Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TATARAN LINGUISTIK : SEMANTIK


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Linguistik Umum
Dosen Pengampu: Ajat Manjato, M.Pd

Oleh Kelompok VI :

1. Dea ayu lestari (2288201014)


2. Laras shanty (2288201030)
3. Tensi evialena (2288201051)
4. Cindy sufitri shella (2288201060)

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………...……………………………………………..….... i


DAFTAR ISI …………………………………....………………………………..……...… ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..……………...………..….. 1

1,1. Latar Belakang ……………………………………..…………...……...………….….. 1


1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………….……………….…… 1
1.3. Tujuan Penulisan …………………………………………...………..…………….….. 1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………..……………………. 2
2.1. Hakikat makna ………………………………………………..……………..………… 2
2.2. Jenis makna ……………………………………………….…….……………….…….. 3
2.3 Relasi makna .................................................................................................................... 5
2.4 Perubahan makna ............................................................................................................ 7
2.5 Medan makna dan komponen makna .............................................................................. 8
BAB III PENUTUP ……………………………………………….…….………….........… 11

3.1 Simpulan …………………………………………………….……………..……...…… 11


3.2. Saran ………………………………………………..……………...………………..… 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..……………...…..….…… 13

ii
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam berbagai kepustakaan linguistik disebutkan bidang studi linguistik yang objek
penelitiannya makna bahasa juga merupakan satu tataran linguistik. Kalau istilah ini tetap dipakai
tentu harus diingat bahwa status tataran semantik dengan tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis
adalah tidak sama, sebab secara hierarkial satuan bahasa yang disebut wacana, seperti sudah
dibicarakan pada bab-bab terdahulu, dibangun oleh kalimat satuan kalimat dibangun oleh Klausa,
satuan Klausa dibangun oleh frase, satuan frase dibangun oleh kata, satuan kata dibangun oleh
morfem, satuan morfem dibangun oleh fonem, dan akhirnya satuan fonem dibangun oleh fon atau
bunyi.
Sistem bahasa Terdiri dari 5 subsistem, yaitu subsistem gramatika, subsistem fonologi,
subsistem morfofonemik, subsistem semantik, dan subsistem fonetik. Kedudukan kelima
subsistem ini tidak sama derajatnya. Subsistem gramatika, fonologi, dan morfone mi k bersifat
Sentral. sedangkan subsistem semantik dan fonetik bersifat peripheral.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Semantik?
2. Apa saja Makna Bahasa di dalam semantik?
3. Apa saja yang termasuk dalam semantik?

1.3 TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui dan mengerti apa yang dimaksud dengan semantik


2. Mengetahui jenis-jenis makna bahasa dalam semantik
3. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi semantik

1
BAB II

2.1 HAKIKAT MAKNA


Menurut de saussure setiap tanda linguistiktau tanda bahasa terdiri dari dua komponen,yaitu
komponen signifian atau yang mengartikan yang wujudnya berupa runtunan bunyi,dan komponen
signifian atau yang diartikan yang wujudnya berupa pengertian atau konsep (Yang dimiliki
signifian)
Dengan demikian ,menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de saussure
bahwa makan adalah pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda
linguistik,kalau tanda linguistik itu disamakan identitasnya dengan kata atau leksem ,maka berarti
makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap kata atau leksem . Kalau tanda
linguistik itu disamakan identitasny dengan Morfem ,maka berarti makna adalah pengertian atau
konsep yang dimiliki oleh setiap Morfem ,baik yang disebut Morfem dasar maupun Morfem afiks.
Oleh karena itu ,banyak pakar mengatakan bahwa kita baru dapat menentukan makna sebuah
kata apabila kata itu sudah berada dalam konteks kalimatnya .selanjutnya para pakar menyatakan
pula bahwa makan kalimat baru dapat ditentukan apabila kalimat itu berada didalam konteks
wacananya atau konteks situasinya.satu hal lagi yang harus diingat karena bahasa itu bersifat
Arbitrer ,maka hubungan antara kata dan maknanya juga bersifat Arbitrer,kita tidak dapat
menjelaskan ,mengapa benda cair yang selalu kita gunakan untuk keperluan mandi ,minum ,masak
dan sebagainya ,disebut air, bukan ria ataupun Rai atau sebutan lainya . Begitu juga dengan kata
kata lainya ; kita tidak bisa menjelaskan hubungan kata kata itu dengan makna yang dimilikinya.
2

2.2 JENIS MAKNA

A. Makna leksikal, grametikal dan kontekstual


Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks
apapun.dapat kita katakan makna leksikal adalah makna yang sebenarnya ,makna yang sesuai
dengan hasil observasi Indra kita atau makna apadanya. Makna gramatikal baru ada kalau terjadi
proses gramatikal, seperti agiksasi ,reduplikasi ,komposisi,atau kalimatisasi.
Sintaktisasi kata -kata adik, menendang dan bola menjadi kalimat adik menendang bola
melahirkan makna gramatikal ,adik bermakna pelaku, menendang bermakna aktif ,dan bola
bermakna sasaran.
Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada didalam satu konteks
.makna konteks juga berkenaan dengan situasinya ,yakni tempat ,waktu dan lingkungan bahasa itu
makna refensial dan non –refensial Sebuah kata atau leksem disebut bermakna refensi kalau ada
referensya atau acuannya.kata kata seperti kuda ,merah dan sebagainya adalah termasuk kata kata
yang bermakna refensial karena ada acuanya dalam dunia nyata.sebalikmya kata kat seperti dan
,atau ,dan karena adalah termasuk kata kata yang tidak bermakna refensial, karena kata kata itu
tidak mempunyai referens.

B. Makna denotatif dan makna konotatif


Makna denotatif adalah makna asli,makna asal atau makna sebernya yang dimiliki oleh sebuah
leksem.jdi makna denotatif sama dengan makna leksikal . Misal kata babi bermakna denotatif,
binatang yang biasa diternakan untuk dimanfaatkan dagingnya .
Makna kata konotatif,adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang
berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau sekelompok orang yang menggunakan kata
tersebut.misal kata babi,orang yang beragama Islam atau didalam masyarakat Islam mempunya
konotasi yang negatif ada rasa atau perasaan yang tidak enak bila didengar kata itu.konotasi sebuah
kata bisa berbeda antara seseorang dengan orang lain, antara satu daerah dengan daerah lain.
Begitulah dengan kata babi diatas ,berkonotasi negatif bagi yang beragama Islam ,tetapi tidak
berkonotasi negatif bagi yang tidak beragama Islam.
3

C. Makna konseptual dan makna asosiatif


Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau
asosiasi apapun .kata kuda bermakna konseptual sejenis binatang berkaki empat yang bisa
dikendarai .jadi makna konseptual sama saja dengan makna leksikal ,makna denotatif dan makna
refensial.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem kata berkenaan dengan adanya
hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada diluar bahasa,misal kata melati berasosiasi dengan
suatu yang suci ,merah berasosiasi dengan berani.makna asosiasi ini sama dengan lambang atau
perlambang yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep yang
mempunyai kemiripan dengan sifat,keadaan atau ciripada konsep asal kata atau leksem tersebut.
Makna stilistika berkenaan dengan perbedaan penggunaan kata sehubungan dengan perbedaan
sosial atau bidang kegiatan
Makna kolokatif berkenaan dengan ciri ciri makna tertentu yang dimiliki sebuah kata dari
sejumlah kata kata yang bersinonim ,sehingga kata tersebut hanya cocok untuk digunakan
berpasangan dengan kata tertentu
D. Makna kata dan makna istilah
Maka yang disebut istilah mempunya makna yang pasti ,yang jelas yang tidak meraguka,
meskipun tanpa konteks kalimat,sering dikatakan bahwa istilah itu bebas konteks , sedangkan kata
tidak bebas konteks,istilah hanya digunakan pda bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
E. Makna idiom dan peribahasa
Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat dapat diramalkan dari makna unsur
unsrnya baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Idiom di bedakan menjadi dua ;idiom
penuh dan idiom sebagian ,idiom penuh adalh idiom yang semua unsur unsur nya sudah melebur
menjadi satu kesatuan ,sehingga makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu.
Idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya
sendiri, idiom tidak dapat diramalkan. Peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri
atau dilacak dari makna unsur unsurnya karena adanya asosiasi antara makna asli dengan makna
nya sebagai peribahasa
4

2.3 RELASI MAKNA


Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu
dengan satuan bahasa lainya ,dalam pembicaraan tentang relasi makna ini biasanya dibicarakan
masalah masalah yang di sebut
A. sinonim
Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu
satuan ujaran dengan satuan ujaran lainya ,misalnya kata betul dan kata benar . Dua buah ujaran
yang bersinonim maknanya tidak akan Persis sama. Ketidaksamaan itu terjadi karena berbagai
faktor ,antara lain
Faktor waktu, faktor tempat ,faktor kegormalan,faktor sosial,bidang kegiatan,faktor nuansa makna
Dari keenam faktor yang dibicaraka. Di atas ,bisa disimpulkan bahwa dua buah kata yang
bersinonim tidak akan selalu dapat dipertemukan atau disubsitusikan
B. Antonim
Antonim adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya
menyatakan kebalikan ,pertentangan atau kontras antara satu dengan yang lain ,misalnya kata
buruk antonim nya kata baik .
Antonim dibedakan menjadi beberapa jenis :
a. .antonim yang bersifat mutlak
b. Antonim yang bersifat relatif atau bergradasi
c. .antonimi yang bersifat relasional
d. Antoni yang bersifat hierarkial
C. Polisemi
Sebuah kata atau satuan ujaran disebut polisemi kalau kata itu .empunya makna lebih dari satu.
Contohnya :
Contoh Kata Polisemi dalam Kalimat
- Tinggi,Dengan "tinggi" 180 cm, Rusman menjadi siswa paling tinggi di kelas kami. (Panjang
badan)
Kita tidak boleh memiliki sikap "tinggi" hati apa pun alasannya. (Sombong)
- Kepala, Saat berdoa biasanya orang akan menundukkan "kepala". (Bagian tubuh di atas leher
tempat tumbuhnya rambut). Meski umurnya sudah dewasa, Dion masih belum siap menjadi
"kepala" rumah tangga. (Pemimpin).

D. Homonimi
Adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya kebetulan sama, maknanya tentu
saja berbeda karena masing masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan. Contohnya:
-Kata “Hak”
Dia baru saja membeli sepatu hak berwarna hitam di toko tersebut.
Pendidikan yang layak adalah hak bagi setiap orang.
.-Kata “Bulan”
Mereka bertemu pada bulan September tahun lalu.
Sinar bulan malam ini begitu cerah dan indah.
E. Hiponimi
Hiponimi adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup
dalam makna bentuk ujaran yang lain. Contohnya:
- Masakan yang dibuat oleh Ani terdiri dari berbagai macam seperti bakso, pangsit, mie ayam, nasi
goreng namun tidak enak semuanya
(H) : masakan
(h) : bakso, pangsit, mie ayam, nasi goreng
F. ambigu atau ketaksaan
Ambigu atau ketaksaan adalah gejala dapat terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran
gramatikal yang berbeda. Contohnya:
1. Teman Ari yang gemuk itu sedang menonton televisi. Kalimat ini memiliki beberapa arti:
●Teman Ari yang gemuk sedang menonton televisi
●Teman dari Ari yang gemuk itu sedang menonton televise.
2.Saya membeli buku sejarah puisi yang baru. Kalimat ini memiliki beberapa arti:
●Saya membaca buku sejarah puisi yang baru, maksudnya bukunya yang baru
●Saya membaca buku tentang sejarah puisi yang baru, maksudnya sejarahnya yang baru
●Saya membaca buku sejarah tentang puisi yang baru, maksudnya puisinya yang baru

G. Redundansi
Biasanya diartikan sebagai berlebih lebihan nya penggunaan unsur segmental dalam suatu
bentuk ujaran. Contohnya;
●Memanjat ke atas
●Turunkan ke bawah
●Saksi mata
●Terbang di udara
●Jelas sekali
●Es dingin

2.4 PERUBAHAN MAKNA


Secara sinkronis makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah tetapi secara diakronis
Ada kemungkinan dapat berubah maksudnya dalam masa yang relatif singkat makna sebuah kata
akan tetap sama tidak berubah tetapi dalam waktu yang relatif lama Ada kemungkinan makna
sebuah kata akan berubah.
Pertama, perkembangan dalam bidang ilmu teknologi menyebabkan sebuah kata yang pada
mulanya bermakna a menjadi bermakna b atau berwarna C contohnya kata sastra pada mulanya
bermakna tulisan huruf lalu berubah menjadi bermakna bacaan kemudian berubah lagi menjadi
makna buku yang baik isinya dan baik pula bahasanya kemudian berkembang lagi menjadi karya
sastra yang bersifat imajinatif dan kreatif perubahan makna kata sastra seperti yang kita sebut kan
adalah karena berkembangnya atau berubahnya konsep tentang sastra itu di dalam ilmu susastra.
Kedua, perkembangan sosial budaya perkembangan dalam masyarakat berkenaan dengan
sikap sosial dan budaya juga menyebabkan terjadinya perubahan makna kata saudara misalnya
pada mulanya berarti 'seperut' atau 'orang yang lahir dari kandungan yang sama' tetapi kini kata
saudara digunakan juga untuk menyebut orang lain sebagai kata sapaan yang diperkirakan
sederajat baik usia maupun kedudukan sosial.
Ketiga, perkembangan pemakaian kata setiap bidang kegiatan atau keilmuan biasanya
mempunyai sejumlah kosakata yang berkenaan dengan bidangnya contohnya dalam bidang
pertanian yang kita temukan kosakata seperti mengharap, menuai, Pupuk, hama, dan panen. dalam
bidang agama Islam ada kosakata seperti imam, puasa, zakat, dan Subuh.

7
Keempat, pertukaran tanggapan Indra 5 alat indra kita mempunyai fungsi masing-masing
untuk menangkap gejala-gejala yang terjadi di dunia ini. misalnya rasa asam dan panas ditangkap
oleh alat indra perasa yaitu lidah.

Kelima. adanya asosiasi adalah hubungan antara sebuah bentuk ujaran dengan sesuatu yang
lain yang berkenaan dengan bentuk ujaran itu sehingga dengan demikian bila disebut ujaran itu
maka yang dimaksud adalah sesuatu yang lain yang berkenaan dengan ujaran itu contohnya kata
amplop makna sesungguhnya amplop adalah sampul surat akan tetapi dalam kalimat tersebut
supaya urusan cepat beres beli saja Amplop yang bermakna uang sogokan.
- perubahan makna yang menyempit artinya kalau tadinya sebuah kata atau satuan ujaran itu
memiliki makna yang sangat umum tetapi kini maknanya menjadi khusus atau sangat khusus.
- perubahan makna secara total artinya makna yang dimiliki sekarang sudah jauh berbeda dengan
makna aslinya contohnya kata ceramah dulu bermakna cerewet Banyak cakap sekarang makna
uraian mengenai 'suatu hal di muka orang banyak'.

2.5 MEDAN MAKNA DAN KOMPONEN MAKNA


Kata-kata atau leksem leksem dalam setiap bahasa dapat dikelompokkan atas kelompok-
kelompok tertentu berdasarkan kesamaan ciri semantik yang dimiliki kata-kata itu contohnya kata-
kata kuning, merah,hijau, biru, dan ungu. berada dalam satu kelompok warna.
-Medan makna
Adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena
menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu
misalnya, nama-nama warna nama-nama perabotan rumah tangga atau nama-nama kekerabatan
yang masing-masing merupakan satu Medan makna. Jumlah Nama atau istilah perkerabatan juga
tidak sama banyaknya antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain malah bisa juga konsep
nya berbeda.
Ke lokasi menunjukkan pada hubungan sintagmatik karena sifatnya yang ideal maka
kelompok sehat menunjukkan Perhubungan paradigmatik karena kata-kata yang berada dalam satu
kelompok set itu saling bisa di subtitusikan sekelompok kata yang merupakan satu set biasanya
mempunyai kelas yang sama dan tampaknya juga merupakan satu kesatuan kata remaja merupakan
tahap perkembangan dari kanak-kanak menjadi dewasa sedangkan kata sejuk merupakan suhu di
antara dingin dan hangat Maka kalau kata-kata yang set dengan remaja dan sejuk dimangatkan
adalah menjadi sebagai berikut.

(52) Manula/lansia terik


Dewasa panas
Remaja hangat
Kanak-kanak sejuk
Bayi dingin
-Komponen makna
Setiap kata,leksem, atau butir leksikal tentu mempunyai makna-makna yang dimiliki oleh
setiap kata itu terdiri dari sejumlah komponen yang membentuk keseluruhan makna kata itu
komponen makna ini dapat dianalisis atau Sebutkan satu persatu berdasarkan pengertian-
pengertian yang dimilikinya umpamaannya kata ayah memiliki komponen makna /+manusia,
/+dewasa, /+jantan, /+kawin dan /+punya anak. Jika Ibu memiliki komponen makna /+manusia,
/+dewasa, /-jantan /+kawin dan /+punya anak. Terlihat bahwa beda makna ayah dan ibu hanyalah
pada komponen makna /jantan/.
Analisis komponen makna ini dapat dimanfaatkan untuk mencari perbedaan dari bentuk-
bentuk bersinonim umpamaannya kata Ayah dan Bapak adalah dua buah kata yang bersinonim
dalam bahasa Indonesia Lalu seperti sudah dikatakan bahwa dua buah kata yang bersinonim makna
tidak bersama oleh karena itu kata Ayah dan Bapak pun meskipun besarannya tentu ada perbedaan
makna. yaitu kata ayah tidak dapat digunakan dalam komponen makna sapaan kepada orang yang
dihormati, Namun kata bapak bermakna sapaan kepada orang yang dihormati.
Kegunaan analisis komponen yang lain ialah untuk membuat prediksi makna-makna
gramatikal afiksasi reduplikasi dan komposisi dalam bahasa Indonesia umpamanya proses afiksasi
dengan prefiks me- pada nomina yang memiliki komponen makna /+alat/ akan mempunyai makna
gramatikal 'melakukan tindakan dengan alat (yang disebut kata dasarnya)'. Seperti contohnya
menggergaji memahat menombak dan mengail.
Analisis komponen ini dapat digunakan untuk meramalkan makna gramatikal dapat juga
kita lihat pada proses reduplikasi dan proses komposisi dalam proses reduplikasi terjadi pada dasar
verba yang memiliki komponen makna /+sesaat/ memberi makna gramatikal 'berulang-ulang'
seperti pada memotong-motong, memukul-mukul, dan menendang-nendang. Sedangkan pada
verba yang memiliki komponen makna /+bersaat/ akan 'memberi makna gramatikal dilakukan
tanpa tujuan' seperti pada membaca-baca, mandi-mandi, dan duduk-duduk.

9
Dalam proses komposisi atau proses penggabungan leksem dengan leksem terlihat juga
bahwa komponen makna yang dimiliki oleh bentuk dasar yang terlibat dalam proses itu
menunjukkan juga makna gramatikal yang dihasilkannya misalnya makna gramatikal milik hanya
dapat terjadi apabila konstituen kedua dari komposisi ini memiliki komponen makna /+manusia/
atau /+dianggap manusia/. Contohnya sepeda Dika, rumah paman, dan mobil kantor. Jika tidak
memiliki komponen, makna itu maka makna-makna gramatikal 'milik' tidak akan muncul misalnya
'bulu kucing' bukan bermakna gramatikal 'bulu milik kucing' sedangkan bulu dari kucing,
-Kesesuaian semantik dan sintaktik
Berterima tidaknya sebuah kalimat bukan hanya masalah gramatikal tetapi juga masalah semantik
kalau kita amati keempat kalimat berikut akan tampak berbeda berterimanya.
● kambing yang Pak Udin terlepas lagi.
Ketidak berterimaan kalimat adalah karena kesalahan gramatikal yaitu adanya konjungsi yang
antara kambing dan Pak Udin konjungsi yang tidak dapat menggabungkan nomina dengan nomina
tetapi dapat menggabungkan nomina dengan adjektiva misalnya menjadi kambing yang besar atau
kambing yang kurus lagipula dalam konstruksi yang menyatakan milik tidak perlu menggunakan
konjungsi yang maka kalimat itu menjadi benar kalau dikatakan seperti kalimat berikut . "
Kambing Pak Udin Terlepas lagi."
10

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada
setiap perkataan yang diucapkan. Semantik merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari
dalam studi linguistik. Dalam semantik kita mengenal yang disebut klasifikasi makna, relasi
makna, erubahan makna, analisis makna, dan makna pemakaian bahasa. Semantik adalah
subdisiplin linguistik yang membicarakan makna yaitu makna kata dan makna kalimat.

3.2 SARAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu tentang semantik sangatlah kita perlukan dalam
kehidupan sehari- hari. Maka dari itu saya sarankan kepada para pembaca semua agar terus
mempelajari semantik. Karena semantik mempunyai banyak manfaat, khususnya dalam kegiatan
pembelajaran
11
DAFTAR PUSTAKA

Abercrombie, D. 1967. Elements of General Phonologi. Edinburgh: Edinburgh University Press


Aitchison, Jean. 1972. General Linguistics. London: The English Universities Press Ltd
Akhmanova, Olga dan Galina Mikael 'an, 1969. The Theory of Syntax
in Modern Linguistics. The Hague: Mouton
Akmajian, Adrian dkk. 1979. Lingistics: An Introduction to Language and Communication.
Massachussetts: The MIT Press Alieva, N.F. dkk. 1991. Bahasa Indonesia: Deskripsi dan Teori.
Yogyakarta: Kanisius
Alisjahbana, S. Takdir. 1951. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia.
Jilid I dan II. Djakarta: Pustaka Rakjat NV
Al-Kasimi, Ali M. 1977. Linguistics and Bilingual Dictionary. Leiden:EJ. Brill
Al-Khuli, Muhammad Ali. 1982. A Dictionary of Theoretical Li-
nguistics: English - Arabic. Beirut: Librairie du Liban
Allan, Keith. 1986. Linguistic Meaning. Jilid I dan II. London: Routledge & Kegan PaulAllerton,
D.J. 1979. Essentials of Grammatical Theory. London: Routledge Kegan & Paul
Antilla, Raimo. 1972. An Introduction to Historical and Comparative
Linguistics. New York: The Macmillan Company Aronoff, Mark. 1981. Word Formation in
Generative Grammar.
Massachusetts: The MIT Press Atkinson, Martin dkk. 1988. Foundations of General
Linguistics.London: Unwin Hyman
Barber, C.L. 1972. The Story of Language. London: The Chauser Press
Bauer, Laurie. 1983. English Word-Formation. Cambridge: Cambrid-ge University Press
1988. Introducing Linguistic Morphology. Edinburgh: Edinburgh University Press
Bloch, Bernard & George L. Trager. 1942. Outline of Linguistic

12

Analysis. Baltimore: Linguistic Society of America


Bloomfield, Leonard, 1976 (Cetakan I: 1933). Language. London: George Allen & Unwin Ltd.
Bolinger, Dwight L. 1975. Aspects of Language. New York: Harcourt,
Brace & Word Inc Bright, William. 1992. International Encyclopedia of Linguistics. New
York Oxford: Oxford University Press Brinton, Laurel J. 1988. The Development of English
Aspectual Systems.
Cambridge: Cambridge University Press Brown, E.K. dan J.E. Miller. 1988. Syntax: A Linguistics
Introductionto Sentence Structure. London: Hutchinson University Library
Butler, Cristopher S. 1985. Systemic Linguistics: Theory and Appli-cation. London: Baleford
Academic and Educational.
Bybee, Joan L. 1985. Morphology: a Study of the Relation Between Meaning and Form.
Amsterdam: John Benjamin
13

Anda mungkin juga menyukai