0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan4 halaman
Teks tersebut membahas tentang hak asasi manusia dalam Pancasila, mulai dari sejarah perkembangan HAM, istilah dan pengertian HAM, macam-macam HAM, hingga pemahaman HAM dalam lima sila Pancasila. Teks ini memberikan gambaran menyeluruh tentang HAM dalam konstitusi Indonesia.
Teks tersebut membahas tentang hak asasi manusia dalam Pancasila, mulai dari sejarah perkembangan HAM, istilah dan pengertian HAM, macam-macam HAM, hingga pemahaman HAM dalam lima sila Pancasila. Teks ini memberikan gambaran menyeluruh tentang HAM dalam konstitusi Indonesia.
Teks tersebut membahas tentang hak asasi manusia dalam Pancasila, mulai dari sejarah perkembangan HAM, istilah dan pengertian HAM, macam-macam HAM, hingga pemahaman HAM dalam lima sila Pancasila. Teks ini memberikan gambaran menyeluruh tentang HAM dalam konstitusi Indonesia.
NIM : 2220202122 Kelas : PAI D Mata Kuliah : Pancasila Dosen Pengampu : Sukirman, S.Sos., M.Si
Resume Pancasila BAB 8 : Memahami Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila
A. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia
Pengklaiman Indonesia sebagai negara hukum apabila dicermati dan ditelusuri dari substansi Pembukaan maupun pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bahwa model negara yang dianut Indonesia adalah negara hukum dalam arti materiil atau diistilahkan dengan negara kesejahteraan (welfare state) atau negara kemakmuran' yang tercipta karena atas berkat rahmat serta ridha Allah Yang Maha Kuasa (baldatun thayibatun warabun ghaffur) dan dengan didorong oleh keinginan luhur bangsa untuk berkehidupan, kebangsaan yang bebas, merdeka berdasarkan suatu ketertiban menuju kesejahteraan demi terselenggaranya tujuan nasional. Atas dasar tersebut, memahami negara hukum Indonesia bukan hanya dari sisi perjanjian bermasyarakat (kontrak sosial), tetapi juga atas dasar fungsi manusia sebagai khalifah Allah Swt., di bumi yang mengemban amanah-Nya. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan warga negara secara umum harus selalu memerhatikan dan melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar. Penciptaan hukum yang ditujukan terhadap perlindungan atas hak asasi manusia (human rights) menurut mazhab hukum kodrati merupakan bagian dari hukum Tuhan atau dalam Islam disebut Sunnatullah' yang eksistensinya menjadi landasan bagi hukum positif atau hukum tertulis yang pada akhirnya berubah menjadi teori hak kodrati, hak dasar, natural rights atau dalam bahasa Belanda dikenal dengan grond rechten, mensen rechten, rechten van deen mens sebagai istilah-istilah yang titik beratnya adanya pengakuan hak manusia.
B. Istilah dan Pengertian Hak Asasi Manusia
Istilah hak asasi manusia diperkenalkan oleh Roosevelt ketika Universal Declaration of Human Rights dirumuskan pada tahun 1948 sebagai pengganti istilah the Rights of Man. Istilah hak-hak asasi manusia dalam beberapa bahasa asing dikenal dengan sebutan sebagai berikut: droit l'home (Prancis), yang berarti hak manusia, human right (Inggris) mensenrechten (Belanda). Dalam kepustakaan lain digunakan istilah hak-hak dasar yang merupakan terjemahan dari "basic rights" dalam bahasa Inggris dan "grondrechten" dalam bahasa Belanda. Sebagian orang menyebutnya dengan hak-hak fundamental sebagai terjemahan dari "fundamental right" dalam bahasa Inggris dan "fundamental rechten" dalam bahasa Belanda. Istilah lain sebagaimana dikemukan Philipus M. Hadjon, dalam kepustakaan dalam bahasa Inggris yang menggunakan istilah "natural right" dan dalam bahasa Belanda digunakan istilah "rechten van den mens", sedangkan dalam kepustakaan yang berbahasa Indonesia terdapat istilah-istilah, seperti hak-hak kodrat dan hak-hak dasar, hak-hak kemanusiaan atau hak-hak asasi manusia. Hak asasi manusia merupakan terjemahan dari istilah human rights (Inggris) atau mensen rechten (Belanda) tersebut menurut A. Hamid S. Atamimi memasukkan kata asasi sangat berlebihan yang semestinya cukup dengan istilah hak-hak manusia. Kata asasi itu sendiri berasal dari pengertian fundamental right yang berarti hukum dasar, sedangkan kata "dasar" disamaartikan dengan "asasi", sehingga terjadi kemungkinan tasrif kata sifat "yang dasar" kemudian menjadi "yang asasi". Sementara itu, istilah yang digunakan para penyusun UUD 1945 memang bukan menggunakan human rights, melainkan hak dasar (basic rights) dalam bahasa Inggris, grondrechten (Belanda), grundrecht (Jerman). Pengertian human rights menyangkut perlindungan terhadap seseorang atas penindasan oleh siapa pun, negara dan bukan negara, sedangkan dalam pengertian basic rights menyangkut perlindungan seorang warga negara atau penduduk dari penindasan oleh negara. Terdapat 2 (dua) istilah yang prinsipil dari uraian di atas, yakni hak asasi manusia dan hak dasar manusia yang keduanya memiliki perbedaan, yaitu: Pertama, istilah hak dasar manusia lebih fundamental sifatnya daripada hak asasi manusia. Kedua, istilah hak dasar manusia merupakan istilah yang digunakan dalam dominan hukum tata negara, sedangkan hak asasi manusia merupakan istilah yang digunakan dalam hukum internasional.
C. Macam-macam Hak Asasi Manusia
Ada cetusan Franklin Delano Roosevelt yang sangat monumental bila dilihat dari sisi konsepsi klasifikasi hak-hak asasi manusia (human rights), dikenal dengan sebutan The Four Freedom (empat kebebasan), yaitu: Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech). 1. Kebebasan beragama (freedom of religion). 2. Kebebasan dari ketakutan (freedom of fear). 3. Kebebasan dari kemelaratan (freedom of want).
Selanjutnya, Miriam Budiardjo berpendapat, bahwa klasifikasi hak asasi manusia
dapat dibedakan atas 7 (tujuh) hak, yaitu: 1. Hak atas kebebasan mengeluarkan pendapat. 2. Hak atas kedudukan yang sama di dalam hukum. 3. Hak atas kebebasan berkumpul. 4. Hak atas kebebasan Beragama. 5. Hak atas penghidupan yang layak. 6. Hak atas kebebasan berserikat. 7. Hak atas pengajaran. Sementara itu, Darji Darmodiharjo mengemukakan, bahwa hak-hak asasi manusia dapat dibagi atau dibedakan sebagai berikut, 1. Hak-hak asasi pribadi atau personal rights yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya. 2. Hak-hak asasi ekonomi atau property rights, yaitu hak untuk memiliki sesuatu, membeli, dan menjualnya serta memanfaatkannya. 3. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan atau yang biasa disebut rights of legal equality. 4. Hak-hak asasi politik atau political rights, yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak mendirikan partai politik, dan sebagainya. 5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture rights, misalnya hak untuk memilih pendidikan, pengembangan kebudayaan, dan sebagainya. 6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan atau procedural rights, misalnya peraturan dalam hal penangkapan, penggeledahan, peradilan, dan sebagainya.
D. Pemahaman Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila
1. Hak asasi manusia dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam hal ini setiap orang dijamin untuk melakukan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing, setiap orang bebas untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Setiap agama sama hak dan kedudukannya terhadap negara. 2. Hak asasi manusia dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Setiap orang berhak untuk diperlakukan secara sepintas, tidak boleh disiksa dan dihukum secara sewenang-sewenang, tidak boleh dihina atau diperlakukan secara melampaui batas, ia berhak untuk dianggap tidak bersalah sampai dibuktikan kesalahannya menurut undang-undang. Sila kemanusiaan ini berarti pula suatu pengakuan kemerdekaan bagi segala bangsa dengan menolak kolonialisme dan imperialism. Setiap bangsa berhak untuk menentukan bentuk dan.corak negaranya sendiri. 3. Hak asasi manusia dalam sila Persatuan Indonesia Dari sejarah dapat diketahui, bahwa Persatuan Indonesia atau kesadaran suatu bangsa itu lahir dari keinginan untuk bersatu sebagai suatu bangsa, lahir dari sikap yang mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan suku, golongan, partai, dan lain-lain. Kesadaran kebangsaan merupakan tanda adanya keinginan untuk.mempertahankan hak asasi manusia, sebab tanpa adanya kesadaran kebangsaan tidak ada jaminan, bahwa hak asasi manusia mendapat perlindungan. Agar perasaan kebangsaan ini tidak menjadi penyebab terlanggarnya hak asasi manusia bangsa lain, maka perasaan kebangsaan ini ke luar bersifat persahabatan dengan bangsa-bangsa lain dalam dasar sama derajat, anti kolonialisme dan anti imperialisme, berarti perasaan kebangsaan ini tidak sovinistik. 4. Hak asasi manusia dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Kerakyatan berisi pengakuan akan harkat dan martabat manusia yang berarti pula menghormati dan menjunjung tinggi segala hak asasi yang melekat padanya. Hak asasi ini dalam sila kerakyatan berwujud seperti mengeluarkan pendapat, hak berkumpul dan berapat, hak ikut serta dalam pemerintahan dan jabatan-jabatan negara, kemerdekaan pers, dan sebagainya. Pasal 1 ayat (2) menyatakan, bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Dengan demikian, pelaksanaan kedaulatan rakyat berwenang menyalurkan kehendak rakyat secara musyawarah dan mufakat. Masalah pelaksanaan kedaulatan rakyat ini tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan adanya hak asasi manusia. Demokrasi Pancasila dengan musyawarah dan mufakatnya memang memberi nilai terhadap hak-hak asasi manusia. 5. Hak asasi manusia dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan sosial berwujud kehendak melaksanakan kesejahteraan bagi seluruh anggota masyarakat. Ini berarti, bahwa setiap orang dapat menikmati kehidupan yang layak sebagai manusia yang terhormat, setiap orang berhak mendapat nafkah dan jaminan hidup yang layak dalam lapangan ekonomi dan sosial dengan saling harga menghargai dan bantu membantu. Jadi dalam sila Keadilan Sosial ini hak asasi manusia, seperti hak hidup, hak milik, hak atas pekerjaan, dan sistem pengupahan yang baik dan adil diakui.