Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Rizki

NIM : 2220202122
Kelas : PAI D
Mata Kuliah : Pancasila
Dosen Pengampu : Sukirman, S.Sos., M.Si

Resume Pancasila BAB 8 : Memahami Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila

A. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia


Pengklaiman Indonesia sebagai negara hukum apabila dicermati dan ditelusuri dari
substansi Pembukaan maupun pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, bahwa model negara yang dianut Indonesia adalah negara hukum
dalam arti materiil atau diistilahkan dengan negara kesejahteraan (welfare state) atau
negara kemakmuran' yang tercipta karena atas berkat rahmat serta ridha Allah Yang Maha
Kuasa (baldatun thayibatun warabun ghaffur) dan dengan didorong oleh keinginan luhur
bangsa untuk berkehidupan, kebangsaan yang bebas, merdeka berdasarkan suatu
ketertiban menuju kesejahteraan demi terselenggaranya tujuan nasional. Atas dasar
tersebut, memahami negara hukum Indonesia bukan hanya dari sisi perjanjian
bermasyarakat (kontrak sosial), tetapi juga atas dasar fungsi manusia sebagai khalifah
Allah Swt., di bumi yang mengemban amanah-Nya. Oleh karena itu, peran pemerintah
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan warga negara secara umum harus selalu
memerhatikan dan melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar.
Penciptaan hukum yang ditujukan terhadap perlindungan atas hak asasi manusia
(human rights) menurut mazhab hukum kodrati merupakan bagian dari hukum Tuhan
atau dalam Islam disebut Sunnatullah' yang eksistensinya menjadi landasan bagi hukum
positif atau hukum tertulis yang pada akhirnya berubah menjadi teori hak kodrati, hak
dasar, natural rights atau dalam bahasa Belanda dikenal dengan grond rechten, mensen
rechten, rechten van deen mens sebagai istilah-istilah yang titik beratnya adanya
pengakuan hak manusia.

B. Istilah dan Pengertian Hak Asasi Manusia


Istilah hak asasi manusia diperkenalkan oleh Roosevelt ketika Universal Declaration
of Human Rights dirumuskan pada tahun 1948 sebagai pengganti istilah the Rights of
Man. Istilah hak-hak asasi manusia dalam beberapa bahasa asing dikenal dengan sebutan
sebagai berikut: droit l'home (Prancis), yang berarti hak manusia, human right (Inggris)
mensenrechten (Belanda). Dalam kepustakaan lain digunakan istilah hak-hak dasar yang
merupakan terjemahan dari "basic rights" dalam bahasa Inggris dan "grondrechten" dalam
bahasa Belanda. Sebagian orang menyebutnya dengan hak-hak fundamental sebagai
terjemahan dari "fundamental right" dalam bahasa Inggris dan "fundamental rechten"
dalam bahasa Belanda. Istilah lain sebagaimana dikemukan Philipus M. Hadjon, dalam
kepustakaan dalam bahasa Inggris yang menggunakan istilah "natural right" dan dalam
bahasa Belanda digunakan istilah "rechten van den mens", sedangkan dalam kepustakaan
yang berbahasa Indonesia terdapat istilah-istilah, seperti hak-hak kodrat dan hak-hak
dasar, hak-hak kemanusiaan atau hak-hak asasi manusia.
Hak asasi manusia merupakan terjemahan dari istilah human rights (Inggris) atau
mensen rechten (Belanda) tersebut menurut A. Hamid S. Atamimi memasukkan kata
asasi sangat berlebihan yang semestinya cukup dengan istilah hak-hak manusia. Kata
asasi itu sendiri berasal dari pengertian fundamental right yang berarti hukum dasar,
sedangkan kata "dasar" disamaartikan dengan "asasi", sehingga terjadi kemungkinan
tasrif kata sifat "yang dasar" kemudian menjadi "yang asasi". Sementara itu, istilah yang
digunakan para penyusun UUD 1945 memang bukan menggunakan human rights,
melainkan hak dasar (basic rights) dalam bahasa Inggris, grondrechten (Belanda),
grundrecht (Jerman). Pengertian human rights menyangkut perlindungan terhadap
seseorang atas penindasan oleh siapa pun, negara dan bukan negara, sedangkan dalam
pengertian basic rights menyangkut perlindungan seorang warga negara atau penduduk
dari penindasan oleh negara. Terdapat 2 (dua) istilah yang prinsipil dari uraian di atas,
yakni hak asasi manusia dan hak dasar manusia yang keduanya memiliki perbedaan,
yaitu: Pertama, istilah hak dasar manusia lebih fundamental sifatnya daripada hak asasi
manusia. Kedua, istilah hak dasar manusia merupakan istilah yang digunakan dalam
dominan hukum tata negara, sedangkan hak asasi manusia merupakan istilah yang
digunakan dalam hukum internasional.

C. Macam-macam Hak Asasi Manusia


Ada cetusan Franklin Delano Roosevelt yang sangat monumental bila dilihat dari sisi
konsepsi klasifikasi hak-hak asasi manusia (human rights), dikenal dengan sebutan The
Four Freedom (empat kebebasan), yaitu:
Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech).
1. Kebebasan beragama (freedom of religion).
2. Kebebasan dari ketakutan (freedom of fear).
3. Kebebasan dari kemelaratan (freedom of want).

Selanjutnya, Miriam Budiardjo berpendapat, bahwa klasifikasi hak asasi manusia


dapat dibedakan atas 7 (tujuh) hak, yaitu:
1. Hak atas kebebasan mengeluarkan pendapat.
2. Hak atas kedudukan yang sama di dalam hukum.
3. Hak atas kebebasan berkumpul.
4. Hak atas kebebasan Beragama.
5. Hak atas penghidupan yang layak.
6. Hak atas kebebasan berserikat.
7. Hak atas pengajaran.
Sementara itu, Darji Darmodiharjo mengemukakan, bahwa hak-hak asasi manusia
dapat dibagi atau dibedakan sebagai berikut,
1. Hak-hak asasi pribadi atau personal rights yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya.
2. Hak-hak asasi ekonomi atau property rights, yaitu hak untuk memiliki sesuatu,
membeli, dan menjualnya serta memanfaatkannya.
3. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau yang biasa disebut rights of legal equality.
4. Hak-hak asasi politik atau political rights, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak
mendirikan partai politik, dan sebagainya.
5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture rights, misalnya hak
untuk memilih pendidikan, pengembangan kebudayaan, dan sebagainya.
6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau procedural rights, misalnya peraturan dalam hal penangkapan, penggeledahan,
peradilan, dan sebagainya.

D. Pemahaman Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila

1. Hak asasi manusia dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Dalam hal ini setiap orang dijamin untuk melakukan ibadah menurut agama dan
keyakinan masing-masing, setiap orang bebas untuk menjalankan ajaran
agamanya masing-masing. Setiap agama sama hak dan kedudukannya terhadap
negara.
2. Hak asasi manusia dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Setiap orang berhak untuk diperlakukan secara sepintas, tidak boleh disiksa dan
dihukum secara sewenang-sewenang, tidak boleh dihina atau diperlakukan secara
melampaui batas, ia berhak untuk dianggap tidak bersalah sampai dibuktikan
kesalahannya menurut undang-undang. Sila kemanusiaan ini berarti pula suatu
pengakuan kemerdekaan bagi segala bangsa dengan menolak kolonialisme dan
imperialism. Setiap bangsa berhak untuk menentukan bentuk dan.corak negaranya
sendiri.
3. Hak asasi manusia dalam sila Persatuan Indonesia
Dari sejarah dapat diketahui, bahwa Persatuan Indonesia atau kesadaran suatu
bangsa itu lahir dari keinginan untuk bersatu sebagai suatu bangsa, lahir dari sikap
yang mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan suku, golongan,
partai, dan lain-lain. Kesadaran kebangsaan merupakan tanda adanya keinginan
untuk.mempertahankan hak asasi manusia, sebab tanpa adanya kesadaran
kebangsaan tidak ada jaminan, bahwa hak asasi manusia mendapat perlindungan.
Agar perasaan kebangsaan ini tidak menjadi penyebab terlanggarnya hak asasi
manusia bangsa lain, maka perasaan kebangsaan ini ke luar bersifat persahabatan
dengan bangsa-bangsa lain dalam dasar sama derajat, anti kolonialisme dan anti
imperialisme, berarti perasaan kebangsaan ini tidak sovinistik.
4. Hak asasi manusia dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Kerakyatan berisi pengakuan akan harkat dan martabat manusia yang berarti pula
menghormati dan menjunjung tinggi segala hak asasi yang melekat padanya. Hak
asasi ini dalam sila kerakyatan berwujud seperti mengeluarkan pendapat, hak
berkumpul dan berapat, hak ikut serta dalam pemerintahan dan jabatan-jabatan
negara, kemerdekaan pers, dan sebagainya. Pasal 1 ayat (2) menyatakan, bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar. Dengan demikian, pelaksanaan kedaulatan rakyat berwenang menyalurkan
kehendak rakyat secara musyawarah dan mufakat. Masalah pelaksanaan
kedaulatan rakyat ini tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan adanya hak asasi
manusia. Demokrasi Pancasila dengan musyawarah dan mufakatnya memang
memberi nilai terhadap hak-hak asasi manusia.
5. Hak asasi manusia dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan sosial berwujud kehendak melaksanakan kesejahteraan bagi seluruh
anggota masyarakat. Ini berarti, bahwa setiap orang dapat menikmati kehidupan
yang layak sebagai manusia yang terhormat, setiap orang berhak mendapat nafkah
dan jaminan hidup yang layak dalam lapangan ekonomi dan sosial dengan saling
harga menghargai dan bantu membantu. Jadi dalam sila Keadilan Sosial ini hak
asasi manusia, seperti hak hidup, hak milik, hak atas pekerjaan, dan sistem
pengupahan yang baik dan adil diakui.

Anda mungkin juga menyukai