Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

BAHASA INDONESIA HELDA RAHMAWATI, S.Si., M.Pd.

PENGERTIAN DIKSI, DENOTATIF, KONOTATIF,


SINONIM DAN ANTONIM

OLEH

FITRI ROSYADA RAHMAWATI (190101110012)


SITI NURANA (190101110073)
AHMAD MUZAKKI (190101110306)
INAYATUL AISYE (190101110383)
HAFIZATUS SA’ADAH (190101110416)
KHAIRUNISA (190101110559)
MAULIDAH (190101110616)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN BIOLOGI
BAJARMASIN
SEPTEMBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase,
klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan
tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam
upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat
mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata
sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang.
Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-
kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam
bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu
mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh
karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi,
struktur bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang
adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi.
Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat
diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan
ketidakjelasan makna.
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan
guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika
pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar
tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara
dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar
tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan
kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang
berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan
tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial
dalam cerita tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu diksi ?
2. Apa itu denotatif dan konotatif ?
3. Apa itu sinonim dan antonim ?
4. Bagaiamana contoh denotatif dan konotatif ?
5. Bagaimana contoh sinonim dan antonim ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa itu diksi ?
2. Mengetahui apa itu denotatif dan konotatif ?
3. Mengetahui apa itu sinonim dan antonim ?
4. Mengetahui bagaiamana contoh denotatif dan konotatif ?
5. Mengetahui bagaimana contoh sinonim dan antonim ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. DIKSI
Diksi adalah suatu pilihan kata yang tepat dan selaras dengan
penggunaannya dalam menyampaikan sebuah gagasan atau cerita yang
meliputi gaya bahasa, ungkapan, pilihan kata, dan lain-lain, sehingga
didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan.
Keterbatasan dalam kosa kata dapat mengakibatkan seseorang kesulitan
dalam menyampaikan maksudnya kepada orang lain. Dan jika orang
tersebut menggunakan kosa kata yang berlebihan, ini juga akan membuat
orang lain sulit mengerti pesan yang disampaikan.
Itu sebabnya para pembicara sering membaca dan berlatih agar
menguasai diksi atau pilihan kata ketika berbicara. Dengan diksi yang tepat
maka pendengar atau audiens dapat dengan mudah memahami maksud
seorang pembicara.
Agar dapat lebih memahami arti diksi, maka kita dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli berikut ini:
1. Harimurti (1993: 48)
Menurut Harimurti pengertian diksi adalah pilihan kata dan kejelasan
lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum
atau dalam mengarang.
2. Gorys Keraf (2008: 22-23)
Menurut Gorys Keraf definisi diksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
 Diksi adalah pilihan kata atau mengenai pengertian kata-kata
mana yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan,
penggungkapan yang tepat, dan gaya penyampaian kata yang
lebih baik sesuai situasi.
 Diksi merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi, serta nilai
dari suatu rasa yang dimiliki kelompok masyarakat, pendengar,
dan pembaca.
3. Susilo Mansurudin
Menurut Susilo Mansurudin pengertian diksi adalah pilihan kata.
Pemakaian diksi yang tepat, cermat, dan benar dapat membantu
memberi nilai pada suatu kata. Pilihan kata yang sesuai dalam kata lain
adalah tepat untuk mencegah kesalahan penafsiran yang berbeda.
4. Widyamartaya
Menurut Widyamartaya definisi diksi adalah kemampuan seseorang
dalam membedakan secara tepat suatu nuansa-nuansa makna yang tepat
dengan gagasan yang disampaikannya, dan kemampuan tersebut yang
sesuai dengan kehendak dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca.
5. Enre (1998: 102)
Menurut Enre, pengertian diksi adalah penggunaan kata yang sesuai
dalam mewakili pikiran dan juga perasaan yang ingin dinyatakan dalam
suatu pola untuk kalimat.
6. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Pengertian diksi menurut KBBI adalah pemilihan kata yang memiliki
makna tepat dan selaras atau dalam penggunannya memiliki kecocokan
dalam mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa
dan khalayak pembaca atau pendengar pilihan kata.

Mengacu pada pengertian diksi di atas, fungsi diksi adalah agar


pemilihan kata dan cara penyampaiannya dapat dilakukan dengan tepat
sehingga orang lain mengerti mengenai maksud yang disampaikan.
Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi
dalam suatu cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat
dilakukan secara runtut, menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar
dan waktu, dan lain sebagainya.
Secara umum, berikut ini adalah fungsi diksi, yakni :
 Membantu audiens/ pembaca mengerti apa yang disampaikan
penulis atau pembicara.
 Menciptakan aktivitas komunikasi yang lebih efektif dan efisien.
 Menyampaikan gagasan atau ide dengan tepat.
 Menjadi lambang ekspresi yang ada pada suatu gagasan.

B. DENOTATIF
Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan
disebut dengan makna denotatif. Makna denotatif disebut juga sebagai
makna konseptual. Contonya kata makan berkmakna memasukkan sesuatu
ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna ini disebut makna denotatif1.
Makna denotatif ialah arti secara harfiah suatu kata tanpa ada satu
makna menyertainya. Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang
bersifat umum dan lugas serta menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual
(nyata).
Makna denotatif disebut juga denga istilah makna denatasional, makna
kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, dan
makna proporsional2.
Contoh makna denotatif:
 Mas Parto membeli susu sapi
 Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal
 Ryan sering “kerja keras” untuk mendapatkan penghasilan yang
lebih baik.
 Robby adalah seorang yang “gemar membantu”, dia disukai
banyak orang.
 Carla berinvestasi sejak dulu, sekarang ia mendapatkan
“keuntungan melimpah”

1
Ngalimun, dkk., Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi, (Banjarmasin: Aswaja
Pressindo, 2013), hlm. 27.
2
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa Komposisi Lanjutan I, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2007), hlm. 28.
C. KONOTATIF
Konotatif adalah kata yang mengandung arti tambahan , perasaan
tertentu atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar yang umum
dinamakan makna konotatif atau konotasi. Konotasi atau makna konotatif
disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif.
Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons
mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena
pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju atau tidak setuju, senang atau
tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar,; di pihak lain, kata yang
dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan
yang sama. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau
pukul. Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata
kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil
berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang –kadang lupa
apakah suatu makna kata itu adalah makna denotatif atau konotatif3.
Kata rumah monyet mengandung makna konotatif. Akan tetapi, makna
konotatif itu tidak dapat diganti dengan kata lain sebab nama lain untuk kata
itu tidak ada yang tepat. Begitulah dengan istilah rumah asap. Makna-makna
konotatif sifatnya lebih professional dan operasiopnal dari pada makna
denotatif. Makna konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu
kondisi atau situasi tertentu. Misalnya :
 Rio harus “membanting tulang” untuk menghidupi keluarganya.
 Hanny adalah seorang “kutu buku”, itu sebabnya ia banyak tahu
tentang berbagai hal
 Romeo suka berinvestasi sejak dulu, tahun ini ia mendapat “durian
runtuh”.
Makna konotatif mempunyai tautan pikiran, peranan, dan lain-lain yang
menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain konotatif lebih bersifat
pribadi dan khusus. Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada suatu
kesempatan penyampaian seperti ini disebut idiom atau ungkapan. Semua
bentuk idiom atau ungkapan tergolong dalam kata yang bermakna
3
E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo,1999), cet. 3, hlm.25.
konotatif. Kata-kata ungkapan contohnya keras kepala, panjang tangan,
sakit hati, dan sebagainya.

D. SINONIM
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai
makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Sinonim disebut juga padan
kata atau persamaan kata. Abdul Chaer menjelaskan bahwa sinonim adalah
hubungan semantic (ilmu bahasa yang mempelajari tentang arti atau makna)
yang menyatakan kesamaan antara satu satuan ujaran dengan ujaran yang
lain.
Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada
tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam
pemakaiannya bentuk-bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan
bahasa seseorang dan mengonkretkan bahasa seseorang sehingga kejelasan
komunikasi (lewat bahasa itu) akan terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa
dapat memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk dipergunakannya,
sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapinya.
Kita ambil contoh kata cerdas dan cerdik. Kedua kata itu bersinonim,
tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.4
Kata kata lain yang bersinonim ialah
 Agung, besar, raya
 Mati, mangkat, wafat, meninggal
 Cahaya, sinar
 Ilmu, pengetahuan
 Penelitian, penyelidikan
Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna
denotative dan makna konotatif suatu kata.5

E. ANTONIM

4
http://www.sinonimkata.com/sinonim-146776-cerdas.html
5
https://pasberita.com/pengertian-contoh-sinonim-antonim/
Arifin, zainal. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Antonim berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata onoma yang artinya
nama, dan anti yang artinya melawan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia(KBBI), antonim diartikan sebagai kata yang berlawanan makna
dengan kata lain. Verhaar mengatakan : “Antonim adalah ungkapan
(biasanya kata, tetapi dapat juga frasa atau kalimat) yang dianggap bermakna
kebalikan dari ungkapan lain.” Secara mudah dapat diartikan , antonim
adalah kata-kata yang maknanya berlawanan. Antonim disebut juga dengan
lawan kata.
Hubungan makna antara dua buah kata yang berantonim bersifat dua
arah. Jadi, kalau kata bagus berantonim dengan kata buruk, maka kata buruk
juga berantonim dengan kata bagus.
Jenis- jenis Antonim:
Antonim mempunyai beberapa pembagian sesuai dengan jenisnya,
berikut ini adalah jenis-jenis antonim :
 Antonim Kembar
Jenis antonim ini merupakan hal yang melibatkan pertentangan
antara dua kata. Contohnya: Hidup >< Mati
 Antonim Majemuk
Antonim Majemuk yaitu antonim yang melibatkan banyak kata.
Contohnya: Rumah itu berarna merah >< Rumah itu berwarna hijau
 Antonim Gradual
Antonim Gradual yaitu antonim yang memiliki tingkatan dalam
pertentangan.
Contohnya : Rumah mewah >< Rumah sederhana
 Antonim Hierarkis
Pada jenis antonim ini merupakan adanya pertentangan dalam posisi
bertingkat. Contohnya : Januari >< Februari
 Antonim Relasional
Antonim Relasional yaitu antonim yang kedua katanya saling
berhubungan. Contohnya: Suami >< Istri

Adapun beberapa contoh dari kata antonim adalah:


 Baik >< Buruk
 Menang >< Kalah
 Maju >< Mundur
Adapun beberapa contoh kalimat antonim adalah :
 Tinggi >< Pendek
Bangunan yang baru didirikan itu sangat tinggi.
Bangunan yang didirikan itu sangat rendah.
 Gelap >< Terang
Ruangan ini sangat gelap.
Ruangan ini sangat terang.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih
kata untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis,
sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau
penulis.
Berikut kesimpulan singkat diksi, denotatif, konotatif, Sinonim dan
antonim :
1. Diksi
Diksi adalah suatu pilihan kata yang tepat dan selaras dengan
penggunaannya dalam menyampaikan sebuah gagasan atau cerita
yang meliputi gaya bahasa, ungkapan, pilihan kata, dan lain-lain,
sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan.
2. Denotatif
Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan
tambahan disebut dengan makna denotatif. Makna denotatif disebut
juga sebagai makna konseptual.
3. Konotatif
Konotatif adalah kata yang mengandung arti tambahan ,
perasaan tertentu atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar
yang umum dinamakan makna konotatif atau konotasi. Konotasi
atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna
emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis
makna dimana stimulus dan respons
4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya
mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan
5. Antonim
Antonim adalah kata-kata yang maknanya berlawanan.
Diksi merupakan bagian penting dalam pembuatan sebuah karya ilmiah
karna karangan atau karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi
karya ilmiah tersebut tetapi juga dilihat dari pemilihan kata yang digunakan
dalam pembuatan karya ilmiah tersebut. Karna dilihat dalam pemilihan kata
seseorang dapat menilai kepribadian seorang penulis tersebut.

B. SARAN
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam
pembuatan makalah ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis
menyarankan kepada semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata
dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi diharapkan  mahasiswa
dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun
suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin E. Zainal & Tasai S.Amran, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta:


AKADEMIKA PRESSINDO, 2000.

Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama, 2008.

Pertiwi, Wahyu, “Penelitian Gaya Bahasa dalam Karangan Pelajar Tingkat


Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama”, (Skripsi S-1 Progdi Bahasa, Sastra Indonesia dan
Daerah), Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2000.

Tarigan, Henry Guntur, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa, 1993.

Teew, A, Membaca dan Menilai Sastra, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1993.

Anda mungkin juga menyukai