Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN TN.

FRAKTUR FEMUR DEXTRA

Oleh :

Mutmainna Haruna
(14420192159)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR
2020
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

 INFORMASI UMUM
Nama: Tn. R Usia: 18 tahun
Tanggal Lahir: 10 Juli 1993 Jenis Kelamin: L
Suku Bangsa: Jawa Tgl. Masuk: 12 September 2011
Waktu: 12.45 WIB Dari: Pangkep
Sumber informasi: Pasien
Tgl. Pengkajian: 22 Maret 2020 Waktu Pengkajian: 13.00 WITA

 RIWAYAT KEPERAWATAN
SMRS kecelakaan lalu lintas dengan mekanisme trauma tabrakan dengan motor lain sehingga
membentur tiang reklame. Setelah dilakukan rontgen didapatkan hasil fraktur femur tertutup
dekstra.

 AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala (Subjektif):
 Pekerjaan: Pelajar kelas 3 STM jurusan otomotif
 Aktivitas/hobi: Bermain bola
 Keterbatasan karena penyakit: ADL di tempat tidur karena terpasang skin traksi 4 kg
 Tidur: lamanya: 7 jam/malam. Tidur siang: 3 jam
 Alat bantu: tidak ada
 Insomnia: sedikit
Tanda (Objektif):
 Respon terhadap aktivitas yang terobservasi: pasien merasa handphone sebagai hiburan
akibat imobilisasi
 Status mental: sadar/aktif, GCS: 15, pusing: tidak ada pada pengkajian hari pertama
 Pengkajian neuromuskular: massa/tonus otot: sebanding/tegap secara bilateral
 Postur: tegap
 Rentang gerak: sempurna, kecuali pada tungkai yang fraktur hanya bisa menggerakkan jari
kaki.
 Kekuatan otot:
5555 5555
fraktur 5555
 Tremor: tidak
 Kekuatan: sama pada 3 ekstremitas

 SIRKULASI
Gejala (Subjektif):
 Riwayat tentang hipertensi, masalah jantung, demam rematik, flebitis: tidak ada
 Ekstremitas: tidak kebas/kesemutan. Pasien mengatakan balutan skin traksi tidak terlalu
kuat (kencang) atau biasa saja.
 Batuk: tidak
 Perubahan frekuensi/jumlah urin: tidak
Tanda (Objektif):
 TD =100/70; Nadi radialis: 88x/menit,kualitas kuat, irama teratur, nadi distal teraba kuat
dan teratur
 Konjungtiva: merah muda; sklera: unicteric
 Edema mata kaki/kaki: ada dan warna kulit agak pucat pada pengkajian hari pertama
 CRT < 3 detik, namun pada ekstremitas yang terpasang skin traksi CRT 3 detik dan tidak
ada pitting edema
 Ekstremitas tidak teraba dingin
 Kuku jari tangan dan kaki: panjang dan agak kotor, melengkung baik dan tidak terjadi
penebalan, punggung kuku berwarna merah
 Penyebaran dan kualitas rambut: rambut kasar sampai mata kaki
 Membran mukosa lembab berwarna pink dan bibir agak kering
 Tanda Homan’s dan varises tidak ada

 INTEGRITAS EGO
Gejala (Subjektif):
 Pasien mengatakan tidak stres, namun jika terjadi stres biasanya pasien hanya diam saja.
 Masalah finansial: pasien menggunakan BPJS
 Status hubungan: belum menikah
 Faktor-faktor budaya: masih menggunakan adat Bugis
 Agama: Islam
 Gaya hidup: kelas menengah
 Perasaan-perasaan: ingin sembuh dan bersekolah kembali
 Lain-lain: belum ada teman yang menjenguk, hanya bos di bengkel saja
Tanda (Objektif):
 Status emosi: tenang
 Respon psikologis yang diamati: pasien optimis dengan pengobatan yang diberikan, sedikit
cemas namun berharap akan segera sembuh setelah operasi

 ELIMINASI
Gejala (Subjektif):
 Pasien mengatakan BAB baru sekali selama masuk rumah sakit yaitu tgl 21 Maret 2020.
Karakteristik feses: padat berwarna coklat
 Perdarahan,hemoroid, konstipasi, diare dan penggunaan laksatif: negatif
 Pasien mengatakan BAK biasanya >3x dalam sehari dengan menggunakan pispot, namun
saat berkemih agak sedikit nyeri, BAK tidak ditahan dan keluarnya lancar. Warna urin
kuning.
 Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih: tidak ada
 Penggunaan diuretik: negatif
Tanda (Objektif):
 Nyeri tekan abdomen: tidak. Lembek/keras: lembek
 Teraba massa: tidak ada
 Bising usus: aktif pada keempat kuadran

 MAKANAN/CAIRAN
Gejala (Subjektif):
 Diet biasa: nasi, lauk, sayur, buah. Pasien tidak suka minum susu
 Pasien tidak mengalami penurunan nafsu makan dan makan 3x sehari
 Tidak terdapat nyeri pada ulu hati dan tidak muntah
 Tidak mengalami kesulitan mengunyah atau menelan
 Tidak mengalami alergi/intoleransi makanan
 Tidak menggunakan diuretik
Tanda (Objektif):
 TB= 165cm, BB= 53 kg
 Turgor kulit baik
 Membran mukosa lembab
 Bentuk tubuh tinggi dan tidak gemuk
 Tidak ada pembesaran tiroid, hernia/massa, dan halitosis
 Kondisi gigi/gusi: baik, tidak terdapat cairan dan perdarahan
 Tidak terdapat asites dan distensi vena jugularis
 Lidah bersih dan tidak kotor
 Bising usus: normal (8x/menit saat pengkajian pertama)
 Bunyi napas: vesikuler pada seluruh lapang paru

 HIGIENE
Gejala (Subjektif):
 ADLpartial care: mandi dua kali sehari dibantu oleh ayah, toileting di atas tempat tidur
menggunakan pispot dan bedpan
Tanda (Objektif):
 Penampilan umum: bersih, rambut agak panjang
 Cara berpakaian: menggunakan baju kaos dan celana pendek yang bersih
 Oral hygiene baik, gigi pasien terlihat bersih
 Tidak terdapat bau badan
 Kondisi kulit kepala bersih, tidak terdapat kotoran atau pun kutu

 NEUROSENSORI
Gejala (Subjektif):
 Pasien tidak merasa sakit kepala atau pusing
 Tidak terasa kesemutan
 Mata mampu melihat dengan baik
 Telinga mampu mendengar dengan baik: kiri dan kanan
Tanda (Objektif):
 Hidung tidak terdapat epistaksis, indera penciuman tidak ada masalah
 Status mental: sadar, terorientasi terhadap waktu, tempat, dan orang
 Afek: perhatian dan kooperatif
 Memori yang lama dan baru: jelas dan utuh
 Bicara: jelas/ koheren
 Reaksi pupil: positif (Ka/Ki)
 Tidak menggunakan alat bantu dengar, tidak menggunakan kaca mata atau kontak lensa
 Genggaman tangan/lepas Ka/Ki: kuat/sama

 NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Gejala (Subjektif):
 Lokasi: femur dekstra
 Intensitas (0-10): 3, kualitas: sakit tumpul
 Frekuensi/lamanya: nyeri jika ditekan atau digerakkan
 Penjalaran: negatif
 Cara mengatasi: tidak menggerakan ekstremitas yang sakit
Tanda (Objektif):
 Wajah mengerut saat femur ditekan
 Menjaga area yang sakit: pasien tidak menekan bagian yang nyeri
 Penyempitan fokus: negatif
 Respon emosi: menerima dan berusaha untuk sembuh

 PERNAPASAN
Gejala (Subjektif):
 Dispnea: -0-. Batuk: -0-. Emfisema: -0-. Bronkitis: -0-. Asma: -0-. Tuberkulosis: -0-.
 Perokok: filter, 2-3 batang/hari. Selama di RS merokok 1 batang, diberikan oleh orang
yang menjenguknya
 Penggunaan alat bantu pernapasan: -0-.
Tanda (Objektif):
 Frekuensi pernapasan: 16x/menit. Kedalaman: baik. Simetri: sama, bilateral. Irama: teratur
 Tidak menggunakan otot-otot assesori
 Tidak terdapat napas cuping hidung
 Auskultasi: vesikuler pada seluruh lapang paru
 Sianosis: -0-. Jari tubuh: -0-.
 Karakteristik sputum: tidak ada
 Fungsi mental/kegelisahan: sadar/terorientasi/rileks

 KEAMANAN
Gejala (Subjektif):
 Alergi: -0-. Transfusi darah: -0-.
 Penyakit hubungan seksual: tidak ada
 Fraktur/ dislokasi: femur dekstra, 2011, jatuh dari motor
 Tidak ada masalah punggung
 Tidak ada gangguan penglihatan dan pendengaran
Tanda (Objektif):
 Suhu tubuh: 37,10C aksila.
 Integritas kulit: terdapat luka lecet yang sudah mengering di tangan dan kaki pasca
kecelakaan
 Kemerahan: -0-. Memar: -0-. Lumpuh: -0-. Ulserasi: -0-.
 Kekuatan (umum): sama pada semua ekstremitas. Tonus otot: keras
 Rentang gerak: baik, kecuali pada kaki dekstra karena terpasang skin traksi
 Parestesial/paralisis: -0-.

 SEKSUALITAS
Gejala (Subjektif): Pasien mengeluh agak nyeri saat berkemih

 INTERAKSI SOSIAL
Gejala (Subjektif):
 Status perkawinan: belum kawin
 Pasien tinggal dengan ayah dan adik. Ibu pasien tinggal di Jawa
Tanda (Objektif):
 Bicara jelas, dapat dimengerti
 Komunikasi verbal/nonverbal dengan keluarga/orang terdekat: sering berbicara dengan
ayah memandang matanya; postur rileks
 Pola interaksi keluarga: ayah duduk di samping tempat tidur. Ayah datang ke RS pada
sore hari setelah pulang kerja

 PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala (Subjektif):
 Bahasa dominan (khusus): Bugis. Melek huruf: ya
 Tingkat pendidikan: SMA
 Ketidakmampuan belajar (khusus): tidak ada
 Keyakinan tentang kesehatan/ yang dijalankan: bila sakit, biasanya menggunakan obat
warung.
 Faktor risiko keluarga/hubungan: ibu asma (alergi debu)
 Obat yang diresepkan pre-op: injeksi ketorolac 2x30 g, PO ceftriaxon tablet 2x1 gr
 Obat yang diresepkan post-op ORIF plate screw: injeksi ketorolac 2x30 mg, injeksi
ceftriaxon tablet 2x1 gr, injeksi ranitidin 2x1 amp
 Obat tanpa resep: obat-obat bebas: tidak ada
 Obat-obat jalanan: tidak dikaji
 Diagnosa saat masuk: fraktur femur tertutup dekstra
 Harapan pasien terhadap perawatan: bisa masuk sekolah kembali secepatnya

Pertimbangan rencana pulang


DRG yang menunjukkan lama rawat rata-rata: tidak dikaji
Tanggal informasi didapatkan: tidak dikaji
1. Tanggal pulang yang diantisipasi: belum diketahui
2. Sumber-sumber yang tersedia: ayah dan adik
3. Keuangan: biaya RS dari BPJS, setelah pulang dari penghasilan orang tua
4. Perubahan-perubahan yang diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah pulang: bantuan
transportasi, kebiasaan merokok.
5. Area yang mungkin membutuhkan perubahan/bantuan:
 Penyiapan makanan dibantu minimal
 Berbelanja dibantu minimal
 Transportasi dibantu
 Ambulasi: mandiri
 Perawatan diri dibantu minimal

Hasil pemeriksaan laboratorium


Hb : 15,1 (13-18 gm/dl)
Ht : 47 (42-50 %)
Leukosit : 22100 (5000-10000 /cu. mm.)
Trombosit : 28400 (100-400 ribu/cu. mm.)
VER : 72,9 (80-100)
HER : 25 (26-34)
Sero-golda : A/Rh (+)
Asam urat : 28 (2,5-8 mg/dl)
Ureum : 28 (10-50 mEq/L)
Kreatinin : 0,4 (0,7-1,4 mg/dl)
Glukosa puasa : 110 (60-110 mg/dl)
Natrium : 145 (135-145 mEq/L)
Kalsium : 3,58 (8,5-10,5 mg/dl)
Klorida : 108 (95-105 mEq/L)

Hasil X-Ray:
KLASIFIKASI DAT A

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


DS : DO :
- Klien mengatakan nyeri pada paha - Wajah mengerut saat femur ditekan
sebelah kanan - Klien mengatakan agak nyeri saat
- Klien mengatakan nyeri pada saat berkemih
berkemih - Klien sedikit cemas
- Klien mengatakan hanya diam jika - Klien melakukan Operasi ORIF plate
merasa stress screw
- Klien menyatakan nyeri saat ditekan - Klien dibantu saat melakukan mobilitas
dan digerakkan

ANALISA DATA

N DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


O
I DS : Diskontinuitas tulang
- Klien mengatakan nyeri ↓
pada paha seblah kanan Pergeseran fragmen tulang dan
P : Fraktur pada femur terjadi proses inflamasi
Q : Sakit Tumpul ↓
R : Di kaki kanan tidak Menekan ujung saraf bebas Nyeri Akut
menyebar ↓
S: 3 Noniseptor
T : Nyeri saat di ↓
tekan/digerakkan Merangsang medulla spinalis

DO :
Pesan di sampaikan ke korteks
- Wajah mengerut saat
serebri
femur ditekan
- Klien terdapat post op ↓
fraktur di femur dextra Nyeri akut
- Klien diberikan terapi post
op :
injeksi ketorolac 2x30 mg,
injeksi ceftriaxon tablet
2x1 gr, injeksi ranitidin
2x1 amp

II DS : Diskontuinitas tulang
- Klien mengatakan nyeri

jika ditekan atau digerakkan
Perubahan jaringan sekitar
- Pasien mengatakan agak
sulit beraktivitas seperti ↓
biasa karena mengalami Kerusakan fragmen tulang
fraktur

DO : Gangguan mobilitas
Deformitas tulang
- Tedapat fraktur post op berhubungan dengan
pada femer dextra. ↓ gangguan
- Kekuatan otot : Pasien Gangguan fungsi ekstremitas muskuloskeletal

memiliki menurun. Pasien ↓


memerlukan bantuan dalam Terapi dengan pemasangan plate
melakukan aktivitas sehari- screw
hari

Gangguan mobilitas
DS : - Diskontuinitas tulang
DO :

- Klien melakukan
Perubahan jaringan sekitar
operasi ORIF plate
screw ↓
- Terdapat bekas operasi
ORIF pemasangan Kerusakan fragmen tulang
Plate Screw (skrup)

- Leukosit 22.100/cu.mm Resiko tinggi infeksi
Deformitas tulang
- Klien mendapatkan berhubungan dengan
terapi obat antibiotic ↓ post operasi ORIF plate
2x1 gr ceftriaxone Gangguan fungsi ekstremitas screw


Terapi dengan pemasangan plate
screw


Resiko infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.


B.  Gangguan mobilitas berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal.
C. Resiko Infeksi berhubungan dengan kerusakan fragmen tulang ditandai dengan pemasangan
plate scew.
INTERVENSI KEPERAWATAN

RENCANA
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
NO DX Keperawatan
Setelah dilakukan proses 1. Kaji karakteristik nyeri 1. Untuk membantu mengkaji
keperawatan selama 3x24 jam kebutuhan intervensi, dapat
diharapkan nyeri berkurang mengidentifikasikan
atau hilang dengan kriteria: terjadinya komplikasi
1. Memperlihatkan 2. Pantau tanda-tanda vital 2. Perubahan frekuensi
pengendalian nyeri jantung atau tekanan darah
2. Menunjukkan tingkat nyeri menunjukkan bahwa pasien
3. Memperlihatkan teknik mengalami nyeri
relaksasi secara individual 3. Berikan posisi nyaman 3. Duduk tinggi
yang efektif untuk (semi fowler) memungkinkan ekspansi
mencapai kenyamanan paru dan memudahkan
4. Melaporkan pola tidur yang pernafasan
baik 4. Ajarkan latihan nafas 4. Untuk meningkatkan
5. Melaporkan kemampuan dalam ventilitas maksimal dan
untuk mempertahankan oksigenasi
I Nyeri Akut b&d agen cedera perfoma peran dan 5. Ajarkan distraksi relaksasi 5. Untuk meningkatkan
fisik hubungan interpersonal kemampuan koping pasien
terhadap nyeri
6. Kolaborasi pemberian 6. Untuk meredakan nyeri
obat analgetik
Setelah dilakukan proses 1. Kaji respon emosi, sosial, 1. Untuk menetap kemampuan
keperawatan selama 3x24 jam dan spiritual terhadap atau kebutuhan pasien dan
diharapkan pasien aktivitas memudahkan pilihan
menunjukkan penghematan 2. Kaji penyebab kelemahan intervens
energi, dengan kriteria hasil: 3. Kaji tanda-tanda vital 2. Untuk menentukan
1. Mencapai mobilitas di 4. Pantau asupan nutrisi intervensi yang tepat
tempat tidur, yang 5. Ciptakan lingkungan yang 3. Untuk mengetahui
dibuktikan oleh pengaturan nyaman perubahan yang terjadi pada
posisi tubuh, kemauan 6. Bantu aktivitas pasien pasien yaitu respon
sendiri, gerakan sesuai kemampuan pasien automatik meliputi
terkoordinasi, pergerakan 7. Kolaborasi dengan ahli perubahan tekanan darah,
sendi aktif, dan mobilitas gizi nadi, pernafasan, dan suhu
yang memuaskan berhubungan dengan
2. Mendemonstrasikan keluhan kelemahan tubuh
mobilitas, yang dibuktikan karena berpengaruh pada
oleh indikator (1-10) aktivitas tubuh
3. Melakukan rentang 4. Untuk memastikan
II Gangguan mobilitas b/d pegerakan penuh seluuruh keadekuatan sumber-
gangguan muskuloskeletal sendi sumber energi
4. Berbalik sendiri di tempat 5. Lingkungan yang nyaman
tidur atau memerlukan dapat menurunkan reaksi
bantuan pada tingkat yang terhadap stimulasi dari luar
realistis dan meningkatkan relaksasi
5. Meminta bantuan reposisi sehingga pasien dapat
sesuai dengan kebutuhan beristirahat dengan nyaman
6. Untuk meminimalkan
kelelahan dan membantu
keseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen
7. Untuk merencanakan
makanan, untuk
meningkatkan asupan
makanan yang tinggi energi
III Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan proses 1. Kaji tanda-tanda infeksi 1. Untuk mengetahui adanya
berhubungan dengan post keperawatan selama 3x24 jam tanda-tanda infeksi
operasi ORIF plate screw diharapkan tidak terjadi resiko 2. Pantau tanda-tanda vital 2. Perubahan frekuensi
infeksi dengan kriteria hasil: jantung atau tekanan darah
1. Faktor infeksi akan hilang, menunjukkan bahwa pasien
dibuktikan oleh mengalami nyeri
pengendalian risiko 3. Berikan lingkungan yang 3. Untuk meminimalkan
komunitas, keparahan bersih dan nyaman terjadinya infeksi
infeksi, pengendalian 4. Kolaborasi pemberian 4. Untuk membantu
resiko, dan penyembuhan obat antibiotik mengurangi terjadinya
luka infeksi
2. Terbebas dari tanda dan
gejala infeksi
3. Memperlihatkan hygiene
personal yag adekuat
4. Menggambarkan faktor
yang menunjang penularan
infeksi
5. Kadar sel darah puti
membaik.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


DX Keperawatan Jam Tindakan Paraf Jam Evaluasi Paraf
Nyeri Akut b&d agen 08.30 1. Mengkaji karakteristik DS : Klien masih mengeluh nyeri
cedera fisik nyeri P:fraktur pada patella
08.40 2. Memantau tanda-tanda vital Q: Sakit kayak ditusuk-tusuk
08.40 3. Memberikan posisi nyaman R: Dikaki kanan tidak menyebar
(semi fowler) S: 3
08.45 4. Mengajakan latihan nafas T: Saat terjadi gerakan tiba-tiba
dalam TD : 100/70
09.00 5. Mengajarkan distraksi N : 88x/i
relaksasi S : 37°C
12.00 6. Kolaborasi pemberian obat
analgetik DO : Klien tampak meringis dan
juga lemah

A : Masalah Belum Teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
Gangguan mobilitas b/d 09.00 1. Kaji respon emosi, sosial, DS : Pasien mengatakan masih
gangguan muskuloskeletal dan spiritual terhadap belum bisa mandi dan aktivitas
aktivitas lainnya dibantu keluarga.
09.05 2. Kaji penyebab kelemahan DO : Klien masih tampak d bantu
09.15 3. Kaji tanda-tanda vital oleh keluarga dalam hal aktivitas
09.30 4. Pantau asupan nutrisi klien
09.30 5. Ciptakan lingkungan yang TD : 100/70
nyaman N : 88x/i
09.45 6. Bantu aktivitas pasien S : 37°C
sesuai kemampuan pasien
11.30 7. Kolaborasi dengan ahli gizi A : Masalah Belum Teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
Resiko tinggi infeksi 09.30 1. Kaji tanda-tanda infeksi DS : -
berhubungan dengan post 09.15 2. Pantau tanda-tanda vital DO : kondisi luka post op
operasi ORIF plate screw 3. Berikan lingkungan yang memerah terlihat Leukosit 22.100
bersih dan nyaman ᶾ /μL
12.00 4. Kolaborasi pemberian obat TD : 100/70
antibiotik N : 88x/i
37,1°c
Pemberian ceftriaxone 2x1 gr

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

IMPLEMENTASI & EVALUASI KE-2

DX Keperawatan Jam Tindakan Paraf Jam Evaluasi Paraf


Nyeri Akut b&d agen 08.30 1. Mengkaji karakteristik DS : Klien mengatakan nyeri
cedera fisik nyeri berkurang
08.40 2. Memantau tanda-tanda TD : 110/80 mmHg
08.40 vital N : 88x/i
3. Memberikan posisi nyaman S : 36,5°C
08.45 (semi fowler) DO : Klien masih tampak
4. Mengajakan latihan nafas meringis
09.00 dalam
5. Mengajarkan distraksi A : Masalah Teratasi sebagian
12.00 relaksasi
6. Kolaborasi pemberian obat P : Lanjutkan Intervensi
analgetik
Gangguan mobilitas b/d 09.00 1. Kaji respon emosi, sosial, DS : Klien mengatakan masih
gangguan muskuloskeletal dan spiritual terhadap belum bebas beraktivitas sendiri
aktivitas
09.05 2. Kaji penyebab kelemahan DO : Klien masih tampak d bantu
09.15 3. Kaji tanda-tanda vital oleh keluarga dalam hal aktivitas
09.30 4. Pantau asupan nutrisi klien
09.30 5. Ciptakan lingkungan yang TD : 110/80 mmHg
nyaman N : 88x/i
09.45 6. Bantu aktivitas pasien S : 36,5°C
sesuai kemampuan pasien
11.30 7. Kolaborasi dengan ahli gizi A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Resiko tinggi infeksi 09.30 1. Kaji tanda-tanda infeksi DS : -
berhubungan dengan post 09.15 2. Pantau tanda-tanda vital DO : Leukosit 22.100 ᶾ /μL
operasi ORIF plate screw 3. Berikan lingkungan yang TD : 100/70
bersih dan nyaman N : 88x/i
12.00 4. Kolaborasi pemberian obat 37,1°c
antibiotik Pemberian ceftriaxone 2x1 gr

IMPLEMENTASI & EVALUASI KE-3


DX Keperawatan Jam Tindakan Paraf Jam Evaluasi Paraf
Nyeri Akut b&d agen 08.30 5. Mengkaji karakteristik DS : Klien mengatakan nyeri
cedera fisik nyeri berkurang
08.40 6. Memantau tanda-tanda vital TD :
08.40 7. Memberikan posisi nyaman N : 88x/i
(semi fowler) S : 37°C
08.45 8. Mengajakan latihan nafas DO : Klien masih tampak
dalam meringis dan juga lemah
09.00 9. Mengajarkan distraksi A : Masalah teratasi sebagian
relaksasi P : Lanjutkan Intervensi
12.00 10. Kolaborasi pemberian obat
analgetik
Gangguan mobilitas b/d 1. Kaji respon emosi, sosial, DS : Klien mengatakan sudah bisa
gangguan muskuloskeletal dan spiritual terhadap beraktivitas namun ad beberapa
aktivitas aktivitas masih butuh bantuan.
2. Kaji penyebab kelemahan
3. Kaji tanda-tanda vital DO : Klien tampak sudah
4. Pantau asupan nutrisi beraktivitas namun masih tetap
5. Ciptakan lingkungan yang diawasi.
nyaman
6. Bantu aktivitas pasien A : Masalah Teratasi sebagian
sesuai kemampuan pasien
7. Kolaborasi dengan ahli gizi P : Lanjutkan Intervensi
Resiko tinggi infeksi 09.30 1. Kaji tanda-tanda infeksi DS : -
berhubungan dengan post 09.15 2. Pantau tanda-tanda vital
operasi ORIF plate screw 3. Berikan lingkungan yang DO: Tidak ada muncul tanda-
bersih dan nyaman tanda infeksi seperti nyeri
12.00 4. Kolaborasi pemberian obat berlebih kondisi luka membaik
antibiotik A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
1. Monitor tanda dan gejala
infeksi local dan sistemik
2. Anjurkan meningkatkan
nutrisi

Anda mungkin juga menyukai