Anda di halaman 1dari 10

I.

Pendahuluan
A. Latar belakang

HAM atau hak asasi manusia merupakan salah satu konsep hukum yang berlaku
dalam suatu negara. Namun, tidak setiap negara memiliki pandangan dan pengaturan
yang sama terhadap konsep hukum ini. Pandangan dan pengaturan tersebut sering kali
dipengaruhi oleh ideologi yang dianut negara tersebut.

Amerika sebagai salah satu negara yang berpaham liberal mengatur HAM dengan
bersifat liberalistik dan individualistik. Sifat tersebut terlihat pada adanya ruang yang
menjamin kebebasan, keamanan, dan kepastian hukum tiap individunya. Dengan kata
lain, setiap individu di Amerika diperbolehkan untuk berbuat apapun di bidang manapun.

Berbeda dengan idelogi liberal, ideologi komunis lebih menekankan hak-hak


masyarakatnya di bawah kendali negara. Sehingga HAM dalam pandangan komunis
sangatlah terbatas maknanya.

Indonesia sebagai negara hukum yang berideologi pancasila tentu saja mengakui
akan adanya HAM. Namun, tentu saja penegakan HAM di indonesia berbeda dengan
negara-negara lain. Oleh karena itu, kami sebagai penulis ingin membahas lebih dalam
bagaimana pandangan pancasila terhadap HAM dan bagaimana penegakan HAM di
indonesia berjalan. sebelum itu, kami juga akan membahas lebih dalam tentang
pengertian dan ruang lingkup HAM. Dengan makalah ini diharapkan kita dapat
menjalankan HAM di kehidupan masyarakat kita dengan benar dan sesuai dengan
pandangan hidup kita yaitu pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HAM?
2. Hubungan antara Hak asasi manusia dengan Pancasila
3. Apa yang dimaksud HAM menurut UUD 1944
4. Hubungan HAM dengan UUD 1945
5. Penjabaran HAM dalam UUD 1945
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam apa yang dimaksud dengan HAM beserta
macam-macamnya.
2.
3.
4.
II. Pembahasan
A. Pengertian HAM

HAM atau hak asasi manusia secara teoritis adalah hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah tuhan yang
harus dihormati, dijaga, dan dilingungi. Negara indonesia telah mengatur pengertian
HAM di dalam konstitusi mereka, yaitu pada pasal 1 ayat 1 UU nomor 39 tahun 1999
yang berbunyi “Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.”

Adapun menurut istilah, Soetandyo Wignyosoebroto mendefinisikan HAM


sebagai hak yang melekat secara kodrati pada setiap makhluk yang dilahirkan dengan
sosok biologis manusia, yang memberikan jaminan moral dan menikmati kebebasan
dari segala bentuk perlakuan yang menyebabkan manusia itu tidak dapat hidup secara
layak sebagai manusia yang dimuliakan Allah, yang oleh sebab itu tidak mungkin
dialihkan kepada siapapun, kepada atau oleh para pengemban kekuasaan Negara
sekalipun, kecuali untuk dikurangkan atas dasar persetujuan para penyandang hak itu
lewat proses-proses legislative yang benar-benar representative demi tertegakkannya
hak-hak asasi manusia lain sesama dalam kehidupan masyarakat.

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa HAM itu sendiri
dimiliki oleh setiap manusia. Namun kedudukan HAM tersebut tidaklah absolut, yang
berarti kebebasan dan hak asasi manusia yang satu akan dibatasi oleh kebebasan dan
hak asasi manusia yang lainnya. Hal itu sesuai dengan konteks manusia sebagai
makhluk sosial dimana dalam kehidupannya, manusia yang satu pasti akan selalu
berhubungan dengan manusia lainnya.

Ada beberapa macam hak asasi manusia. Namun, secara garis besar hak-hak asasi
manusia dapat digolongkan menjadi enam macam sebagai berikut.

1. Hak Asasi Pribadi (Personal Right)


Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh
hak-hak asasi pribadi ini sebagai berikut.
 Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpindah-pindah tempat.
 Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
 Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.
 Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing.

2. Hak Asasi Politik (Political Rights)


Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contoh hak-hak
asasi politik ini sebagai berikut.
 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
 Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik
lainnya.
 Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

3. Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights)


Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, yaitu hak
yang berkaitan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contoh hak-hak
asasi hukum sebagai berikut.
 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
 Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
 Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

4. Hak Asasi Ekonomi (Property Rigths)


Hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contoh hak-hak
asasi ekonomi ini sebagai berikut.
 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
 Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

5. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)


Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contoh hak-hak
asasi peradilan ini sebagai berikut.
 Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan,
dan penyelidikan di muka hukum.

6. Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights)


Hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Contoh hak-hak
asasi sosial budaya ini sebagai berikut.
 Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.
 Hak mendapatkan pengajaran.
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat

Hubungan antara Hak asasi manusia dengan Pancasila

dapat dijabarkan Sebagai berikut :

1. Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama
melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang
sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang.
3. Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga
Negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM
dimana hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat
persaudaraan.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan
bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk
bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun
intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan
dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-
besarnya pada masyarakat.
Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945

A. Hak Asasi Manusia dalam pembukaan UUD 1945

Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 hak untuk menentukan nasip sendiri 1
"bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan olch sebab itu maka penjajahan di atas
duniaharus dihapuskann karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan."
Pengakuan bahwa kemerdekaan adalah "hak segala bangsa" adalah pengakuan HAM kolektif
dari satu bangsa untuk hidup bebas dari segala penindasan olch bangsa lain. Pegakuan ini
menegaskan kedudukan yang sejajar semua bangsa di dunia karena penjajahan pada dasarnya
bertentangan dengan "peri kemanusiaan dan peri keadilan".2
Alinea kedua pembukaan menyebut Indonesia scbagai negara yang "adil" dan
"makmur".Kekuasaan hendak lah dijalankan dengan adil, artinya negara tidak dapat bertindak
sewenang-wenang terhadap rakyanya. Prinsip negara hukun mengakui adanya asas legalitas,
yaitu lindakan aparat ur negan hanuslah didasarkan pada hukum dan bukan didasarkan pada
kekuasaan.
Alinea ketiga menyebutkan hasrat bangsa Indonesia untuk “berkehidupan
kebangsaanyang bebas", yang menekankan HAM kolektif yang dimiliki sebuah bangsa.
Alinea keempat pembuakaan menegaskan tujuan pembentukan pemerintahan negara
Indonesia untuk "melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
melaksanakan ketertiban dunia", dan ini memuat pula intisari doktrin HAM.3 Pada alinea ini
merupakan pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi dalam bidang sosial, politik, ekonomi
dan pendidikan.

B. Hak-hak Asasi dalam Batang Tubuh UUD 1945

Batang tubuh UUD 1945 yang terdiri atas 16 bab, 37 pasal. 4 pasal aturan peralihan, dan 2
ayat aturan tambahan juga memuat rumusan-rumusan yang cukup luas mengenai materi
HAM, baik secara ekspisit maupun implisit. HAM dalam batang tubuh UUD 1945
dicantumkan dalam pasal-pasal berikut:
1. Hak akan warga negara. pasal 26 UUD 1945 "yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang sebagai warga negara (ayat ). dan syarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dlengan
2. undang-undang" (ayat 2).
3. Pasal 27 tentang persamaan dalam hukum dan penghidupan yang layak bagi
4. kemnusiaan.7 Pasal 27 ayat () telah menetapkan bahwa segala warga negara bersamaa
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjujung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal 27 ayat (2) telah menetapkan
pula bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi hemanusiaan,
5. Pasal 28 UUD 1945 menyatakan dengan tegas tentang kemerdekaan berserikat dan
6. berkumpul. mengeluarkan pikiram dengan lisan dan tulisan dan sebagainya dijamin
oleh Pemerintah dan Peamerintalh akan mengundlangkan Undang-undang yang akan
mengaturnya.
7. Pasal 29 UUD 1945 dalanu avat (2) dengan tegas menyatakan bahwa Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk mnemeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya.
8. Pasal 30 UUD 1945 dalam pasal ini dinyatakan bahwa tiap-tliap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, yang syarat-syaratnya diatur
dengan Undang-undang.
9. Pasal 31 UUD 1945 menegaskan tentang hak-hak asasi di bidang pendidikan, bahwa
tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, yang untuk itu maka Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajara nasional yang diatur
dengan Undang-undang. Sejalan dengan pendidikan pasal 32 menyatakan bahwa
pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia, jadi dalam arti ini setiap
unsur-unsur kebudayaan, macam-macam kebudayaan yang ada yang telah dimiliki
penduduk mempunyai hak untuk dilindungi dan
10. dikembangkan.
11. Tentang Hak Ekonomi di atur dalam pasal 33 UUD 1945 yang dengan tegas
menyatakan, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan, cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai
hayat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara, Bumi dan air dan kekayaan alam dan
yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
12. Pasal 34 UUD 1945 tentang kesejahteraan sosial, fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara olehnegara.

C. Hak-hak Asasi dalam Penjelasan UUD 1945

Ham dalam penjelasan meliputi:


1. Hak akan kebebasan dan kemandirian peradilan, yang termuat dalam penjelasan pasal
24 dan 25 UUD 1945 " kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubungan dengan itu. harus
diadakan jaminan dalam undang-undang tentang kedudukan para hakim".
2. Hak mempertahankan tradisi budaya, yang termuat dalam penjelasan pasal 32 UUD
1945 "kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya
rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat scbagai
puncak-puncak kebudayaan di daerah-dacrah discluruh Indonesia terhitung sebagai
kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya,
persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta
memperingati derajat kemanusiaan bangsa Indonesia"
3. Hak mempertahankan bahasa daerah, yang termuat dalam penjelasan pasal 36 UUD
1945, "di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyat
degan baik-baik bahasa-bahasa itu akan dihormati da dipelihara juga oleh negara.
Bahasa-bahasa itu pun merupaka sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup."

Hubungan HAM dengan UUD 1945

Ham dengan UUD 1945 dapat diterjemahkan dalam moral bangsa sebagai berikut :
1. kebijaksanaanmu harus diarahkan pada kebijaksanaan politik dan hukum, dengan
perlakuan serta hak dan kewajiban yang sama bagi siapa pun, perorangan atau
kelompok yang berada di dalam batas wilayah NKRI 
2. Kebijaksanaan ekonomi dan kesejahteraan dengan kesempatan serta beban tanggung
jawab yang sama, bagi siapa pun yang ingin berusaha dan atas dasar persaingan yang
hebat sehat 
3. Kebijaksanaan pendidikan dan kebudayaan, dengan kebebasan serta batasan batasan
yang perlu menjaga  ketahanan dan pertahanan mental terhadap Anasir dan
Eksploitasi dari dalam dan luar negeri 
4. Kebijaksanaan luar negeri meningkatkan kehormatan bangsa yang merdeka yang
biasanya mengatur diri sendiri, serta mampu menyumbang pada hubungan baik antar
bangsa bangsa di dunia

Penjabaran HAM dalam UUD 1945

Hak hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan pandangan filosofis tentang
manusia yang melatarbelakanginya. Menurut Pancasila hakikat manusia adalah tersusun atas
jiwa dan raga, kedudukan kodrat sebagai mahkluk tuhan dan makhluk peribadi, adapun sifat
kodratnya sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial. Dalam pengertian inilah maka hak
hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dengan hakikat koderat manusia tersebut.
Konsekuensinya dalam realisasinya maka hak asasi manusia senantiasa memiliiki hubungan
yang korelatif dengan wajib asasi manusia karena sifat koderat manusia sebagai individu dan
mahkluk social.

Dalam tantangan berdirinya bangsa dan negara Indonesia dalam kenyataannya secara resmi
deklarasi Bangsa Indonesia telah lebih dulu dirumuskan dari Deklarasi “Universal Hak hak
asasi Manusia PBB pada tahun 1945, adapun deklarasi PBB tahun 1948 . hal ini juga telah
ditekankan oleh pendiri negara misalnya pernyataan Moh. Hatta dalam sidang BPUPK,
sebagai berikut:

Walaupun yang dibentuk itu negara kekeluargaan, tetapi masih perlu ditetapkan hak dari
warga negara, agar jangan sampai timbul negara kekuasaan (machtsstaat yaitu negara
penindas) (yamin, 1959: 287-289).

Deklarasi bangsa indonesia pada perinsipnya dalam naskah Pembukaan UUD 1945, dan
pembukaan UUD 1945 inilah yang merupkan sumber normatif bagi hukum positif Indonesia
terutama penjabaran dalam pasal pasal 1945.

Berdasarkan pada tujuan negara sebagai terkandung dalam pembukaan UUD 1945 tersebut.
negara Indonesia menjamin dan melindungi hak hak asasi manusia para warganya terutama
dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rokhaniah, antara
lain berkaitan dengan hak asasi bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, Pendidikan, dan
agama.

Dalam perjalanan sejarah kenegaraan Indonesia pelaksanaan perlindungan terhadap hak hak
asasi manusia di Indonesia mengalami kemajuan. Antara lain sejak kekuasaan Rezim
Soeharto telah dibentuk KOMNAS HAM, walaupun pelakasanaannya belum optimal

Dalam proses reformasi terutama akan perlindungan hak hak asasi manusia semakin kuat
bahkan merupakan tema sentral. Oleh karena itu jaminan hak hak asasi manusia sebagaimana
terkandung dalam UUD 1945, menjadi semakin efektif terutama dengan diwujudkannya
undang undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999, tentang Hak Asasi Manusia dalam
Konsiderans dan ketentuan Umum pasal I dijelaskan, bahwa Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikiat dan keberadaan manusia sebagai Makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.Selain hak asasi juga dalam UU No, 39 tahun
1999, terkandung kewajiban dasar manusia, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya
hak asasi manusia.

Anda mungkin juga menyukai