Dosen Pengampu:
Nadirsyah
Disusun Oleh:
D-III KesehatanGigi
Politeknik KesehatanTanjungkarang
Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat,serta penyertaan-Nya,sehingga makalah Agama
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa
yang sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka kami berharap adanya
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Akhirkata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan layak sebagai mana mestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum, Ham dan Demokrasi
B. Penjelasan tentang Hukum, Ham dan Demokrasi dalam Islam
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ham, Hukum dan Demokrasi
2. Bagaimana Ham, Hukum dan Demokrasi yang ada di dalam Agama Islam
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mengenal tetang Ham, Hukum dan Demokrasi
2. Untuk mengetahui bagaimana Ham, Hukum dan Demokrasi dalam Islam
BAB 2
PEMBAHASAN
Hukum adalah suatu sistem aturan atau adat yang secara resmi dianggap
mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah, atau otoritas melalui
lembaga atau institusi.
Definisi "hukum" dari Kamus Besar Bahasa Indonesia(1997):
1. Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan
oleh penguasa, pemerintah atau otoritas.
2. Undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan
masyarakat.
3. Patokan (kaidah, ketentuan).
4. Keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan,
vonis.
Berikut ini definisi hukum menurut para ahli:
• Tullius Cicerco: “Hukum adalah akal tertinggi yang ditanamkan oleh alam
dalam diri manusia untuk menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh dalam hidup.”
• Thomas Hobbes: “Hukum adalah perintah-perintah dari orang yang
memiliki kekuasaan untuk memerintah dan memaksakan perintahnya kepada
orang lain.”
• Plato: “Hukum adalah peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik
yang mengikat masyarakat.”
• Aristoteles: “Hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya
mengikat masyarakat tetapi juga hakim.”
Secara garis besar hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan
atas rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan
kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai
cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar
masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum
menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi
manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana
mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau
kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur
persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan
lingkungan peraturan atau tindakan militer.
Hukum dapat dibagi dalam berbagai bidang, antara lain hukum pidana/hukum
publik, hukum perdata/hukum pribadi, hukum acara, hukum tata negara,
hukum administrasi negara/hukum tata usaha negara, hukum internasional,
hukum adat, hukum agama, hukum agraria, hukum bisnis, dan hukum
lingkungan.
Indonesia merupakan negara hukum dan memiliki sistem hukum tesendiri.
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa,
hukum Agama dan hukum Adat. Karena:
• Eropa: Jajahan Hindia-Belanda
• Agama: Mayoritas Islam
• Adat: Berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
2.2 HAM
2.2.1. HAM Secara Umum
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia
dalam kandungan dan merupakan pemberian dari Tuhan. HAM berlaku secara
universal, artnya berlaku dimana saja bagi siapa saja dan tidak dapat diambil
orang lain. Hal ini tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti
pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31
ayat 1.
2.3. Demokrasi
2.3.1. Pengertian Demokrasi
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya
yang kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh nabi Muhammad
sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik
dalam kitab-kitab hadits. Juga dapat diartikan sebagai hukum yang bersumber
dan menjadi bagian dari agama Islam. Yang diatur tidak hanya hubungan
manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, manusia dengan benda dan
alam semesta, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan.
Dalam islam, hukum islam dikenal sebagai sya’riat. Sya’riat menurut asal
katanya berarti jalan menuju mata air, Dari asal kata tersebut sya’riat Islam
berarti jalan yang lurus ditempuh seorang muslim. Menurut istilah, Sya’riat
berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia sebagai hamba Allah, individu, warga, dan
subjek alam semesta. Sya’riat merupakan landasan fiqih. Pada prinsipnya
syari’at adalah wahyu Allah yang terdapat dalam al- Quran dan sunah
Rasulullah. Syari’at bersifat fundamental, mempunyai lingkup lebih luas dari
fiqih, berlaku abadi dan menunjukkan kesatuan dalam islam. Sedangkan fiqih
adalah pemahaman manusiayang memenuhi syarat tentang sya’riat. Oleh
karena itu lingkupnya terbatas pada hukum yang mengatur perbuatan
manusia, dan karena merupakan hasil karya manusia maka ia tidak berlaku
abadi, dapat berubah dari masa ke masa dan dapat berbeda dari tempat yang
lain. Hal ini terlihat pada aliran-aliran yang disebut dengan mazhab. Oleh
karena itu fiqih menunjukkan keragaman dalam hukum Islam. (Mohammad
Daud Ali, 1999:45-46).
Sebagai sistem hukum, hukum Islam tidak boleh dan tidak dapat disamakan
dengan sistem hukum yang lain yang pada umumnya berasal dari kebiasaan
masyarakat dan hasil pemikiran manusia dan budaya manusia pada suatu saat
di suatu masa. Berbeda dengan sistem hukum yang lain, hukum Islam tidak
hanya merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia
di sutu tempat tapi dasarnya ditetapka oleh Allah melalui wahyu-Nya yang
kini terdapat dalam Al-Quran yang dijelaskan oleh nabi Muhammad sebagai
rasul–Nya melalui sunnah beliau yang kini terhimpun dalam kitab-kitab
hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum islam secara fundamental
dengan hukum-hukum lain yang semata-mata lahir dari kebiasaan dan hasil
pemikiran dan perbuatan manusia.
1. Al Qur’an
Adalah kitab suci umat islam. Kitab tersebut diturunkan kepada nabi terakhir,
yaitu nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril. Al-Qur’an memuat
banyak sekali kandungan. Kandungan-kandungan tersebut berisi perintah,
larangan, anjuran, ketentuan, dan sebagainya.
2. As Sunnah (Al-Hadits)
Sunnah dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara
Rasulullah menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang
dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua
dalam Islam, setelah Al-Quran. Narasi atau informasi yang disampaikan oleh
para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut
sebagai hadits. Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.
3. Ijma’
5. Mazhab
Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah
metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian,
kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang
jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip
dan kaidah-kaidah.
6. Qiyas
7. Bid‘ah
Dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan yang tidak pernah diperintahkan
maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi banyak dilakukan
oleh masyarakat sekarang ini. Hukum dari bidaah ini adalah haram. Perbuatan
dimaksud ialah perbuatan baru atau penambahan dalam hubungannya dengan
peribadatan dalam arti sempit (ibadah mahdhah), yaitu ibadah yang tertentu
syarat dan rukunnya.
8. Istihsan
Menurut Tahir Azhary, ada tiga sifat hukum islam yakni bidimensional, adil,
dan individualistik.
• Adil, dalam hukum Islam keadilan bukan saja merupakan tujuan tetapi
merupakan sifat yang melekat sejak kaidah – kaidah dalam sya’riat
ditetapkan. Keadilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap
manusia baik sebagai individu maupun masyarakat.
• Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat di pisahkan dan aqidah dan
akhlak.
• Strukturnya berlapis.
Hukum islam baik dalam pengertian syari’at maupun fiqih dibagi menjadi dua
bagian besar, yakni bidang ibadah dan muamalah. Ibadah artinya
menghambakan diri kepada Allah dan merupakan tugas hidup manusia.
Ketentuannya telah diatur secara pasti oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasul-
Nya. Dengan demikian tidak mungkin adanya perubahan dalam hukum dan
tata caranya, yang mungkin berubah hanyalah penggunaan alat-alat modern
dalam pelaksanaannya. Adapun mu’amalat adalah ketetapan Allah yang
langsung mengatur kehidupan sosial manusia meski hanya pada pokok-
pokoknya saja. Oleh karena itu sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui
ijtihad.
Hukum islam tidak membedakan dengan tajam antara hukum perdata dan
hukum publik seperti halnya dalam hukum barat. Hal ini disebabkan karena
menurut hukum islam pada hukum perdata ada segi-segi publik dan begitu
pula sebaliknya. Dalam hukum Islam yang disebutkan hanya bagian-
bagiannya saja.
Menurut H. M. Rasjidi bagian-bagian hukum islam adalah
6. Siyar adalah hukum yang mengatur perang, damai, tata hubungan dengan
negara dan agama lain.
Dari hal-hal yang sudah dikemukakan di atas, jelas bahwa hukum islam itu
luas, bahkan bidang-bidang tersebut dapat dikembangkan masing-masing
spesifikasinya lagi.
Islam tidak pernah memaksa seseorang untuk masuk dan menganut agama
islam. Allah telah berfirman
• Fungsi Ibadah. Fungsi Utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada
Allah SWT.
Dalam Islam ada yang dikenal dengan istilah Syura atau musyawarah. Yang
merupakan derivasi (kata turunan) dari kata kerja ‘syawara’. Dan kata
‘syawara’ mempunyai beberapa makna, antara lain memeras madu dari sarang
lebah; memelihara tubuh binatang ternak saat membelinya; menampilkan diri
dalam perang. Dan makna yang dominan adalah meminta pendapat dan
mencari kebenaran.
Dengan ayat tersebut, kita dapat mengerti bahwa Islam telah memposisikan
musyawarah pada tempat yang agung. Hal tersebut menunjukan bahwa, Islam
secara langsung menerapkan prinsip pengambilan keputusan;musyawarah
yang menjadi sendi utama dalam demokrasi modern (dari, oleh dan untuk
kepentingan rakyat).
Yang menjadi poin penting dalam demokrasi bukan sistem trias politiknya,
yang membagi pemerintahan kedalam tiga lembaga (eksekutif, yudikatif dan
legislatif), melainkan sisitem checks and balances yang berlangsung dalam
pemerintahan itu. Tentunya agar bisa berjalan maka, harus ada keterbukaan
dari setiap elemen dalam pemerintahan itu. Dan keterbukaan itu dapat
diwujudkan dalam sebuah musyawarah yang efisien dan efektif. Tentu saja
dengan tujuan untuk mensejahterakan kehidupan rakyat.
5. Musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihad; bukan pada
persoalan yang sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan Sunnah.
6. Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-
nilaiagama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum, HAM, dan demokrasi adalah tiga konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Hal ini dikarenakan salah satu syarat utama terwujudnya
demokrasi ialah adanya penegakkan hukum dan perlindungan HAM.
Demokrasi akan rapuh apabila HAM setiap masyarakat tidak terpenuhi.
Sedangkan pemenuhan dan perlindungan HAM dapat terwujud apabila
hukum ditegakkan. Dalam ajaran Islam, hukum, HAM dan ddemokrasi
disebutkan dengan jelas di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan
demikian manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan benar apabila ia selalu berpegang
pada aturan-aturan pada Al-Quran dan As-Sunnah.
DAFTAR PUSTAKA