Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A
DENGAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
Diajukan untuk memenuhi tugas CBL 1 Sarjana Keperawatan

Dosen pengampu : M.Kep

Disusun oleh :

Rien Ramdani

302019043

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2A

Jl. KH ahmad dahlan No 06


A. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan O2 dan CO2. Kebutuhan
fisiologi oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolism sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menjt orang tidak mendapatkan
oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal.
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami
kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan
oksigen merupakan kebutuha yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan
kebutuhan oksigenasi ini tidak terlepas dari kondisi system pernapasan secara fungsional.
Bila ada gangguan pada salah satu organ system respirasi, maka kebutuhan
oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap
pentingnya oksigen. Proses pernafasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.
Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnya oksigen.
Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang paling vital dalam kehidupan manusia,
dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh. Kekurangan
oksigen bisa menyebabkan hal yang sangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah
kematian. Karenanya berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Pemenuhan kebutuhan oksigen
ini tidak terlepas dari kondisi system pernafasan dan system kardiovaskuler secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ system respirasi dan kardiovaskuler,
maka kebutuhan oksigenasi akan mengalami gangguan (Haswita, Sulistyowati, 2017).
B. Anatomi Fisisologi
System tubuh yang berperan dalam membantu dalam pemenuhan kebutuhan
oksigenasi adalah saluran pernapasan bagian taas dan saluran pernapasan bagian bawah.

a. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang dipisahkan oleh sekat hidung. Di dalamnya terdapat bulu- bulu yang berguna
untuk menyaring udra, debu, dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
b. Faring
Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafsan dan jalan makanan,
terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan
ruas tulang leher.
c. Laring
Merupakan saluran udara dan bertondak sebagai pembentukan suara, terletak di depan
bagian faring sampau ketinggian vertebral servikal dan masuk kedalam trakea di
bawahnya. Pangkal tenggororkan untuk dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorokan
yang biasanya disebut epoglotis, yang terdiri dari tulang tulang rawan yang berfungsi
pada waktu kita menelan makanan manutup laring.
d. Trakea
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari
tulang tulang rawan yang terbentuk seperti kuku kuda sebelah dalam diliputi oleh selaput
lender yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, yang bergerak kea rah luar.
e. Bronkus
Merupakan ;anjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat ketinggian vertebra torakalis
IV dan V, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang
sama.
f. Paru-paru
Merupakan bagian utama dari anatomi system pernafasan manusia.

C. Proses pernapasan manusia


Proses oksigenasi melibatkan system pernafsan dan kardiovaskuler. Proses terdiri
dari 3 tahapan yaitu :
a) Ventilasi merupakan proses pertukaran uadara antara atmosfer dan alveoli. Masuknya
O2 atmosfir kedalam alveoli ke atmosfer yang terjadi saat respirasi (inspirasi-
ekspirasi). Selama inspirasi, diagfragma dan otot intercostal eksternal berkontraksi,
sehingga memperbesar paru thorak dan menurunkan tekanan intrathorak. Pelebaran
dinding pada mendorong paru ekspansi, menyebabkan tekanan jalan napas turun di
bawah tekanan atmosfir, dan udara masuk paru.
Pada saat ekspirasi, diagfragma dan otot intercostal relaksasi, menyebabkan thoraks
Kembali bergerak ke atas ke ukuran lebih kecil. Tekanan dada meningkat
menyebebkan udara mengalir kelur dari paru.
b) Difusi merupakan proses pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida antara
alveoli dengan darah pada membrane kapiler alveolar paru.
Bernapas secara kontinyu menambah supply oksigen paru, sehingga partial oksigen
(PO2) di alveoli relative tinggi. Sebaliknya bernapas mengeluarkan karbon doksida
dari paru, sehingga tekanan partikal karbon doiksoda (PCO2) di alveoli rendah.
Oksigen berdifusi dari alveoli ke darah karena PO2 lebih tinggi di alveoli daripada di
darah kapiler. Karbon dioksida berdifusi dari darah ke alveoli.
c) Transportasi gas, oksigen ditransportasikan dari membrane kapiler alveoli paru ke
darah kemudian ke jaringan dan karbondioksida ditransportasikan dari jairngan ke
paru Kembali. Oksigen diangkut dalam darah melalui hemoglobin. Metabolism
meningkat maka akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen. Jumlah
oksigen yang disampaikan ke ssel disebut perfusi gas.

D. Pola pernafasan normal


Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika jalan nafas dari laring ke alvwoli,
dengan sifar bersih
a. Suara nafas normal :
1) Bronchial, sering juga disebut dengan Tubular Sound karen suara ini dihasilkan
oleh udara yang melalui suatu tube (pipa), suara terdengar keras, nyaring, dengan
hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya lebih Panjang daripada inspirasi, dan
tidak ada henti diantara kedua fase tersebut.
2) Bronchovasikuler, merupakan gabungan dari suara nafas bronchi dan vesikuler.
Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Insprirasi sama
Panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi
tertutup oleh dinding dada.
3) Vesikuler, terdengar lembut, halus. Inspirasi lebih Panjang dari ekspirasi,
ekspirasi terdengar seperti tiupan.
b. Suara nafas tambahan/abnormal
1) Crackles, adalah bunyiyang berlainan, non kontinu akibat penundaan pembukaan
Kembali jalan napas yang menutup. Terdengar selama inspirasi.
2) Wheezing (mengi), adalah bunyi seperti bersiul, kontinu, yang durasinya lebih
lama dari kleres. Terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, secara klinis lebih jelas
pada saat ekspirasi.
3) Ronchi, adalah bunyi gaduh yang dalam. Terdengar selama ekspirasi
Pola nafas normal

Kelompok Usia Rata-rata pernapasan/menit


Bayi baru lahir dan bayi 30-60
1-5 tahun 20-30
6-10 tahun 18-26
10 tahun – dewasa 12-20
Dewasa tua (60 tahun ke atas) 16-25

E. Factor yang mempengaruhi pernafasan


1. Posisi tubuh
Berdiri atau duduk tegak menyebabkan ekspansi (pelebaran) paru paling besar.
Digfragma dapat naik tururn secara leluasa karena organ abdormal tidak
menekan/mendorong diagfragma. Pernapasan lebih kuat saat berbaring karena isis
abdomen mendorong digfragma. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan,
pernapasan meningkat dan sulit pada posisi berbaring karena janin mendorong
diagfragma.
2. Lingkungan
Tempat kerja, suhu lingkungan dan ketinggian tempat
3. Gaya hidup dan kebiasaan
Seperti nutrisi, merokok, alcohol dan obat-obatan

F. Gangguan pada system pernafasan


Gangguan respirasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti adanya peradangan,
obstruksi, trauma, kanker, degenerative dan lain-lain. Gangguan tersebur akan
menyebabkan tubuh terhadap oksigentidak terpenuhin secara adekuat. Menurut Abdullah
(2014) secara garis besar, gangguan pada respire dikelompokan menjadi tiga yaitu
gangguan irama atau frekuensi, insifiensi pernapasan dan hipoksia, yaitu :
a. Gangguan Irma/frekuensi pernapasan
1) Gangguan irama pernapasan
a) Pernapasan Cheyne stokes
Merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula mula dangkal, makin
naik, kemudian menurun dan berhenti, lalu pernapsan dimulai lagi dengan
siklus yang baru. Jenis pernapasan ini biasanya terjadi pada klien gagal
janutng kongestif, peningkatan tekanan intracranial, overdosis obat. Namun
secara fisiologis jenis pernafasan ini, terutama terdapat pada orang di
ketinggian 12.000 – 15.000 kaki di atad permukaan air laut dan pada bayi saat
tidur.
b) Pernapasan Biot
Pernapasan biot adalah pernapasan yang mirip dengan pernapasan cheyene
stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea. Keadaan ini ditemukan
pada penyakit radang selaput otak.
c) Pernapasan kussmaul
Pernapasan ini adalah pernapasan yang jumlah dan kedalamannya meningkat
dan sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernapasan ini dapat ditemukan pada
klien dengan asidosis metabolic dan gagal ginjal.

2) Gangguan frekuensi pernapasan


a) Takipnea, merupakan pernapasan yang frekuensinya meningkat dan melebihi
jumlah frekuensi pernapasan normal.
b) Bradypnea, merupakan pernapasan yang frekuensinya menurun dengan
jumlah frekuensi dibawah frekuensi pernapasan normal.

b. Insufiensi pernapasan
1) Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti :
a) Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada poliomyelitis, transeksi servikal.
b) Penyakit yang meningkat kerja ventilasi, seperti asma, emfisema, TBC, dan
lain-lain.
2) Kalian yang menurunkan kapasitas difusi paru
a) Kodnisi yang menyebabkan penebalan membrane pernapasan, misalnya pada
edema paru, pneumonia, dan lainnya.
b) Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi berkurang misalnya
kerusakan jaringan paru, paru, TBC, kanker dan lain lain.
c) Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang tidak normal
dalam beberapa bagian paru, misalnya pada thrombosis paru.

G. Rumus Perhitungan Kebutuhan Oksigenasi


VT x BB x RR
1000

Keterangan :

VT : volume tidal

BB : berat badan

RR : respiratory rate

Nilai normal VT adalah 6-8 cc/kgBB

Anda mungkin juga menyukai