Anda di halaman 1dari 18

Pendidikan Agama Islam IV

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
tentang
EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT

Dosen : Bpk H. Usep Sopiyudin, Drs.

Disusun Oleh :
Aris Munandar (114060074)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER JAWA BARAT


(STMIK JABAR)
Bandung
2013

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 1


Pendidikan Agama Islam IV

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirahim.
Dengan mengucapkan Alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala Rahmat dan karunia-Nya, Sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulisan makalah ini digunakan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Agama Islam IV yang membahas tentang EKONOMI
ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,
keluarganya, para sahabatya, dan orang-orang yang tetap istiqomah di
jalan Alloh.
Dalam penyelesaian makalah ini penyusun ingin mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan Bapak Dosen Drs. H.
Usep Sopiyudin sebagai dosen yang telah memberikan tugas ini.
Dengan menyadari ketidak sempurnaan makalah ini
penyusun sangat berharap atas kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Sebagai akhir
kata mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita
s e m u a , Amin

Bandung, Oktober 2013

Penyusun

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 2


Pendidikan Agama Islam IV

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Pembahasan 2
1.4 Kegunaan Pembahasan 2
Bab II Pembahasan
2.1 Ekonomi Islam 3
2.1.1 Pengertian dan Ruang lingkup Ekonomi Islam 3
2.1.2 Asas Ekonomi Islam 4
2.1.3 Ekonomi Islam Untuk Kesejahteraan Umat 5
2.2 Kesejahteraan Umat 5
2.2.1 Pengertian Kesejahteraan Umat 5
2.2.2 Konsepsi Islam Tentang Kesejahteraan Sosial 9
2.2.3 Hakikat Kesejahteraan Sosial 11
Bab III Penutup
3.1Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
Daftar Pustaka

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 3


Pendidikan Agama Islam IV

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ekonomi islam dibangun atas dasar agama islam, karenanya ia merupakan
bagian yang terpisahkan dari agama islam, sebagai bagian dari ajaran islam,
ekonomi islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai aspeknya. Islam
adalah sistem kehidupan, dimana Islam telah menyediakan berbagai
perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk dalam
bidang ekonomi.

Manusia diciptakan Allah SWT dalam kondisi merdeka. Manusia tidak


tunduk kepada siapapun kecuali kepada-Nya. Hal ini merupakan cermin
kebebasan manusia dari ikatan-ikatan perbudakan. Bahkan misi kenabian
Muhammad SAW adalah melepaskan manusia dari beban dan rantai yang
membelenggunya.

1.2 Rumusan Masalah


Seperti yang telah kami paparkan diatas, maka perlu adanya pemahaman
tentang Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat itu sendiri yang dirumuskan
sebagai berikut:
1. Mengetahui secara jelas pengertian atau definisi dari Ekonomi Islam dan
Kesejahteraan Umat tersebut.
2. Mengetahui sumber dan prinsip Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat.
3. Mampu mengetahui pembagian dan ruang lingkup Ekonomi Islam dan
Kesejahteraan Umat.

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 4


Pendidikan Agama Islam IV

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan dari diadakan pembahasan tersebut adalah sebagai berikut ;
1. Untuk mengetahui secara gamblang pengertian atau definisi dari Ekonomi
Islam dan Kesejahteraan Umat
2. Mampu menjelaskan sumber dan prinsip Ekonomi Islam dan
Kesejahteraan Umat
3. Mampu menguraikan pembagian dan ruang lingkup Ekonomi Islam dan
Kesejahteraan Umat

1.4 Kegunaan Pembahasan


Kegunaan dari pembahasan ini adalah :
1. Bagi kami pembahasan ini merupakan wahana latihan pengembangan ilmu
pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
2. Dengan adanya pembahasan ini tentunya kami semua akan semakin
memperkaya ilmu pengetahuan kami khususnya tentang definisi, sumber
prinsip, pembagian dan ruang lingkup Ekonomi Islam dan Kesejahteraan
Umat.

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 5


Pendidikan Agama Islam IV

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 EKONOMI ISLAM

2.1.1 Pengertian dan Ruang lingkup Ekonomi Islam

Sejak abad ke-8 telah muncul pemikiran-pemikiran ekonomi secara


islam parsial, misalnya peran negara dalam ekonomi, kaidah berdagang,
mekanismen pasar dan lain-lain, tetapi pemikiran secara komprehensif
terhadap sistem ekonomi islam sesungguhya baru muncul pertengahan
abad ke-20 dan semakin sejak dua dasawarsa terakhir.

Banyak akhli ekonomi Muslim yang mecoba mendefenisikan


ekonomi islam, setiap orang mempunyai defenisi masing-masing, tetapi
pada dasarnya mengandung makna yang sama. Pada intinya ekonomi
islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk
memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-
permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang islami, yang dimaksud
dengan cara-cara yang islami disini adalah cara-cara yang sesuai dengan
sumber ajaran islam, yaitu yang bersumber dari Al-quran dan Sunnah
nabi. Dengan pengertian ini maka istilah ini yang sering digunakan
dalam ekonomi Islam.

Dari bebearpa definisi yang sering diutarakan oleh para ahli


ekonomi islam dapat kita simpulkan bahwa ekonomi islam bukan hanya
merupakan praktik kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu dan
komunitas yang ada, namun juga perwujudan prilaku ekonomi yang
didasarkan pada ajaran islam. Ia mencakup cara memandang
permasalahan ekonomi, menganalisis, dan mengajukan alternatif solusi
solusi atas berbagai permasalahan ekonomi. Ekonomi islam adalah
konsekuensi logis dari implementasi ajaran islam secara kaffah dalam
aspek ekonomi.

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 6


Pendidikan Agama Islam IV

Beberapa ekonom menegaskan bahwa ruang lingkup dari ekonomi


islam adalah masyarakat muslim atau negara muslim itu sendiri. Artinya
is mempelajari prilaku ekonomi dari masyarakat atau negara muslim di
mana nilai-nilai ajaran islam dapat diterapkan. Namun ada juga
pendapat lain yang tidak memberikan pembatasan seperti ini, melainkan
lebih kepada penekanan terhadap persfektif islam tentang permaalahan
ekonomi pada umunya. Dengan kata lain, titik tekan ekonomi islam
adalah pada bagaimana ekonomi islam memberikan pandangan dan
solusi atas berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi umat manusia
secara umum.

2.1.2 Asas Ekonomi Islam

Prinsip Islam yang dapat dijadikan poros adalah bahwa,


“kekuasaan paling tinggi hanyalah milik Allah semata (QS, 3:26, 15:2,
67:1) dan manusia diciptakan sebagai khalifah-Nya di muka bumi,” (QS,
2:30, 4:166, 35:39). Sebagia khalifah-Nya, “manusia telah diciptakan
dalam bentuk yang paling baik. Seluruh ciptaan lainnya seperti matahari,
bulan, langit (cakrawala), telah ditakdirkan untuk dipergunakan oleh
manusia.”
Dapat dikatakan prinsip-prinsip kegiatan Ekonomi Islam adalah sebagai
berikut:
1. Kekuasaan milik tertinggi adalah milik Allah dan Allah adalah
pemilik yang absolute atas semua yang ada
2. Manusia merupakan pemimpin (khalifa) Allah di bumi tapi bukan
pemilik yang sebenarnya.
3. Semua yang didapatkan dan dimiliki oleh manusia adalah karna
seizing Allah, oleh karena itu saudara-saudaranya yang kurang
beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki
saudara-saudaranya yang lebih beruntung.
4. Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus atau ditimbun.
5. Kekayaan harus diputar.
6. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya harus dihilangkan.

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 7


Pendidikan Agama Islam IV

7. Menghilangkan jurang perbedaan antar individu dapat


menghapuskan konflik antar golongan dengan cara membagikan
kepemilikan seseorang setelah kematiannya kepada para ahli
warisnya.
8. Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi
semua individu termasuk bagi anggota masyarakat yang miskin.

2.1.3 Ekonomi Islam Untuk Kesejahteraan Umat

Nilai-nilai yang berada atau yang menjiwai ekonomi islam sangat


relevan dengan kondisi segala zaman, sangat mungkin menjadi alternati
solusi ketika kita mengetahu bahwa sistem ekonomi yang kita anut
sekarang sangat jauh dari kesejahteraan masyarakat, jangankan
kesejahteraan masyarakat, negara berkembang pun berusaha untuk
mengurangi subsidi untuk masyarakatnya hanya untuk membayar utang
negara.

Dalam ekonomi islam, masalah ekonomi hanyalah merupakan satu


bagian dari aspek kehidupan yang diharapkan akan membawa manusia
kepada tujuan hidupnya. Oleh karena ada tiga pokok yang diperlukan
untuk memenuhi bagaimana mencapai tujuan hidup.

2.2 KESEJAHTERAAN UMAT

2.2.1 Pengertian Kesejahteraan Umat

Kesejahteraan berasal dari kata dasar sejahtera: aman sentosa dan


makmur; selamat (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran, dan
sebagainya). Kesejahteraan: hal atau keadaan sejahtera; keamanan,
keselamatan, ketenteraman, kesenangan hidup, dan sebagainya;
kemakmuran, dalam definisi lain dijelaskan, kesejahteraan:

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 8


Pendidikan Agama Islam IV

‫ اﻟﺤﺎﻟﺔ اﻟﺘﻰ ﺗﺘﺤﻘﻖ ﻓﯿﮭﺎ اﻟﺤﺎﺟﺎت اﻻﺳﺎﺳﯿﺔ ﻟﻠﻔﺮد واﻟﻤﺠﺘﻤﻊ ﻣﻦ ﻏﺪاء وﺗﻌﻠﯿﻢ وﺻﺤﺔ‬:‫اﻟﺮﻓﺎھﯿﺔ‬
.‫وﺗﺄﻣﯿﻦ ﺿﺪ ﻛﻮارث اﻟﺤﯿﺎة‬

“Kesejahteraan (welfare) adalah kondisi yang menghendaki


terpenuhimya kebutuhan dasar bagi individu atau kelompok baik berupa
kebutuhan makan, pendidikan, kesehatan, sedangkan antitesa dari
kesejahteraan adalah kesedihan (bencana) kehidupan”.

Sedangkan dalam Mu’jam Musthalahâtu al-‘Ulûm al-Ijtimâ’iyyah


dijelaskan:

‫ ﻧﺴﻖ ﻣﻨﻈﻢ ﻣﻦ اﻟﺨﺪﻣﺎت اﻻﺟﺘﻤﺎﻋﯿﺔ واﻟﻤﺆﺳﺴﺎت ﯾﺮﻣﻰ اﻟﻰ ﻣﺴﺎﻋﺪة‬:‫اﻟﺮﻓﺎھﯿﺔ اﻻﺟﺘﻤﺎﻋﯿﺔ‬


‫اﻻﻓﺮاد واﻟﺠﻤﺎﻋﺎت ﻟﻠﻮﺻﻮل اﻟﻰ ﻣﺴﺘﻮﯾﺎت ﻣﻼ ﺋﻤﺔ ﻟﻠﻤﻌﯿﺸﺔ واﻟﺼﺤﺔ ﻛﻤﺎ ﯾﮭﺪف اﻟﻰ ﻗﯿﺎم‬
‫ﻋﻼﻗﺎت اﺟﺘﻤﺎﻋﯿﺔ ﺳﻮﯾﺔ ﺑﯿﻦ اﻻﻓﺮاد ﺑﺘﻨﻤﯿﺔ ﻗﺪراﺗﮭﻢ وﺗﺤﺴﯿﻦ اﻟﺤﯿﺎة اﻻﻧﺴﺎﻧﯿﺔ ﺑﻤﺎ ﯾﺘﻔﻖ ﻣﻊ‬
.‫ﺣﺎﺟﺎت اﻟﻤﺠﺘﻤﻊ‬

“Kesejahteraan sosial: sistem yang mengatur pelayanan sosial dan


lembaga-lembaga untuk membantu individu-individu dan kelompok-
kelompok mencapai tingkat kehidupan, kesehatan yang layak dengan
tujuan menegakkan hubungan kemasayarakatan yang setara antar
individu sesuai dengan kemampuan pertumbuhan (development)
mereka, memperbaiki kehidupan manusia sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan masyarakat”.

Dari ragam definisi di atas, pada intinya, kesejahteraan sosial


menuntut terpenuhinya kebutuhan manusia yang meliputi kebutuhan
primer (primary needs), sekunder (secondary needs) dan kebutuhan
tersier. Kebutuhan primer meliputi: pangan (makanan) sandang
(pakaian), papan (tempat tinggal), kesehatan dan keamanan yang layak.
Kebutuhan sekunder seperti: pengadaan sarana transportasi (sepeda,
sepeda motor, mobil, dsb.), informasi dan telekomunikasi (radio,

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 9


Pendidikan Agama Islam IV

televisi, telepon, HP, internet, dsb.). Kebutuhan tersier seperti sarana


rekereasi, entertaimen. Kebutuhan-kebutuhan ini berdasarkan tingkatan
(maqâm) individu. Artinya untuk tingkat masyarakat kelas menengah,
kebutuhan akan mobil pribadi untuk menunjang mobilitas aktivitas
yang tinggi, masuk dalam kategori kebutuhan primer. Sedangkan untuk
kelompok ekonomi menengah ke bawah, mobil pribadi merupakan
barang lux dan masuk kategori kebutuhan sekunder. Tiga kategori
kebutuhan di atas bersifat materiil sehingga kesejahteraan yang tercipta
pun bersifat materil.

Kesejahteraan sosial akan tercipta dalam sistem masyarakat yang


stabil, khususnya adanya stabilitas keamanan, stabilitas sosial, ekonomi
tidak mungkin terjamin tanpa adanya stabilitas keamanan (termasuk di
dalamnya stabilitas politik), hal ini sebagaimana do’a Nabi Ibrahim
dalam surat al-Baqarah: 126

‫ت َﻣ ْﻦ َءا َﻣﻦَ ِﻣ ْﻨﮭُ ْﻢ ﺑِﺎ ﱠ ِ َو ْاﻟﯿَﻮْ ِم‬


ِ ‫ﺎل إِﺑ َْﺮا ِھﯿ ُﻢ َربﱢ اﺟْ َﻌﻞْ ھَ َﺬا َﺑ َﻠﺪًا َءا ِﻣﻨًﺎ َوارْ ُز ْق أَ ْھ َﻠﮫُ ِﻣﻦَ اﻟﺜﱠ َﻤ َﺮا‬ َ َ‫َوإِ ْذ ﻗ‬
(126) ‫ﺼﯿ ُﺮ‬ ِ ‫ﺲ ْاﻟ َﻤ‬َ ‫ﺎر َوﺑِ ْﺌ‬ ِ ‫ﯿﻼ ﺛُ ﱠﻢ أَﺿْ ﻄَﺮﱡ هُ إِ َﻟﻰ َﻋ َﺬا‬
ِ ‫ب اﻟﻨﱠ‬ ً ِ‫ﺎل َو َﻣ ْﻦ َﻛﻔَ َﺮ ﻓَﺄ ُ َﻣﺘﱢ ُﻌﮫُ ﻗَﻠ‬
َ َ‫ْاﻵ ِﺧ ِﺮ ﻗ‬

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri


ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan
kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan
hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku
beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa
neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali" (al Baqarah: 126).

Kata balad disebut 8 kali dalam al-Qur’an, surat al-A’râf: 57 dan


58, Ibrâhim: 35, an-Nahl: 7, Fâthir: 9, al-Balad: 1 dan 2, at-Tîn: 3. Kata
ini mempunyai arti: negeri, daerah, tanah, kota, tafsir dari kata baladan
âminan dalam ayat di atas adalah sebagai berikut:

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 10


Pendidikan Agama Islam IV

‫ ﯾﻌﻨﻰ‬،‫ ﺑﻠﺪا اﻣﻨﺎ‬:‫ اﻟﻘﺮطﺒﻰ‬.‫ اى ﻣﻦ اﻟﺨﻮف ﻻ ﯾﺮﻋﺐ اھﻠﮫ‬،‫ رب اﺟﻌﻞ ھﺬا ﺑﻠﺪا اﻣﻨﺎ‬:‫اﺑﻦ ﻛﺜﯿﺮ‬
.‫ ﻓﺪﻋﺎ ﻟﺬرﯾﺘﮫ وﻏﯿﺮھﻢ ﺑﺎﻻﻣﻦ ورﻏﺪ اﻟﻌﯿﺶ‬،‫ﻣﻜﺔ‬

“Menurut Ibnu Katsir, kata-kata rabbij‘al hâdzâ baladan âminan,


maksudnya adalah aman dari rasa takut yang menyelimuti warga negeri.
Sedangkan menurut al-Qurthubi, negeri yang aman itu adalah negeri
Mekah, Ibrahim berdo’a untuk keluarga dan penduduk negeri agar
tercipta stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan”.

Sebuah negara yang stabilitas keamanannya rawan akan


berpengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan lainnya. Kinerja sektor
ekonomi yang merupakan faktor penyangga kesejahteraan akan
terganggu bahkan terbengkelai sama sekali, begitu pula stabilitas
politik.

Fakta menunjukkan bahwa negara-negara dunia ketiga yang terus


dilanda kemelut krisis dalam negeri seperti membengkaknya hutang,
angka pengangguran, dan berseminya kawasan kumuh dan miskin
disebabkan karena stabilitas keamanan dan politik yang labil. Ironisnya,
justru tingkat korupsi merajalela di negara-negara dunia ketiga ini.
Sebuah ilustrasi, dalam catatan sejarah selama lima kali suksesi
kepemimpinan nasional di Indonesia selalu didahului oleh peristiwa-
peristiwa yang mengundang kerawanan sosial, politik dan keamanan.

Kerawanan ini mengakibatkan gejolak (rush) dalam bidang


ekonomi, seperti terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing, menurunnya suku bunga SBI, menurunnya indeks
perdagangan di bursa saham yang berarti melemahnya investasi.

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 11


Pendidikan Agama Islam IV

2.2.2 Konsepsi Islam Tentang Kesejahteraan Sosial

Islam sebagai ajaran sangat peduli dengan kesejahteraan social,


kesejahteraan sosial dalam Islam pada intinya mencakup dua hal pokok
yaitu kesejahteraan sosial yang bersifat jasmani dan rohani.

Manifestasi dari kesejahteraan sosial dalam Islam adalah bahwa


setiap individu dalam Islam harus memperoleh perlindungan yang
mencakup lima hal:

1. Agama (al-dîn), merupakan kumpulan akidah, ibadah, ketentuan


dan hukum yang telah disyari‘atkan Allah SWT untuk mengatur
hubungan antara manusia dengan Allah, hubungan antara sebagian
manusia dengan sebagian yang lainnya.
2. Jiwa/tubuh (al-nafs), Islam mengatur eksistensi jiwa dengan
men¬cip¬takan lembaga pernikahan untuk mendapatkan
keturunan. Islam juga melindungi dan menjamin eksistensi jiwa
berupa kewajiban memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya,
seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, qishash, diyat,
dilarang melakukan hal yang bisa merusak dan membahayakan
jiwa/tubuh.

3. Akal (al-‘aql), melindungi akal dengan larangan mengkonsumsi


narkoba (khamr dan segala hal yang memabukkan) sekaligus
memberikan sanksi bagi yang mengkonsumsinya.
4. Kehormatan (al-‘irdhu), berupa sanksi bagi pelaku zina dan orang
yang menuduh zina.
5. Kekayaan (al-mâl), mengatur bagaimana memperoleh kekayaan
dan mengusahakannya, seperti kewajiban mendapatkan rizki dan
anjuran bermua‘amalat, berniaga. Islam juga memberi
perlindungan kekayaan dengan larangan mencuri, menipu,
berkhianat, memakan harta orang lain dengan cara tidak benar,
merusak harta orang lain, dan menolak riba.

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 12


Pendidikan Agama Islam IV

Kelima pilar asasi ini menjadi apresiasi, advokasi dan proteksi Islam
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosial. Berkenaan dengan
perlindungan jiwa, harta dan kehormatan manusia, Allah berfirman:

‫ﯾَﺎأَ ﱡﯾﮭَﺎ اﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ َءا َﻣﻨُﻮا َﻻ ﯾَﺴْﺨَ ﺮْ ﻗَﻮ ٌم ِﻣ ْﻦ ﻗَﻮْ ٍم َﻋ َﺴﻰ أَ ْن ﯾَ ُﻜﻮﻧُﻮا ﺧَ ﯿْﺮً ا ِﻣ ْﻨﮭُ ْﻢ َو َﻻ ﻧِ َﺴﺎ ٌء ِﻣ ْﻦ ﻧِ َﺴﺎ ٍء َﻋ َﺴﻰ أَ ْن‬
‫ﺎن َو َﻣ ْﻦ ﻟَ ْﻢ‬ ُ ‫ﺲ ِاﻻ ْﺳ ُﻢ ْاﻟﻔُﺴُﻮ‬
ِ ْ ‫ق ﺑَ ْﻌ َﺪ‬
ِ ‫اﻹﯾ َﻤ‬ َ ‫ب ﺑِ ْﺌ‬ َ ْ ِ‫ﯾَ ُﻜﻦﱠ ﺧَ ﯿْﺮً ا ِﻣ ْﻨﮭُﻦﱠ َو َﻻ ﺗ َْﻠ ِﻤ ُﺰوا أَ ْﻧﻔُ َﺴ ُﻜ ْﻢ َو َﻻ ﺗَﻨَﺎﺑَ ُﺰوا ﺑ‬
ِ ‫ﺎﻷ ْﻟﻘَﺎ‬
(11) َ‫َﯾﺘُﺐْ ﻓَﺄُوﻟَﺌِﻚَ ھُ ُﻢ اﻟﻈﱠﺎ ِﻟ ُﻤﻮن‬

“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok


kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik
dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita
(mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita
(yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok)
dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan
ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak
bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (al-Hujurât: 11).

Menghina orang lain adalah perbuatan yang tercela. Orang yang


menghina belum tentu lebih baik dari yang dihina. Seringkali ada orang
menghina orang lain karena alasan kedengkian, kecemburuan.
Penghinaan juga bisa berakibat fatal seperti adu mulut, perkelahian
hingga pembunuhan. Dalam tayangan di media massa, banyak sekali
kasus perkelahian, baik perkelahian tunggal maupun pengeroyokan
hingga perkelahian massal yang mengakibatkan korban luka dan
meninggal berjatuhan, pembunuhan yang bermula dari sebuah
penghinaan. Orang yang dihina, terutama jika penghinaan itu terjadi di
depan publik, bisa menuntut ke muka pengadilan karena merasa harga
dirinya direndahkan.

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 13


Pendidikan Agama Islam IV

2.2.3 Hakikat Kesejahteraan Sosial


Kesejahteraan sosial di dunia bersifat sementara bahkan semu
adanya. Pada kurun waktu tertentu mungkin masyarakat hidup damai
sejahtera. Namun dalam waktu seketika kesejahteraan itu punah karena
konflik massal yang dipicu oleh ketidakpuasan suatu kelompok, ambisi
manusia yang keluar dari konteks kemanusiaan seperti ambisi politik,
jabatan, kekuasaan, seringkali merupakan picu-picu dalam sekam yang
suatu saat bisa meledakkan konflik horizontal dan meluluhlantakkan
bangunan kesejahteraan sosial.
Dalam ranah sejarah kekhalifahan Islam, terdapat tiga generasi yang
masing-masing mempunyai ciri tersendiri:
1. Generasi yang berkorban membangun dan mengembangkan sayap
kekhalifahan, sarana suprastruktur diciptakan untuk mengatur
struktur roda pemerintahan, sarana infrastruktur dibangun untuk
kesejahteraan social,
2. Generasi penikmat kekhalifah, ganenerasi ini menuai jerih payah
generasi sebelumnya dan tidak banyak mempunyai inisiatif karena
kemakmuran dan kesejahteraan sosial sudah mapan pada masa
generasi sebelumnya.
3. Generasi perusak, khalifah hanya sibuk dalam kenikmatan dunia
(hedonis), sering berpesta pora dan lupa akan kesejahteraan
rakyatnya, rakyat diperas dengan upeti dan pajak tinggi untuk
membiayai ambisi pribadi khalifah. Pada kondisi ini khalifah dan
para hulubalang lupa dengan peran dan fungsinya, sementara
kekhalifahan berada di atas ujung tanduk kehancuran.

Di sisi lain, ada kekuatan asing yang siap mengintai lalu dan
menyerbu mereka yang sedang terkapar lemas bermandikan anggur dan
minuman keras, sebetulnya Allah seringkali menjanjikan kesejahteraan
bagi manusia.

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 14


Pendidikan Agama Islam IV

Akan tetapi manusia seringkali lupa, berpaling dari kebenaran. Firman


Allah:

‫ض َوﻟَ ِﻜ ْﻦ َﻛ ﱠﺬﺑُﻮا ﻓَﺄَﺧَ ْﺬﻧَﺎھُ ْﻢ‬ ٍ ‫َوﻟَﻮْ أَنﱠ أَ ْھ َﻞ ْاﻟﻘُ َﺮى َءا َﻣﻨُﻮا َواﺗﱠﻘَﻮْ ا َﻟﻔَﺘَﺤْ ﻨَﺎ َﻋ َﻠ ْﯿ ِﮭ ْﻢ ﺑَ َﺮﻛَﺎ‬
ِ ْ‫ت ِﻣﻦَ اﻟ ﱠﺴ َﻤﺎ ِء َو ْاﻷَر‬
(96) َ‫ﺑِ َﻤﺎ ﻛَﺎﻧُﻮا ﯾَ ْﻜ ِﺴﺒُﻮن‬

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,


pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya” (al-A’râf: 96).
Penduduk suatu negara yang ingkar nikmat akan menuai laknat,
kekayaan alam yang melimpah, aneka tanaman dan tumbuhan, bahan-
bahan tambang, baik di daratan maupun di lautan merupakan sumber-
sumber kehidupan yang bisa dimanfaatkan dan dibudidaya untuk
kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi karena manusia tidak
mensyukurinya lalu bertindak kerusakan sehingga bumi menjadi gersang
kering kerontang. Hujan rahmat berubah menjadi bencana erosi dan
banjir karena penggundulan hutan. Ikan-ikan di Teluk Jakarta mati
karena limbah.
Gambaran Kesejahteraan sosial yang hakiki hanya terjadi di alam
surgawi. sebagaimana kondisi Nabi Adam dan Istrinya, Hawa ketika
berada di surga:

‫( ِإ ﱠن َﻟﻚَ أَ ﱠﻻ ﺗَﺠُ ﻮ َع ﻓِﯿﮭَﺎ‬117)‫ﻓَﻘُ ْﻠﻨَﺎ ﯾَﺎآ َد ُم ِإ ﱠن ھَ َﺬا َﻋﺪ ﱞُو َﻟﻚَ َوﻟِﺰَ وْ ِﺟﻚَ ﻓَ َﻼ ﯾ ُْﺨ ِﺮ َﺟﻨﱠ ُﻜ َﻤﺎ ِﻣﻦَ ْاﻟ َﺠﻨﱠ ِﺔ ﻓَﺘَ ْﺸﻘَﻰ‬
(119)‫َﻈ َﻤﺄ ُ ﻓِﯿﮭَﺎ َو َﻻ ﺗَﻀْ َﺤﻰ‬ ْ ‫( َوأَﻧﱠﻚَ َﻻ ﺗ‬118)‫َو َﻻ ﺗَﻌ َْﺮى‬

Maka kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh
bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia
mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu
menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya
dan tidak akan telanjang. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 15


Pendidikan Agama Islam IV

dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya"


(Attha: 117-119).
Tiada tangis yang menyayat pilu karena derita kelaparan, kemiskinan,
ketertindasan. Masyarakat penghuni surga tidak akan pernah merasa
haus dan lapar, resah dan gelisah. Tiada caci-maki, konflik yang terjadi
di surga karena kesejahteraan lahiriah dan dan batiniah menemukan
bentuknya yang paling sempurna. Tiada tayangan sumpah serapah,
saling menghujat, slogan dan janji pepesan kosong para politisi yang
sedang mengincar kursi kekuasaan. Semuanya hidup teratur, rukun
tentrem kerto raharjo seraya senantiasa istighfar, bertasbih dan berdzikir
menyebut asma Allah.

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 16


Pendidikan Agama Islam IV

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekonomi islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya
menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-
cara yang islami, yang dimaksud dengan cara-cara yang islami disini
adalah cara-cara yang sesuai dengan sumber ajaran islam, yaitu yang
bersumber dari Al-quran dan As- Sunnah.
Sedangkan Kesejahteraan adalah kondisi yang menghendaki
terpenuhimya kebutuhan dasar bagi individu atau kelompok baik
berupa kebutuhan makan, pendidikan, kesehatan, sedangkan antitesa
dari kesejahteraan adalah kesedihan (bencana) kehidupan”.

3.2 Saran
Dikarenakan pembahasan kami terbatas hanya pada definisi dan
ruang lingkup Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat. Kami mohon
maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang
tidak jelas, mengerti, dan lugas. Semoga bermanfaat bagi orang yang
membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca
makalah ini.

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 17


Pendidikan Agama Islam IV

DAFTAR PUSTAKA

http://hafiedrachmawan.blogspot.com/2011/08/ekonomi-islam-dan-
kesejahteraan-umat.html

www.slideshare.net/ajengfaiza/kesejahteraan-umat

An-Nabhani,Taqyuddin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Persektif


Islam, Risalah Gusti, 1996, Surabaya

Karim, M.A S.E, Adiwarman. Ir.,Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, The


International Institut of Islamic Thought Indonesia, 2001, Jakarta

Lubis, Ibrahim, H. Drs, Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Kalam Mulia, 1995
Jakarta.

Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat 18

Anda mungkin juga menyukai