PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, batasan/ruang lingkup
masalah, maksud dan tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB ini berisi teori-teori pendukung penganalisaan dan pengembangan dari materi
Diabetes Mellitus mengatasi klien dengan kondisi khusus
BAB ini menjelaskan secara analisis dari materi yang ada di tinjauan teoritis
BAB ini berisi tentang kesimpulan hasil analisa materi komunikasi terapeutik mengatasi
klien dengan kondisi khususdalam rangka menjawab tujuan yang diajukan, serta saran-
saran yang penulis berikan.
- Daftar Pustaka
Daftar pustaka ini berisi tentang judul-judul buku, artikel-artikel yang terkait dalam makalah
ini
BAB II
TINJAUAN TEORI
Sistem Endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-
organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi
suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah,
kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin. Sistem endokrin terdiri
dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya
adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.
Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ.
Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar
penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan “endokrin” karena tidak
mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu dalam
jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah
bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti
kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin.
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang sangat penting yaitu, kelenjar hipofisis,
paratiroid, tiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pancreas, ovum, dan testis.
2.1.2 Pankreas
a) Pengertian
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama: menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan
beberapa hormon atau fungsi endokrin. Pankreas terletak pada kuadran kiri atas
abdomen atau perut dan bagian kaput/kepalanya menempel pada organ duodenum.
Produk enzim akan disalurkan dari pankreas ke duodenum melalui saluran pankreas
utama. Pankreas dikenal manusia sejak lama. Pankreas diidentifikasi oleh dokter bedah
Yunani Herophilus yang hidup di tahun 335-280 SM. Pankreas dapat didefinisikan
sebagai organ kelenjar yang hadir dalam endokrin dan sistem pencernaan dari semua
vertebrata. Pankreas seperti spons dengan warna kekuningan. Bentuk pankreas
menyerupai seperti ikan. Pankreas ini sekitar panjang 15 cm dan sekitar 3,8 cm lebar.
Pankreas meluas sampai ke bagian belakang perut, di belakang daerah perut dan
melekat ke bagian pertama dari usus yang disebut duodenum. Sebagai kelenjar
endokrin, menghasilkan hormon seperti insulin, somatostatin dan glukagon dan sebagai
kelenjar eksokrin yang mensintesis dan mengeluarkan cairan pankreas yang
mengandung enzim pencernaan yang selanjutnya diteruskan ke usus kecil. Enzim-
enzim pencernaan berkontribusi pada pemecahan dari karbohidrat, lemak dan protein
yang hadir di paruh makanan yang dicerna.
b) Fungsi Prankreas
1. Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucogen, yang menambah
kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.
2. Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana
mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya
di dalam sel-selnya.
Ini bagian dari pankreas yang melakukan fungsi endokrin terbentuk dari
jutaan cluster sel. Ini cluster sel dikenal sebagai pulau Langerhans. Ini pulau
terdiri dari empat jenis sel, yang diklasifikasikan berdasarkan hormon yang
mereka keluarkan. Sel mensekresi glukagon disebut sel alfa. Sel-sel mensekresi
insulin dikenal sebagai sel beta sementara somatostatin disekresikan oleh sel
delta. Polipeptida pankreas disekresikan oleh sel-sel PP. Struktur pulau terdiri
dari kelenjar endokrin diatur dalam kabel dan cluster. Kelenjar endokrin yang
saling silang dengan rantai tebal kapiler. Ini kapiler yang berbaris lapisan sel
endokrin yang berada dalam kontak langsung dengan pembuluh darah.
Beberapa sel endokrin berada dalam kontak langsung sementara yang lain
terhubung melalui proses sitoplasma.
Eksokrin
d) Bagian-bagian Pankreas
Kepala Pankreas yang paling lebar, terletak disebelah kanan rongga abdomen
dan didalam lekukan duodenum.
Badan Pankreas merupakan bagian utama pada organ tersebut, letaknya di
belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.
Ekor Pankreas adalah bagian yang runcing disebelah kiri, dan sebenarnya
menyetuh limpa.
Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam darah tanpa
melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini termasuk sel-sel
kelenjar endokrin. Kumpulan dari sel-sel ini berbentuk seperti pulau-pulau yang
disebut pulau langerhans.
Getah pankreas. Sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk
kelenjar eksokrin. Getah pankereas ini dikirim ke dalam duodenum melalui
duktus pankreatikus. Duktus ini bermuara pada papila vateri yang terletak pada
dinding duodenum.
Pankreas menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan darahnya
ke vena kava inferior melalui vena pankreatika. Jaringan pankreas terdiri atas
lobulus dari sel sekretori yang tersusun mengitari saluran-saluran halus. Saluran
ini mulai dari sambungan saluran-saluran kecil dari lobulus yang terletak di
dalam ekor pankreas dan berjalan melalui badan pankreas dari kiri ke kanan.
Saluran kecil ini menerima saluran dari lobulus lain dan kemudian bersatu untuk
membentuk saluran utama yaitu duktus wirsungi.
2.2 Definisi DM
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditndai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidtar, lemak dan protein yang disebabkan
oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler,makrovaskuler,dan neuropati (Yuliana elin,2009)
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Silvia. Anderson Price,
1995)
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi
dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan insulin (Barbara
Engram; 1999, 532).
2.3 Etiologi
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pancreas
yang disebabkan oleh :
- Factor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe 1
- Factor imunilogi (autoimun)
- Factor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan estruksi si beta.
2. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relatife sel beta dan resistensi insulin .faktor resiko yang
berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II: usia, obesitas, riwayat dan
keluarga.
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2jam pasca pmbedahan dibagi menjadi 3 yaitu :
(Sudoyo aru, dkk 2009)
1. <140mg/dl → normal
2. 140-<200mg/dl → toleransi glukosa terganggu
3. >200mg/dl → diabetes
2.4 Manifestasi Klinis
Manisfestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic difisiensi insulin (price & Wilson)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang menjadi dieresis osmotic yang meningkatkan
pengeluaran urin (poli uria) dan timbul rasa haus (polydipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata
, impotensi, peruritas vulva
PHATWAY
Kekebalan tubuh
Poliuri → Retensi Aliran darah lambat Koma diabetik
menurun
urine
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Keteasidosis
kebutuhan tubuh
2.8 Penatalaksanaan
1. 3 hari sebelum pemeriksan tetap makan seperti biasa (dengan karbohidrat yang cukup)
2. Berpuasa paling dedikit 8jam (mulai malam hari ) sebelum pemeriksaan minum air putih
tanoa gula tetap diperbplehkan
3. Diperiksa konsentrasi gukosa darah puasa
4. Diberikan glukosa 75gram (orang dewasa) atau 1.75 gram/kgBB (anak-anak), dilarutkan
dalam air 250ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
5. Berpuasa kembali sampai pengambilan semple darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah
minum larutan glukosa selesai
6. Periksa glukosa drah 2 Jm sesudah beban glukosa
7. Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tudak merokok
2.9 Masalah yang lazim muncul
1. Ketidak seimbanga nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan keseimbangan
insulin , makanan dan aktivitas jasmani
2. Resiko syok b.d ketidak mampuan elektrolit kedalam sel tubuh , hypovolemia
3. Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis luka ganggren)
4. Resiko infeksi b.d trauma pada jaringan , proses penyakit (diabetes mellitus)
5. Retensi urin b.d inkomplit engosongan kandung kemih , sfinger kuat dan poliuri
6. Ketidakefektifan perpusi jarinagn peroer b.d penurunan sirkulasi darah perifer, proses
penyakit (DM)
7. Resiko ketidak seimbangan elektrolit b.d gejala polyuria dan dehidrasi
8. Keletihan
2.10 Komplikasi
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner, vaskular
perifer dan vaskular selebral.
b. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati) dan ginjal
(nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau menunda awitan baik
komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta menunjang
masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
d. Ulkus/gangrene
e. Komplikasi jangka panjang dari diabetes
Organ/Jaringan Yang Terjadi Komplikasi
Yang Terkena
Pembuluh darah Plak aterosklerotik terbentuk & Sirkulasi yg jelek menyebabkan
menyumbat arteri berukuran besar penyembuhan luka yg jelek & bisa
atau sedang di jantung, otak, menyebabkan penyakit jantung,
tungkai & penis. stroke, gangren kaki & tangan,
Dinding pembuluh darah kecil impoten & infeksi
mengalami kerusakan sehingga
pembuluh tidak dapat mentransfer
oksigen secara normal &
mengalami kebocoran.
Mata Terjadi kerusakan pada pembuluh Gangguan penglihatan & pada
darah kecil retina. akhirnya bisa terjadi kebutaan
Ginjal Penebalan pembuluh darah ginjal. Fungsi ginjal yg buruk
Protein bocor ke dalam air kemih. Gagal ginjal
Darah tidak disaring secara
normal.
Sistem saraf Kerusakan pada saraf yang · Tekanan darah yg naik-turun
otonom mengendalikan tekanan darah & · Kesulitan menelan & perubahan
saluran pencernaan. fungsi pencernaan disertai serangan
diare
Kulit Berkurangnya aliran darah ke kulit · Luka, infeksi dalam (ulkus
& hilangnya rasa yang diabetikum)
menyebabkan cedera berulang. · Penyembuhan luka yg jelek
Darah Gangguan fungsi sel darah putih. Mudah terkena infeksi, terutama
infeksi saluran kemih & kulit