Disusun Oleh:
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
lebih baik laginya makalah ini. Akhir kata, penyusun berharap agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan masalah.......................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
KAJIAN TEORI................................................................................................................5
A. Pengertian Makna...................................................................................................5
B. Pendekatan Makna..................................................................................................6
C. Makna Kias.............................................................................................................8
D. Peran Bahasa Kias..................................................................................................9
BAB III..............................................................................................................................9
HASIL ANALISIS............................................................................................................9
A. Lirik Lagu “Barang Antik” karya Iwan Fals........................................................10
B. Analisi Makna Kias dalam Lagu “Barang Antik” karya Iwan Fals.....................11
BAB IV............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan...........................................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
semua bentuk bahasa (baik kata, frase atau kalimat) yang tidak merujuk
pada arti sebenarnya (arti leksikal, konseptual atau denotatif) disebut
mempunyai arti kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti “putri malam” memiliki arti
“bulan” dan “raja siang” berarti “matahari” memiliki arti kiasan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan masalah
Mengetahui makna kias yang ada didalam lirik lagu Iwan Fals yang berjudul
“Barang Antik”.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Makna
Menurut de Saussure setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang
diartikan (Prancis: signifie’, Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Prancis:
signfient, Inggris :signifier). Yang diartikan (signifie’, signified) sebenarnya tidak
lain dari pada atau makna dari sesuatu tanda bunyi. Sedangkan yang mengartikan
(signfian atau signifier) itu adalah tidak lain dari pada bunyi-bunyi itu, yang
terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Maka, dengan kata lain
setiap tanda-linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini
adalah unsur dalam-bahasa (intralingual) yang biasanya merujuk/mengacu kepada
sesuatu referen yang merupakan unsur luar-bahasa (ekstralingual).
Dalam bidang semantik istilah yang biasa digunakan untuk tanda linguistik itu
adalah leksem, yang lazim didefinisikan sebagai kata atau frase yang merupakan
satuan bermakan (Harimurti 1982:98). Sedangkan istilah kata, yang lazim
didefinisikan sebagai satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri dan dapat terjadi dari
morfem tunggal atau gabungan morfem (Harimurti 1982: 76) adalah istilah dalam
bidang gramatika.
5
Hubungan antara antara kata dan maknanya bersifat arbitrer. Yang berarti, tidak
ada hubungan wajib antara deretan fonem pembentuk kata itu dengan maknanya.
Namun hubunganya bersifat konvensional. Artinya, disepakati oleh setiap anggota
masyarakat suatu bahasa untuk mematuhi hubungan itu; sebab kalau tidak,
komunikasi verbal yang dilakukan akan mendapat hambatan. Oleh sebab itu, bisa
dikatakan, secara sinkronis hubungan antara kata dengan maknanya (atau lebih tepat
lagi: makna sebuah kata) tidak akan berubah. Secara diakronis ada kemungkinan
bisa berubah sesuai dengan perkembangan budaya dan masyarakat yang
bersangkutan.
D. Pendekatan Makna
1. Perempuan
2. Telah bersuami
3. Kemungkinan telah beranak
4. Manusia
5. Ramah-tamah
6. Berambut panjang
7. Berfungsi sebagai pendamping suami
6
Jika kata istri dilihat dari segi pendekatan operasonal, akan terlihat dari
kemungkinan-kemungkinan pemunculannya dalam kalimat-kalimat, miasalnya
Terlihat bahwa kata sebab, maupun kata karena dapat digunakan dalam kedua
kalimat ini.
7
Sedangkan, pendekatan intensional memusatkan perhatian pada struktur
konseptual yang berhubungan dengan unit linguistik tertentu dan meramalkan
bagaimana unit-unit tersebut dapat digunakan di dalam usaha memaknakan acuan
tertentu. Pendekatan intensional didasarkan pada prosedur mengontraskan dan
membandingkan. Pada mental image terjadi proses pembayangan. Proses
pembayangan itu dapat berwujud bayangan terhadap wujud konkretnya, sifat, besar,
warna, tinggi, dan panjang.
E. Makna Kias
semua bentuk bahasa (baik kata, frase atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti
sebenarnya (arti leksikal, konseptual atau denotatif) disebut mempunyai arti kiasan.
Jadi, bentuk-bentuk seperti “putri malam” memiliki arti “bulan” dan “raja siang”
berarti “matahari” memiliki arti kiasan. Kata-kata kias pada dasarnya memberikan
cara lain dalam memperkaya dimensi tambahan bahasa. Selanjutnya, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dinyatakan bahwa kias berarti perbandingan,
perumpamaan, sedangkan kiasan mempunyai arti pertimbangan dengan suatu hal
melalui perbandingan, perumpamaan, ibarat atau kata yang bukan sebenarnya.
Dalam penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti sebenarnya.
Oleh karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, dan kalimat) yang tidak
merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, dan arti denotatif)
disebut mempunyai arti kiasan. Jadi, bentuk-bentuk seperti putri malam dalam arti
‘bulan’, raja siang dalam arti ‘matahari’, daki dunia dalam arti ‘harta’,’uang’,
membanting tulang dalam arti ‘bekerja keras’ dan kata bunga dalam kalimat aminah
adalah bunga didesa kami dalam arti ‘gadis cantik’, semuanya mempunyai arti
kiasan.
8
F. Peran Bahasa Kias
Bahasa kias tidak hanya digunakan dalam karya sastra sebagai bentuk kreasi
seni. Dalam komunikasi sehari-hari pun, ternyata tidak sedikit pemakai bahasa
menggunakan bahasa kias sebagai wahana penuturnya untuk mengungkapkan
gagasannya. Karena itu, bahasa kias berperan penting dalam berkomunikasi.
9
BAB III
HASIL ANALISIS
Dalam menjelaskan Analisis dari makna kata kiasan dalam lagu “Barang Antik”
karya Iwan Fals. Penulis akan menjelaskanya ke dalam beberapa paragraph,
sua\paya pembaca dapat memperhatikan makna kias dlam lagu “Barang Antik”
karya Iwan Fals.
Barang Antik
10
Mungkin mobilmu jadi barang antik
Yang harganya selangit
Oh, bapak tua pemilik oplet tua
Tunggu nanti di tahun 2001
Mungkin opletmu jadi barang nyentrik
Yang harganya selangit
Sumber: Musixmatch
G. Analisi Makna Kias dalam Lagu “Barang Antik” karya Iwan Fals
Bait ke satu
Berjalan tersendat di antara sedan-sedan licin mengkilat
Dengan warna pucat dan badan penuh cacat sedikit berkarat
Kata ‘licin’ pada bait kesatu baris kesatu menggambarkan mobil sedan
yang sudah mendominasi di kota Jakarta yang berjalan layaknya seekor belut
yang sudah mendominasi kota dan si oplet harus berbagi jalan dengan mobil
sedan lainnya. Pada baris dua bait ke satu kata “warna pucat” dan “penuh cacat”
memiliki arti oplet tua yang mempunyai cat yang sudah mengelupas dan kusam,
namun tetap bertahan dalam keadaan seperti itu.
Bait ke dua
11
Hai, oplet tua dengan bapak supir tua
Cari penumpang di pinggiran ibu kota
Sainganmu mikrolet, bajaj, dan bis kota
Kini kau tersingkirkan oleh mereka
Pada baris ketiga bait keenam terdapat kata ‘sainganmu’ yaitu oplet yang
bersaing dengan transportasi yang lebih modern dan oplet kesulitn dalam
mendapatkanya. Terdapat kesamaan pada bait keempat dan keenam.
Bait ketiga
Pada bait ketiga baris kesatu kata “Kutu Jalanan” kutu yang
menggambarkan serangga parasit, sedangkan kutu disini menggambarkan bagai
kendaraan yang mengganggu keindahan maupun mengganggu kenyaman kota
Jakarta. Pada baris ke dua kata “cari muatan” menggambarkan pada zaman itu
mencari penumpang bukanlah hal yang mudah .
Bait keempat
Pada baris ketiga bait keenam terdapat kata ‘sainganmu’ yaitu oplet yang
bersaing dengan transportasi yang lebih modern dan oplet kesulitn dalam
mendapatkanya
Bait kelima
Pada baris kesatu bait kelima terdapat kata “berjalan zig-zag” yang
mempunyai makna oplet tua yang berjalan berliku-liku tanpa memperhatikan
12
pengendara lain. Pada baris kedua terdapat kata “bising ribut” mengartikan suara
kenalpot oplet yang berisik dan menggangu sekitarnya. Pada baris kedua ada
kata “bagai kentut” menggambarkan suara yang tak karuan dan tak jarang
mengeluarkan bau taksedap dari kenalpotnya.
Bait keenam
Pada baris ketiga bait keenam terdapat kata ‘sainganmu’ yaitu oplet yang
bersaing dengan transportasi yang lebih modern dan oplet kesulitan dalam
mendapatkanya
Bait ketujuh
Bait kedelapan
13
Yang harganya selangit
Oh, bapak tua pemilik oplet tua
Tunggu nanti di tahun 2001
Mungkin opletmu jadi barang antik
Yang harganya selangit
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
makna bisa dibicarakan dari beberapa pendekatan, yaitu pendekatan analitik atau
referensial, pendekatan operasional, pendekatan behavioral, dan pendekatan
ideasional. Pendekatan analitik akan mencari makna dengan cara menjabarkan atas
segmen-segmen utama, pendekatan operasional ingin mempelajari kata dalam
penggunaanya.
Dalam penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti sebenarnya.
Oleh karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, dan kalimat) yang tidak
merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, dan arti denotatif)
disebut mempunyai arti kiasan.
B. Saran
Dengan menganalisi makna kias pada lagu berjudul “barang antik” karya Iwan
Fals diharapkan kita mampu memahami makna yang terjadi dalam segala aspek
kehidupan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Pratiwi Desih, Dewi Purnamasari, Fauziah Nurul, dan Latifah. 2018. ANALISIS
SEMANTIK PADA PUISI “CINTAKU JAUH DI PULAU” KARYA CHAIRIL
ANWAR. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1-2.
Israya. 2018. KEMIRIPAN SINONIM DALAM MEDIA CETAK. Skripsi. FIB, Sastra
Indonesia, Universitas Hasanuddin, Makassar.
16