Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH DIABETES MELLITUS

Disusun oleh : kelompok 4

1. Adolvianus Dango
2. Endang Susi Kurnia Sari
3. Erika Nadzira Susanti
4. Indri Stevany
5. Ismawaty Ayu
6. Muhammad Al Farizy
7. Naufal Luthfi Ammarullah

XII KEPERAWATAN I

SMK KESEHATAN SAMARINDA

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “makalah
diabetes mellitus” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat tuntutan Tuhan Yang
Maha Esa dan tidak lepas dari dukungan dan motivasi rekan-rekan kelompok ,untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghantarkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua rekan yang telah mendukung kami sepenuhnya dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Penulis mengharapkan kritik saran dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Samarinda,19 September 2019

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1


1.2. Tujuan 2
1.3. Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diabetes Mellitus 8


2.2 Etiologi Diabetes Mellitus 8
2.3 Tanda Dan Gejala Diabetes Mellitus 8
2.4 Komplikasi Diabetes Mellitus 9
2.5 Pencegahan Diabetes Mellitus 9
2.6 Pengobatan Diabetes Mellitus 10
2.7 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus 10
2.8 Klasifikasi Diabetes Mellitus 11
2.9 Patofisiologi Diabetes Mellitus 11
2.10 Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus 13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relative. DM merupakan penyakit yang menjadi
masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu DM tercantum dalam urutan
keempat prioritas penelitian nasional untuk penyakit degenerative setelah penyakit
kardiovaskuler, serebrovaskuler, rheumatic dan katarak.
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat
jumlahnya dimasa mendatang. Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi
kesehatan umat manusia abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000
jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam
kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025 jumlah itu akan membengkak menjadi
300 juta orang(Suyono,2006). Diabetes Mellitus tipe II merupakan tipe diabetes yang
lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan Diabetes Mellitus tipe I. penderita
Diabetes Mellitus tipe II mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita DM.
Orang lanjut usia mengalami kemunduran dalam system fisiologinya seperti kulit yang
keriput, turunnya tinngi badan, berat badan, kekuatan otot, daya lihat, daya dengar,
kemampuan berbagai rasa, dan penurunan fungsi berbagai organ termasuk apa yang
terjadi terhadap fungsi homeostatis glukosa, sehingga penyakit degenerative seperti DM
akan lebih mudah terjadi.(Rochmah,2006).
Diabetes Mellitus (DM) pada geriatric terjadi karena timbulnya resistensi insulin pada
usia lanjut yang disebabkan oleh 4 factor : pertama adanya perubahan komposisi tubuh,
komposisi tubuh berubah menjadi air 53%, sel solid 12%, lemak 30%, sedangkan tulang
dan mineral menurun 1% sehingga tinggal 5%. Factor yang kedua adalah turunnya
aktifitas fisik yang akan mengakibatkan penurunan jumlah reseptor insulin yang siap
berikatan dengan insulin sehingga kecepatan transkolasi GLUT-4 (glucosetransporter-
4)juga menurun. Factor ketiga adalah perubahan pola makan pada usia lanjut yang
disebabkan oleh berkurangnya gigi geligi sehingga prosentase bahan makanan
karbohidrat akan meningkat. Factor keempat adalah perubahan neurohormonal,
khususnya insulin.(Rochmah,2006)
Prevalensi DM pada usia lanjut cenderung meningkat, hal ini dikarenakan DM pada
usia lanjut bersifat muktifaktoral yang dipengaruhi factor instrisik dan ekstrinsik. Umur
ternyata merupakan salah satu factor yang bersifat mandiri dalam pengaruhnya terhadap
perubahan toleransi tubuh terhadap glukosa.(Gustaviani,2006)
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui lebih spesifik tentang penyakit diabetes mellitus
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi Diabetes Mellitus.
b. Untuk mengetahui etiologi Diabetes Mellitus.
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala Diabetes Mellitus.
d. Untuk mengetahui komplikasi Diabetes Mellitus.
e. Untuk mengetahui pencegahan Diabetes Mellitus.
f. Untuk mengetahui pengobatan Diabetes Mellitus.
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan Diabetes Mellitus.
h. Untuk mengetahui klasifikasi klinis Diabetes Mellitus.
i. Untuk mengetahui patofisiologi Diabetes Mellitus.
j. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Diabetes Mellitus.
1.3 Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin

System endokrin meliputi suatu system dalam tubuh manusia yang terdiri dari
sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormone. Kelenjar ini dinamakan
“endokrin” Karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya.
Hormone yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan
ke organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang
produknya disalurkan melalui pembuluh khusus(seperti kelenjar ludah) dinamakan
kelenjar eksokrin.
Sistem endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan
hormon. Hormone berperan penting untuk mengatur berbagai aktfitas.
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting,yaitu
hipofisis,tiroid,paratroid,kelenjar adrenalin(anak ginjal),pancreas,ovarium, dan testis.
Yang termasuk kelenjar endokrin :
1. Hipotalamus
2. Hipofisis/pituitary
3. Tiroid
4. Paratiroid
5. Pancreas
6. Adrenal
7. Testis
8. Ovarium
9. Thymus

Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebaga suatu kelenjar endokrin.

1. Hipotalamus
Hipotalamus merupakan struktur yang menjadi dasar ventikrel ketiga otak.
Struktur ini tampak pada pembelahan sagittal otak, terdiri dari badan mamillari,
kiasma opticum, dan tuber cinereum yang bergabung dengan infundibulum dari
hipofisis. Pada bagian posterior, hipotalamus berbatasan dengan tegmentum
mesensefalon. Pada bagian anterior berbatasan dengan kiasma opticum dan bersatu
dengan membrane basal area olfaktori. Dan pada bagian lateral hipotalamus
berbatasan dengan jarak optic dan crura cerebri serta bergabung dengan daerah
subtalamus tanpa garis batas yang jelas.
2. Hipofisis
Hipofisis cerebri atau glandula pituitary adalah struktur lonjong kecil
berbentuk oval sebesar kacang polong yang terletak didalam lekukan os
sphenoidalis basis cranii yang disebut sella tursika, dibelakang kiasma optikum,
melekat pada basis krania melalui infundibulum. Hipofisis atau kelenjar pituitary
berukuran kira-kira 1x1cm, diameter kira-kira 1cm, tebalnya sekitar 1/2cm, dan
beratnya sekitar 1/2gram pada pria, dan sedikit lebih besar pada wanita.
Kelenjar ini loaksinya sangat terlindungi baik yaitu terletak pada sella turcica
ossis spenoidalis. Sella tursica melindunfi hipofisa tetapi memberikan ruang yang
sangat kecil untuk mengembang, jika hipofisa membesar akan cenderung
mendorong ke atas seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari
mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.
3. Kelenjar tiroid (kelenjar gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar nyerupai sebuah
prisai dan di antara keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar tiroid
terdiri atas dua belah yang terletak disebelah kanan batang tenggorok diikat
bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi batang tenggorok disebelah
depan. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terdapat didalam leher bagian
depan bawah, melekat pada dinding pangkal tenggorok. Kelenjar ini terdapat di
bawah jakun didepan trakea. Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar
endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroid utama yaitu tiroksin(T4)atau tetra
lodotironin. Bentuk aktif hormone ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian
besar berasal dari konversi hormone T4 di perifer dan sebagian kecil langsung
dibentuk oleh kelenjar tiroid. Yodida inorganic yang diserap dari saluran cerna
merupakan bahan baku hormone tiroid. Yodida inorganic mengalami oksidasi
menjadi bentuk organic dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat
dalam tiroglobulin sebagai monoyodotirosin(MIT).
4. Paratiroid (kelenjar anak gondok)
Tubuh kita memiliki 4 kelenjar paratiroid kecil, satu terletak di setiap sudut
kelenjar tiroid. Kekurangan hormone ini menyebabkan tetani dengan gejala kadar
karkur(fofsor dan kalsium) dalam darah menurun, kejang ditangan dan kaki, jari-
jari tangan membengkok kea rah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Kelenjar paratiroid tumbuh didalam endoderm menempel pada bagian anterior dan
posterior kedua lobus kelenjar tiroid yang berjumlah 4 buah terdiri dari chief cels
dan oxyphill cels. Kelenjar paratiroid berwarna kekuningan dan berukuran kurang
lebih 3x3x2mm dengan berat keseluruhan sampai 100mg.

5. Kelenjar adrenal/suprarenal(anak ginjal)


Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Kelenjar
adrenal kiri dan kanan tidak simetris pada sumbu tubuh, kelenjar adrenal sebelah
kanan lebih inferior terletak tepat di atas ginjal, dan bentuknya lebih pyramid
shape. Sementara kelenjar suprarenal kiri lebih inferior, lebih ke arah batas medial
ginjal kiri, dan bentuknya lebih cressent shape. Masing-masing berukuran tebal
sekitar 1cm, lebar apex sekitar 2cm, lebar basal sekitar 5cm beratnya antara 7-
10gram.
6. Pancreas
Pancreas adalah organ dalam system pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama mengahsilkan enzim pencernaan serta beberapa hormone penting seperti
insulin. Pancreas terletak di retroperitoneal capung abdomen superior sebelah
posterior dari gaster terbentang secara horizontal dari cincin duodenal menuju arah
lien sejajar vertebra rumbalis 1 dan 2 serta berhubungan erat dengan
duodenum(usus 12 jari), panjang sekitar 10-20cm dan lebar 2,5 sampai 5cm, tebal
1-2cm, dan beratnya sekitar 150gram. Mendapat pasokan darah dari arteri
masenterika superior dan splenikus. Struktur dibagai menjadi 4 bagian yaitu,
caput,colum,corpus, dan couda. Pankreas memiliki kapsul jaringan ikat tipis yang
membentuk septa, membagi pancreas menjadi lobus. Pembuluh darah dan
pensyarafan pancreas masuk melalui septa ini. Pancreas merupakan kelenjar yang
memiliki fungsi eksokrin, yaitu menghasilkan empedu dan fungsi endokrin, yaitu
mengahsilkan hormone. Bagian endokrin pancreas tersusun atas agregasi sel,
disebut pulau Langerhans, jumlahnya sekitar 1 juta, tersebar di antara asinus,
dengan kecenderungan lebih banyak pada bagian kauda.
7. Kelenjar timus
Terletak didalam mediastinum dibelakang tulang sternum, kelenjar timus
dijumpai pada anak anak dibawah usia 18 tahun. Kelenjar ini terletak didalam
thoraks kira kira setinggi percabangan trakea, warnanya kemerah merahan dan
terdiri atas dua lobus. Pada bayi baru lahir beratnya kira kira 10 gr dan ukurannya
bertambah pada masa remaja sekitar 30-40gr. Kelenjar timus menghasikan suatu
sel imun yang membantu dalam pertahanan tubuh, selain itu hormone kelenjar
timus berperan dalam membantu pertumbuhan badan.
8. Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur,
ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan
ovarium yaitu sebagai berikut :
a. estrogen
hormone ini dihasilkan oleh folikel graaf. Pembentukan estrogen dirangsang
oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda
tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda tanda kelamin sekunder adalah ciri
ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria tanpa melihat kelaminnya.
Contohnya,perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kuit menjadi
bertambah halus.
b. Progesteron
hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum.pembentukannya dirangsang oleh
LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang
sudah dibuahi.Prasenta membentuk estrogen dan progesteron selama
kehamilan guna mecegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian ,kedua
hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.
9. Testis
Seperti halnya ovarium,testis adalah organ reproduksi khusus pada pria.selain
menghasilkan sperma,testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormone androgen, yaitu testosterone diperlukan untuk
mempertahankan spermatogenesis .tertosteron berfungsi menimbulkan dan
memelihara kelangsungan tanda tanda kelamin sekunder. Misalnya suara
membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DIABETES MELLITUS


Diabetes Mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormone yang
mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit
ini timbul ketika di dalam darah tidak terdapat cukup insulin.
Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah kondisi kronis dan berlangsung
seumur hidup yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menggunakan energy
dari makanan yang telah dicerna.
Diabetes Mellitus adalah kelainan metabolic yang disebabkan oleh banyak factor
seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin
dengan gangguan metabolism karbohidrat,lemak,dan protein.
2.2 ETIOLOGI DIABETES MELLITUS
1. Diabetes Mellitus (DM) Tipe 1
Penyebab pasti diabetes tipe 1 tidak diketahui. Namun, para ahli menduga bahwa
kondisi ini di sebabkan karena sytem kekebalan tubuh anda menyerang dan
menghancurkan sel-sel pancreas yang bertugas menghasilkan hormone insulin.
2. Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2
Disebabkan karena lemak, hati, dan sel-sel otot di tubuh anda tidak merespon
insuli dengan benar. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan resistensi
insulin.
2.3 TANDA DAN GEJALA DIABETES MELLITUS
1. Sering merasa haus
2. Sering buang air kecil,terkadang terjadi setiap jam dan disebut polyuria
3. Lemah,lesu dan tidak bertenaga
4. Sering mengalami infeksi,misalnya infeksi kulit,vagina,sariawan,atau saluran
kemih
Gejala diabetes lainnya yang harus kita ketahui :
1. Kaki sakit dan mati rasa,kadar gula yang sangat tinggi akan menyebabkan
kerusakan pada syaraf-syaraf tubuh.
2. Pandangan kabur
3. Masalah kulit
4. Rentan terhadap infeksi atau penyakit
5. Gusi merah dan bengkak
6. Luka lama sembuh
7. Cepat lapar
8. Berat badan turun tiba-tiba
2.4 KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS
a. Penyakit jantung dan pembuluh darah,seperti serangan jantung dan stroke
b. Kerusakan saraf (neuropati diabetic)
c. Kerusakan ginjal (nefropati diabetic)
d. Kerusakan mata (retinopati diabetic)
e. Gangguan pendengaran
f. Gangguan kulit
2.5 PENCEGAHAN DIABETES MELLITUS
1. Raih berat badan sehat
Obesitas adalah salah satu factor risiko utama dari diabetes tipe 2. Diet kalori
dan rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik untuk menurunkan berat
badan dan mencegah diabetes.
2. Banyak makan buah dan sayur
Dengan makan sayur dan buah-buahan segar setiap hari,anda dapat
mengurangi resiko diabetes sampai 22%. Fakta ini diambil menurut hasil dari
sebuah penelitian tentang diet selama 12 tahun dari hampir 22 ribu orang dewasa.
3. Kurangi gula
Untuk menjaga kadar gula darah normal, anda harus membatasi konsumsi
gula, tapi bukan berarti anda jadi anti gula. Anda bias mengganti gula pasir dengan
pemanis rendah kalori untuk mencegah penyakit gula dan mengontrol asupan
kalori.
4. Aktif berolahraga
Usahakan berolahraga minimal 30 menit sehari 3-5 kali seminggu untuk
memaksimalkan pencapaian target berat badan juga untuk mengurangi resiko anda
terkena diabetes. Selain itu, berolahraga juga bisa menurunkan kadar gula darah
dan meningkatkan kadar insulin.
2.6 PENGOBATAN DIABETES MELLITUS
1. Menjaga pola makan dan asupan gizi
2. Olahraga teratur
3. Rajin cek gula darah anda setiap hari
4. Pastikan anda selalu minum obat atau insulin
2.7 PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS
1. Edukasi
Pasien DM terutama yang DM tipe 2 salah satu factor penyebabnya adalah pola
gaya hidup dan prilaku yang tidak sehat. Untuk mengubahnya dibutuhkan edukasi
yang terus-menerus tujuan perubahan prilaku adalah agar para diabetisi dapat
menjalani pola hidup sehat. Prilaku yang diharapkan adalah :
a. Berpola makan sehat
b. Melakukan aktifitas fisik yang cukup
c. Meminum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter
d. Melakukan pemantauan glukosa darah mandiri
e. Melakukan perawatan kaki secara berkala
f. Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut
dengan tepat
g. Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
2. Terapi nutrisi medis
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Yang perlu ditekankan
adalah keteraturan makan dalam hal jadwal,jenis,dan jumlah makanan,terutama
pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
3. Aktivitas fisik
Aktifitas fisik yang berupa kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, naik
turun tangga, bersih-bersih rumah, berkebun harus selalu dilakukan. Lakukan juga
latihan jasmani secara teratur(4-5 kali/per pecan selama 30 menit) untuk menjaga
kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas
insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.
2.8 KLASIFIKASI KLINIS DIABETES MELLITUS
1. Diabetes Mellitus Tipe I
Penyakit hiperglikemia akibat ketiadaan absolute insulin. Pengidap penyakit ini
harus mendapatkan insulin pengganti, biasanya dijumpai pada orang yang tidak
gemuk berusia kurang dari 30 tahun.
2. Diabetes Mellitus Tipe II
Penyakit hiperglikemia akibat insensitivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin
mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap
dihasilkan oleh sel-sel pancreas.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes Gestasional terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap
diabetes. Sekitar 50% wanita pengidap kelainan ini akan kembali ke status
nondiabetes setelah kehamilan berakhir.
2.9 PATOFISIOLOGI DIABETES MELLITUS
Pada diabetes mellitus tipe II jumlah insulin normal malah mungkin lebih banyak
tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang.
Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk kedalam sel.
Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun anak
kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya kurang maka glukosa yang
masuk ke sel akan sedikit sehinggasel akan kekurangan bahan bakar dan glukosa di
dalam pembuluh darah akan meningkat.
Diabetes

Factor genetic factor imunologis factor lingkungan

Type antigen HLA otoimun virus,bakteri,toxic

Otoimun

DR3&DR4

Kerusakan sel B pada pancreas

Defisiensi insulin

Hiperglikemia

Glukosuria

Ketoasidosis

Ph menurun

Asidosis
2.10 PEMERIKSAAN PENUNJANG DIABETES MELLITUS
a. Pemeriksaan gula darah
Diabetes mellitus didiagnosa berdasarkan kadar gula darah sewaktu > 200mg/dl
atau kadar gula darah puasa di atas 126 mg/dl. Jika kadar gula darah dibawah
angka tersebut tapi pasien memiliki gejala diabetes,lakukan pemeriksaan ulang.
Jika hasil tetap dibawah atas, lakukan pemeriksaan toleransi glukosa
b. Tes toleransi glukosa oral
Tes toleransi glukosa oral dilakukan dengan mengukur kadar gula darahnya 2 jam
setelah meminum larutan glukosa tersebut.
c. Hemogoblin A1c
HbA1c merupakan pengukuran gold standar terhadap control diabetes dalam
keberhasilan tata laksana diabetes.
d. Pemeriksaan untuk membedakan diabetes mellitus type I atau II.
e. Pemeriksaan laboratorium lainnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah kondisi kronis dan berlangsung
seumur hidup yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menggunakan energy
dari makanan yang telah dicerna.
Diabetes Mellitus adalah kelainan metabolic yang disebabkan oleh banyak factor
seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin
dengan gangguan metabolism karbohidrat,lemak,dan protein.

3.2 SARAN
a. Selalu berhati-hati dalam menjaga pola hidup. Sering berolahraga dan istirahat
yang cukup.
b. Jaga pola makan anda, jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau
minuman yang tidak sehat.
c. Selalu menjaga lingkungan atau pola hidup yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/diabetes_tipe_2/komplikasi

https://www.academia.edu/4826558/makalah_diabetes_mellitus

https://id.m.wikipedia.org/wiki/diabetes_mellitus

https://hellosehat.com/

https://www.go-dok.com/diabetes_penyebab_gejala_dan_penanganan/

https://doktersehat.com

Anda mungkin juga menyukai