OLEH
KELOMPOK 3
FARADINA ( 1951041044 )
NURFADLIAH ( 1951041034 )
2020
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................. 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari semantik, linguistik, psikologi, logika, dan filsafat?
2. Bagaimanakah semantik dapat dikatakan berhubungan dengan linguistik,
psikologi, logika dan filsafat?
1
C. Tujuan Penulisan
Secara umum makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Semantik sebagai tugas presentasi kelompok. Secara khusus, makalah ini
bertujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang ilmu semantik dan
hubungannya dengan disiplin ilmu yang lain sehingga ilmu semantik mampu
diterapkan tidak hanya dalam pembelajaran tetapi juga dalam kehidupan
bermasyarakat.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yakni pembaca
dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan Semantik serta ilmu-
ilmu lain yang memiliki kaitan erat dengna ilmu semantik. Makalah ini juga dapat
menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk melakukan penelitian tentang analisis Ilmu Semantik dengan
Ilmu Lain yang terkait.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Yasin and Sunarto Hapsyono 1990:193)
logika memiliki arti pengetahuan tentang cara berpikir secara sehat dan
beralasan serta masuk akal. Artinya kalimat yang nantinya dihasilkan oleh
seseorang harusnya memiliki makna yang beralasan dan masuk akal sehingga
diterima oleh orang yang membaca atau mendengar kalimat tersebut.
Pada tataran cabang ilmu linguistik, cabang ilmu tingkat pertama adalah
fonologi. Fonologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bunyi bahasa.
Dalam ilmu fonologi, bunyi bahasa itu dapat membedakan makna. Contoh
perbedaan bunyi bahasa yang membedakan makna yaitu :
a. Kata apel yang bermakna buah dengan kata apel yang bermakna upacara.
b. Kata perang yang bermakna pertempuran dengan kata perang yang bermakna
merah kecoklatan atau kekuningan.
4
Makna yang berhubungan dengan ilmu fonologi ini lebih kepada makna
yang muncul karena perbedaan bunyi pada beberapa kata yang berbeda dan
perbedaan satu huruf saja pada sebuah kata yang mampu memunculkan makna
baru.
Kaki
Kaki meja
Kaki gunung
Dari ketiga contoh tersebut, contoh pertama dan kedua pasti kita ketahui
maknanya meskipun membaca sepintas. Makna yang kita tangkap dari contoh
kaki meja dan kaki gunung tentu berbeda dengan bentuk dasar kaki yang sudah
memiliki arti tersendiri di dalam kamus. Penambahan-penambahan kata pada kata
atau bentuk dasar dapat mempengaruhi makna dari bentuk dasar itu sendiri.
Sebagai contoh :
Dari kedua contoh kalimat tersebut, memang secara struktur kalimat dapat
dikatakan benar tetapi makna yang dimiliki kalimat ini tidak benar karena tidak
5
logis. Pada kalimat pertama, ketidaklogisan terdapat pada katak yang berlari
karena pada kenyataannya katak tidak dapat berlari tetapi hanya dapat melompat.
Jadi tidak masuk akal jika katak itu berlari. Pada kalimat kedua, ketidaklogisan
terdapat pada subjek wahyu yang seorang manusia makan batu. Tidak logis jika
manusia makan batu selapar apapun orang itu. Intinya, kalimat tidak hanya harus
benar sesuai struktur tetapi juga harus sinkron antara makna dan kenyataan.
Contoh yang pertama, Ucha sedang malas bertemu dengan Sri dapat
dimaknai oleh seorang psikolog dengan mengaitkan makna kalimat ini dengan
keadaan jiwa atau suasana hati penulis atau pembicara. Analisis yang dilakukan
seorang psikolog dari kalimat tersebut antara lain:
Contoh yang kedua, Iswani ingin melompat dari lantai tiga gedung FBS.
Analisis yang dilakukan oleh psikolog terhadap pemaknaan kalimat tersebut
antara lain :
6
Contoh yang ketiga, kalimat sapu itu terlihat terbang tadi malam juga
dianalisis oleh seorang psikolog tidak jauh berbeda dengan dua contoh kalimat
sebelumnya.
Dalam berbahasa memang dituntut agar berbahasa yang logis atau masuk
akal sehingga dapat diterima apa yang ingin disampaikan tersebut. Bahasa ilmiah
berbeda dengan bahasa sastra yang tidak menuntut harus selalu menggunakan
bahasa yang bermakna logis karena sastra itu pembebasan pikiran menuju alam
imajinasi yang mampu menciptakan dunia baru yang berbeda dengan dunia nyata
yang kita jalani sebagaimana mestinya. Kembali kepada bahasa yang kita pelajari
adalah kalimat-kalimat yang harus logis. Perhatikan contoh kalimat berikut.
7
merupakan hewan pemamah biak yang memakan rumput dan biasa dijadikan
hewan ternak. Tidak mungkin jika hewan ternak mampu menangkap seorang
manusia. Tentu tidak ada alasan bagi seekor kambing untuk melakukan pekerjaan
menangkap manusia. Jadi kalimat ini tentu sangat tidak masuk akal.
Kalimat kedua kotak itu tidak dapat diangkat dijelaskan oleh Parera
(1991:187) bahwa kalimat ini tidak masuk akal karena belum jelas tidak dapat
diangkat oleh siapa dan berapa orang. Di samping itu, tidak diketahui kotak
tersebut terbuat dari apa sehingga tidak dapat diangkat oleh orang yang tidak
diketahui jumlahnya sehingga kalimat ini masih tergolong kalimat yang tidak
masuk akal.
Contoh ketiga juga secara struktur kalimat dapat diterima tetapi secara
logika kalimat aku akan mencintaimu sampai si bisu mengatakan bahwa si tuli
mendengar si buta melihat si pincang sedang berjalan sangat tidak logis. kata-kata
seperti bisu yang dapat berbicara, tuli yang dapat mendengar, buta yang dapat
melihat dan pincang yang dapat berjalan merupakan rangkaian kata yang mustahil
dalam bahasa ilmiah karena terjadi kontradiksi antar kata tersebut. Misalanya kata
bisu yang berkontradiksi dengan berkata, kata tuli yang berkontradiksi dengan
mendengar, kata buta berkontradiksi dengan melihat, begitu pula kata pincang
yang berkontradiksi dengan kata berjalan.
8
Perhatikan analisis mereka terhadap kalimat berikut.
a. Mengapa manusia yang berkumpul lebih dari satu orang itu disebut
kelompok?
b. Mengapa setiap yang di awal atau yang menjadi yang pertama itu disebut
satu? bukan sati atau sata?
c. Mengapa menampilkan atau menyajikan sesuatu untuk khalayak ramai itu
disebut presentasi?
d. Mengapa digunakan kata makalah? bukan makalih, makeleh, atau
sebagainya?
Contoh kalimat kedua pun tidak jauh berbeda bentuk analisisnya oleh
filsuf seperti yang telah dianalisis pada kalimat sebelumnya. Analisisnya antara
lain:
9
5. Hubungan semantik dengan ilmu politik
Ada satu ilmu lagi yang sangat mementingkan semantik di dalamnya. Ilmu
tersebut adalah ilmu politik. Ilmu politik merupakan ilmu yang memperlajari
tentang seluk-beluk ketatanegaraan baik mengenai sistem, dasar, maupun siasat
negara. Pateda (2001:14) menjelaskan beberapa contoh keterkaitan semantik
dengan ilmu politik. Perhatikan cotoh kalimat berikut ini.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semantik dapat dikatakan cabang ilmu yang sulit karena berbagai macam
aspek makna dan dari segi mana makna itu akan dilihat. Keterkaitannya dengan
ilmu lain pun berbeda cara pemaknaannya sehingga perlu bagi kita untuk benar-
benar memahami kembali dasar semantik ini. semoga setelah mempelajari ilmu
semantik kita dapat menerapkannya dalam ilmu yang lain seperti yang sudah
diuraikan sehingga ilmu linguistik kita menjadi sempurna.
11
Daftar Pustaka
Yasin, Sulkan, and Sunarto Hapsyono. 1990. Kamus Bahasa Indonesia Praktis
Dan Populer. Surabaya: Surabaya Mekar.
12