Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH LAHIRNYA BAHASA INDONESIA

Oleh
Ika Yunida Anggraini
14.1.03.03.0101
SI-3B

Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional dan bahasa negara Indonesia tidaklah lahir
begitu saja. Namun bahasa Indonesia mengalami perjalanan sejarah yang sangat panjang sebelum bisa
menjadi bahasa negara yang diakui dan dinyatakan dalam pasal 36 bab XV UUD 1945 seperti sekarang
ini.
Bahasa Indonesia yang kita gunakan dalam segala segi kehidupan kita sekarang ini berasal dari
bahasa Melayu.1 Seperti yang diketahui, bangsa Indonesia memiliki ribuan keberagaman suku dan
budaya. Kebanyakan dari mereka bahkan hingga kini masih menggunakan bahasa daerahnya masing-
masing sebagai bahasa Ibunya. Namun bahasa daerah tersebut tidak mungkin dapat digunakan untuk
komunikasi antar suku. Oleh karena itu, mereka menggunakan bahasa Melayu sebagai penghubung antar
suku dan antar kerajaan bahkan sejak berabad-abad yang lalu.
Faktor utama yang menjadi alasan kenapa bahasa Melayu yang digunakan sebagai bahasa
penghubung adalah karena bahasa Melayu merupakan bahasa perdagangan, terutama pada masa kejayaan
kerajaan Malaka. Bahasa Melayu disebarkan ke Nusantara melalui para pedagang sehingga perlahan-
lahan bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung antar individu.
Selain itu faktor lain seperti persebaran agama juga ikut mempengaruhi persebaran bahasa
Melayu. Bahasa Melayu banyak digunakan para pengembang agama untuk mengembangkan agamanya.
Hal ini bisa dilihat dari banyaknya tulisan bersifat agama yang ditulis maupun diterjemahkan ke dalam
bahasa Melayu.2
Pada masa kolonial Belanda bahasa Melayu juga berkembang cukup pesat. Bermula pada tahun
1901, telah disusun Kitab Logat Melayu yang memuat ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van
Ophuysen yang memantapkan kedudukan bahasa Melayu. Bahkan Gubernur Belanda pada kala itu
menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah bumiputera. Dan kemudian
berlanjut pada keluarnya Ketetapan Ratu Belanda yang merupakan reaksi atas gagasan Dewan Rakyat
(Volksraad) pada tanggal 25 Juni 1918 tentang kebebasan kepada para anggota Dewan Rakyat untuk
menggunakan bahasa Melayu dalam perundingan-perundingan.3
Awal mula perkembangan bahasa Melayu menuju bahasa Indonesia terjadi pada awal abad ke-20.
Di masa ini mulai terjadi pergerakan nasionalis sehingga tercetuslah sebuah pemikiran bahwa
diperlukannya suatu alat pemersatu yang bisa digunakan dalam menyatakan segala kehendak dan pikiran.
Dan alat tersebut adalah bahasa kebangsaan, yaitu bahasa indonesia yang dimiliki seluruh bangsa
Indonesia tanpa terkecuali.4

——————————
1
J.S. Badudu, Pelik-pelik Bahasa Indonesia, Cetakan ke-34, (Bandung : Pustaka Prima, 1987), 11.
2
A.Teeuw, Sastra Baru Indonesia, Cetakan Pertama, (Ende-Flores : Nusa Indah, 1980), 21.
3
J.S. Badudu, op. cit., 19.
4
Ibid., 18.
Pada masa itu anggota-anggota perhimpunan seperti Budi Utomo (1908), Serikat Islam (1913),
PNI (1927), Partindo (1931) dan banyak lagi serta perhimpunan-perhimpunan pemuda daerah seperti
Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon dan lainnya memiliki peranan besar dalam perkembangan bahasa
Indonesia setelah mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam rapat-rapat mereka. Sebagian besar dari
para pejuang nasionalis tersebut juga mulai mendirikan perusahaan surat kabar seperti : Pewarta Deli,
Suara Umum, Pemandangan, Antara, yang keseluruhannya menggunakan bahasa Indonesia sehingga
secara cepat bahasa Indonesia tersebar dikalangan masyarakat luas.5
Sampai kemudian menjelang tahun 1928 semua cita-cita persatuan dan kebangsaan telah matang,
sehingga pada tahun ini semua perhimpunan-perhimpunan pemuda daerah memutuskan untuk bergabung
dalam sebuah persatuan umum seluruh Indonesia, yaitu Indonesia Muda. 6 Dan pada tahun itu juga
tepatnya pada tanggal 28 Oktober tahun 1928 diadakan Kongres Pemuda Seluruh Indonesia yang
menghasilkan suatu resolusi bersejarah yang selanjutnya disebut Sumpah Pemuda yang konsep aslinya
berbunyi7 :

Kami poetra dan poetri Indonesia


mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia
mengakoe berbangsa satu,
Bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.

Sejak saat itu, peristiwa tersebut dianggap sebagai titik permulaan sebenarnya bagi bahasa
Indonesia sebagai alat serta lambang kemerdekaan nasional. Namun selain menjadi alat persatuan politik
bangsa Indonesia, bahasa Indonesia juga menjadi bahasa kesusastraan Indonesia modern.8
Setelah tahun 1928 berlalu, kesusastraan Indonesia berkembang dengan sangat pesat bahkan mulai
berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamai dirinya Pujangga Baru pada tahun 1933 yang
dipimpin oleh St. Takdir Alisjahbana dkk. Mereka kemudian menerbitkan majalah sastra dan budaya
yang juga bernama Pujangga Baru sebagai media komunikasi dengan masyarakat luas.9
Kemudian pada tahun 1938 juga terjadi sebuah peristiwa penting, yakni dilangsungkannya
Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Solo. Dalam kongres ini bahasa Indonesia mulai dikukuhkan
kedudukannya sebagai bahasa nasional di tengah-tengah masyarakat Indonesia.10

——————————
5
J.S. Badudu, op. cit., 20.
6
A. Teeuw, op. cit., 42.
7
Masnur Muslich, Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi, Cetakan Pertama (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), 5.
8
A. Teeuw, op. cit., 42.
9
J.S. Badudu, op. cit., 20.
10
Ibid., 21.
Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), bahasa Indonesia juga mempunyai kedudukan yang
penting. Pada masa ini bahasa Indonesia menjadi bahasa utama karena sudah tidak diperbolehkannya
bahasa Belanda untuk digunakan dalam percakapan sehari-hari maupun dalam lingkungan resmi. Dan
setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, bahasa indonesia memperoleh kedudukan yang lebih pasti
yaitu menjadi bahasa nasional, bahasa kesatuan, bahasa resmi, dan bahasa negara di Negara
Kesatuan Republik Indonesia.11
Bahasa Indonesia selanjutnya berkembang dengan sangat pesat sampai kemudian terjadi
penetapan pemakaian ejaan baru yaitu Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 16 Agustus tahun 1972. Sejak saat itu bahasa Indonesia sudah selangkah lebih
maju untuk menuju kesempurnaannya.12
Selanjutnya untuk mendukung perkembangan bahasa Indonesia tersebut, maka pemerintah
membentuk sebuah lembaga yang bernama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan
Bahasa) yang khusus ditugaskan untuk menangani hal-hal yang bersangkut-paut dengan bahasa. Sudah
banyak kegiatan yang dilakukan lembaga ini seperti mengadakan berbagai penelitian, seminar,
konferensi, dan lainnya. Semua kegiatan ini dilakukan demi kemajuan bahasa nasional dan juga bahasa
daerah.13
Bahasa Indonesia tetap berkembang hingga kini meskipun berlangsung secara perlahan-lahan.
Ditambah lagi adanya kongres bahasa yang pada mulanya hanya digunakan untuk memperingati Sumpah
Pemuda namun kini menjadi kegiatan rutin pemerintah 5 tahun sekali. Dengan adanya kongres yang
diadakan pemerintah dan para praktisi bahasa dan sastra Indonesia ini, bahasa Indonesia telah tumbuh
terus dengan pesat sehingga bahasa ini telah menjelma menjadi sebuah bahasa baru.
Dan meskipun bahasa Indonesia bukanlah bahasa Ibu bagi kebanyakan penuturnya. Namun
bahasa Indonesia digunakan dalam segala aspek kehidupan sehingga dapat disebut sebagai sebuah bahasa
yang dapat digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

——————————
11
J.S. Badudu, op. cit., 21.
12
Ibid., 22.
13
Ibid.
DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1987. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Prima.


Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Teeuw, A. 1980. Sastra Baru Indonesia. Ende-Flores : Nusa Indah.

Anda mungkin juga menyukai