Disusun oleh:
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM)
yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional
maupun lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami
peningkatan penderita setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Diabetes
merupakan serangkaian gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak
memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam
darah (Infodatin, 2014; Sarwono, dkk, 2007).
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi
masalah utama dalam kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. DM adalah
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih dari
90 persen dari semua populasi diabetes adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai
dengan penurunan sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas
secara progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin (American Diabetes
Association, 2012).
Menurut World Health Organization/ WHO (2012) bahwa jumlah klien dengan
DM di dunia mencapai 347 juta orang dan lebih dari 80% kematian akibat DM
terjadi pada negara miskin dan berkembang. Pada tahun 2020 nanti diperkirakan
akan ada sejumlah 178 juta penduduk Indonesia berusia diatas 20 tahun dengan
asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta klien yang menderita
DM. Hasil penelitian yang dilakukan pada seluruh provinsi yang ada di Indonesia
menunjukkan bahwa prevalensi nasional untuk toleransi glukosa tertanggu (TGT)
adalah sebesar 10,25% dan untuk DM adalah sebesar 5,7% (Balitbang Depkes RI,
2008).
Terdapat dua jenis penyakit diabetes mellitus, yaitu Diabetes mellitus tipe I
(insulin-dependent diabetes mellitus) dan diabetes mellitus tipe II (noninsulin-
dependent diabetes mellitus). Diabetes mellitus tipe I yaitu dicirikan dengan
hilangnya sel penghasil insulin pada pulau-pulau langhernas pankreas sehingga
terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes mellitus tipe II, terjadi akibat
ketidakmampuan tubuh untuk merespon dengan wajar terhadap aktivitas insulin
yang dihasilkan pankreas (resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar glukosa
yang normal dalam darah. Diabetes mellitus tipe II lebih banyak ditemukan dan
meliputi 90% dari semua kasus diabetes di seluruh dunia (Maulana, 2009).
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Seorang Laki Laki Usia 38 Tahun di rawat di ruang Anyelir, pada saat dilakukan
pengkajian klien mengalami polidipsi, polifagi dan poliuri sudah sejak 1 bulan yang lalu,
berat badan klien turun sebanyak 5 Kg sebelumnya 56 Kg. Pada saat dilakukan pengkajian
Klien mengatakan Ayahnya juga mengalami kondisi yang sama dengan klien bahkan ayah
klien sampai mengalami gangrene pada daerah kakinya. Klien mengatakan suka makan
makanan yang manis dan minum teh manis. Klien mengatakan kakinya terasa baal baal
dan kesemutan, klien juga mengatakan jarang berolah raga. Hasil Pemeriksaan pada pagi
ini didapatkan Blood Glucose level 90 gr/dl, sehari sebelumnya 120 gr/dl, dan 2 hari
sebelumnya pernah mencapai 500 gr / dl, sehingga klien hari ini klien mendapatkan therapy
Actrapid 3 x 10 Unit secara Subcutan dengan dietary 1300 kkalori. Klien dianjurkan untuk
memeriksakan HbA1C 3 bulan berikutnya. Hasil Pemeriksaan Tekanan darah klien 130/70
mHg, nadi 86 x per menit, Suhu 36,2 C, Respirasi 22 kali per menit. Klien juga di rumah
biasanya makan dalam jumlah banyak dan tidak ada pantangan terutama makanan yang
manis, tapi sekarang klien merasa mual sehingga hanya habis ¼ porsi. Klien juga
mengatakan semalam tidak bisa tidur karena memikirkan penyakitnya, apakah akan
sembuh, klien hanya tidur malam 3 jam dan 1 jam di tidur siang sehingga tampak lingkar
hitam di area mata dan klien tampak malas. Badan klien pun terasa lemas , sehingga
aktivitas nya dibantu keluarga.
I. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Tn. L
2) Tempat tanggal lahir : tidak terkaji
3) Jenis Kelamin : Laki- laki
4) Agama : tidak terkaji
5) Pendidikan : tidak terkaji
6) Pekerjaan : tidak terkaji
7) Status Perkawinan : tidak terkaji
8) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
9) Alamat : tidak terkaji
10) Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus
b. Penanggung Jawab/ Keluarga
Tidak terkaji
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengalami polidipsi, polifagi dan
poliuri sudah sejak 1 bulan yang lalu, berat badan klien turun sebanyak
5 Kg sebelumnya 56 Kg
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan masuk RS
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengalami polidipsi, polifagi
dan poliuri sudah sejak 1 bulan yang lalu, berat badan klien turun
sebanyak 5 Kg sebelumnya 56 Kg. Pada saat dilakukan pengkajian
Klien mengatakan Ayahnya juga mengalami kondisi yang sama
dengan klien bahkan ayah klien sampai mengalami gangrene pada
daerah kakinya.
b) Riwayat kesehatan pasien
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengalami polidipsi, polifagi
dan poliuri sudah sejak 1 bulan yang lalu, berat badan klien turun
sebanyak 5 Kg sebelumnya 56 Kg. Pada saat dilakukan pengkajian
Klien mengatakan Ayahnya juga mengalami kondisi yang sama
dengan klien bahkan ayah klien sampai mengalami gangrene pada
daerah kakinya. Klien mengatakan kakinya terasa baal baal dan
kesemutan.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Sudah sejak 1 bulan yang lalu, berat badan klien turun sebanyak 5
Kg sebelumnya 56 Kg
b. Riwayat kesehatan keluarga
Pada saat dilakukan pengkajian Klien mengatakan Ayahnya juga
mengalami kondisi yang sama dengan klien bahkan ayah klien sampai
mengalami gangrene pada daerah kakinya.
c. Pola aktivitas sehari-hari
Di Rumah
Sebelum Masuk Di RS
NO Pola Aktivitas
RS
1 Nutrisi: Di rumah Pada saat
Makan biasanya pengkajian
Jenis, jumlah porsi dan frekuensi (berapa kali makan dalam klien
sehari) makanan yang apa saja yang dimakan jumlah yang mnagalami
(termasuk makan pokok, dan cemilannya) banyak dan polifagi
Untuk bayi ASI / PASI, Makanan tambahan tidak ada Sekarang klien
sejak kapan diberikan pantangan merasa mual
Nafsu makan Klien hingga
Makanan disukai dan tidak disukai mengatakan makanannya
Pantangan / alergi makanan suka makanan hanya habis ¼
Perubahan BB selama sakit yang manis porsi
Makan sendiri / dibantu
Terpasang NGT / tidak
Minum / Cairan Pada saat
Jenis, jumlah porsi dan frekuensi minuman / Klien mengatakan dilakukan
cairan yang dikonsumsi (termasuk air putih, suka minum tah pengkajian klien
dan minuman yag lainnya) manis. mengalami
Minuman yang disukai dan tidak disuk polidipsi
2 Eliminasi Pada saat
a. BAK dilakakukan
Berapa kali sehari, jumlah yang keluar (cc/ Tidak terkaji pengkajian klien
liter) per berapa jam atau hari, warna, bau mengalami Poliuri
Kesulitan dalam BAK
Terpasang kateter / tidak
b. BAB
Berapa kali sehari, jenis BAB (cair, lembek,
padat, ) per berapa jam atau hari, warna, bau tidak terkaji Tidak terkaji
Kesulitan dalam BAB (konstipasi)
Memakai pencahar / tidak
Wash out
3 Istirahat dan Tidur
a. Siang
Berapa jam (dari jam berapa sampai jam
berapa) Klien hanya 1 jam
Kualitas tidur (nyenyak / tidak) tidak terkaji tidur di siang hari
Rutin / tidak dilakukan
Tidur sendiri / ditemani
Pengantar tidur ada / tidak (cerita dongeng,
ruangan yang terang / agak gelap, dll)
b. Malam
Berapa jam (dari jam berapa sampai jam Klien mengatakan
berapa) semalam tidak bisa
Kualitas tidur (nyenyak / tidak Tidak terkaji tidur dan hanya
Tidur sendiri / ditemani tidur malam 3 jam
Kesulitan tidur
Pengantar tidur (cerita dongeng, ruangan
4 Kebersihan Diri (personal Hygiene)
Mandi
Berapa kali sehari, memakai
sabun/tidak,mandi sendir/dibantu, memakai air
dingin/hangat. Tidak terkaji tidak terkaji
Sikat Gigi
Berapa kali sehari, memakai odol/tidak,sikat
gigi sendiri/dibantu
Cuci Rambut
Berapa kali sehari/minggu,
memakai shampoo/tidak, dibantu/sendiri
d. Penampilan fisik
1) Penampilan umum
Klien tampak malas.
2) Tanda tanda vital
TD : 130/70 mmhg
Nadi : 86x/ menit
Suhu : 36,2 ℃
RR : 22 x / menit
3) Pemeriksaan head to toe
a) Rambut : tidak terkaji
b) Kepala : tidak terkaji
c) Muka
1. Mata : tampak lingkar hitam di area mata
2. Hidung : tidak terkaji
3. Mulut : tidak terkaji
4. Telinga : tidak terkaji
d) Leher : tidak terkaji
e) Thorak/ dada : tidak terkaji
f) Abdomen : tidak terkaji
g) Genitalia : tidak terkaji
h) Ekstremitas : tidak terkaji
e. Data Psikologis
1) Status emosi : tidak terkaji
2) Kecemasan : klien tidak bisa tidur karena memikirkan
penyakitnya
3) Pola koping : tidak terkaji
4) Gaya komunikasi : tidak terkaji
5) Konsep diri
a) Gambaran diri :
b) Peran diri : tidak terkaji
c) Ideal diri : tidak terkaji
d) Harga diri : tidak terkaji
e) Identitas diri : tidak terkaji
f. Data social
Tidak terkaji
g. Data spiritual
Tidak terkaji
h. Pemeriksaan penunjang
1) Labolatorium
Blood Glucose
Pada pagi :level 90 gr/dl
sehari sebelumnya: 120 gr/dl
2 hari sebelumnya : 500 gr / dl.
2) Program dan rencana Keperawatan
no Nama obat Dosis Cara Fungsi
1 Therapy 3 x 10 unit Subcutan Sediaaan obat yang
Actrapid dengan mengandung insulin
dietary 1300 yang digunakan
kalori untuk mengontrol
gula darah tinggi
pada penyakit DM
2 HbA1C 3 bulan Mengambil Mengidentifikasi
sekali darah melalui adanya kondisi pre
intravena atau diabetes.
pembuluh Mengevaluasi terapi
darah kapiler. diabetes, untuk
melihat efektifitas
terapi dalam
menurunkan kadar
gula darah
i. Analisa Data
No Data senjang Etiologi Masalah keperawatan
1 DS : Cemas Gangguan pola tidur
klien hanya tidur malam
3 jam dan 1 jam di tidur Klien terjaga
siang
Klien juga mengatakan Klien sulit tidur
semalam tidak bisa tidur
karena memikirkan Gangguan istirahat
penyakitnya tidur
DO :
Klien tampak lemas
tampak lingkar hitam di
area mata dan klien
tampak malas
aktivitas dibantu
keluarga
2. DS: Defisiensi insulin Gangguan kebutuhan
klien mengatakan mual nutrisi
dan porsi makan ¼ Katabolisme
protein meningkat
DO :
BB Pembatasan diet
berat badan klien turun
sebanyak 5 Kg
Intake tidak
sebelumnya 56 Kg. adekuat
Penurunan BB
Gangguan
kebutuhan nutrisi
DO :
kakinya terasa baal baal
dan kesemutan
Blood Glucose level 90
gr/dl
4. DS : Kurangnya Kurang pengetahuan
Kurangnya pengetahuan informasi
b.d kurangnya informasi
tentang perjalanan
penyakit DM
j. Diagnose Keperawatan
1. Gangguan pola tidur behubungan dengan cemas
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ketidak efektifan perkusi jaringan perifer b.d hipoksemia jaringan
4. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi
5. Defisit Volume Cairan b.d Kehilangan volume cairan secara aktif,
Kegagalan mekanisme pengaturan
k. Intervensi Keperawatan
4.1 Kesimpulan
Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular
(PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global,
regional, nasional maupun lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik yang
selalu mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara-negara
seluruh dunia. Diabetes merupakan serangkaian gangguan metabolik
menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin, sehingga
menyebabkan kekurangan insulin baik absolut maupun relatif, akibatnya
terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (Infodatin, 2014;
Sarwono, dkk, 2007).
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi
masalah utama dalam kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. DM
adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya. Lebih dari 90 persen dari semua populasi diabetes
adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai dengan penurunan sekresi
insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas secara progresif yang
disebabkan oleh resistensi insulin (American Diabetes Association, 2012).
Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Association’s
Expert Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes
Melitus, menjabarkan 4 kategori utama diabetes didalam (Corwin, 2009),
yaitu :
Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus
tergantung insulin (DMTI).
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I.
Sel-sel beta dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin
dihancurkan oleh proses autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk
mengontrol kadar gula darah. Awitannya mendadak biasanya terjadi
sebelum usia 30 tahun.
Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes
Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II.
Kondisi ini diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin
(resisten insulin) atau akibat penurunan jumlah pembentukan insulin.
Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olah raga, jika kenaikan
kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan preparat hipoglikemik
(suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat oral tidak dapat mengontrol
hiperglikemia). Terjadi paling sering pada mereka yang berusia lebih
dari 30 tahun dan pada mereka yang obesitas.
DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat,
infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan
karakteristik gangguan endokrin.
Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak
mengidap diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC Jakarta: EGC.
Mansjoer, A dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda Nic-Noc Panduan penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional. Yogyakarta :
Mediaction Jogja.
Price & Wilson (2008). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT Alumni
Santosa, Budi. 2008. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Sujono & Sukarmin (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin &
Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sukarmin & Riyadi. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin &
Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu
Yuliana Elin, Andrajat Retnosari, 2009. ISO Farmakoterapi. Jakarta : ISFI