PENDAHULUAN OKSIGENASI
A. Definisi Oksigenisasi
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan
dalam proses kehidupan karena oksigen sangat berperan
dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen didalam
tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka akan
terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila berlangsung
lama akan menyebabkan kematian Proses pemenuhan kebutuhan
oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian
oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas
dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan
dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara
normal (Taqwaningtyas, Ficka (2013).
2. Esophagus.
1. Lingkungan
3. Emosi
3. Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan.
Istilah ini lebih tepat daripada anoksia. Sebab, jarang
terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan.
Hipoksia dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu
hipoksemia, hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia dan
hipoksia histotoksik.
4. Histotoksik anoksia
A. Pengkajian
Agar dapat memberikan batuan dalam pemenuhan kebutuhan
oksigenasi klien, seorang perawat harus dapat mengidentifikasi
kemampuan ventilasi paru klien dan memperkirakan factor
penyebab yang menghambat ventilasi. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:
1. Riwayat Keperawatan
Apakah batuknya
berat?
d. Sianosis
e. Dyspnea
Batasan Karakteristik
Batasan Karakteristik
Kriteria Hasil :
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
3. Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
Intervensi Keperawatan :
NIC :
Airway Management
Oxygen Therapy
Batasan Karakteristik
NOC
1. Respiratory Status : Gas exchange
3. Vital Sign
- Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
- Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Lakukan suction pada mayo
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Berikan pelembab udara
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
- Monitor respirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
1. Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
2. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan
otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostals
3. Monitor suara nafas, seperti dengkur
4. Monitor pola nafas : bradipnea, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
5. Catat lokasi trakea
6. Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis)
DAFTAR PUSTAKA