Makalah
Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah swt. yang telah
melimpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal
pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah ini yang
merupakan salah satu tugas mata kuliah Semantik dengan judul Teori Kontekstual
(Nazhariyah Al-Siyaq).
Penulis menyadarai bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca dalam penulisan makalah
ini supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan maka penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membawa
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi penulis.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
SAMPUL ............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................2
A. Sejarah Singkat Teori Kontekstual (Nazhariyah al-Siyaq) .....................................2
B. Pengertian Teori Kontekstual (Nazhariyah al-Siyaq) .............................................2
C. Macam-macam Konteks .........................................................................................4
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................7
Kesimpulan ....................................................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bahasa memiliki semantik, kosakata, dan sistem ekspresi yang unik
(kecuali untuk universalitas bahasa), yang dapat menggabungkan satu bahasa
dengan bahasa lain (bahasa yang berbeda). Artinya, pengalaman atau pemahaman
tentang realitas yang terbentuk dalam satu bahasa berbeda dengan pengalaman
atau pemahaman yang terbentuk dalam bahasa lain. Dengan kata lain, bahasa
merupakan sarana pembentuk identitas seseorang atau suatu bangsa. Suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain karena pandangan bangsa itu tentang alam dan alam
semesta berbeda dengan bangsa lain, dan perbedaan pandangan ini disebabkan
oleh perbedaan bahasa. Semantik adalah komponen cabang linguistik yang
mengkhususkan diri pada makna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya yaitu
sebagai berikut.
1. Apa pengertian Nazhariyah Al-Siyaq?
2. Bagaimana klasifikasi Nazhariyah Al-Siyaq?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Menjelaskan pengertian Nazhariyah Al-Siyaq.
2. Mengklasifikasikan Nazhariyah Al-Siyaq.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sementara itu, al Dauri (2005: 36) memaparkan bahwa para ulama‟ I‟jaz
telah mendahului para linguis modern tersebut dalam mengkaji teori kontekstual.
Mereka menyebutnya dengan istilah nazhariyyah al-nirham. Ulama‟ yang
menggagas pemikiran ini adalah abd al-Qahir al-Jurjani, peletak dasar ilmu
balaghah dan juga salah satu ulama‟ pakar ilmu bahasa. Menurutnya, yang di
maksud al-Nizham adalah menghubungkan kalim satu sama lain, dan menjadikan
sebagiannya menjadi sebab bagi sebagian yang lain.
2
Firth menjelaskan bahwa makna tidak akan terlihat atau terungkap kecuali
melalui penggunaannya dalam unit bahasa, yaitu dengan mengguankannya dalam
berbagai macam konteks. Firth berpendapat, sebagian besar umit makna
berdampingan dengan unit unit lain. Makna unit ini tidak mungkin digambarkan
atau ditentukan kecuali dengan memperhatikan unit unit lain. Karena itulah studi
makna tentang kata menuntut adanya analisis konteks yang menjadi acuan kata
kata tersebut.
Contoh lain, kata selesai dapat mengandung makna berakhir, beres, tuntas,
tutup, dan sebagainya. Di antara sejumlah makna tersebut dapat di tentukan
makna sebenarnya setelah kata selesai terwujud dalam konteks pemakaian
tertentu.
3
kata amplop di gunakan dalam kalimat tertentu, maka maknanya bisa berubah,
menjadi Uang suap.
C. Macam-macam Konteks
K. Ameer mengatakan bahwa konteks terbagi menjadi empat cabang, yaitu
konteks linguistic (kebahasaan), konteks emosional, konteks situasional dan
konteks kultural.
contohnya kata Good (bahasa inggris) hasan (bahasa arab) zain (bahasa
„Amiyah). Tiga kata itu memiliki arti bagus atau baik dalam bahasa Indonesia.
Dalam konteks kebabahasaan misalnya, menjadi sifat untuk :
Jika kata di atas di kaitkan dengan konteks kata laki laki, makna maknanya
adalah dari segi perilaku. Laki laki + baik = laki laki baik. Jika di kaitkan dengan
kata dokter, maka maknanya akan lain lagi. Bukan dari segi perilaku, tetapi
menunjukkan keunggulan. Dokter + bagus = dokter yang bagus. Dan jika di
kaitkan sebagai sifat untuk ukuran, maka maknanya menjadi kemurnian. Garam +
bagus = garam yang bagus.
4
Begitu pula jika kata tangan di kaitkan dengan konteks yang berlainan,
dengan memberinya harta melalui punggung tangan, maknanya karena
mengistimewakan. Bukan karena jual beli, pinjaman, ataupun upah. Misalnya:
5
4. Struktur leksikal
5. Mushahabah
6. Uslub
b.) Konteks Emosional10(Al-Siyaq Al-‘Thifi)
Konteks emosional berfungsi untuk menentukan derajat kuat atau
lemahnya perasaan, menunjukkan kepastian atau berlebihan atau normal. Kata
love dan like meski pada dasarnya memiliki arti cinta, tetapi ukurannya tetap
berbeda. Contoh dalam bahasa Arab, kata ٌ كشdan ٌ ثغطmemiliki arti sama, yaitu
benci. Tetapi ukurannya lebih dalam ٌ ثغط.
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Para ulama‟ I‟jaz telah mendahului para linguis modern tersebut dalam
mengkaji teori kontekstual. Mereka menyebutnya dengan istilah nazhariyyah al-
nirham. Ulama‟ yang menggagas pemikiran ini adalah abd al-Qahir al-Jurjani,
peletak dasar ilmu balaghah dan juga salah satu ulama‟ pakar ilmu bahasa.
Menurutnya, yang di maksud al-Nizham adalah menghubungkan kalim satu sama
lain, dan menjadikan sebagiannya menjadi sebab bagi sebagian yang lain. Dengan
demikian, makna kata bergantung pada macam macam konteks tempat kata itu
berada. Dengan kata lain, makna kata bergantung pada peran kebahasaanya.
7
8