Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

TENTANG
Hak Asasi Manusia Rule Of Law
Dosen pengampu : Boby Yasman Purnama, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Try Andhika putra (NIM. 501220101)
Meliana Sari (NIM. 501220077)
Fioni Amalia Putri (NIM. 501220082)

PROGRAM STUDI
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2022
KATA PENGANTAR`

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang informasi
mengenai rule of law dan hak asasi manusia.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu pedoman dan juga berguna untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................

1.3 Tujuan................................................................................................................

1.4 Manfaat..............................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum.....................................................

2.1.1 Prinsip-prinsip Rule of Law............................................................................

2.2 Hak Asasi Manusia............................................................................................

2.2.1 Penjabaran Hak-hak Asasi Manusia dalam UUD 1945......................................

2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945......................................

2.3.1 Pengertian Warganegara dan Penduduk.........................................................

2.3.2 Asas-asas Kewarganegaraan...........................................................................

2.3.3 Hak dan Kewajiban Warganegara Menurut UUD 1945....................................

2.3.4 Hak dan Kewajiban Bela Negara....................................................................

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................

3.2 Saran..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasal 1 ayat (3) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menegaskan
bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas negara hukum (the rule of law). Pakar ilmu sosial,
Franz-Magnis Suseno (1990), melihat bahwa perlindungan HAM adalah salah satu elemen dari
the rule of law, selain hukum yang adil. Kita bisa melacak akar prinsip the rule of law dari
putusan-putusan pengadilan internasional seperti Pengadilan Hak Azasi Manusia (HAM) Eropa
dan Komite HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk mengetahui pembahasan antara the
rule of law dan Hak Asasi Manusia. Pembukaan UUD 1945 menyatakan terbentuknya Negara
adalah untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia danseluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dinyatakan bahwa untuk itu,UUD 1945 harus mengandung ketentuan yang “mewajibkan
Pemerintah dan penyelenggara Negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur
dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.” UUD 1945 selanjutnya menegaskan
bahwa“ Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan
belaka (Machtstaat). Hak asasi manusia (HAM) merupakan hak-hak yang (seharusnya) diakui
secara universal sebagai hak-hak yang melekat pada manusia karena hakekat dan kodrat
kelahiran manusia itu sebagai manusia. Dikatakan „universal‟ karena hak-hak ini dinyatakan
sebagai bagian dari kemanusiaan setiap sosok manusia, tak peduli apapun warna kulitnya, jenis
kelaminnya, usianya, latar belakang kultural dan pula agama atau kepercayaan spiritu alitasnya.
Sementara itu dikatakan „melekat‟ atau „inheren‟ karena hak-hak itu dimiliki sesiapapun yang
manusia berkat kodrat kelahirannya sebagai manusia dan bukan karena pemberian oleh suatu
organisasi kekuasaan manapun. Karena dikatakan „melekat‟ itu pulalah maka pada dasarnya hak-
hak ini tidak sesaatpun boleh dirampas atau dicabut. Dari uraian pendahuluan di atas, penulis
melihat penting dan menariknya wawasan tentang HAM dan rule of law. Oleh sebab itu, penulis
berusaha menjabarkan pembahasannya dalam bentuk makalah ini untuk menambah wawasan
kita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Rule of Law?
2. Apakah yang dimaksud Hak Asasi Manusia?
3. Bagaimanakah Hak dan Kewajiban Warga Negara?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Rule of Law
2. Mengetahui Hak Asasi Manusia
3. Mengetahui Hak dan Kewajiban Warga Negara

1.4Manfaat
1. Dapat mengetahui Rule of Law
2. Dapat mengetahui Hak Asasi Manusia
3. Dapat mengetahui Hak dan Kewajiban Warga Negara
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum


Menurut Philipus M. Hadjon, bahwa Negara hukum menurut istilah belanda Rechtsstaat
adalah kekuasaan raja yang sewenang-wenang untuk mewujudkan Negara yang didasarkan pada
suatu peraturan perundang-undangan.Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan
raja maupun penyelenggara Negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan perundang-
undangan, dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan
itulah yang sering diistilahkan dengan Rule of Law.

Menurut Friedman, antara pengertiaan Negara hukum ataum rechtsstaat dan Rule of
Law sebenarnya saling mengisi (Friedman, 1960: 546). Oleh karena itu berdasarkan bentuknya,
Rule of Law adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal.

Menurut Friederich J. Stahl rechtsstaat dibagi menjadi 4 unsur, yaitu:

1) Hak-hak manusia.
2) Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu.
3) Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan.
4) Peradilan administrasi dalam perselisihan (Muhtaj, 2005: 23).

2.1.1 Prinsip-prinsip Rule of Law


Negara yang menganut system Rule of Law harus memiliki prinsip-prinsip yang jelas,
terutama dalam hubungannya dengan realisasi Rule of Law itu sendiri. Menurut Albert Venn
Dicey dalam Introduction to the Law of The Constitution,memperkenal istilah the Rule of Law
yang secara sederhana diartikan sebagai suatu keteraturan hukum.

Menurut Dicey terdapat tiga unsur yang fundamental dalam Rule of Law, yaitu:

1. Supremasi aturan-aturan hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang, dalam


arti seseorang hanya boleh dihukum, jikalau memang melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama di muka hukum.
3. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh UU serta keputusan-keputusan pengadilan.
2.2 Hak Asasi Manusia
Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala ditanda tangani Magna Charta
(1215), oleh raja John Lackland. Kemudian juga pendatanganan Petition of Right pada tahun
1628 oleh raja Charles I. Dalam hubungan inilah maka perkembangan hak asasi manusia itu
sangat erat hubungannya dengan perkembangan demokrasi. Perkembangan selanjutnya hak asasi
manusia dipengaruhi oleh pemikiran filsuf inggris John Locke yang berpendapat bahwa manusia
tidaklah secara absolut menyerahkan hak-hak individunya kepada penguasa.Puncak
perkembangan perjuangan hak-hak asasi manusia tersebut yaitu ketika Human Rights itu untuk
pertama kalinya dirumuskan secara resmi dalam Declaration of Independence amerika serikat
pada tahun 1776. Dalam deklarasi amerika serikat tertanggal 4 juli 1776 tersebut dinyatakan
bahwa seuruh umat manusia dikarunia oleh tuhan yang maha esa beberapa hak yang tetap dan
melekat padanya.Perumusan hak-hak asasi manusia secara resmi kemudian menjadi dasar pokok
konstitusi Negara amerika serikat tahun 1787, yang mulai berlaku 4 maret 1789 (Hardjowirogo,
1977: 43)
Franklin D. Roosevelt, presiden amerika pada permulaan abad ke-20 memformulasikan
empat amacam hak-hak asasi yang kemudian dikenal dengan The Four Freedom itu adalah:

1. Freedom of speech, yaitu kebebasan untuk berbicara dan mengemukakan pendapat.


2. Freedom of religion, kebebasan beragama.
3. Freedom from fear, yaitu kebebasan dari rasa ketakutan.
4. Freedom from want, yaitu kebebasan dari kemelaratan (Budiardjo, 1981: 121)

2.2.1 Penjabaran Hak-hak Asasi Manusia dalam UUD 1945


Pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 telah lebih dahulu merumuskan hak-hak asasi
manusia dari pada deklarasi universal hak-hak asasi manusia PBB. Fakta sejarah menunjukkan
bahwa pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada tanggal 18 agustus 1945,
sedangkan deklarasi hak-hak asasi manusia PBB pada tahun 1948 Dalam UUD 1945 telah
diangkat hak-hak asasi manusia dan melindunginya dalam kehidupan bernegara. Melalui
Pembukaan UUD 1945 dinyatakan dalam alinea IV bahwa Negara Indonesia sebagai
persekutuan hidup bersama, bertujuan untuk melindungi warganya terutama dalam kaitannya
dengan perlindungan hak-hak asasinya. Adapun tujuan Negara tersebut adalah sebagai berikut
:“…… Pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa……”Dalam perjalanan sejarah kenegaraan Indonesia pelaksanaan perlindungan terhadap
hak-hak asasi manusia di Indonesia mengalami kemajuan. Antara lain sejak kekuasaan rezim
Soeharto telah dibentuk KOMNASHAM, walaupun pelaksanaan belum optimal. jaminan hak-
hak asasi manusia sebagaimana terkandung dalam UUD 1945 manjadi semakin efektif terutama
dengan diwujudkannya UU Republik Indonesia No. 39 tahun 1999, tentang hak asasi manusia
dalam konsiderans dan ketentuan umum pasal I dijelaskan, bahwa hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan
Yang Maha Esa,dan merupakan anugrahNya yang wajib dihormati ,dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh Negara, hukum,pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia. Undang- Undang No. 39 tahun 1999 tersebut terdiri dari 105 pasal
yang meliputi berbagai macam hukum tentang hak asasi manusia, pembatasan terhadap
kewenangan pemerintah serta KOMNASHAM yang merupakan lembaga pelaksaan atas
prlindungan hak-hak asasi manusia. Hak-hak asasi manusia tersebut meliputi: hak-hak hidup,
hak berkeluarga, dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh
keadilan, hak atas kebebassan pribadi, hak atas rasa aman , hak atas kesejahteraan, hak turut serta
dalam pemerintahan, hak wanita dan hak anak. Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 , telah
memberikan jaminan secara eksplisit tentang hak-hak asasi manusia yang terutama dalam BAB
X A, pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J. Jikalau dibandingkan dengan UUD 1945 hasil
amandemen 2002 dikembangkan menjadi tambah pasalnya dan lebih rinci. Adapun juga
ketentuan pasal-pasal dalam Deklarasi Universal tentang Hak- Hak Asasi Manusia yang diatur
dalam pasal 1 sampai dengan 30.

2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945

2.3.1 Pengertian Warganegara dan Penduduk


Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam
hubungannya dengan negara. Dalam hubungan internasional di setiap wilayah negara selalu ada
warga negara dan orang asing yang semuanya disebut penduduk. penduduk belum tentu
warganegara, karena mungkin seorang asing.

2.3.2 Asas-asas Kewarganegaraan


a. Asas Ius-Sanguinis dan Asas Ius-Soli

Asas ius-soli adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa status Kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya di negara A tersebut. Asas ius-sanguinis adalah sasa
keturunan atau hubungan darah, artinya bahwa Kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh
orangtuanya. seseorang adalah warga negara B karena orangtuanya adalah warga negara B.

b.Bipatride dan Apatride

Bipatride (dwi kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan dari dua negara terkait
seseorang dianggap sebagai warganegaranya. Apatride (tanpa kewarganegaraan) timbul apabila
menurut peraturan Kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warganegara dari negara
manapun.
2.3.3 Hak dan Kewajiban Warganegara Menurut UUD 1945
Pasal- pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warga Negara menccakup
pasal-pasal 27, 28,29,30,31,33 dan 34. a. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warga Negara yang
sama dalam hukum dan pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan
pemerintahan. b. Pasal 27 ayat (2) menetapkn hak warga Negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. c. Pasal 27 ayat (3) dalam perubahan kedua UUD
1945 menetapkan hak dan kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan
negara. d. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warga Negara untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan. e. Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak
kemerdekaan untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya. f.
Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan kewajiban warga
Negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara. g. Pasal 31 ayat (1)
menyebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.

2.3.4 Hak dan Kewajiban Bela Negara


a. Pengertian

Pembelaan negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara.

b. Asas Demokrasi dalam Pembelaan Negara

1. setiap warganegara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan negara
melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang
berlaku.

2.setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan
kemampuan dan profesinya masing-masing

c.Motivasi dalam Pembelaan Negara

1. Pengalaman sejarah perjuangan RI

2. Kedudukan wilayah geografis Nusantara yang strategis

3. Keadaan penduduk yang besar

4.Kekayaan sumber daya alam

5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan

6. Kemungkinan timbulnya bencana peran


BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Sebagai warga negara indonesia kita diwajibkan untuk mengetahui prinsip-prinsip hukum
yang ada dinegara kita.
2. mempunyai jiwa bela negara yang kuat
3. mematuhi peraturan hukum yang berlaku karena negara indonesia merupakan negara
hukum
4. sebagai makhluk tuhan kita mempunya hak asasi yang melekat dalam diri kita sejak lahir
maka dari itu hormati hak asasi yang dimiliki oleh orang lain juga.

3.2 Saran
perbanyaklah membaca dan mencari informasi tentang negara Indonesia, karena itu dapat di
jadikan bukti bahwa kita memang mencintai negara kita

Anda mungkin juga menyukai