Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HUKUM ISLAM DAN HAM


“KONSEP DASAR HAK ASASI MANUSIA”
Dosen Pengampu: Dr.H.E.Zainal Muttaqin,MH.MA

Disusun Oleh:
Abu Shihab 211120053
M.Aikal Nanda Pratama 211120038
Ali Mustofa

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan pada Illahi Rabbi yang telah
memberikan begitu banyak nikmat dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam tak lupa penulis panjatkan
pada tuntunan kita, Nabi Muhammad SAW. Semoga cahaya iman dan Islamnya
selalu menerangi kita semua.
Ucapan terima kasih terutama pada Allah SWT yang selalu memberikan
kemudahan dengan caranya. Lalu kami ucapkan terima kasih pula kepada semua
pihak yang telah mendukung pada pembuatan makalah Hukum Islam dan HAM
Makalah ini disusun selain untuk menambah wawasan kita sebagai pencari
ilmu juga untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliaah Hukum
Islam dan HAM.
Tentu saja kami sebagai penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna dalam penyusunan makalah ini sehingga kritik atau saran yang
membangun sangat penulis harapkan untuk ke arah yang lebih baik lagi
kedepannya. Semoga Makalah dapat bermanfaat dan dapat memberikan literatur
pembaca khususnya bagi penulis.

Serang, 17 Februari 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
BAB I……………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A. Latar Belakang……………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………
BAB II……………………………………………………………………………...
PEMBAHASAN…………………………………………………………………...
A. Pengertian dan Sejarah HAM……………………………………………..
B. Macam Macam dan Asas dasar HAM………………………………….....
C. Konsep HAM di Indonesia………………………………………………..
BAB III……………………………………………………………………………..
PENUTUP………………………………………………………………………….
A. Kesimpulan………………………………………………………………...
B. Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.
Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu
hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini.
HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada
era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup
tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik
untuk membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil
judul “Hak Asasi Manusia”.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia
yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus
dihormati, dijaga, dan dilindungi.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik
kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a) HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
b) HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c) HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM.
B. Rumusan Masalah
A. Apa Itu Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
B. Apa Itu Sejarah HAM
C. Apa Saja Macam-macam HAM
D. Apa Itu Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global
E. Apa Itu Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
F. Apa Saja Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM

C. Tujuan Masalah
A. Mengetahui Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
B. Mengetahui Sejarah HAM
C. Mengetahui Macam-macam HAM
D. Mengetahui Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global
E. Mengetahui Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
F. Mengetahui Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


HAM adalah hak hak yang telah dipunyai seseorang sejak dalam lahir.
Menurut John Locke HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan
Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia”. 1

Tercantum juga dalam UUD 1945 :


1. Pasal 27 ayat ayat 1
Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hokum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.
2. Pasal 28 UUD 1945
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang undang.
3. Pasal 29 ayat 2
Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
4. Pasal 30 ayat 1
Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan Negara.

1
Sarinah, S.Ag., M.Pd.I.,Dkk, Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Yogyakarta,CV.
Budi Utama, 2012) Cet 2, hlm. 76
5. Pasal 31 ayat 1
Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan
Ruang lingkup HAM meliputi:
a. Hak pribadi : hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;
b. Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;
c. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan, serta
d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga


keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya
menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi
kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur
Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara.

Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik


kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM.

B. Sejarah HAM
Hak Asasi Manusia dimulai dari gagasan hak asasi manusia. 2 Gagasan hak
asasi manusia muncul sebagai reaksi atas kesewenang-wenangan penguasa yang

2
Sarinah, S.Ag., M.Pd.I.,Dkk, Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Yogyakarta,CV.
Budi Utama, 2012) Cet 2, hlm. 85
memerintah secara otoriter. Munculnya penguasa yang otoriter mendorong orang
yang tertekan hak asasinya untuk berjuang menyatakan keberadaannya sebagai
mahluk yang bermanfaat.

1. Sejarah HAM di Dunia


Sejarah Hak Asasi Manusia berawal dari dunia barat (Eropa). Seorang filsuf
inggris pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah (natural
rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan,
dan hak milik. Pada waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan
politik.sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya tiga peristiwa
penting di Dunia Barat, yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi
Prancis.
a) Magna Charta (1215)
Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan
disebut Magna Charta. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh
raja kepada para bangsawan beserta keturunannya, seperti hak untuk tidak
dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan
sebagai balasan atas bantuan biaya pemerintahan yang telah diberikan oleh
para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak tersebut berkembang dan menjadi
bagian dari sistem konstitusional Inggris.
b) Revolusi Amerika (1776)
Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris
disebut Revolusi Amerika. Declaration of Independence (Deklarasi
Kemerdekaan) dan Amerika Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 juli
1776 merupakan hasil dari revolusi ini.
c) Revolusi Prancis (1789)
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya
sendiri (louis XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut.
Declaration des droits de i’homme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak
Manusia dan Warga Negara) dihasilkan oleh Revolusi Prancis. Pernyataan ini
memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty), kesamaan (egality),dan
persaudaraan (fraternite).
d) African Charter on Human and People Rights (1981)
Pada tanggal 27 juni 1981, negara-negara anggota Organisasi Persatuan
Afrika (OAU) mengadakan konferensi mengenai HAM. Dalam konferensi
tersebut, semua negara Afrika secara tegas berkomitmentuntuk memberantas
segala bentuk kolonialisme dari Afrika, untuk mengkoordinasikan dan
mengintensifkan kerjasama dan upaya untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik bagi masyarakat Afrika.
e) Cairo Declaration on Human Right in Islam (1990)
Deklarasi Kairo tentang Hak Asasi Manusia dalam Islam merupakan
deklarasi dari negara-negara anggota Orgaisasi konferensi Islam di Kairo pada
tahun 1990 yang memberikan gambaran umum pada Islam tentang Hak Asasi
Manusia dan menegaskan Islam syariah sebagai satu-satunya sumber.
Deklarasi ini menyatakan tujuannya untuk menjadi pedoman umum bagi
negara anggota OKI di bidang hak asasi manusia.
f) Bangkok Declaration (1993)
Deklarasi bangkok diadopsi pada pertemuan negara-negara Asia pada
tahun 1993. Dalam konferensi ini, pemerintah negara-negara Asia telah
menegaskan kembali komitmennya terhadap prinsip-prnsip Piagam PBB dan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Mereka menyatakan pandangannya
saling ketergantungan dan dapat dibagi hak asasi manusia dan menekankan
perlunya universalitas, objektivitas, dan nonselektivitas hak asasi manusia.
g) Deklarasi PBB (Deklarasi Wina) Tahun 1993
Deklarasi ini merupakan deklarasi universal yang ditandatangani oleh
semua negara anggota PBB di ibu kota Australia, yaitu Wina. Oleh karenanya
dikenal dengan Deklarasi Wina. Hasilnya adalah mendeklarasikan hak asasi
generasi ketiga, yaitu hak pembangunan. Deklarasi ini sesungguhnya adalah
re-evaluasi terhadap dua dari dari deklarasi HAM, yaitu bentuk evaluasi serta
penyesuaian yang disetujui semua anggota PBB, termasuk Indonesia.
2. Sejarah HAM di Indonesia
Sepanjang sejarah kehidupan manusia ternyata tidak semua orang memiliki
penghargaan yang sama terhadap sesamanya. Ini yang menjadi latar belakang
perlunya penegakan hak asasi manusia. Manusia dengan teganya merusak,
mengganggu, mencelakakan, dan membunuh manusia lainya. Bangsa yang satu
dengan semena-mena menguasai dan menjajah bangsa lain. Untuk melindungi
harkat dan marabat kemanusiaan yang sebenarnya sama antar umat manusia, hak
asasi manusia dibutuhkan. Berikut sejarah penegakan HAM di Indonesia.
a) Pada masa prakemerdekaan
Pemikiran modern tentang HAM di Indonesia baru muncul pada abad ke-19.
Orang Indonseia pertama yang secara jelas mengungkapakan pemikiran mengenai
HAM adalah Raden Ajeng Kartini. Pemikiran itu diungkapkan dalam surat-surat
yang ditulisnya 40 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan. Pemikiran itu
diungkapkan dalam surat-surat yang ditulisnya 40 tahun sebelum proklamasi
kemerdekaan.
b) Pada masa kemerdekaan
1) Pada masa orde lama
Gagasan mengenai perlunya HAM selanjutnya berkembang dalam sidang
BPUPKI. Tokoh yang gigih membela agar HAM diatur secara luas dalam
UUD 1945 dalam sidang itu adalah Mohammad Hattadan Mohammad
Sukiman. Tetapi, upaya mereka kurang berhasil. Hanya sedikin nilai-nilai
HAM yang diatur dalam UUD 1945. Sementara itu, secara menyeluruh HAM
diatur dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950.
2) Pada masa orde baru
Pelanggaran HAM pada masa orde baru mencapai puncaknya. Ini terjadi
terutama karena HAM dianggap ebagai paham liberal (Barat) yang
bertentangan dengan budaya timur dan Pancasila. Karena itu, HAM hanya
diakui secara sangat minimal. Komisi Hak Asasi Manusia dibentuk pada tahun
1993. Namun, komisi tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik karena
kondisi politik. Berbagai pelanggaran HAM terus terjadi, bahkan disinyalir
terjadi pula beragai pelanggaran HAM berat. Hal itu ahirnya mendorong
munculnya gerakan reformasi untuk mengahiri kekuasaan orde baru.
3) Pada masa reformasi
masalah penegakan hak asasi manusia di Indonesia telah menjadi tekad
dan komitmen yang kuat dari segenap komponen bangsa terutama pada era
reformasi sekarang ini. Kemajuan itu ditandai dengan membaiknya iklim
kebebasan dan lahirnya berbagai dokumen HAM yang lebih baik. Dokumen
itu meliputi UUD 1945 hasil amandemen, Tap MPR No. XVII/MPR1998
tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, dan UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Pada tahun 2005, pemerintah meratifikasi dua instrumen yang sangat penting
dalam penegakan HAM, yaitu Konvenan Internasional tentang Hak-Hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR) menjadi Undang-Undang No. 11
tahun 2005, dan Konvenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik
(ICCPR) menjadi Undang-Undang No. 12 tahun 2005.

C. Macam-macam HAM
1. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)
Hak asasi pribadi adalah hak yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, kebebasan untuk aktif di setiap
organisasi, perkumpulan, dan lainnya.3
Contohnya :
a) Hak kebebasan dalam berpendapat;
b) Hak kebebasan dalam menjalankan kepercayaan dan memeluk agama;
c) Hak kebebasan dalam berpergian, berkunjung, dan berpindah-pindah tempat;
d) Hak kebebasan berorganisas;
e) Hak untuk hidup, berprilaku, tumbuh dan berkembang;
f) Hak untuk tidak dipaksa dan disiksa.

3
Wahyu Widodo, Dkk, Pendidikan Kewarga Negaraan (Yogyakarta, CV. ANDI OFFSET, 2015)
hlm. 142
2. Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)
Hak Asasi Ekonomi adalah hak untuk memiliki, membeli dan menjual, serta
memanfaatkan sesuatu.
Contohnya :
a) Hak kebebasan dalam membeli sesuatu;
b) Hak kebebasan dalam mengadakan dan melakukan perjanjian kontrak;
c) Hak memiliki sesuatu;
d) Hak memiliki pekerjaan yang layak;
e) Hak kebebasan melakukan transaksi;
f) Hak untuk menikmati SDA;
g) Hak untuk memperoleh kehidupan yang layak;
h) Hak untuk meningkatkan kualitas hidup.

3. Hak Asasi Politik (Political Right)


Hak Asasi Politik adalah hak ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih dan
dipilih.
Contohnya :
a) Hak memilih dalam suatu pemilihan, misalnya pemilihan presiden;
b) Hak dipilih dalam pemilihan, misalnya pemilihan ketua RT;
c) Hak kebebasan ikut serta dalam kegiatan pemerintahan;
d) Hak mendirikan partai politik;
e) Hak memberikan usulan-usulan atau pendapat yang berupa usulan petisi;
f) Hak diangkat dalam jabatan pemerintah.

4. Hak Asasi Hukum (Rights Of Legal Equality)


Hak Asasi Hukum adalah hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan.
Contohnya :
a) Hak mendapatkan layanan dan perlindungan hukum;
b) Hak mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada peradilan;
c) Hak yang sama dalam proses hukum;
d) Hak dalam perlakuan yang adil atau sama dengan hukum;

5. Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights)


Hak Asasi Sosial dan Budaya adalah hak yang menyangkut dalam masyarakat
yaitu untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan lain
sebagainya.
Contohnya :

a) Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak;


b) Hak untuk mendapatkan pelajaran;
c) Hak untuk memperoleh jaminan sosial;
d) Hak untuk berkomunikasi;
e) Hak untuk memilih, menentukan pendidikan;
f) Hak untuk mengembangkan bakat dan minat;

6. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)


Hak Asasi Peradilan adalah hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara
peradilan dan perlindungan (Procedural Rights), misalnya peraturan dalam hal
penahanan, penangkapan, dan penggeledahan.
Contohnya :
a) Hak memperoleh kepastian hkum;
b) Hak menolak digledah tanpa adanya surat penggeledahan;
c) Hak mendapatkan pembelaan dalam hukum;
d) Hak untuk mendapatkan hal yang sama didalam berlangsungnya proses
hukum baik itu penyelidikan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan;
e) Hak mendapatkan perlakuan adil dalam hukum.
D. Asas Dasar Hak Asasi Manusia (HAM)
Asas-asas dasar Hak Asasi Manusia meliputi :
1. Asas Universal (Universality)
Universalitas hak berarti bahwa hak bersifat umum, tidak dapat berubah atau
hak dialami dengan cara yang sama oleh semua orang.
2. Asas Martabat Manusia (Human Dignity)
Hak asasi merupakan hak yang melekat dan dimiliki setiap manusia. Asas ini
ditemukan pada pikiran setiap individu tanpa memperhatikan ras, umur,
budaya, bahasa, etnis, keyakinan seseorang yang harus dihargai dan dihormati
sehingga hak yang sama dan sederajat dapat dirasakan semua orang dan tidak
digolongkan berdasarkan tingakatan hirarkis.
3. Asas Kesetaraan (Equality)
Asas kesetaraan mengekspresikan gagasan menghormati martabat yang
melekat pada setiap manusia. Secara spesifik pasal 1 menyatakan bahwa :
setiap umat manusia dilahirkan merdeka dan sederajat dalam harkat dan
martabatnya
4. Asas Non-Diskriminasi (Non-Discrimination)
Asas ini memastikan bahwa tidak seorangpun dapat meniadakan hak asasi
orang lain karena faktor-faktor luar, misalnya ras, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, agama, politik atau pandangan lainnya.
5. Asas tidak dapat dicabut (Inalienability)
Asas ini menyatakan bahwa hak-hak individu tidak dapat direnggut,
dilepaskan dan dipindahkan.
6. Asas tidak bisa dibagi (Indivisibility)
Pengabaian pada satu hak akan menyebabkan pengabaian terhadap hak-hak
lainnya. Hak setiap orang untuk bisa memperoleh penghidupan yang layak
adalah hak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Hak tersebut merupakan modal
dasar bagi setiap orang agar mereka bisa menikmati hak-hak lainnya seperti
hak atas kesehatan atau hak atas pendidikan.
7. Asas Saling berkaitan dan bergantung (Interrelated and Interdependent)
Pemenuhan dari satu hak seringkali bergantung kepada pemenuhan hak
lainnya, baik secara keseluruhan maupun sebagian. Contohnya, hak atas
pendidikan atau hak atas informasi adalah saling bergantung satu sama lain.
Oleh karena itu pelanggaran HAM saling berkaitan sehingga hilangnya satu
hak dapat mempengaruhi hak lainnya.
8. Asas Tanggung jawab negara (State Responsibility)
Negara dan para pemangku kewajiban lainnya bertanggung jawab untuk
menaati dan melindungi hak-hak asasi manusia. Dalam hal ini, mereka harus
tunduk pada norma-norma hukum dan standar yang tercantum di dalam
instrumen-instrumen HAM. Seandainya mereka gagal dalam melaksanakan
tanggung jawabnya, pihak-pihak yang dirugikan berhak untuk mengajukan
tuntutan secara layak sebelum tuntutan itu diserahkan pada sebuah pengadilan
yang kompeten atau adjudikator (penuntut) lain yang sesuai dengan aturan dan
prosedur hukum yang berlaku.

E. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia


Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan
dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu
kesatuanyang tidak dapat di pisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan,
maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55, dan 56
Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui
suatu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling
menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta hukum internasional
yang berlaku.4
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi,
antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya.
Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak
diskriminatif dan konsisten.

4
Drs. Chotib, Dkk. Kewarganegaraan 1. (Surabaya, PT. Ghalia Indonesia, 2002), Cet 2, hlm, 77
Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal
berikut :
1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari
2004-2009 sebagai gerakan nasional
2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun
lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia
3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di
depan hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya
untuk memetuhi/ menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta
konsekuen.
4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi
manusia dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika
masyarakat dapat berjalan sewajarnya.
5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana,
Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi.
6. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana
terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.
7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga
Negara serta badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan
HAM.
8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan
hukum dan HAM.
9. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.
10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka
mewujudkan proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta
dengan biaya yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

F. Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM


1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih
pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.5
2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu
mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada
setiap mahasiswa.
3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM
terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan
di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
4. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu
jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak,
sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat
dan bakatnya.
5. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun,
yang artinya hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang
6. Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya
jika masyarakat bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal
proses hukum nya sangat cepat, akan tetapi jika masyarakat kelas atas
melakukan kesalahan misalkan korupsi, proses hukum nya sangatlah lama
7. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat
penganiayaan dari majikannya
8. Kasus pengguguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi
yang kawin diluar nikah

5
A. T. Sugeng Priyanto, Dkk. Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, PT. Gramedia 2008) Cet 4.
Hlm 98.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh
perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara
akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh
proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

B. Saran-saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Idjehar, Muhammad Budairi, HAM versus Kapitalisme, Yogyakarta: INSIST


Press, 2003.
Ubaidillah Ahmad dkk, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, Jakarta:
ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2000.
A.Ubaedillah, Rozak Abdul Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani, Jakarta, Prenadamedia. 2014.cet 11
Kaelan, Zubaidi Achmad, Pendidikan Kwarganegaraan,Yogyakarta, Paradigma,
2012
http://makalahkuindonesia.blogspot.com/2017/04/makalah-hak-asasi-
manusia.html

Anda mungkin juga menyukai