Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Politik dan Strategi nasional merupakan satu-kasatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Politik yang dikatakan sebagai upaya proses menentukan tujuan dan cara memujudkannya
berhubungan langsung dengan strategi yang merupakan kerangka rencana untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini politik dan strategi nasional merupakan sesuatu yang
berhubungan erat dengan cara-cara untuk mencapai tujuan nasional.
Politik nasional pada hakikatnya merupakan kebijakan nasional. Hal ini dikarenakan,
politik nasional merupakan landasan serta arah bagi konsep strategi nasional dan strategi
nasional merupakan pelaksanaan  dari kebijakan nasional. Dalam penyusunan politik
nasional hal-hal yang perlu diperhatikan secara garis besar adalah kebutuhan pokok nasional
yang meliputi masalah kesejahteraan umum dan masalah keamanan dan pertahanan negara.
Pelaksanaan politik dan strategi nasional yang dilekukan oleh negara Indonesia
mencakup beberapa bidang yang dianggap central bagi penyelarasan kehidupan berbangsa
dan bernegara dari masyarakat Indonesia. Bidang-bidang tersebut adalah bidang hukum,
bidang ekonomi, bidang politik, bidang agama, bidang pendidikan, bidang sosial dan budaya,
bidang pembangunan daerah, bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta bidang
pertahanan dan keamanan.
Politik dan strategi nasional Indonesia akan berhasil dengan baik dan memiliki manfaat
yang seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh rakyat, jikalau
para warga negara terutama para penyelenggara negara memiliki moralitas, semangat, serta
sikap mental yang mencerminkan kebaikan yang mana nantinya menjadi panutan bagi
warganya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian politik dan strategi nasional?
2. Jelaskan sistem konstitusi di Indonesia?
3. Jelaskan sistem politik dan ketatanegaraan?
4. Jelaskan sistem kekuasaan Negara?

C. TUJUAN MASLAH
Tujuan umum pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Adapun tujuan khususnya yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian politik dan strategi nasional.
2. Untuk mengetahui sistem konstitusi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui sistem politik dan ketatanegaraan.
4. Untuk mengetahui sistem kekuasaan Negara.
BAB II

1
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL


1. Pengertian Politik Nasional
Istilah Politik berasal dari bahasa Yunani Polis yang artinya negara (city state) yang
terdiri atas adanya rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Adpun yang berpolitik
disebut Politicos. Menurut Aristoteles manusia adalah Zoon Politicon, yakni makhluk politik.
Dalam bahasa Indonesia, kata politik atau Politics mengandung arti suatu keadaan yang
dikehendaki, disertai cara dan alat yang digunakan untuk mencapainya.
Politik Nasional adalah suatu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional.

2. Pengertian Strategi Nasional


Strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan
tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional. Strategi nasional disusun untuk melaksanakan
politik nasional, misalnya strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

3. Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional


Politik strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem
kenegaraan menurut UUD 1945.Sejak tahun 1985 berkembang pendapat yang mengatakan
bahwa pemerintah dan lembaga-lembaga negara yang diatur dalam UUD 1945 merupakan
suprastruktur politik, lembaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, BPK, dan MA.
Sedangkan badan-badan yang berada didalam masyarakat disebut sebagai infrastruktur
politik yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat seperti partai politik,
organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group) dan
kelompok penekan (pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat
bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang. Mekanisme penyusunan politik strategi
nasional ditingkat suprastruktur politik diatur oleh Presiden, dalam hal ini Presiden bukan
lagi sebagai mandataris MPR sejak pemilihan Presiden secara langsung oleh rakyat pada
tahun 2004. Karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat maka dalam menjalankan
pemerintahan berpegang pada visi dan misi Presiden yang disampaikan pada waktu sidang

2
MPR setelah pelantikan dan pengambilan sumpah dan janji Presiden/Wakil Presiden. Visi
dan misi inilah yang dijadikan politik dan strategi dalam menjalankan pemerintahan dan
melaksanakan pembangunan selama lima tahun. Sebelumnya Politik dan strategi nasional
mengacu kepada GBHN yang dibuat dan ditetapkan oleh MPR.
Proses penyusunan politik strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan sasaran
yang akan dicapai oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan kebijakan politik nasional,
penyelenggara negara harus mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap semua lapisan
masyarakat dengan mencantumkan sasaran masing-masing sektor/bidang. Dalam era
reformasi saat ini masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam mengawasi jalannya
politik strategi nasional yang dibuat dan dilaksanakan oleh Presiden.

4. Stratifikasi Politik Nasional


Stratifikasi politik nasional dalam negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut ;
a. Tingkat penentu kebijakan puncak
b. Meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan mencakup penentuan
undang-undang dasar. Menitik beratkan pada masalah makro politik bangsa dan negara
untuk merumuskan idaman nasional berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD
1945.Kebijakan tingkat puncak dilakukanb oleh MPR.

5. Keberhasilan Politik dan Strategi Nasional


Politik dan strategi nasional Indonesia akan berhasil dengan baik dan memiliki manfaat
yang seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh rakyat, jikalau
para warga negara terutama para penyelenggara negara memiliki moralitas, semangat, serta
sikap mental yang mencerminkan kebaikan yang mana nantinya menjadi panutan bagi
warganya.
Dengan demikian ketahanan nasional Indonesia akan terwujud dan akan menumbuhkan
kesadaran rakyat untuk bela negara, serta kesadaran nasionalisme yang tinggi namun
bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa serta Kemanusiaan yang adil dan beradab.

6. Implementasi Politik Dan Strategi Nasional

3
a. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang hukum:
 Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya
kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya
negara hukum.
 Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh danterpadu dengan mengakui dan
menghormati hukum agamadan hukum adat serta memperbaharui perundang–
undangan warisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif, termasuk
ketidakadilan gender dan ketidaksesuaianya dengan reformasi melalui program
legalisasi.
 Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum,
keadilan dan kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai hak asasi manusia.
 Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional terutama yang berkaitan dengan hak
asasi manusia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa dalam bentuk
undang–undang.
 Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan aparat penegak hukum, termasuk
Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk menumbuhkan kepercayaan
masyarakat dengan meningkatkan kesejahteraan, dukungan sarana dan prasarana
hukum, pendidikan, serta pengawasan yangefektif.
 Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh penguasa dan
pihak manapun.
 Mengembangkan peraturan perundang–undangan yang mendukung kegiatan
perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan
kepentingan nasional.
 Menyelenggarakan proses peradilan secara cepat, mudah, murah dan terbuka, serta
bebas korupsi dan nepotisme dengan tetap menjunjung tinggi asas keadilan dan
kebenaran.
 Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan perlindungan.
Penghormatan dan penegakan hak asasi manusia dalam seluruh aspek kehidupan.
 Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan hak asasi
manusia yang belum ditangani secara tuntas.

4
b. Implemetasi politk strategi nasional dibidang ekonomi.
 Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme
pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan
pertumbuhan ekonomi, nilai–nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitashidup,
pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sehingga terjamin
kesempatan yang samadalam berusaha dan bekerja, perlindungan hak–hak konsumen,
serta perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.
 Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan terjadinya
struktur pasar monopolistik danberbagai struktur pasar distortif, yang
merugikanmasyarakat.
 Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidak sempurnaan pasar
dengan menghilangkan seluruh hambatan yang menganggu mekanisme pasar, melalui
regulasi, layanan publik, subsidi dan insentif, yang dilakukan secara transparan dan
diatur undang–undang.
 Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan atas kemanusiaan yang adil bagi
masayarakat, terutama bagi fakir miskin dan anak–anak terlantar dengan
mengembangkan sistem dan jaminan sosial melalui program pemerintah serta
menumbuh kembangkan usaha dan kreativitas masyarakat yang pendistribusiannya
dilakukan dengan birokrasi efektif dan efisien serta ditetapkan dengan undang–
undang.
 Mengembangkan perekonomian yang berorientasi globalsesuai kemajuan teknologi
dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komperatif
sebagai negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap
daerah, terutama pertanian dalam artiluas, kehutanan, kelautan, pertambangan,
pariwisata, serta industri kecil dan kerajinan rakyat.
 Mengelola kebijakan makro dan mikro ekonomi secara terkoordinasi dan sinergis
guna menentukan tingkat suku bunga wajar, tingkat inflasi terkendali, tingkat kurs
rupiah yang stabil dan realitis, menyediakan kebutuhan pokok terutama perumahan
dan pangan rakyat, menyediakan fasilitas publik yang memadai dan harga terjangkau,
serta memperlancar perizinan yang transparan, mudah, murah,dan cepat.

5
 Mengembangkan kebijakan fiskal dengan memperhatikan prinsip transparasi,
disiplin, keadilan, efisiensi, efektivitas, untuk menambah penerimaan negara dan
mengurangi ketergantungan dana dari luar negeri.
 Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, efisien, dan meningkatkan
penerapan peraturan perundang–undangan sesuai dengan standar internasional dan
diawasi oleh lembaga independen.
 Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeripemerintah untuk kegiatan
ekonomi produktif yang dilaksanakan secara transparan, efektif dan efisien.
Mekanisme dan prosedur peminjaman luar negeri harusdengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat dan diaturdengan undang–undang.
 Mengembangkan kebijakan industri perdagangan dan investasi dalam rangka
meningkatkan daya saing globaldengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap
kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat danseluruh daerah melalui
keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber daya manusia dengan
menghapus segala bentuk perlakuan dikriminatif dan hambatan.
 Memperdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih efisien,
produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan
peluang usaha yang seluas–luasnya. Bantuan fasilitas dari negara diberikan secara
selektif terutama dalam bentuk perlindungan dari persaingan yang tidak sehat,
pendidikan dan pelatihan, informasi bisnis dan teknologi, permodalan, dan lokasi
berusaha.
 Menata Badan Usaha Milik Negara secara efisien, transparan, profesional terutama
yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum yang bergerak dalam penyediaan
fasilitas publik, indutri pertahanan dan keamanan, pengelolaan aset strategis, dan
kerja kegiatan usaha lainnya yang tidak dilakukan oleh swasta dan koperasi.
Keberadaan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Negara ditetapkan dengan undang–
undang.
 Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha untuk yang
saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta dan Badan Usaha
Milik Negara, serta antar usaha besar dan kecil dalam rangka memperkuat struktur
ekonomi nasional.

6
 Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasispada keragaman budaya
bahan pangan, kelembagaan danbudaya lokal dalam rangka menjamin tersedianya
pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada tingkat harga yang
terjangkau dengan memperhatikan peningkatan pendapatan petani dan nelayan serta
peningkatan produksi yang diatur dengan undang–undang.
 Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energy dan tenaga listrik yang
relatif murah dan ramah lingkungan dan secara berkelanjutan yang pengelolaannya
diatur dengan undang–undang.
 Mengembangkan kebijakan pertanahan untuk meningkatkan pemanfaatan dan
penggunaan tanah secara adil, transparan, dan produktif dengan mengutamakan hak–
hak rakyat setempat, termasuk hak ulayat dan masyarakat adat, serta berdasarkan tata
ruang wilayah yang serasi dan seimbang.
 Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik,
termasuk transportasi, telekomunikasi, energi dan listrik, dan air bersih guna
mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat dengan harga
terjangkau, serta membuka keterisolasian wilayah pedalaman dan terpencil.
 Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu diarahkan pada
peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja, peningkatan pengupahan,
penjamin kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasan berserikat.
 Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenagakerja ke luar negeri dengan
memperhatikan kompetensi, perlindungan dan pembelaan tenaga yang dikelola
secaraterpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.
 Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi bangsa sendiridalam dunia usaha, terutama uasaha kecil, menengah dan
koperasi guna meningkatkan daya saing produk yangberbasis sumber daya local.
 Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses pengentasan
masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi pengangguran, yang merupakan dampak
krisis ekonomi.
 Mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomi guna membangkitkan sektor riil
terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi melalui upaya pengendalian laju

7
inflasi, stabilitas kurs rupiah pada tingkat yang realistis, dan suku bunga yang wajar
serta didukung oleh tersedianya likuiditas sesuai dengan kebutuhan.
 Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan mengurangi defisit
anggaran melalui peningkatan disiplin anggaran, pengurangan subsidi dan pinjaman
luar negeri secara bertahap, peningkatan penerimaan pajak progresif yang adil dan
jujur , serta penghematan pengeluaran.
 Mempercepat rekapitulasi sektor perbankan dan restrukturisasi utang swasta secara
transparan agar perbankan nasional dan perusahaan swasta menjadi sehat, terpercaya,
adil, dan efisien dalam melayani masyarakat dan kegiatan perekonomian.
 Melaksanakan restrukturisasi aset negara, terutama asset yang berasal dari likuidasi
perbankan dan perusahaan, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas
secara transparan dan pelaksanaannya dikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan
Rakyat, Pengelolaan aset Negara diatur dengan undang–undang.
 Melakukan renegoisasi dan mempercepat restrukturisasi utang luar negeri bersama–
sama dengan Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, Lembaga Keuangan
Internasional lainnya, dan negara donor dengan memperhatikan kemampuan bangsa
dan negara, yang pelaksanaanya dilakukan secara transparan dan dikonsultasikan
dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
 Melakukan secara proaktif negoisasi dan kerja sama ekonomi bilateral dan
multilateral dalam rangka meningkatkan volume dan nilai ekspor terutama dari sector
industri yang berbasis sumber daya alam, serta menarik investasi finansial dan
investasi asing langsung tanpa merugikan pengusaha nasional.
 Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah terutama yang
usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum didorong untuk privatisasi
melalui pasarmodal.

c. Implementasi politik strategi nasional di bidang politik


 Memperkuat keberadaan dan kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang bertumpu pada ke bhinekatunggalikaan. Untuk menyelesaikan masalah–masalah
yang mendesak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, perlu
upaya rekonsiliasi nasional yang diatur dengan undang–undang.

8
 Menyempurnakan Undang–Undang Dasar 1945 sejalan dengan perkembangan
kebutuhan bangsa, dinamika dan tuntutan reformasi, dengan tetap memelihara
kesatuan danpersatuan bengsa, serta sesuai dengan jiwa dan semangat Pembukaan
Undang–Undang Dasar 1945.
 Meningkatkan peran Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan lembaga–lembaga tinggi
negara lainnya dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang
mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tatahubungan yang jelas antara
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
 Mengembangkan sistem politik nasional yang berkedudukan rakyat demokratis dan
terbuka, mengembangkan kehidupan kepartaian yang menghormati keberagaman
aspirasi politik, serta mengembangkan sistem dan penyelengaraan pemiluyang
demokratis dengan menyempurnakan berbagai peraturan perundang–undangan
dibidang politik.
 Meningkatkan kemandirian partai politik terutama dalam memperjuangkan aspirasi
dan kepentingan rakyat serta mengembangkan fungsi pengawasan secara efektif
terhadap kineja lembaga–lembaga negara dan meningkatkan efektivitas, fungsi dan
partisipasi organisasi kemasyarakatan, kelompok profesi dan lembaga swadaya
masyarakat dalam kehidupan bernegara.
 Meningkatkan pendidikan politik secara intensif dan komprehensif kepada
masyarakat untuk mengembangkan budaya politik yaitu demokratis, menghormati
keberagaman aspirasi, dan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi
manusia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
 Memasyarakatan dan menerapkan prinsip persamaan dananti diskriminatif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
 Menyelenggarakan pemilihan umum secara lebih berkualitas dengan partisipasi
rakyat seluas–luasnya atas dasar prinsip demokratis, langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, adil, danberadab yang dilaksanakan oleh badan penyelenggara independen dan
nonpartisan selambat–lambatnya pada tahun 2004.
 Membangun bangsa dan watak bangsa (nation and character building) menuju bangsa
dan masyarakat Indonesia yang maju, bersatu, rukun, damai, demokratis, dinamis,
toleran, sejahtera, adil dan makmur.

9
 Menindak lanjuti paradigma Tentara Nasional Indonesia dengan menegaskan secara
konsisten reposisi dan redefinisi Tentara Nasional Indonesia sebagai alat negara
denganmengoreksi peran politik Tentara Nasional Indonesia dalambernegara.
Keikutsertaan Tentara Nasional Indonesia dalam merumuskan kebijaksanaan nasional
dilakukan melalui lembaga tertinggi negara Majelis Permusyawaratan Negara.

B. SISTEM KONSTITUSI DI INDONESIA


1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi merupakan naskah dasar sebagai kaidah fundamental negara. Istilah konstitusi
berasal dari Bahasa Prancis constituer yang berarti membentuk, yaitu membentuk,
menyusun, atau menyatakan suatu Negara, konstitusi diarti peraturan dasar tentang
pembentukan suatu Negara, atau Undang-Undang Dasar.
Dalam kamus Bahasa Indonesia istilah konstitusi berarti segala ketentuan dan aturan
mengenai ketatanegaraan atau berarti juga Undang-Undang Dasar suatu Negara. Dalam
Bahasa Belanda istilah konstitusi dikenal dengan grondwet (grond= dasar, wet= Undang-
Undang) yang berarti Undang-Undang Dasar.
Dalam Bahasa Inggris dikenal istilah constitution yang diartikan sebagai Undang-Undang
Dasar yaitu seluruh peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur masyarakat
dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara.
Secara terminologis konstitusi adalah sekumpulan ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan
dasar yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan termasuk
juga dasar hubungan antara Negara dan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tujuan adanya kontitusi secara ringkas dapat diklasifikasikan 3 tujuan (Dede
Rosyada(dkk),2003), yaitu :
a. Konstitusi bertujuan memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan
politik.
b. Konstitusi bertujuan untuk mengawasi proses-proses kekuasaan dari para penguasa.
c. Konstitusi bertujuan memeri batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menajalankan kekuasaan.
d. Konstitusi pada dasarnya bertujuan untuk membatasi kewenangan pemerintah dalam
menjamin hak-hak yang diperintah.

10
2. Konstitusi Negara Indonesia
Konsepsi Konstitusi Negara Indonesia bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945.
Mekenisme konstitusional Demokrasi Pancasila Mekanisme pelaksanaan demokrasi
Pancasila bersumber pada konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945. Perihal mekanisme
demokrasi pancasila telah tercantum di dalam penjelasan UUD 1945, dan dijabarkan lebih
lanjut dalam system pemerintahan Negara sebagai berikut:
a. Indonesia ialah Negara berdasar atas hukum (rechstaat).
b. Indonesia menggunakan sistem konstitusional.
c. Kekuasaan Negara yang tertinggi ditangan MPR.
d. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan Negara  tertinggi dibawah majelis.
e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
f. Menteri Negara adalah pembantu Presiden ; Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
g. Kekuasaan kepala Negara tidak terbatas.

Tujuan-tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat diklasifikasikan menjadi


tiga tujuan, yaitu:
a. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaliguspengawasan terhadap
kekuasaan politik;
b. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan daripenguasa itu sendiri;
c. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagipara penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya

3. Macam-Macam Konstitsusi
a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis (written constitution and
unwritten constitution). Suatu konstitusi disebut tertulis bila berupa suatu naskah
(Doumentary Constitution), sedangkan konstitusi tidak tertulis tidak berupa suatu naskah
(Non- Doumentary Constitution) dan banyak di pengaruhi oleh tradisi konvensi. Contoh
konstitusi Inggris yang hanya berupa kumpulan dokumen. Contoh konstitusi Inggris yang
hanya berupa kumpulan dokumen.

11
b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution). Yang dimaksud
dengan konstitusi yang fleksibel adalah konstitusi yang di amandemen tanpa adanya
prosedur khusus sedangkan konstitusi yang kaku adalah konstitusi yang mensyaratkan
suatu adanya prosedur khusus dalam melakukan amandemen. Dikatakan konstitusi itu
flexible apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai
perkembangan msyarakat (contoh konstitusi Inggris dan Selandia baru). Sedangkan
konstitusi itu dikatakan kaku atau rigid apabila konstitusi itu sulit diubah sampai kapan
pun (contoh : USA, Kanada, Indonesia dan Jepang).
Ciri-ciri pokok konstitusi fleksibel, antara lain:
 Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah
 Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undang-
undang.
Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:
 Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari undang-undang
 Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa

c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not
supreme constitution). Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan
tertinggi dalam negara (tingkatan peraturan perundang-undangan). Sedangkan konstitusi
tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat seperti
konstitusi derajat tinggi.
d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution).
Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang bersangkutan. Dalam
suatu negara serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat)
dengan negara-negara bagian. Hal itu diatur di dalam konstitusinya. Pembagian
kekuasaan seperti itu tidak diatur dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya
semua kekuasaan berada di tangan pemerintah pusat.
e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive
and Parliamentary Executive Constitution).
Dalam sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain:

12
 Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki
kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan
 Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih
 Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat
memerintahkan pemilihan umum.
Konstitusi dalam sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri (Sri Soemantri) :
 Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk berdasarkan kekuatan
yang menguasai parlemen
 Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlemen
 Presiden dengan saran atau nasihat Perdana menteri dapat membubarkan parlemen
dan memerintahkan diadakan pemilihan umum.

C. SISTEM POLITIK DAN KETATANEGARAAN


1. Pengertian Sistem Politik di Indonesia
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses
penentuan tujuan,Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam
konstitusi negara (termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif). 
Dalam Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan
yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur
politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara.
Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara.
Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD,
Presiden dan Wakil Presiden.

2. Sistem politik demokrasi di Indonesia


Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang
demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah: 
 Ide kedaulatan rakyat
 Negara berdasarkan atas hukum
 Bentuk republik

13
 Pemerintahan berdasarkan konstitusi
 Pemerintahan yang bertanggung jawab
 Sistem perwakilan
 Sistem pemerintahan presidensiil

Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik demokrasi ditandai :


 Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili
keinginan rakyatnya.
 Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk memperoleh legitimasi,
dilaksanakan melalui pemilu.
 Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemilihan (memilih/dipilih).
 Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.
 Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan berbicara, berorganisasi
dan setiap partai politik berusaha untuk memperoleh dukungan).

3. Bentuk Ketatanegaraan Indonesia


a. Deskripsi Singkat Struktur Ketatanegaraan RI “Sebelum” Amandemen UUD 1945
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat
diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan
kekuasaannya (distribution of power) kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya,
yaitu: 
 Mahkamah Agung (MA), 
 Presiden, 
 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 
 Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan;
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

b. Deskripsi Struktur Ketatanegaraan RI “Setelah” Amandemen UUD 1945:


Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah  negara kesatuan
(desentralis) yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk
negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.

14
Negara kesatuan adalah negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal
di mana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya
menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan. 
Indonesia menganut bentuk pemerintahan Republik Konstitusional, merupakan bentuk
pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden. Kekuasaan presiden dibatasi oleh UUD
atau konstitusi. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan  sebagai  kepala  negara
dan sekaligus kepala pemerintahan. 
Hal itu didasarkan  pada Pasal 4 Ayat 1 yang  berbunyi, “Presiden  Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan  menurut Undang-Undang Dasar. ”Dengan demikian,
sistem  pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem
presidensial merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasaan eksekutif
dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif "
Sistem parlemen di Indonesia menganut bikameral yang tidak sempurna, yaitu MPR yang
terdiri dari DPR dan DPD. DPR merupakan wakil partai dan DPD merupakan wakil
pemerintah daerah. Ketidak sempurnaan itu ditunjukan antara lain: MPR sebagai lembaga
masih berdiri dan mempunyai fungsi tersendiri terlepas dari lembaga DPR dan DPD. 
Fungsi DPD hanya lembaga pelengkap dari DPR karena tidak punya fungsi legislatif
secara penuh. Dari kedua alasan di atas, parlemen Indonesia dapat dikatakan menganut
Trikameral (Tiga Kamar).

c. Deskripsi Lembaga-Lembaga Terkait Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif


Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan
(separation of power) kepada 8 Lembaga Negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar,
yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung
(MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial.

15
d. Deskripsi Pengertian dan Fungsi Masing-masing Lembaga
1. Lembaga Legislatif 
Badan Legislatif atau Legislature mencerminkan salah satu fungsi badan itu yaitu
legislate, atau membuat undang-undang. Nama lain yang dipakai ialah Assembly. Nama lain
lagi adalah Parliament.
Menurut teori, rakyatlah yang berdaulat; rakyat yang berdaulat ini mempunyai suatu
“kehendak”. Karena itu keputusan-keputusannya, baik yang bersifat kebijakan maupun
undang-undang mengikat seluruh masyarakat.
Lembaga legislatif di Indonesia direpresentasikan pada tiga lembaga, yakni:
1) MPR
Dari pengklasifikasian isi UUD 1945 dapat diketahui bahwa  perubahan wewenang MPR
adalah:
 Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara
lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK. 
 Menghilangkan supremasi kewenangannya. 
 Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN. 
 Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih
secara langsung melalui pemilu).
 Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD. 
 Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui
pemilu.

2) DPR
Dari pengklasifikasian isi UUD 1945 dapat diketahui bahwa tugas dan wewenang DPR,
antara lain:
 Membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapatkan
persetujuan bersama.
 Membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintahan pengganti undang-
undang.

16
 Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang
tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan.
 Menetapkan APBN bersama presiden dengan memperhatikan DPD. 
 Melaksanakan pengawasan terhadap UU, APBN, serta kebijakan pemerintah, dan
sebagainya.

3) DPD
Dari pengklasifikasian isi UUD 1945 dapat diketahui bahwa DPD merupakan wakil-
wakil daerah provinsi dan dipilih melalui pemilihan umum yang memiliki fungsi:
 Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yang berkaitan
dengan legislasi tertentu.
 Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tertentu.

2. Lembaga  Eksekutif
Dalam sistem presidensial, menteri-menteri merupakan pembantu presiden dan langsung
dipimpin olehnya, sedangkan dalam sistem parlementer para menteri dipimpin oleh seorang
perdana menteri. 
Karena penyelenggaraan kesejahteraan rakyat merupakan tugas pokok dari setiap negara,
apalagi jika ia tergolong Negara Kesejahteraan (Welfare State), maka kegiatan badan
eksekutif mempengaruhi semua aspek kehidupan masyarakat (pendidikan, pelayanan
kesehatan, perumahan, pekerjaan dsb).
Berdasarkan UUD 1945 lembaga eksekutif di Indonesia terdiri dari atas seorang presiden,
wakil presiden, beserta menteri-menteri. Dari pengklasifikasian isi UUD 1945 dapat
diketahui bahwa kekuasaan eksekutif mencakup beberapa bidang Diplomatik, yakni
menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan negara lain.
a. Administartif, yakni melaksanakan undang-undang serta peraturan lain dan
menyelenggarakan administrasi negara.
b. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung. Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh kepala negara kepada orang
yang dijatuhi hukuman. Sedangkan rehabilitasi adalah pemulihan nama baik atau

17
kehormatan seseorang yang telah dituduh secara tidak sah atau dilanggar
kehormatannya.
c. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR. Amnesti
adalah pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan oleh negara kepada
tahanan-tahanan, terutama tahanan politik. Sedangkan abolisi adalah pembatalan
tuntutan pidana.
d. Memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga negara
Indonesia atau warga negara asing yang telah berjasa mengharumkan nama baik
Indonesia, dan sebagainya.

3. Lembaga Yudikatif
Dalam tiap negara hukum badan yudikatif haruslah bebas dari campur tangan badan
eksekutif demi penegakan hukum dan keadilan serta menjamin hak-hak asasi manusia.
Lembaga yudikatif dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi,
Komisi Yudisial, dan BPK.
a. Mahkamah Agung
Berikut adalah Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:
 Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di
bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh undang-undang.
 Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi.
 Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitas.

b. Mahkamah Konstitusi
Kewajiban dan wewenang MK:
 Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final. 
 Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

c. Komisi Yudisial

18
Dalam menjalankan tugasnya, KY melakukan pengawasan terhadap:
 Hakim agung di Mahkamah Agung.
 Hakim pada badan peradilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah MA.
 Hakim MK.

d. BPK
Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD. Berwenang
mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD)
serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh
aparat penegak hukum. Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di
setiap provinsi.

D. SISTEM KEKUASAAN NEGARA


Macam-macam kekuasaan Negara banyak sekali macamnya. Menurut Jhon Locke
sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273) bahwa kekuasaan Negara itu dapat dibedakan
menjadi tiga kekuasaan sebagai berikut :
 Kekuasaan Legislatif : yaitu kekuasaan untuk membuat/membentuk Undang-
Undang. Anggotanya adalah DPR, DPRD, DPD, MPR.
 Kekuasaan Eksekutif : yaitu kekusaan untuk melaksanakan Undang-Undang,
termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap Undang-Undang.
Anggotanya adalah Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah/Kades.
 Kekuasaan Federatif : yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri.

Selain John Locke, ada tokoh lain yang berpendapat tentang kekuasaan negara, yaitu
Mostesquieu. Sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273), yaitu:
 Kekuasaan Legislatif : yaitu kekuasaan untuk membuat/membentuk Undang-
Undang. Anggotanya adalah DPR, DPRD, DPD, MPR.
 Kekuasaan Eksekutif : yaitu kekusaan untuk melaksanakan Undang-Undang,
termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap Undang-Undang.
Anggotanya adalah Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah/Kades.

19
 Kekuasaan Yudikatif : yaitu kekuasaan untuk mempertahankan Undang-Undang,
termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap Undang-Undang.
Anggotanya adalah Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial.
Pendapat yang dikemukakan oleh Mostesquieu merupakan penyempurnaan dari pendapat
Jhon Locke. Kekuasaan Federatif, oleh Mostesquieu dimasukkan ke dalam kekuasaan
eksekutif. Fungsi mengadili dijadikan kekuasaan yang berdiri sendiri. Ketiga kekuasaan
tersebut dilaksanakan oleh lembaga-lembaga yang berbeda yang sifatnya terpisah. Teori
Mostesquieu ini dinamakan Trias Politika.

1. Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal


Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi
lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif) menjadi enam kekuasaan
negara, yaitu:
a. Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan Undang-Undang
Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa MPR berwenang
mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan Undang-Undang dan
penyelenggaran pemerintahan negara. Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan
bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-
Undang Dasar.
c. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk Undang-Undang. Kekuasaan ini
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa DPR memegang
kekuasaan membentuk Undang-Undang.
d. Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini dipegang
oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 24
ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di

20
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.
e. Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tangggung jawab tentang keuangan
negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana ditegaskan
dalam Pasal 23 E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan
suatu BPK yang bebas dan madiri.
f. Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan
nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia.
Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakan bahwa negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan indepedensinya diatur dalam Undang-Undang.

2. Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal


Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut
tingkatnya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan. Pasal 18
ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa negara kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kebupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur dengan Undang-Undang.

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses
penentuan tujuan. Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam
konstitusi negara (termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif )
Indonesia menganut bentuk pemerintahan Republik Konstitusional, merupakan bentuk
pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden. Kekuasaan presiden dibatasi oleh UUD
atau konstitusi. Presiden Republik Indonesia  memegang  kekuasaan  sebagai  kepala  negara
dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan  pada Pasal 4 Ayat 1 yang  berbunyi,
“Presiden  Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan  menurut Undang-
Undang Dasar”.
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan
(separation of power) kepada 8 Lembaga Negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar,
yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung
(MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial.
Setiap lembaga-lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif mempunyai tugas,
kewajiban dan wewenangan masing-masing dalam posisinya berdasarkan UUD 1945.

B. SARAN
Dari pembahasan di atas diharapkan Indonesia dapat melaksanakan politik dan strategi
nasional sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia agar kesesatuan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia lebih terjamin dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Dan juga diharapakan para penyelenggara negara memiliki moralitas, semangat
serta sikap mental yang baik agar dapat menjadikan bangsa Indonesia lebih maju.

22
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid, Priyatna. 1983. Orbit Geostationer Sebagai Wilayah Kepentingan Nasional Guna
Kelangsungan Hidup Indonesia. Jakarta: Lemhanas

Budiardjo, Miriam. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kusnardi, Moh. SH dan Harmaily Ibrahim, SH. 1980. Pengantar Hukum Tata negara Indonesia.
Jakarta: CV. Sinar Bakti.

Sanit, Arbi. 1998. Reformasi Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Soehino, SH. 1980. Ilmu Negara. Yogyakarta: Liberti,

Soemantri, Sri. 1987. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Bandung: Alumni

Strong. CF. 2004.Konstitusi konstitusi Politik modern Kajian tentang sejarah dan Bentuk Bentuk
Konstitusi Dunia. Bandung: Nusamedia

Thaib. Dahlan  dkk, 1999.Teori dan Hukum Konstitusi. Jakarta: Grafindo 

23

Anda mungkin juga menyukai