PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara hukum. Hukum merupakan komponen
yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Semua tindakan yang
dilakukan
tertulis maupun tidak tidak tertulis. Ketika mendengar kata hukum, yang
langsung terlintas di benak kita yaitu peraturan atau norma-norma untuk
mengatur perilaku manusia dalam suatu kehidupan masyarakat.
Negara Indonesia juga adalah negara yang penduduknya berketuhanan
dan mayoritas beragama Islam. Hal inilah yang mempengaruhi terbentuknya
aturan hukum berlandaskan Agama Islam secara sengaja maupun tidak.
Berbeda dengan sistem hukum yang lain, hukum Islam tidak hanya
merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di
suatu tempat pada suatu massa tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah melalui
wahyunya yang terdapat dalam Al-Quran dan dijelaskan oleh Nabi
Muhammad sebagai rasulnya melalui sunnah beliau yang terhimpun dalam
kitab dan hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum Islam secara
fundamental dengan hukum yang lain.
Hukum Islam di Indonesia pada masa modern kini merupakan sebuah
label yang diberikan pada ketentuan-ketentuan Hukum Islam yang berlaku di
Indonesia dan sekaligus menampilkan corak khas ke-Indonesiaannya. Sistem
dan budaya Indonesia akan lebih terefleksi di dalamnya sehingga Hukum
Islam dimaksud untuk beberapa bagian tertentu baik menyangkut kaidah
hukumnya maupun pola pemikiran yang mendasarinya akan menunjukkan
beberapa perbedaan dengan Hukum Islam yang berlaku di negera lain
walaupun terkandung sifat dasar yang sama karena bersumber dari Al-Quran,
As-sunnah (hadist) dan Ijma.
Untuk masyarakat :
Memberikan penjelasan mengenai hukum Islam serta bagaimana cara
Islam untuk menanggapi masalah pelanggaran yang sering terjadi kini.
Selain itu, memberikan pencerahan untuk dapat lebih menaati hukum baik
hukum secara umum maupun hukum islam yang berlaku di Indonesia
-
Untuk Penulis :
Dapat memberikan manfaat berupa tambahan wawasan tentang hukum
Islam, HAM, dan demokrasi dalam Islam sehingga lebih menghargai hak
dan kewajiban sesama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hukum Islam
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari
agama Islam. Adapun konsepsi hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya
ditetapkan oleh Allah. Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan manusia lain dan benda dalam masyaraka, tetapi juga hubungan manusia
Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan
manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan manusia lain
dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan benda serta alam sekitarnya.
Setiap peraturan, apapun macam dan sumbernya mengandung norma atau
kaidah sebagai intinya. Dalam ilmu hukum Islam, kaidah itu disebut hukum.
Sebagai sistem hukum, hukum Islam tidak boleh dan tidak dapat disamakan
dengan sistem hukum yang lain yang pada umumnya terbentuk dan berasal dari
kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan hasil pemikiran manusia serta budaya
manusia pada suatu saat disuatu masa.
Menurut Tahir Azhary. Ada tiga sifat hukum Islam, yaitu (1)
Bidimensional, artinya mengandung segi kemanusiaan dan segi ketuhanan (ilahi).
Sifat ini yang telah melekat pada hukum Islam sejak awal dan merupakan fitrah
(sifat asli) hukum Islam. Sifat bidiomensional yang dimiliki hukum Islam juga
berhubungan dengan sifatnya yang luas atau komprehensif. Hukum Islam tidak
hanya mengatur satu aspek kehidupan saja, namun mengatur berbagai aspek
kehidupan manusia. (2) Adil, artinya mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan tujuan, tetapi merupakan sifat yang melekat sejak kaidah-kaidah dalam
syariah ditetapkan. Sifat Adil ini yang didambakan oleh setiap individu maupun
masyarakat. (3) Individualistik dan kemasyarakatan yang diikat oleh nilai-nilai
transdental yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ketiga hukum Islam ini berhubungan erat dengan dua sifat lain, yaitu
komprehensif dan dinamis. (Mohammad Tahir Azhary, 1992: 48-49).
Hukum Islam dibagi dalam dua bagian besar, yaitu bidang ibadah dan
bidang muamalah. Ibadah adakah tata cara dan upacara yang wajib dilakukan
seorang muslim lakukan seperti dalam berhubungan dengan Allah seperti
menjalankan shalat, membayar zakat, menjalankan ibadah puasa dan dan haji.
Tata cara ibadah ini tetap, tidak boleh ditambahi ataupun dikurangi. Ketentuannya
telah diatur dengan pasti oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasul-Nya. Adapun
muamalat dalam pengertian yang luas adalah ketetapan Allag yang berhubungan
dengan kehidupan sosial manusia walaupun ketetapan tersebut terbatas pada
pokok-pokok saja. Sehingga, sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui ijtihad
manusia yang memenuhi syarat untuk melakukan usaha itu. (Mohammad Daud
Ali, 1999: 49)
Adapun tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah
kerusakan pada manusia dan mendatangkan kemaslahatan bagi mereka;
mengarahkan mereka kepada kebenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup
manusia di dunia dan di akhirat kelak, dengan jalan mengambil segala yang
manfaat dan mencegah atau menolak yang madharat, yakni yang tidak berguna
bagi hidup dan kehidupan manusia. Abu Ishaq al-Shatibi merumuskan lima tujuan
hukum Islam, yakni memlihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta yang
disebut maqashid al-khamsah. Hukum Islam ditetapkan oleh Allah untuk
memenuhi keperluan hidup manusia itu sendiri, baik keperluan hidup yang
bersifat primer, sekunder, maupun tersier. Apabila seorang muslim mengikuti
setiap ketentuan yang ditetapkan Allah SWT, maka ia akan selamat baik dalam
hidupnya di dunia maupun di akhirat.
2.2 Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan suatu konsep etika politik modern
dengan gagasan pokok penghargaan terhadap manusia dan kemanusiaan. Gagasan
ini membawa kepada sebuah tuntunan moral bagaimana seharusnya manusia
memperlakukan ke sesama manusia. Tuntunan moral tersebut merupakan ajaran
inti dari semua agama. Sebab, semua agama mengajarkan pentingnya
penghargaan dan penghormatan terhadap manusia. Tuntunan moral itu diperlukan
untuk melindungi seseorang atau suatu kelompok yang lemah (al-mustadafin)
5
dari tindakan dzalim yang semena-mena yang biasanya datang dari mereka yang
kuat dan berkuasa. Hak Asasi Manusia di Indonesia tercantum dalam UUD 1945
pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1.
Adapun perbedaan prinsip antara konsep HAM dalam pandangan Islam
dan Barat yaitu :
1. HAM menurut pandangan Barat
Hak Asasi Manusia baru muncul setelah Revolusi Perancis, dimana
para tokoh borjuis berkoalisi dengan tokoh-tokoh gereja untuk merampas
hak-hak rakyat yang telah mereka miliki sejak lahir. Akibat dari
penindasan panjang yang dialami masyarakat Eropa dari kedua kaum ini,
muncullah perlawanan rakyat dan yang akhirnya berhasil memaksa para
raja mengakui aturan tentang hak asasi manusia. Diantaranya adalah
pengumuman hak asasi manusia dari Raja John kepada rakyat Inggris
tahun 1216. Di Amerika pengumuman dilakukan tahun 1773. Hak asasi ini
lalu diadopsi oleh tokoh-tokoh Revolusi Perancis dalam bentuk yang lebih
jelas dan luas, serta dideklarasikan pada 26 Agustus 1789. Kemudian
deklarasi Internasional mengenai hak-hak asasi manusia dikeluarkan pada
Desember 1948. Akan tetapi sebenarnya bagi masyarakat muslim, belum
pernah mengalami penindasan yang dialami Eropa, dimana sistem
perundang-undangan Islam telah menjamin hak-hak asasi bagi semua
orang sesuai dengan aturan umum yang diberikan oleh Allah kepada
seluruh ummat manusia.
Dalam istilah modern, yang dimaksud dengan hak adalah
wewenang yang diberikan oleh undang-undang kepada seseorang atas
sesuatu tertentu dan nilai tertentu. Dalam wacana ini, HAM dibagi menjadi
2 yaitu Hak asasi alamiah manusia sebagai manusia, yaitu menurut
kelahirannya, seperti: hak hidup, hak kebebasan pribadi dan hak bekerja
dan Hak asasi yang diperoleh manusia sebagai bagian dari masyarakat
sebagai anggota keluarga dan sebagai individu masyarakat, seperti: hak
memiliki, hak berumah-tangga, hak mendapat keamanan, hak mendapat
keadilan dan hak persamaan dalam hak.
dalam
Islam
dianggap
sebagai
sistem
yang
Musyawarah (syura)
Musyawarah merupakan konsekuensi politik kekhalifaan manusia.
Sebagai contoh, semua pimpinan organisasi diminta menyelesaikan
sesuatu dengan musyawarah. Dengan musyawarah diharpkan tidak
terjadi otoriter dan kesewenang-wenangan.
Ijma
Ijma (persetujuan) adalah sebuah penerimaan akan suatu hal yang
telah disepakati oleh sekelompok orang. Dalam hukum islam, ijma
adalah kepentingan yang dipahami dalam setiap sesuatu yang
berhubungan dengan syariah dan juga setiap sesuatu yang menjadi
perhatian bagi umat islam. Ada pengecualian dalam kelompok orang
yang terikat dalam kesepakatan ini, mereka adalah anak-anak dan
orang yang menderita gangguan mental.
10
3. Namun mungkin juga bagi Ijma untuk terjadi tanpa sanad dari AlQuran, Hadits maupun sanad karena dalam kitab-kitab fiqh ada
banyak keputusan hukum yang sanadnya tidak ditemukan di manapun.
Terdapat dua argument dari banyak orang yang berbeda yang
memberikan prinsip ijma dari Al-Quran. Namun, Sadr Al-Syariah tidak
menemukan apa-apa dalam ayat-ayat yang ditentukan adanya Ijma,
sebagai gantinya dia menggunakan ayat-ayat yang lain. Akan tetapi,
Allamah Al-Taftazani menolak semua argument tersebut yang ditemukan
oleh Sadr Al-Syariah.
(yang dikemukakan oleh Sadr Al-Syariah) adalah yang paling kuat untuk
bisa memperkuat prinsip Ijma. Namun shah Waliyullah mengatakan
bahwa hadits ini tidak berarti bahwa Ijma adalah hujja (bukti). Yang
benar adalah tidak ada argument yang mendukun Ijma yang didasarkan
atas Al-Quran dan Hadits yang terhadapnya para ahli hukum yang dikenal
tidak memberikan serangkaian keberatan-keberatan.
11
Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari
nilai-nilai agama.
Demokrasi dalam Islam berbeda dengan Demokrasi barat dalam beberapa hal
penting, sebagai berikut.
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Contoh kasus pelanggaran Hukum, HAM, dan Demokrasi dalam Islam
13
Membela doktrin, ataukan membela diri sendiri? Kita sendiri yang bisa
menentukan jawabannya.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
HAM adalah hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia ada di dalam
kandungan.
HAM dalam Islam didefinisikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu
dan kewajiban bagi negara dan individu tersebut untuk menjaganya.
Hukum menurut Islam dapat diartikan sebagai hukum yang terdapat dalam
sumber-sumber seperti Al-Quran dan Al-Hadist.
4.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Asiyah, Udji, dkk. Islamica Penguat Karakter Bangsa. Sidoarjo: Kelapa Pariwara.
2013.
ISLAM, M. (2012). Haryss__nasution_civic_10: MAKALAH HAM DALAM
PERSPEKTIF ISLAM. [online] Harisscivic.blogspot.com. Available at:
http://harisscivic.blogspot.com/2012/04/makalah-ham-dalam-perspektifislam_25.html [Accessed 5 Oct. 2014].
Angelfire.com, (2014). HAK ASASI MANUSIA DALAM ISLAM. [online]
Available at: http://www.angelfire.com/id/sidikfound/ham.html [Accessed 5
Oct. 2014].
Islam, M. (2013). Aiiu: Makalah ; Hukum HAM dan Demokrasi dalam Islam.
[online]
Aiiu474.blogspot.com.
Available
at:
16