Anda di halaman 1dari 10

MASALAH PADA JENIS MAKNA (SEMANTIK)

Mata kuliah : Problematika Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing : Dr. Hasan Busri, M.Pd

Disusun oleh kelompok 14:

Chornelia Putri (21901071009)

Qorirotha Ain (21901071017)

PBSI 6A

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia. Bahasa
merupakan alat komuniksi manusia yang tidak terelepas dari artiatau makna pada setiap
perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur yang dinamik,bahasa sering dianalisis dan
dikaji dengan menggunakan berbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain pendekatan
yang dpaat digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik merupakan
salah satu bidang linguistik yang mempelajari tentang makna. Kata semantik berasal dari
bahasa Yunani sema yang berarti lambang (sign). Semantik pertama kali digunakan oleh
fiolog Perancis bernama Michael Breal pada tahun 1883. Kemudian kata semantik disepakati
sebagai istilah yang idgunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda tanda
linguistik dengan hal hal yang ditandainya. Oleh karena itu kata semantik dapat diartikan
sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti.

Semantik dengan objeknya yaitu makna,berada diseluruh atau disemua tataran yang
bangun membangun ini : makna berada dalam tataran fonologi,morfologi,dan sintaksis.
Semantik bukan satu tataran dalam arti unsur pembangun satuan lain yang lebih
besar,melainkan unsur yang berada pada semua tataran itu, meski sifat kehadirannya tiap
tataran berbeda atau tidak sama. Menurut Mansoer (2001:79) bahwa istilah makna
merupakan kata kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada
tuturan kata maupun kalimat. Ada beberapa jenis makna antara lain makna leksikal,makna
gramatikal,makna denotasi dan makna konotasi.

Diera modern dengan perkembangan teknologi sekarang ini,manusia tidak lagi


menyampaikan isi pikirannya hanya melalui interaksi secara langsung tetapi juga
menggunakan media sosial. Namun manusia tetap memakai bahasa untuk mewakilkan isi
pikiran seseorang. Bahasa merupakan media komunikasi yang paling efektif yang
dipergunakan oleh manusia untuk beriteraksidengan individu lainnya. Bahasa yang
digunakan dalam berinteraksi pada keseharian kita bervariasi bentuknya,baik dilohat dari
fungsi maupun bentuknya. Tataran penggunakan bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat
dalam berinteraksi tentunya tidak lepas dari penggunakan kata atau kalimat yang bermuara
pada makna yang merupakan ruang lingkup dari semantik.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada maklah ini yaitu :

1. Apa pengertian makna?

2. Apa saja jenis jenis makna (semantik)?

3. Apa saja masalah pada jenis makna (semantik)?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Untuk menjelaskan pengertian makna


2. Untuk menjelaskan jenis jenis makna pada semantik
3. Untuk menjelaskan masalah oada jennis makna semanik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Makna

Istilah makna (meaning) merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Bentuk
makna diperhitungkan sebagai istilah sebab bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang ilmu
tertentu, yakni dalam bidang linguistik. Istilah makna walaupun membingungkan, sebenarnya
lebih dekat dengan kata. Sering kita berkata, apa artinya kata ini, apakah artinya kalimat ini?
Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1. maksud pembicara;
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau
kelompok manusia;
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran
dan semua hal yang ditunjukkannya, dan
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).

Di dalam buku The meaning (Ogden dan Richards, 1972: 186-187) telah dikumpulkan ada
16 dari batasan mengenai makna. Bagi orang awam, untuk memahami makna kata tertentu ia
dapat mencari kamus sebab di dalam kamus terdapat makna yang disebut makna leksikal.
Dalam kehidupan sehari-hari orang sulit menerapkan makna yang terdapat di dalam kamus
sebab makna sebuah kata sering bergeser jika berada dalam satuan kalimat. Dengan kata
lain, setiap kata kadang-kadang mempunyai makna luas. Itu sebabnya kadang-kadang orang
tidak puas dengan makna kata yang tertera di dalam kamus. Hal ini muncul jika orang
bertemu atau berhadapan dengan idiom, gaya bahasa, metafora, peribahasa, dan ungkapan.
Menurut Saussure (Chaer, 2007:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian
atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik. Shipley (1962: 261)
berpendapat bahwa, jika seseorang menafsirkan makna sebuah lambang, berarti ia
memikirkan sebagaimana mestinya tentang lambang tersebut; yakni suatu keinginan untuk
menghasilkan jawaban tertentu dengan kondisi-kondisi tertentu pula.
Dari pengertian para ahli bahasa di atas, dapat dikatakan bahwa tentang pengertian
makna sangat sulit ditentukan karena setiap pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara
pandang yang berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata. Jadi pengertiannya konsep
bahasa ialah sistem perlambang yang digunakan secara timbal balik yang dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia. Konsep bahasa indonesia yang baik dan benar yaitu
bahasa indonesia yang digunakan secara tepat atau sesuai dengan konteks pembicaraan pada
situasi yang dihadapi, serta sesuai dengan seluruh kaidah bahasa yang melingkupinya, seperti
ejaan.

2.2 Jenis Jenis Makna

Menurut Chaer (1994), makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut
pandang. Berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna
gramatikal, berdasarkan ada atau tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem dapat
dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya
nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna
konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal makna kata dan makna istilah atau makna
umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteri lain atau sudut pandang lain dapat
disebutkan adanya makna-makna asosiatif.

1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Leksikal adalah bentuk adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon. Satuan
dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Kalau leksikon kita
samakan dengan kosakata atau perbendaharaan kata, maka leksem dapat kita persamakan
dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat
leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Lalu, karena itu, dapat pula dikatakan makna
leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil
observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contoh
Ayam adalah sejenis binatang termasuk kedalam unggas.

Gramatikal Makna gramatikal adalah makna yang terjadi setelah proses gramatikal (afikasi,
reduplikasi, kompositumisasi). Perbedaan dari makna leksikal dan gramatikal adalah Makna
leksikal adalah makna dasar/makna dari kata per kata, sedangkan makna gramatikal adalah
makna baru yang muncul ketika kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat. Contoh kuda
makna leksikal nya adalah sejenis binatang,namun pada makna gramatikalnya kuda bisa
menjadi alat transportasi seperti kalimat berikut “saya berkeliling kota dengan mengendarai
kuda”

2. Makna Referensial dan Nonreferensial

Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada tidak adanya referen
dari kata-kata itu. Bila kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang
diacu oleh kata itu, maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Kalau kata-kata itu
tidak mempunyai referen, maka kata itu disebut kata bermakna nonreferensial. Kata kursi
termasuk kata yang bermakna referensial karena mempunyai referen, yaitu sejenis perabot
rumah tangga yang disebut ’kursi’. Sebaliknya jika kata ‘karena’tidak mempunyai referen,
jadi kata karena termasuk kata yang bermakna nonreferensial.
3. Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotatif
lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut
penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Jadi, makna
denotatif ini menyangkut informasiinformasi faktual objektif. Oleh karena itu, makna
denotasi sering disebut sebagai ’makna sebenarnya’(Chaer, 1994).

Contoh kata perempuan dan wanita kedua kata itu mempunyai dua makna yang sama,
yaitu ’manusia dewasa bukan laki-laki’. Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif
apabila kata itu mempunyai ”nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki
nilai rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Contohnya wanita itu kurus pada contoh
di atas berkonotasi netral, tetapi kata ‘Ramping‘, yaitu sebenarnya bersinonim dengan kata
kurus itu memiliki konotasi positif yaitu nilai yang mengenakkan ; orang akan senang kalau
dikatakan ramping. .

4. Makna Kata dan Makna Istilah

Setiap kata atau leksem memiliki makna, namun dalam penggunaannya makna kata itu
baru menjadi jelas kalau kata itu sudah berada di dalam konteks kalimatnya atau konteks
situasinya. Berbeda dengan kata, istilah mempunyai makna yang jelas, yang pasti, yang tidak
meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa istilah
itu bebas konteks. Hanya perlu diingat bahwa sebuah istilah hanya digunakan pada bidang
keilmuan atau kegiatan tertentu. Perbedaan antara makna kata dan istilah dapat dilihat dari
contoh berikut

(1) Tangannya luka kena pecahan kaca.

(2) Lengannya luka kena pecahan kaca.

Kata tangan dan lengan pada kedua kalimat di atas adalah bersinonim atau bermakna
sama. Namun dalam bidang kedokteran kedua kata itu memiliki makna yang berbeda. Tangan
bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan; sedangkan lengan adalah bagian
dari pergelangan sampai ke pangkal bahu.

5. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks
atau asosiasi apa pun. Kata kuda memiliki makna konseptual ’sejenis binatang berkaki empat
yang biasa dikendarai’. Jadi makna konseptual sesungguhnya sama saja dengan makna
leksikal, makna denotatif, dan makna referensial. Makna asosiatif adalah makna yang
dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu
yang berada di luar bahasa. Misalnya, kata putih berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau
kesucian.

2.3 Masalah pada Jenis Makna


Penyebab munculnya masalah pada jenis makna terletak pada penempatan bahasa yang
digunakan seperti pada berikut:

1. Masalah jenis makna leksikal

Misalnya:

- kata tikus bermakna "sejenis binatang pengerat “


Kucing makan tikus mati.
Tikus itu mati diterkam kucing.
Panen kali ini gagal akibat serangan tikus
Namun jika kata tikus diatas bermakna kiasan maka maknanya akan berbeda contohnya
“ yang menjadi tikus dikantor ternyata orang dalam” dimana kata tikus yang semula
bermakan sejenis hewan menjadi kata ganti orang yaitu seorang pejabat yang melakukan
tindakan korupsi

2. Makna Gramatikal
Problematik yang terjadi pada jenis makna gramatikal adalah ketika penambahan
imbuhan pada suatu kata dalam satu kalimat tidak sesuai dengan maknanya misalnya:

“Kakak dan adik sedang mengangkat meja,kemudian karpet ikut mengangkat”

Kata mengangkat yang pertama mengandung makna “dapat” menggunakan imbuhan meng-
dimana sengaja dilakukan, kata mengangkat yang kedua seharusnya menjadi kata “terangkat”
dengan menggunakan imbuhan ter- agar menjadi makna tidak sengaja dilakukan.

2. Jenis makna Denotatif dan konotatif


Problematik yang terjadi pada jensi makna denotatif dan konotatif terjadi apabila
penggunakan makna denotasi dan konotasinya tidak tepat misal: ayah menutup
matanya sebentar karena terlalu lelah dalam konteks kalimat tersebut adalah makna
denotatif dimana makna dari menutup mata adalah tidur.kakek menutup mata
selamanya dalam konteks tersebut menutup mata bermakna meninggal pemakaian
kata tidak tepat pada kontesknya maka makna tersebut mengamali perubahan.

Solusi untuk Problemtika Bahasa Indonesia

Berdasarkan problematika yang sudah dibahasa pada aspek konsep bahasa di atas. Beerikut
adalah alternative yang dapat ditawarkan sebagai solusi.
1. Untuk pelafalan bunyi-bunyi ujaran yang merupakan unsur bahasa serapan
diperlukan contoh-contoh pelafalan yang baik dan benar dalam aktivitas berbicara
orang-orang yang ditokohkan dan dijadikan sebagai panutan oleh masyarakat
penutur bahasa Indonesia.
2. Adanya konsistensi penerapan kaidah tatatulis, baik menyangkut penulisan kata-
kata asli bahasa Indonesia maupun kata-kata serapan dari bahasa asing.
3. Diperlukan pembinaan yang lebih intensif melalui pembelajaran tentang kaidah-
kaidah tatatulis di lembaga pendidikan formal, mulai dari tingkat pendidikan dasar
hingga pendidikan tinggi.
BAB III
SIMPULAN

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak
akan melanjutkan kehidupan ini dengan baik dan teratur tanpa bahasa. Tanpa bahasa, setiap
orang akan kesulitan untuk memberikan pendapat, ide, atau gagasan yang sedang
dipikirkannya. Dapat dikatakan bahwa segala aktivitas yang akan dilakukan di muka bumi ini
harus dimulai dengan menggunakan bahasa karena digunakan sebagai alat komunikasi
masyarakat antar daerah dengan menggunakan berbagai latar belakang etnis dan budaya,
bahasa Indonesia tidak lepas dari pengaruh bahasa dan budaya warga etnis yang
menggunakannya.

Masalah bahasa Indonesia sangat penting dan harus diperhatikan. Jika dibiarkan berlarut-
larut, masalahnya akan menjadi lebih kompleks dan lambat laun akan menjadi kebiasaan
yang diklaim sebagai hal yang benar. Hal ini tentu saja akan menjadi preseden buruk bagi
pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia.

Konsep bahasa merupakan wahana untuk menyampaikan pikiran. Bahasa secara sederhana
diartikan sebagai alat untuk memberikan sesuatu yang terlintas dalam pikiran seseorang.
Bahasa secara luas merupakan sarana atau indera untuk berinteraksi dan berkomunikasi.
Secara teori, kajian sosiolinguistik dan sistematika bahasa diartikan sebagai sistem lambang,
berupa bunyi, arbitrer, produktif, bergerak maju, jamak, dan manusiawi. Sedangkan bahasa
berarti wahana komunikasi antar anggota masyarakat dalam menyampaikan gagasan dan
perasaan secara lisan atau tulisan.
Daftar Rujukan

Khaliq. 2015. Pengertian Konsep dan Fungsi Bahasa Indonesia. http://become-


teacher.blogspot.com/2015/10/pengertian-konsep-dan-fungsi-bahasa.html?m=1

Abdul Haris Ishaq. 2005. Problematika Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang:


Minmalangsatu

Alwi, Hasan dkk. 2005. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (Edisi III). Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa – Balai Pustaka.

Sugono, Dendy dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Edisi V). Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Anda mungkin juga menyukai