Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUBUNGAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN ISLAM DAN


BUDAYA NON BARAT

DOSEN PENGAMPU :
RIKI ZULFIKO,SH,MH

DISUSUN OLEH :

NAMA : IMRON AMIRULLAH


NPM : 20150039
FAKULTAS HUKUM A1

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT


DAFTAR ISI

BAB 1.

PENDAHULUAN...................................................................

A.Latar Belakang .......................................................................................... …...

B Rumusan Masalah .............................................................................................

C.Tujuan ................................................................................... …………………

BAB 2. PEMBAHASAN......................................................................
A.Pengertian Hak Asasi Manusia………………………………………………………

B.Sejarah Hak Asasi Manusia di Dunia………………………………………………..

C.Sejarah Hak Asasi Manusia di Indonesia

D.Hubungan Hak Asasi Manusia dengan Islam

E. Hubungan Hak Asasi Manusia dengan Budaya Non Barat

BAB 3. PENUTUP .........................................................................


KESIMPULAN.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar Belakang Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. 1 Indonesia sebagai anggota dari Perserikatan Bangsa Bangsa mengemban
tanggung jawab moral dan hukum untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi
Universal tentang Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh PBB serta berbagai instrumen
internasional lainnya mengenai Hak Asasi Manusia yang telah diterima oleh negara Republik
Indonesia.2 Terlepas dari konsep HAM yang bersifat universal, namun pada penerapannya
harus memperhitungkan budaya dan tradisi negara setempat, faktor ekonomi atau tingkat
kesejahteraan masyarakat dapat diangkat sebagai pemegang peran penting yang pada
akhirnya ikut menentukan kualitas penegakkan HAM di suatu negara. Sehingga dapat
diartikan bahwa semakin bagus kualitas kesejahteraan di suatu negara, maka semakin tinggi
kemampuannya untuk memajukan perlindungan terhadap HAM.
Dalam perkembangannya, hak asasi manusia terbagi menjadi tiga generasi hak asasi manusia
yaitu generasi pertama hak sipil dan politik, generasi kedua mencakup hak ekonomi, sosial
dan budaya, dan generasi ketiga mencakup hak dalam pembangunan.3 Diantara ketiga
generasi tersebut tidak dapat saling dipisahkan, walaupun ketiga generasi tersebut mencakup
hak yang berbeda tetapi tetap dalam kesatuan hak asasi manusia yang tidak dapat dipisahkan
dan mempunyai keterkaitan antar generasi tersebut. Ada pandangan bahwa dalam pemenuhan
hak sipil dan politik tidak dapat berjalan dengan baik tanpa terpenuhinya hak ekonomi, sosial
dan budaya, begitu pula dengan hak atas pembangunan.

B Perumusan Masalah
Berdasarkan Uraian diatas, dapat diangkat beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Hubungan Hak Asasi Manusia dengan Islam ?
2. Bagaimana Hubungan Hak Asasi Manusia dengan Non Barat?
C.Tujuan

Adanya HAM sangat pentingkarena melindungi hak seseorang untuk hidup dengan harga


diri, yang meliputi hak untuk hidup, hak atas kebebasan dankeamanan.HAM juga bertujuan
untuk melindungi orang dari kekerasan dan kesewenang-wenangan. HAM mengembangkan
saling menghargai antara manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris human ringts dalam bahasa prsncis
droits de i’homme jadi Hak asasi manusia adalah konsep hukum dan normatif yang
menyatakan bahwa manusia memiliki hak melekat pada dirinya karna ia adalah
seorang manusia Hak asai manusia berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada
siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut, juga
tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan dan saling bergantung.
Secara konseptual, hak asasi manusia dapat dilandaskan pada keyakinan bahwa hak
tersebut ‘’dianugerahkan secara alamiah" oleh alam semesta, Tuhan, atau nalar.
Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini bahwa hak
asasi manusia merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati oleh
masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-klaim
kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat kelompok yang
meragukan keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa hak asasi manusia
hanya ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan konsep tersebut.
Dari sudut pandang hukum internasional, hak asasi manusia sendiri dapat dibatasi
atau dikurangi dengan syarat-syarat tertentu. Pembatasan biasanya harus ditentukan
oleh hukum, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan dalam suatu masyarakat
demokratis. Sementara itu, pengurangan hanya dapat dilakukan dalam keadaan
darurat yang mengancam "kehidupan bangsa", dan pecahnya perang pun belum
mencukupi syarat ini. Selama perang, hukum kemanusiaan internasional berlaku
sebagai lex specialis. Walaupun begitu, sejumlah hak tetap tidak boleh
dikesampingkan dalam keadaan apapun, seperti hak untuk bebas dari perbudakan
maupun penyiksaan.
pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) menurut para ahli hak asasi manusia sudh
memiliki cabang ilmu sendiri untuk mempelajarinya. Untuk itu ada beberapa
pengertian hak asasi manusia dari para ahli yang mengemukakan cabang ilmu tentang
hak asasi manusia.
• HAM menurut Jhon Locke Hak asasi manusia adalah hak yang langsung di berikan
Tuhan kepada manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di
dunia ini yang bisa mencabutnya. HAM memiliki sifat yang mendasar dan suci.
• HAM Menurut Jan Materson Jan Materson adalah anggota komisi HAM di PBB.
Menurutnya HAM adalah hak-hak yang ada pada setiap manusia yang tanpanya
manusia mustahil hidup sebagai manusia.
• HAM menurut miriam budiarjo HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak
lahir didunia. Hak itu sifatnya universal,karna hak dimiliki tanpa adanya perbedaan.
Baik itu ras, jenis kelamin, suku dan agama.
• HAM menurut undang-undang nomer 39 tahun 1999 HAM adalah seperangkat hak
yang melekat pada diri manusia sebagai ciptaan tuhan yang maha esa. Hak tersebut
merupakan anugrah yang wajib dilindungi dan dihargai oleh setiap manusia.
Kesimpulan dari berbagai pengertian HAM diatas adalah suatu kebutuhan mendasar
yang harus dimiliki oleh manusia sejak dirinya dalam kandungan.

B. Sejarah Hak Asasi Manusia Di Dunia


Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di dunia Dunia barat (Eropa) paling dahulu
menyuarakan HAM, dimana berdasarkan sejarah Hak Asasi Manusia, Inggris yang
paling utama menyerukan. Tecatat di Inggris terdapat seorang filsuf yang
mengungkapkan gagasan atau merumuskan adanya hak alamiah (natural rights), yaitu
Jhon Locke pada abad 17. Sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia di dunia barat
ditandai dengan tiga hal penting, yaitu Magna Charta, terjadinya revolusi Amerika
dan revolusi Prancis.
1. Maghna Charta Liberium Inggris (1215)
Sejarah telah mencatat bahwa inggris memberikan jaminan pada para bangsawan
serta keturunannya yang tidak memenjarakan mereka sebelum melelui proses
pengadilan. . Jaminan tersebut diberikan bukan tanpa alasan, tapi dikarenakan
para bangsawan telah berjasa dalam membiayai kerajaan, sebagai bentuk balas
budi, pihak kerajaan memberikan jaminan, yang dinamakan magnha charta
liberium. Jaminan atau perjanjian tersebut dibuat pada masa raja Jhon tahun 1215
Masehi. Pada masa itu bangsawan meminta jaminan sebab kebanyakkan raja
jaman dahulu bertindak sesuka hati, membuat hukum sendiri sedangkan raja
kebal terhadap hukum. Hampir semua aturan yang dibuat menguntungkan raja.
Meskipun Maghna Charta tidak berlaku untuk semua, atau dalam artian hanya
untuk para bangsawan, akan tetapi kita tidak bisa memungkiri bahwa Maghna
Charta merupakan tonggak awal perkembangan HAM di dunia.
2. Revolusi Amerika (Bagian Sejarah HAM 1776)
Revolusi Amerika pada tahun 1776 merupakan peperangan rakyat Amerika
melawan penjajah Inggris. Hasil revolusi ini adalah kemerdekaan Amerika pada
tahun 1776 dari Inggris. Pada tahun yang sama amerika membuat sejarah dengan
menegakan Hak Asasi Manusia, yaitu memasukannya aturan HAM kedalam
perundangan negara. Hak Asasi Manusia di Amerika dalam perkembangannya
lebih komplek dari pada HAM di Inggris. Bahkan HAM terus disuakan sampai
saat ini baik oleh pemerintah maupun rakyat.
3. Revolusi Prancis (1789)
Revolusi Prancis lebih populer dari pada revolusi Amerika, jika Amerika
memerangi penjajah Inggris untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan, supaya
bisa berdiri sendiri dan memiliki hak. Beda halnya dengan revolusi Prancis yang
dilakukan rakyat memerangi rajanya sendiri, yaitu raja Louis XVI.Rakyat Prancis
melakukan hal tersebut dengan alasan, bahwa sang raja bertndak sewenang –
wenang terhadap rakyat dan memiliki sifat absolute.Revolusi Prancis setidaknya
menghasilkan aturan tentang hak, yaitu hak atas kebebasan, hak atas kesamaan
dan hak atas persaudaraan.

C. Sejarah Hak Asasi Manusia DI Indonesia


Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di indonesia Hak Asasi Manusia di Indonesia
dianggap sakral, diperjuangkan sepenuh jiwa, serta sangat sejalan dengan
kehidupan berbangsa dan bernegara.Indonesia telah ikut bersama negara lain
untuk memperjuangkan HAM, memasukan rasa kemanusian dalam perundangan,
sebab hal tersebut merupakan fundamental.Pancasila sebgai dasar negara
Indonesia sepenuhnya mendukung dan menjungjung tinggi penegakan Hak Asasi
Manusia.
Diawal kemerdekaan Indonesia, tokoh seperti Mochammad Hatta merupakan
orang yang paling vocal dalam menyuarakan HAM.Indonesia dalam
memperjuangkan haknya sebagai bangsa harus melewati beberapa fase, seperti
halnya pembentukan organisasi. Organisasi yang didirikan tersebut mewadahi
banyak orang dimana untuk merasa sadar bersama – sama memiliki hak – hak
Organisa – oraganisasi yang dibangun memperjuangkan hak – hak masyarakat
dengan cara berbeda, namum pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama untuk
menghapuskan kolonialisme di tanah Indonesia. Sehingga dengan begitu,
masyarakat Indonesia dapat menjadi manusia yang seutuhnya karena hak
kemanusiaannya terpenuhi.Sebagai contoh, Budi Oetomo memperjuangkan hak
masyarakat dan kemanusian lewat petisi – petisi dan surat yang disampaikan
kepada kolonial belanda waktu itu. Kemudian ada Sarekat Islam yang berusa
memperjuangkan hak – hak kemanusiaan dan menghilangkan diskriminasi secara
rasial.

D. Hubungan Hak Asasi Manusia dengan Islam.


Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam.
Jika berbicara tentang hukum, yang terlintas dalam pikiran adalah peraturan-peraturan
atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu
masyarakat, baik peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan
cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa. Bentuknya ada yang berupa hukum tidak
tertulis seperti hukum Adat, ada juga yang berupa hukum tertulis dalam peraturan
perundang-undangan seperti hukum Barat.
Perkataan hukum yang dipergunakan sekarang dalam bahasa Indonesia berasal dari
kata “hukm” dalam bahasa Arab. Artinya norma atau kaidah yakni, ukuran, patokan,
pedoman yang dipergunakan untuk menilai tingkah laku atau perbuatan manusia dan
benda. Hubungan antara perkataan “hukum” dalam bahasa Indonesia tersebut dengan
“hukum” dalam pengertian norma dalam bahasa Arab itu, sangat erat sekali. Setiap
peraturan, apapun macam dan sumbernya mengandung norma atau kaidah sebagai
intinya. Dalam ilmu hukun Islam, kaidah itu disebut hukm. Itulah sebabnya maka di
dalam perkataan sehari-hari orang berbicara tentang hukum suatu benda atau
perbuatan. Yang dimaksud adalah patokan, tolak ukur, ukuran atau kaidah mengenai
perbuatan atau benda itu.
Menurut ajaran Islam semua manusia adalah sama derajatnya, ketinggian derajat manusia
dihitung dari bermanfaat atau tidaknya seseorang bagi dirinya, masyarakat, agama dan
bangsanya. Selain itu, tingginya derajat seseorang dalam Islam dilihat dari kualitas ibadah
yang dilaksanakannya. Suatu ibadah yang dilaksanakan dengan baik dan benar dapat
memberikan ketenangan hati bagi dirinya sendiri, sehingga iman dan takwa dalam hatinya
bertambah kuat dan keinginannya untuk berbuat jahat semakin terkikis. Dalam ajaran Islam,
iman dan takwa seperti inilah yang menjadi standar bagi tingginya derajat seseorang, bukan
dari keturunan dan status yang diperolehnya.

E. Hubungan Hak Asasi Manusia dengan Non Barat


Hubungan HAM dengan Budaya Budaya dan Hak Asasi Manusia Masalah relativisme
budaya telah menjadi salah satu utama bagi teori hak asasi manusia, argumen tentang
perbedaan budaya mungkin merupakan kritik dari gagasan hak asasi manusia, dan
kebanyakan mereka sulit untuk menanganinya (brown 1998, 1999). Hal ini terutama berlaku
pekerja sosial dari tradisi Barat, yang umumnya menyadari peran barat dalam menjajah dunia
lain-pandangan akan nilai keragaman budaya. Ini mengakibatkan pekerja sosial Barat (antara
lain) merasa bersalah mendukung sesuatu yang disebut hak asasi manusia dan menjadi sangat
rentan terhadap kritik dari hak asasi manusia sebagai konsep Barat dan karenaitu tidak bisa di
percaya.
Meskipun tradisi budaya Barat telah menjadi praktek penindas dan banyak kolonisasi,
termasuk beberapa aspek praktek kerja sosial yang konvensional, perasaan bersalah, sehingga
sering orang-orang seperti pekerja sosial, tidak pantas dan tidak membantu. Sesunggguhnya
ada banyak hal yang bisa dikritik tentang budaya Barat, ada beberapa aspek lain dari budaya
barat, dari perspektif hak asasi manusia, orang akan mempertahankan. Dan persis sama dapat
dikatakan tentang tradisi budaya lainnya, memuliakan budaya lain dan dengan asumsi bahwa
itu harus melampaui kritik adalah naif dan menyesatkan karena mengkritik segala sesuatu
tentang budaya barat yang penindas. Di sinilah letak kunci untuk berurusan dengan
perbedaan budaya, kemampuan untuk melihat secara kritis mua tradisi budaya, hak manusia
sama pentingnya dalam semua budaya, untuk melihat bagaimana hak asasi manusia
dikontekstualisasikan berbeda dalam budaya yang berbeda, dan melihat bahwa pelanggaran
hak asasi manusia dan perjuangan hak asasi manusia terjadi di semua konteks budaya.
Tantangan bagi pekerja sosial Barat adalah menyalahi diri untuk penilaian lebih sensitif dan
realistis perbedaan budaya. Budaya adalah suatu hak terpenting aspek manusia, memang kita
bukan apa-apa tanpa konteks budaya kita. Ini adalah budaya yang memberikan makna hidup,
dan itu adalah budaya yang menentukan banyak perilaku manusia (Jenks 1993). Pemahaman
tentang isu-isu budaya karena itu penting bagi pekerja sosial, dan ini berlaku lebih dari lintas-
budaya isu atau masalah perbedaan budaya, dalam memahami setiap keluarga, individu atau
masyarakat, budaya di mana orang atau kelompok terletak adalah primer signifikansi. Untuk
mempertimbangkan faktor struktural psikologis atau sosial dalam memahami perilaku
manusia karena itu untuk menghilangkan banyak faktor penentu yang paling penting dari
perilaku. misalnya, mengapa orang tua menolak gagasan pindah ke sebuah panti jompo, kita
perlu memahami nilai-nilai budaya di sekitarnya, keluarga dan institusi perawatan orang
tuanya/dirinya sendiri.
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu
hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang
lain. HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah
lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam
sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber
ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam. Dalam kehidupan
bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap
bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu
instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

Daftar Pustaka
http://repo.unand.ac.id/2738/4/BAB%2520I.pdf
http://dinddalanif.blogspot.com/2015/12/hubungan-hukum-islam-dan-hak-asasi.html?
m=1
file:///C:/Users/Asus/Downloads/Hak%20Asasi%20Manusia.pdf

Anda mungkin juga menyukai