Anda di halaman 1dari 9

Makalah Hak Asasi Manusia (HAM) dan Demokrasi Menurut Islam

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang menjadi
keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya. Melalui deklarasi
universal HAM 10 desember 1948 merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan
hak mengenai manusia sebagai manusia. Sejarah HAM dimulai dari magna charta di
inggris pada tahun 1252 yang kemudian kemudian berlanjut pada bill of rights dan
kemudian berpangkal pada DUHAM PBB. Dalam konteks keIndonesiaan penegakan
HAM masih bisa dibilang kurang memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan
penegakan HAM di Indonesia terhambat seperti problem politik, dualisme peradilan dan
prosedural acara.
Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam adalah sebagai way
of life yang berarti pandangan hidup. Islam menurut para penganutnya merupakan konsep
yang lengkap mengatur segala aspek kehidupan manusia. Begitu juga dalam pengaturan
mengenai hak asasi manusia Islam pun mengtur mengenai hak asasi manusia. Islam
adalah agama rahmatan lil alamin yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam. Bahkan
dalam ketidakadilan sosial sekalipun Islam pun mengatur mengenai konsep kaum
mustadhafin yang harus dibela.

Dalam Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai tempat


tersendiri dalam pemikiran Islam. Perkembangan wacana demokrasi dengan Islam
sebenarnya yang telah mendorong adanya wacana HAM dalam Islam. Karena dalam
demokrasi, pengakuan terhadap hak asasi manusia mendapat tempat yang spesial.
Berbagai macam pemikiran tentang demokrasi dapat dengan mudah kita temukan
didalamnya konsep tentang penegakan HAM.
Bahkan HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang lalu
(Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam tidak memiliki
konsep tentang pengakuan HAM. berangkat dari itu makalah ini akan mencoba
memberikan sedikit penerangan mengenai wacana HAM dalam Islam.
BAB II
Pembahasan Hak Asasi Manusia Menurut Islam
2.1 Pengertian Islam
Apakah islam itu sebenarnya? Kata Islam berasal dari bahasa arab , dari kata
aslama, yuslimu islaman yang berarti menyerah patuh (DR Zainuddin Nainggolan,
2000;9). Menurut Nurcholish Madjid yang dikutip dari buku Junaidi Idrus (2004;87)
Islam itu adalah sikap pasrah kehadirat Tuhan. Kepasrahan merupakan karakteristik
pokok semua agama yang benar. Inilah world viewAl-Qur’an, bahwa semua agama yang
benar adalah Al-Islam, yakni sikap berserah diri kehadirat Tuhan. Dan bagi orang yang
pasrah kepada Tuhan adalah muslim.
Dalam Islam itu terdapat dua kelompok sumber ajaran Islam. Kelompok pertama
disebut ajaran dasar (qat’I al-dalalah), yaitu Al-Qur’an dan Hadist sebagai dua pilar
utama ajaran Islam. Al-Qur’an mengandung 6236 ayat dan dari ayat-ayat itu, menurut
para ulama hanya 500 ayat yang mengandung ajaran mengenai dunia dan akhirat
selebihnya merupakan bagian terbesar mengandung penjelasan tentang para nabi, rasul,
kitab dan ajaran moral maupun sejarah ummat terdahulu. Kelompok kedua disebut ajaran
bukan dasar (zhanni al-dalalah), yaitu ajaran yang merupakan produk ulama yang
melakukan ijtihad dan muatan ajarannya bersifat relative, nisbi, bisa berubah dan tidak
harus dipandang suci, sakaral ataupun mengikat (Junaidi Idrus, 2004;95-96).

2.2 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Secara etimolgi hak merupakan unsur normative yang berfungsi sebagai pedoman
prilaku , melindumgi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia
dalam menjadi harkat dan martabatnya. Sedangkan asasi berarti yang bersifat paling
mendasar yang dimiliki manusia sebagai fitrah, sehingga tak satupun makhluk
mengintervensinya apalagi mencabutnya.
Secara istilah HAM dapat dirumuskan dengan beberapa pendapat yang salah satu diantaranya:

 HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya
(Kaelan: 2002).
 Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human
Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM
adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat
hidup sebagai manusia
 John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
 Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa
“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Hak asasi manusia melekat pada diri manusia sejak lahir, karena itu muncul
gagasan tentang hak asasi manusia dan pengakuan atas-Nya sehingga dalam proses ini
lahir beberapa naskah. Yang antara lain:
Magna Carta (Piagam Agung, 15 juni 1215)
Magna Carta di inggris memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Seorang tidak boleh dipenjarakan (dihukum)dengan tidak ada vonis yang sah menurut
hukum.
2) Suatu pajak (cukai) tidak boleh dinaikkan dengan tanpa persetujuan sebuah dewan
yang di dalamnya duduk kaum bangsawan, kaum pendeta, dan rakyat jelata.
Habeas Courpus Act Petition of Right
Suatu dokumen yang lahir karena tuntutan rakyat yan duduk di House of Commons
(parlemen) kepada raja Charles III.
Bill of Right (Undang-Undang Hak, inggris 1689)
Undang-undang yang di terima parlemen inggris setelah mengadakan revolusi tidak
berdarah kepada raja James II (peristiwa kemenangan atas raja), yang isisnya tentang
hak-hak dan kebenaran warga Negara.
Declaration of Independence (Pernyataan kemerdekaan USA, 4 juli 1776)
Tututan adanya hak bagi setiap orang untuk hidup merdeka.
Revolusi Prancis, 5 agustus 1789
Bahwa manusia di lahirkan sama dalam keadaan merdeka dan memiliki hak-hak
yang sama. Terknal dengan symbol liberte = kemerdekaan, egalite = persamaan, dan
fraternite =persaudaraan.
The Four Freedom (empat kebebasan USA 1941)
Frankin D. Roosevelt (Amerika Serikat) merumuskan tentang
1) Freedom of speech and expression (kebebasan berbicara dan menyatakan
pendapat);
2) Freedom of worship (kebebasan beribadat);
3) Freedom from want (kemelaratan);
4) Freedom from fear (kebebasan dari rasa takut).
Universal Declaration of Human Right (10 desember 1948)
Universal Declaration of Human Right (pernyataan sedunia tentang Hak Asasi
Manusia). Pernyataan ini berisi, antara lain hak kebebasan politik, hak social, hak
beristirahat dan liburan, hak akan tingkat penghidupan yang cukup bagi penjagaan
kesehatanm keselamtan diri sendiri dan keluarga, serta hak asasi Pendidikan
Hak-hak asasi manusia dapat dibagi atau dibedakan menjadi:

1. Hak-hak asasi pribadi atau Personal Right yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
2. Hak-hak asasi ekonomi atau Property Right, yaitu hak untuk memiliki sesuatu,
membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.
3. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hokum dan
pemerintahan atau yang biasa disebut Right of Legal Equality.
4. Hak-hak asasi politik atau Political Right, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), dan
mendirikan partai politik.
5. Hak-hak asasi social dan kebudayan atau Social and Cultur Right, misalntya hak
untuk memilih Pendidikan dan mengembangkan kebudayaan.
6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau Prosedural Right, misalnya pengaturan dalam hal penangkapan, penggeledahan
dan peradilan.

2.3 Pengertian Demokrasi dalam Islam


Konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan
dengan Islam : 1. Demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama. 2. Rakyat
diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya. 3. Pengambilan keputusan senantiasa
dilakukan dengan musyawarah. 4. Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun
tetap menjadi pertimbangan utama dalam musyawarah. 5. Musyawarah atau voting hanya
berlaku pada persoalan ijtihadi; bukan pada persoalan yang sudah ditetapkan secara jelas
oleh Alquran dan Sunah. 6. Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar
dari nilai-nilai agama. 7. Hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga.
Contoh Kasus · AAL di dakwa 5 tahun penjara atas kasus pencurian sandal · Majelis
hakim Pengadilan Negeri Purwokerto, Jawa Tengah, menjatuhkan vonis satu bulan 15
hari kepada seorang, Aminah, 55, yang didakwa mencuri tiga buah kakao. "Menjatuhkan
pidana kepada terdakwa selama satu bulan 15 hari dengan ketentuan tidak usah terdakwa
jalani kecuali jika terdakwa dijatuhi pidana lain selama tiga bulan masa percobaan," kata
Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto Muslich Bambang Lukmanto saat membacakan
vonis di pengadilan setempat, Kamis (19/11).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas dan pembahasan diatas dapat ditarik keimpulan
berdasarkan beberapa analisis. Dari analisis diatas antara HAM yang berkembang di
dunia internasional tidak bertentangan antara satu sama lain. Bahkan organisasi Islam
internasional yang terlembagakan dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 5
Agustus 1990 mengeluarkan deklarasi HAM.
Kemudian Islam mematahkan bahwa dalam Islam telah dibicarakan sejak empat
belas tahun yang lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam
tidak memiliki konsep tentang pengakuan HAM. Ini dibuktikan oleh adanya piagam
madinah (mitsaq Al-Madinah) yang terjadi pada saat Nabi Muhammad berhijrah ke kota
Madinah. Dalam dokumen madinah atau piagam madinah itu berisi antara lain pengakuan
dan penegasan bahwa semua kelompok di kota Nabi itu, baik umat yahudi, umat nasrani
maupun umat Islam sendiri, adalah merupakan satu bangsa (Idris, 2004;102). Dalam
dokumen itu dapat disimpulkan bahwa HAM sudah pernah ditegakkan oleh Islam
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme pemerintahan negara yang menjunjung
tinggi kedaulatan rakyat. Demokrasi menurut Islam dapat diartikan seperti musyawarah,
mendengarkan pendapat orang banyak untuk mencapai keputusan dengan
mengedepankan nilai – nilai keagamaan.
DAFTAR PUSTAKA

 Al-Qur’an
 Thaha, Idris (2004). Demokrasi Religius: Pemikiran Politik Nurcholish Madjid dan M.
Amien Rais. Jakarta: Penerbit Teraju.
 Radjab, Suryadi (2002). Dasar-Dasar Hak Asasi Manusia. Jakarta: PBHI.
 Idrus, Junaidi (2004). Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid Membangun Visi dan
Misi Baru Islam Indonesia. Jogjakarta: LOGUNG PUSTAKA.
 Pramudya, Willy, Cak Munir (2004). Engkau Tak Pernah Pergi. Jakarta: GagasMedia.
 Nainggolan, Zainuddin S (2000). Inilah Islam, Jakarta: DEA.
 Urbaningrum, Anas (2004). Islamo - Demokrasi Pemikiran Nurcholish Madjid. Jakarta:
Penerbit Republika.

Anda mungkin juga menyukai