan
menjadi cita-cita. Mengenai HAM pada zaman Soepomo, dan kelompok yang menyetujui
kolonial Belanda, menurut penulis merupakan diwakili oleh Moh. Hatta dan M. Yamin.
alasan mengapa bangsa Indonesia ingin Menurut Soekarno dan Soepomo, tidak
merdeka. disetujuinya HAM dituangkan dalam Pasal-
pasal konstitusi karena negara Indonesia yang
HAM Dalam Konstitusi Indonesia akan didirikannya adalah negara yang
Indonesia menganut sistem berasaskan kekeluargaan atau gotong-royong
konstitusional yang menekankan penegakan yang menolak individualisme. Dalam istilah
HAM sangat diperhatikan. Menurut A.A.H. Soekarno disebut dengan Philosofische
Struycken, eksistensi konstitusi memuat groundslag, atau dalam terminologinya
pandangan, keinginan dan perkembangan Soepomo dikenal dengan Staatsidee, yang
kehidupan negara oleh toko-tokoh bangsa yang tidak menjadikan ideologi liberalisme dan
menginginkan terbentuknya negara hukum kapitalisme sebagai acuan. Mengutip
yang menjamin terlindungnya HAM. argumentasi Soekarno[18]:
Di dalam kerangka pemikiran negara “....... saya minta dan menangis
hukum Indonesia diwujudkan dalam bentuk kepada tuan-tuan dan nyonya-nyonya,
perlindungan terhadap warga negara dalam buanglah faham individualisme itu, janganlah
UUD Negara Republik Indonesia 1945. dimasukkan dalam UUD kita yang dinamakan
Dibentuknya Negara hukum merupakan cara rights of the citizens yang dianjurkan oleh
dalam pembatasan absolutisme seorang raja Republik Perancis itu adanya”.
melalui seperangkat aturan dalam konstitusi. “......buat apa kita membuat grondwet,
Sri Soemantri mengemukakan, lazimnya apa gunanya grondwet itu kalau ia tak dapat
sebuah muatan materi konstitusi mencakup 3 mengisi perutnya orang yang hendak mati
hal pokok; pertama, Adanya kepastian terhadap kelaparan. Grondwet yang berisi droits de I
terjaminya HAM dan warga negara. Kedua, homme et du citoyen itu, tidak bisa
ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu menghilangkan kelaparannya orang yang
negara yang bersifat fundamental. Ketiga, miskin yang hendak mati kelaparan. Maka dari
adanya klasifikasi dan pembatasan tugas itu, jikalau kita benar benar ingin mendasarkan
kewenangan ketatanegaraan (checks and negara kita kepada paham kekeluargaan,
balances)[16]. paham tolong menolong, paham gotong-
Di dalam madzhab hukum alam royong, dan keadilan sosial, buanglah tiap-tiap
konsepsi dasar HAM meliputi tiga hal, yaitu: paham individualisme dan liberalisme dari
1. hak hidup (the right to life), padanya”.
2. hak kemerdekaan (the right to liberty), dan Pendapat Soepomo dalam penolakan
3. hak milik (the right to life). dicantumkannya HAM dalam konstitusi
Tetapi pada realitasnya, HAM tidak berbeda dengan argumentasi Soekarno.
berhenti sampai di situ, HAM terus mengalami Penolakan Soepomo didasarkan pada
perkembangan. Franklin D. Roosevelt pada 6 pandangannya tentang gagasan negara
Januari 1941 menyampaikan gagasannya integralistik, menurutnya mempunyai relevansi
dengan 4 (empat) macam formulasi di dalam dengan karakter dan corak masyarakat
forum Kongres Amerika Serikat, yaitu[17]: Indonesia. Menurut paham tersebut, bahwa
1. Kebebasan berbicara (freedom of speech), negara harus menyatu dengan seluruh
2. Kebebasan dalam beragama (freedom of warganya, sehingga tidak akan terjadi
religion ), pertentangan antara satu warga dengan warga
3. Bebas dari rasa takut (freedom of fear), dan lainnya, dan mampu mengatasi seluruh
4. Bebas terhadap sesuatu yang diinginkan kelompok-kelompok dalam sektor apapun.
(freedom of from want). Dapat disimpulkan dari argumentasi Soepomo
Menelaah HAM di dalam konstitusi di mengenai penolakan terhadap rumusan materi
Indonesia tidak bisa di lepaskan dari HAM dalam konstitusi, yaitu dengan
menjadikan negara integralistik sebagai sistem dengan liberalisme, melainkan sebuah
ketatanegraan, maka tidak ada pertentangan legitimasi perlindungan dan jaminan
antara susuna hukum negara dan susunan kemerdekaan yang sepatutnya diakui dalam
hukum individu, mengapa demikian?, karena konstitusi Indonesia.
individu tidak lain adalah bagian dari roh Pandangan Moh. Hatta dan M. Yamin
negara[19]. tersebut di atas, didukung oleh Soedjono
Pandangan kedua tokoh di atas, Sumobroto dan Marwoto, Sumobroto dan
didukung oleh Mahfud MD dan Bambang Marwoto mengatakan UUD 1945 mengangkat
Sutiyoso. Hal ini berlandaskan bahwa fenomena HAM yang hidup di kalangan
terminologi HAM tidak ditemukan secara masyarakat, atas dasar itu HAM yang tersirat
eksplisit di dalam pembukaan, batang tubuh, di dalam UUD 1945 bersumber pada falsafah
termasuk dalam penjelasannya. Justru menurut dasar dan pandangan hidup bangsa, yaitu
Sutiyoso, di dalam konstitusi yaitu UUD 1945 Pancasila . Namun silang pendapat antara
hanya ditemukan pencantuman dengan tegas kedua kelompok pada akhirnya menemukan
perkataan hak dan kewajiban warga negara, kompromi, bahwa Pasal-pasal HAM tetap
dan hak-hak DPR. dimasukkan dalam konstitusi dengan rumusan
Semantara argumentasi Moh. Hatta yang sederhana, tidak elaboratif, dan perlu lagi
dan M. Yamin untuk memasukkan HAM di diatur dengan undang-undang.
dalam konstitusi agar rakyat mempunyai rasa Di dalam literatur lain muatan materi
berani menyatakan pendapatnya dan HAM tidak hanya termaktub dalam konstitusi,
pemerintah tidak bertindak sewenang-wenang. namun juga diformulasikan dalam beberapa
Lebih jauh, Moh. Hatta tidak keberatan atas aturan hukum, yaitu[20]: 1). Tap MPR, seperti
penolakan terhadap individualisme dan Tap MPR No. XVII Tahun 1998 tentang
liberalisme, akan tetapi Hatta lebih berhati-hati Pandangan dan Sikap Bangsa Indonesia
dikhawatirkan dengan keinginan memberikan terhadap HAM dan Piagam HAM Nasional, 2).
kekuasaan seluas-luasnya kepada negara, bisa UU, misalnya UU No. 39 Tahun 1999 tentang
memicu negara yang akan didirikan terjebak Hak Asasi Manusia, 3). Perpu, sebagaimana
dalam ruang otoritarianisme, sebagaimana Perpu No. 1 tahun 1999 tentang Pengadilan
argumenstasi Hatta : HAM, 4). Kepres, misalnya Kepres No. 5
“...... tapi satu hal yang saya Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan
khawatirkan kalau tidak ada satu keyakinan HAM Ad Hoc pada PN Jakpus, yang diubah
atau satu pertanggungan kepada rakyat dalam dengan Kepres No 98 tahun 2001.
hukum dasar yang mengenai haknya untuk Berangkat dari berbagai pendapat para
mengeuarkan suara, saya khawatir menghianati tokoh di atas, maka dapat kita tarik keimpulan
di atas UUD yang kita susun sekarang ini, terkait eksistensi HAM dalam konstitusi
mungkin terjadi satu bentukan negara yang Indonesia, bahwa keberadaan muatan materi
tidak kita setujui. Sebab itu ada baiknya dalam HAM dalam konstitusi bukan persoalan yang
satu pasal, misalnya pasal yang mengenai sederhana, ada banyak aspek yang perlu dikaji
warga negara disebutkan disebelah hak yang seperti kajian teoritis baik dari perspektif
sudah diberikan juga kepada tiap-tiap negara sejarah, filosofis, maupun sosiologis. Bahkan
rakyat Indonesia, supaya tiap-tiap warga dalam perkembangannya, ketentuan HAM
negara itu jangan takut mengeluarkan tidak selesai sampai di konstitusi, ada banyak
suaranya. Yang perlu disebut di sini hak buat peraturan perundang-undangan yang secara
berkumpul dan bersidang atau menyurat dan khusus mengatur tentang HAM. Ini lah bukti
lai-lain. Tanggungan ini perlu untuk menjaga konkret, bahwa HAM adalah sesuatu yang
supaya negara kita tidak menjadi negara esensial, yang sangat berharga dalam diri
kekuasaan, sebab kita dasarkan negara kita manusia dan haru di perhatian lebih dalam
kepada kedaulatan rakyat. pengaturannya serta pelaksanaannya, sebagai
Sementara Yamin lebih konfrontatif landasan dasar bagi rakyat untuk mendapatkan
dalam menolak argumentasi yang mendukung hak-haknya sebagai manusia.
tidak dicantumkannya HAM dalam konstitusi.
Yamin menyatakan, menolak seluruh alasan HAM Pra Amandemen UUD 1945
yang diajukan untuk tidak memasukan HAM Pasca kemerdekaan, UUD 1945
dalam konsepsi undang-undang dasar. Menurut merupakan regulasi HAM yang paling
Yamin, aturan dasar tidaklah berhubungan mendasar di Indonesia. Namun, seiring
berjalannya waktu, Indonesia mengalami bangsa Indonesia bertekad untuk
perubahan konstitusional dari UUD 1945 merdeka, dan bertekad akan berjuwang
menjadi RIS pada tahun 1949-1950. RIS hanya melawan setiap bentuk penjajahan.
berlaku singkat di Indonesia, pada tahun 1950- b. Alinea II, disebutkan Indonesia
1959 konstitusi kembali berubah menjadi sebagai negara yang adil, kata adil di
UUDS. RIS adalah konstitusi federal yang sini adalah kata sifat yang
dihasilkan dari Konferensi Meja Bundar yang menunjukkan pada salah satu tujuan
memuat ketentuan hak asasi yang rinci. Selain dari negara hukum untuk mencapai
karena faktor adanya tuntutan terkait atau setidaknya mendekati keadilan.
kekhawatiran terjadinya pembataian Apabila prinsip negara hukum ini
kemanusiaan sebagaimana yang pernah terjadi benar-benar diimplementasikan, maka
menjelang dan selama Perang Dunia II, rincian HAM tersebut tidak hanya menjadi
hak asasi dalam RIS tidak terlepas dari lipstick jargon kemanusiaan.
pengaruh Universal Declaration of Human c. Alinea III , berdasar pernyataan “atas
Rights yang diadopsi pada tanggal 10 berkat rahmat Allah Yang Maha
Desember 1948. Kuasa”, menjadi bukti bahwa Negara
UUDS secara yuridis disebut sebagai Indonesia mengakui nilai-nilai religius,
perubahan RIS, bukan penggantian atau pun yang menjadi dasar dari negara
pembentukan UUD baru, meskipun dalam maupun dasar moral Negara.
faktanya UUDS 1950 merupakan susunan baru Pengakuan nilai moral yang
RI, karena kembali kapada konsepsi negara terkandung dalam pernyataan
kesatuan. Adapun mikanisme perubahan “didorong oleh keinginan luhur supaya
konstitusi ini, berdasarkan Mosi Integral berkehidupan kebangsaan yang bebas”
Mohammad Natsir (Ketua Fraksi Partai mengandung makna, bahwa negara
Masyumi di Dewan Perwakilan Rakyat RIS). dan bangsa Indonesia mengakui nilai-
Terdapat dua prinsip sebagai petunjuk nilai moral dan hak kodrat segala
perubahan RIS menjadi UUDS 1950. bangsa.
1. Kesepakatan hanya meniadakan ketentuan- d. Alinea IV , dalam Alinea keempat ini
ketentuan yang bersifat federalistik. memuat prinsip-prinsip serata pokok-
Sementara ketentuan HAM bukan unsur pokok kaidah pembentukan
yang bersifat federalistik, oleh sebab itu pemerintahan negara Indonesia,
tetap dipertahankan sebagai muatan materi sebagaimana yang disimpulkan dalam
UUDS 1950. kalimat “….kemudian dari pada itu
2. Kesepakatan yang dibuat pemerintah RIS untuk membentuk suatu pemerintahan
dengan Pemerintah RI Yogyakarta negara Indonesia…”. Dengan kata
menyetujui dimasukkannya prinsip-prinsip lain, negara meneguhkan pengakuan
fundamental yang terdapat dalam UUD dan perlindungan terhadap hak asasi
1945, seperti prinsip demokrasi ekonomi. dalam segala bidang, yaitu ; politik,
Di dalam UUD 1945 pra amandemen hukum, sosial, kultur, dan ekonomi.
tersusun atas Pembukaan dan Batang Tubuh 2. Dalam Batang Tubuh UUD 1945
yang terdiri dari 37 Pasal, empat Aturan Dalam batang tubuh UUD 1945 setidaknya
Peralihan, dua Aturan Tambahan, dan terdapat 7 Pasal yang mengatur langsug HAM.
penjelasan. Sementara HAM sendiri dimuat Sekalipun hanya terdapat 7 Pasal, namun
dalam Pembukaan dan Batang Tubuh pasal-pasal tersebut merupakan hal yang
Konstitusi. sangat esensial. Pasal-pasal sebagimana yang
1. Dalam Pembukaan HAM dalam dimaksud di atas, yaitu :
Pembukaan UUD 1945 termuat dalam a. Pasal 27 ayat (1), yang mengatur tentang
tiap-tiap Alinea: hak persamaan dalam hukum dan
a. Alinea I , merupakan hakikat penghidupan yang layak bagi
pengakuan akan adanya kebebasan kemanusiaan. Yang dimaksud dengan
untuk merdeka (freedom of be free). prinsip persamaan di dalam hukum ini
Dengan kata lain, isi dan makna Alinea mempunyai persamaan yang sangat dekat
I menyatakan bahwa ; bangsa dengan prisip equality before the law, yang
Indonesia berprinsip anti kolonialisme, dalam arti sederahana semua orang sama
kemerdekaan adalah hak segala bangs, di hadapan hukum. Asas persamaan di
hadapan hukum merupakan asas dimana pada umumnya. Pengembangan budaya
terdapat suatu kesetaraan dalam hukum Indonesia bukan hanya menjadi
pada setiap individu tanpa ada seatu tanggungjawab pemerintah, tetapi juga
pengecualian sedikitpun. menjadi tanggungjawab bersama
b. Pasal 27 ayat (2), mengamanatkan behwa masyarakat.
segenap warga negara berhak atas g. Pasal 33, ini memuat ketentuan hukum
penghidupan yang layak bagi kemanusiaa. tentang hak-hak ekonomi. Pasal tersebut
Oleh sebab itu, pemerintah selaku menegaskan bahwa berdasar kemakmuran
pemegang otoritas tertinggi berkewajiban masyarakat adalah utama, perekonomian
untuk menciptakan lapangan pekerjaan disusun berdasarkan asas kekeluargaan,
yang layak serta menghidupi warga cabang-cabang produksi penting bagi
negaranya. negara dan meguasai hajat hidup orang
c. Pasal 28, mengatur tentang kebebasan banyak harus dikuasai negara.
dalam berserikat, berkumpul, dan h. Pasal 34, memuat tentang kesejahteraan
mengeluarkan pendapat secara lisan sosial. Di dalam rumusan tersebut
maupun tulisan. Di dalam negara terkandung maksud untuk lebih
demokrasi, ketiga hak asasi ini merupakan mendekatkan gagasan negara
hak-hak yang sangat penting dan berarti kesejahteraan dalam pembukaan UUD
bagi warga negaranya. Kebebasan 1945 ke dalam realitas sosial. Negara
berserikat menjadi utopis bila konstitusi Indonesia sebagai negara kesejahteraan,
tidak mengamanatkan kebebasan untuk berarti terdapat tanggungjawab negara
mengeluarkan pendapat. UUD 1945 untuk mengembangkan kebijakan di
sendiri mengharuskan hal tersebut diatur berbagai bidang serta menigkatkan kualitas
dalam undang-undang yang secara khusus pelayanan umum yang baik melalui
memuat ketentuan HAM. Oleh sebab itu, penyediaan berbagai fasilitas yang
pemerintah beserta DPR merumuskan UU dibutuhkan oleh masyarakat.
No. 3 Tahun 1975 sebagai pelaksana Pasal Pada awalnya, Kondisi HAM berdasarkan
28 khususnya kebebasan berserikat RIS dan UUDS 1950 berjalan dengan baik
(freedom of association). sebagaimana terdahulu. Ketidak harmonisan
d. Pasal 29, memberikan ketentuan tentang mulai terjadi sejak pemerintah menyatakan
kebebsan untuk memeluk agama. Pada keadaan darurat. Masa berlangsungnya
ayat 2 disebutkan bahwa negara keadaan darurat tidak sebentar, dan baru
memberikan jaminan kemerdekaan tiap- berakhir pada tahun 1963 an (era UUD 1945).
tiap penduduk memeluk agama dan Reformasi merupakan upaya pemulihan hak
beribadat sesuai keyakinannya tanpa ada asasi melalui amandemen UUD 1945, TAP
unsur paksaan dari pihak manapun, serta MPR, serta peraturan perundang-undangan
tidak ada yang bisa melarang dan lainnya. Akan tetapi, kebebasan yang dinikmati
mencegah seseorang untuk memilih agama terhitung sejak reformasi lebih dominan
yang diimaninya. Akan tetapi, kebebasan berkaitan dengan kebebasan individu dan
dalam memeluk dan beribadat di sini telah politik. Sementara kebebasan hak asasi di
ditegaskan dalam ayat 1, bahwa “negara sektor sosial dan ekonomi masih sekedar
berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa”, anganangan, bahkan lebih ironis lagi ada yang
artinya kebebasan tesebut yang berkorelasi berpendapat, bahwa jurang antara miskin dan
dengan suatu agama yang mengimani ke- kaya semakin meruncing. Perlu disadari bahwa
Esa-an Tuhan. semua ini terjadi bukan semata-mata persoalan
e. Pasal 31, tentang hak untuk mendapat minimnya anggaran, namun lebih kepada
pengajaran, sementara operasionalisasi mismanagement, maladministration, minimnya
dari ketentuan ini tertuang dalam UU No. rasa tanggungjawab, dan rendahnya nilai-nilai
12 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan kemanusiaan. Ini merupakan penyakita luar
Nasional. biasa kronis yang menghinggapi
f. Pasal 32, ara perumus UUD 1945 penyelenggara negara dan bisa menular dengan
menyadari peran penting kebudayaan cepat kepada siapapun yang memiliki
dalam membentuk jati diri masyarakat dan hubungan dengan kekuasaan.
bangsa Indonesia pada khususnya, serta
bagi modernitas dan kemajuan bangsa Perkembangan HAM Pasca Amandemen
Sebelum kita masuk pada mana pelanggaran HAM dilakukan oleh
perkembangn HAM era reformasi, dirasa kelompok-kelompok masyarakat sendiri.
penting untuk mengulas faktor terjadinya Di dalam perubahan kedua UUD 1945,
reformasi konstitusi di Indonesia. Ketika pengaturan mengenai HAM tercantum dalam
memasuki Era Orde Baru perkembangan HAM satu bab tersendiri yang terdapat dalam BAB
di Indonesia tidak begitu signifikan, hal ini XA dengan 10 pasal dan 24 ayat. Terkait
dipahami kepemimpinan Soeharto yang jaminan penegakan HAM sebagai sebuah pilar
dimulai sejak 1966 masih dihantui negara hukum. Adapun rumusan mengenai
kompleksitas persoalan politik, kemanan, dan HAM ini sangat detail yang mencakup seluruh
perekonimian dalam negeri. Dalam praktik aspek HAM yang diakui secara universal.
bernegara, implementasi HAM secara baik dan Seluruh HAM yang termuat di dalam BAB XA
bertanggungjawab sangat bergantung pada UUD NRI 1945 keberlakuannya dapat dibatasi.
suasana political will, political commitmen, HAM juga diperkuat dengan Pasal 28J sebagai
dan political action dari pelanggaran negara. pasal penutup dari seluruh ketentuan yang
Pada masa itu, perkembangan HAM yang mengatur HAM. Sistematika pengaturan HAM
cenderung lamban perlu diakui karena dalam UUD NRI 1945 ini sejalan dengan
pengaruh konfigurasi politik yang refresif. sistematika pengaturan HAM dalam Universal
Sehingga tidak hanya HAM yang tidak Declaration of Human Right yang juga
dilaksanakan, namun juga penegakannya memposisikan pasal pembatasan HAM sebagai
cendrung diabaikan. pasal penutup, yaitu Pasal 29 ayat (2)
Meurut Hans Kelsen dalam HAM yang diatur dalam perubahan
memformulasikan konsepsi negara hukum kedua UUD NRI 1945 tidak ada yang bersifat
dalam kaitannya dengan demokratisasi dan mutlak, temasuk hak asasi yang diatur dalam
HAM, mengajukan empat syarat[21]: Pasal 28I ayat (1). Pembatasan terkairt HAM
1. Negara yang kehidupannya sejalan dengan di Indonesia memberikan kejelasan bahwa
konstitusi dan undang-undang, yang proses tidak ada satu pun HAM di Indonesia yang
perumusannya dilakukan oleh parlemen. bersifat mutla tanpa batas. HAM yang termuat
Dan anggota-anggota parlemen tersebut dalam UUD NRI 1945 dapat digolongkan
dipilih secara oleh rakyat. dalam empat kelompok :
2. Negara yang mengatur mekanisme 1. Hak sipil dan politik
pertanggungjawaban atas setiap kebijakan 2. Hak ekonomi
dan tindakan yang dilakukan oleh elit 3. Hak sosial dan budaya
negara. 4. Hak atas pembangunan
3. Negara yang menjamin kemerdekaan Selain tersebut di atas, ketentuan HAM
kekuasaan kehakiman. terdapat hak yang dikategorikan sebagai hak
4. Negara yang melindungi HAM. yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam hal apapun yang meliputi:
perlindungan dan penegakan HAM, 1. Hak untuk hidup
amandemen UUD 1945 memberikan jaminan 2. Hak untuk tidak disiksa
yang lebih komprehensif. Hal ini berbeda 3. Hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani
dengan UUD 1945 sebelum amandemen yang 4. Hak beragama
hanya memuat pasal-pasal HAM secara garis 5. Hak untuk tidak diperbudak
besar saja. Di dalam UUD 1945 setelah 6. Hak untuk diakui sebagai pribadi di
amandemen selain mengatur HAM secara garis hadapan hukum
besar, UUD tersebut juga mencantumkan bab 7. Dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
khusus HAM, yaitu BAB XA yang memuat yang berlaku surut.
sebanyak 10 pasal mulai Pasal 28A hingga Sebelum amandemen UUD 1945, tepatnya
Pasal 28J. pada tahun 1988-1990 yaitu pada masa rezim
Adapun dampak amandemen memberikan Presiden BJ Habibie, telah dikeluarkan TAP
penegasan bahwa, perlindungan, pemajuan, MPR RI No. XVII/1998 mengenai HAM yang
penegakan, dan pemenuhan HAM adalah di dalamnya termaktub Piagam HAM Bangsa
tanggungjawab negara, khususnya pemerintah, Indonesia dalam sidang istimewa MPR RI
walaupun pada pada tahun pertama perjalanan 1998, dan dilanjutkan dengan undang-undang
reformasi ditandai dengan konflik horizont, UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.
antara lain di Ambon, Poso, dan Kalimanan, di Ketentuan yang termuat di dalam kedua
peraturan perundang-undangan tersebut telah Ketentuan HAM dalam UUD NRI
mengakomodir DUHAM. Apa yang termuat 1945 yang menjadi hukum dasar adalah norma
dalam amandemen UUD 1945 pasal 28A tertinggi yang harus dipatuhi oleh siapapun.
hingga pasal 28J telah merujuk pada kedua Karena termuat dalam konstitusi, maka seluruh
peraturan perundang-undangan tersebut, ketentuan terkait HAM harus dihormati dan
dengan rumusan kembali secara sistematis. dijamin pelaksanaannya oleh negara. Hal
Regulasi HAM dalam UUD NRI 1945 tersebut menjadi konsekuensi yuridis
yang menjadi basic law adalah norma tertinggi dirubahnya muatan materi konstitusi terkait
yang harus dipatuhi oleh negara. Karena HAM, sehingga negara tidak bisa beralasan
letaknya dalam konstitusi, maka seluruh apapu untuk tidak mentaati ketentua-ketentuan
ketentuan terkait HAM harus dihormati dan norma tersebut.
dijamin pelaksanaannya oleh negara. Hal
tersebut menjadi konsekuensi yuridis
dirubahnya muatan materi konstitusi terkait
HAM, sehingga negara tidak bisa beralasan DAFTAR PUSTAKA
apapu untuk tidak mentaati ketentua-ketentuan
norma tersebut. Oleh sebab itu, Pasal 28I ayat [1] R. Rudy and W. Rudi, Rekognisi hukum
(4) UUD 1945 menegaskan bahwa adat dan masyarakat hukum adat
perlindungan, pemajuan, penegakan, dan dalam sistem ketatanegaraan
pemenuhan HAM adalah tanggungjawab Indonesia. PT RAJAGRAFINDO
negara, khususnya pemerintah. PERSADA, 2021.
Namun perlu diingat, bahwa kebabasan [2] S. H. Tedi Sudrajat and S. H. Endra
dan hak-hak warga negara di sini bukan tidak Wijaya, Perlindungan Hukum
ada batasannya, pengaturan mengenai HAM Terhadap Tindakan Pemerintahan.
dalam konstitusi antara hak dan kewajiban Bumi Aksara, 2021.
warga negara diberikan porsi yang seimbang. [3] M. H. Muhtar, A. K. Maranjaya, N.
Kebebasan HAM terhadap manusia lainnya Arfiani, and E. Rahim, TEORI &
dibatasi oleh undangundang. Pembatasan atas HUKUM KONSTITUSI: Dasar
pelaksanaan HAM hanya dapat ditetapkan Pengetahuan dan Pemahaman serta
dengan undag-undang dengan maksud dan Wawasan Pemberlakuan Hukum
tujuan semata-mata untuk menjamin Konstitusi di Indonesia. PT. Sonpedia
pengakuan dan penghormatan atas hak dan Publishing Indonesia, 2023.
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi [4] A. Muni, “Hak Asasi Manusia Dalam
tuntutan yang adil sesuai pertimbangan moral, Konstitusi Indonesia,” Al’Adalah, vol.
nilainilai agama, keamanan, dan ketertiban 23, no. 1, pp. 65–78, 2020.
umum dalam masyarakat demokratis. Inilah [5] M. H. Muhtar, “BAB 2
yang dimaksud dengan tidak ada hak yang KONSTITUSIONALISME DAN
dapat dilaksanakan secara mutlak, karena PRINSIP-PRINSIP KONSTITUSI,”
dibalik hak kita ada hak-hak orang lain yang Huk. Tata Negara, p. 17, 2023.
wajib kita perhatikan sesuai garis yang telah [6] S. H. Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan
ditentukan dalam falsafah Pancasila. konstitusionalisme Indonesia. Sinar
Grafika, 2021.
[7] C. Candra Perbawati, “Konstitusi dan
SIMPULAN Hak Asasi Manusia.” Team Aura
Di dalam sebuah negara, salah satu hal Creative, 2019.
yang paling penting adalah keberadaan ham di [8] N. M. Nggilu, “Novendri M. Nggilu:
dalam konstitusi. Konstitusi harus Denyut Nadi Amandemen Kelima UUD
menegakkan eksistensi atau keberaadan 1945 melalui Pelibatan Mahkamah
daripada HAM agar memeberikan Konstitusi sebagai Prinsip the Guardian
perlindungan bagi warga negaranya . Salah of the Constitution,” ARTIKEL, vol. 1,
satunya di Indonesia, yang dalam lintasan no. 7365, 2021.
sejarah terdapat empat fase berlakunya [9] W. Sebastian, “Rekonstruksi Regulasi
konstitusi, diantaranya UUD 1945, RIS 1949 Sanksi Tindak Pidana Pencurian Ikan
dan UUDS 1950, UUD 1945 dan UUD NRI yang Berbasis Nilai Keadilan.”
1945 amandemen 1-4. Universitas Islam Sultan Agung
(Indonesia), 2022. dengan menggunakan eclipse &
[10] M. Jailani, D. S. Mualipah, and M. staruml. Airlangga University Press,
Zainuddin, “Analisis Tanggung Jawab 2020.
Negara Dalam Memberi Jaminan
Perlindungan Hak Sipil Dan Politik Di
Indonesia,” J. Risal. Kenotariatan, vol.
2, no. 2, 2021.
[11] M. F. Almaliki, I. P. Ningrum, and R. A.
Saputra, “Implementasi Metode Mesin
Rekomendasi User Based Filtering
pada Sistem Penyewaan Alat
Pertambangan,” J. Manaj. Inform., vol.
13, no. 1, pp. 40–51, 2023.
[12] R. Arifin and L. E. Lestari, “Penegakan
dan Perlindungan Hak Asasi manusia di
Indonesia dalam konteks implementasi
sila kemanusiaan yang adil dan
beradab,” J. Komun. Huk., vol. 5, no. 2,
pp. 12–25, 2019.
[13] Y. Rampen, “Ratifikasi Perjanjian
Internasional Melalui Peraturan
Perundang-Undangan Nasional Di
Bidang Hak Asasi Manusia,” Lex Priv.,
vol. 10, no. 4, 2022.
[14] H. Fairiza Dwi, “Politik Hukum
Rancangan Undang-Undang Tindak
Pidana Kekerasan Seksual Dalam
Menjamin Kepastian Hukum
Masyarakat Perspektif Hak Asasi
Manusia.” UIN Prof. KH Saifuddin
Zuhri Purwokerto, 2022.
[15] A. Sutedi, Implementasi prinsip
kepentingan umum di dalam
pengadaan tanah untuk pembangunan.
Sinar Grafika (Bumi Aksara), 2020.
[16] Z. Nur, “Rekonstruksi Negara Hukum
dalam Paradigma Hukum Islam dan
Ketatanegaraan di Indonesia,” Misykat
Al-Anwar J. Kaji. Islam Dan Masy.,
vol. 6, no. 1, pp. 119–142, 2023.
[17] M. R. Saleh, Menghijaukan Ham. PT.
Rayyana Komunikasindo, 2020.
[18] R. Ridwan,
“KONSTITUSIONALISME
PELAYANAN PUBLIK
PERLINDUNGAN HUKUM DAN
PENGAWASAN.” Genta Publishing,
2022.
[19] A. Fuadi, Keragaman dalam dinamika
sosial budaya kompetensi sosial
kultural perekat bangsa. Deepublish,
2020.
[20] B. Waluyo, Penegakan hukum di
Indonesia. Sinar Grafika, 2022.
[21] E. Sutanto, Pemrograman android

Anda mungkin juga menyukai