Disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam 4 yang diampu oleh:
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
A. Pengertian HAM
Secara etimolgi hak merupakan unsur normative yang berfungsi
sebagai pedoman prilaku melindumgi kebebasan, kekebalan serta
menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjadi harkat dan
martabatnya. Sedangkan asasi berarti yang bersifat paling mendasar
yang dimiliki manusia sebagai fitrah, sehingga tak satupun
makhluk mengintervensinya apalagi mencabutnya.
Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam
Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip
Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang
melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat
hidup sebagai manusia.
John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang
kodrati.
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
B. Sejarah HAM
Negara yang sering disebut sebagai negara pertama di dunia yang
memperjuangkan hak asasi manusia adalah Inggris. Tonggak pertama
bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut
tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil
disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah MAGNA
CHARTA. Tindakan sewenang-wenang Raja Inggris mengakibatkan
rasa tidak puas dari para bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak
Raja Inggris untuk membuat suatu perjanjian yang disebut Magna
Charta atau Piagam Agung. Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215
yang prinsip dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi
manusia lebih penting daripada kedaulatan raja.
Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau
dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun
dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum.
Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab
hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah.
Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap
hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang
derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
Perjuangan di negara Inggris memicu perjuangan-perjuangan di
banyak negara untuk Hak Azasi Manusia. Seperit misalnya Amerika
Serikat dengan Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang “empat
kebebasan” yang diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat
tanggal 6 Januari 1941 antara lain kebebasan untuk berbicara dan
melahirkan pikiran (freedom of speech and expression), kebebasan
memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya (freedom
of religion), kebebasan dari rasa takut (freedom from fear), kebebasan
dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah
rancangan piagam hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja sama
untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18
anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia (commission of
human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah
pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10
Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana
Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu
berupa UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau
Pernyataan Sedunia tentang Hak – Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari
30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48
negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara
lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati
sebagai hari Hak Asasi Manusia.
Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki mausia yang telah
diperoleh dan dibawanya bersmaan dengan kelahran atau
kehadirannya didalam kehidupan masyarakat. Hak-hak in dimiliki
manusia tanpa perbedaan bangsa,ras, agama atau kelamin, karenanya
bersifat asasi dan universal.
Setelah dunia mengalami dua perang yang melibatkan hampir
seluruh kaeasan dunia, dimana hak-hak asasi manusia diinjak-injak,
timbul keinginan untuk merumuskan hak-hak asasi manusia itu di
dalam suatu naskah international. Usaha ini baru dimulai tahun 1948
dengan diterimanya universal declaration of human right (pernyataan
dunia tentang hak-hak asai manusia) oleh negara-negara yang
bergabung dalam perserikatan bangsa-bangsa dengan kata lain,
lahirnya dwklarasi ham univeersal merupakan reaksi atas kejahatan
keji kemanusiaan yang dilakukan oleh kaum sosialis di Jerman selama
1933 sapai 1945.
Terwujudnya declarasi ham universal yang di declarasikan pada
tanggal 10 desember 1948 harus melewati prosses yang cukup panjang.
Dalam prosses ini telah lahir beberapa naskah ham yang mendasari
kehidupan manusia, dan yang bersfat unuversal dan asasi. Naskah –
naskah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Magna Charta (Piagam Agung 1215): suatu dokumen yang
mencatat beberapa hak diberikan oleh Raja jhon dari Inggris kepada
beberapa Bangsawan bawahannya atas tuntutan mereka. Naskah ini
sekaligus membatasi kekuasaan Raja John itu.
2. Bill of Rights (UU hak 1689): suatu undang-undang yang diterima
oleh parlemen Inggris sesudah berhasil dalam tahun ssebelumnya,
mengadakan perlawanan terhadap Raja James II dalam suatu revolusi
hak berdarah yang dikenal dengan istilah The Glorious revolution of
1688.
3. Declaration des Drits de I”homme et du citoyen (pernyataan hakhak
manusia dan warga negara,1789): suatuu naskah yang dicetuskan pada
permulaan Revolusi Prancis, sebagai perlawanan terhadap kewenangan
regim lama.
4. Bill of Rights (undan-undang Hak): Suatu naskah yang disusun oleh
rakyat Amerika Pada tahun 1769 dan kemudian menjadi bagian dari
undang-undang dasar pada tahun 1791.
Hak-hak manusia yang dirumuskan sepanjang abad ke-17 dan
18 ini sangat dipengaruhi oleh gagasan mengenai hukum alam (Natural
Law), seperti yang dirumuskan oleh John Lock (1632-1714) dan Jean
Jaques Rousseau dan hanya membatasi pada hak-hak yang bersifat
poltis saja, seperti kesamaan hak atas kebebasan, hak untuk memilih
dan sebagainya.
Akan tetapi, pada abad ke-20 hak-hak polik ini dianggap
kurang sempurna. Dan mulailah dicetuskan hak-hak lain yang lebih
luas cakupannya. Suatu diantara yang paling terkenal ialah empat hak
yang dirumuskan oleh Presiden Amerika Serikat F.D. Rooevelt pada
awal PD II.Sejalan dengan pemikiran ini maka PBB memparkrasai
berdirinya sebuah komisi HAM untuk pertama kali yang diberi nama
Comission on Human Rights pada tahun 1946.
Komisi inilah yang kemudian menetapkan secara terperinci
beberapa hak-hak ekonomi dan sosial, disamping hak-hak politisi
yaitu:
1. Hak hidup,kebebesan dan keamanan pribadi (pasal3)
2. Larangan perbudakan (pasal 4)
3. Larangan penganiayaan (pasal 5)
4. Larangan penangkapan, penahanan atau pengasingan yang
sewenang-wenang (pasal 9)
5. Hak atas pemeriksaan pengadilan yang jujur (pasal 10)
6. Hak atas kebebasan bergerak (pasal 13)
7. Hak atas harta dan benda (pasal17)
8. Hak atas kebebasan berfikir, menyuarakan hati nurani dan
beragama (pasal18)
9. Hak atas engemukakan pendapat dan mencurahkan pikiran
(pasal19)
10. Hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat (pasal 20)
11. Hak untuk turut serta dalam Pemerintahan (pasal 21)
Kelima hal pokok inilah yang harus dijaga oleh setiap umat
Islam supaya menghasilkan tatanan kehidupan yang lebih
manusiawi, berdasarkan atas penghormatan individu atas individu,
individu dengan masyarakat, masyarakat dengan masyarakat,
masyarakat dengan negara dan komunitas agama dengan
komunitas agama lainnya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Hak Asasi Manusia telah di atur dalam Al-Qur’an dan Hadist dan umat
islam harus benar-benar mengetahui hak-hak yang diberikan
kepadanya dan menggunakan haknya tersebut sebaik-baiknya selama
tidak bertentangan dan melanggar hak orang lain.
DAFTAR PUSTAKA