Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIET DIABETES MILITUS

Oleh :
SIL SANJAYA
010111a106

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Diabetes Militus


Sub pokok bahasan : Diet diabetes mellitus
Sasaran : Ny. S
Hari/Tanggal : Selasa, 02 Desember 2014
Tempat : Rumah Ny.S di Dusun Lerep
Waktu : 30 menit

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 15 menit diharapkan klien
mampu memahami tentang Diabetes Mellitus dan diet DM
2. Tujuan Khusus
1. Klien mampu menyebutkan definisi DM
2. Klien mampu menyebutkan makanan pantangan DM
3. Klien mampu menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk DM
4. Klien mampu menjelaskan pola makan untuk diet DM
5. Klien mampu menjelaskan pengaturan gizi untuk DM
6. Klien mampu menjelaskan indeks glikemik untuk DM
7. Klien mampu menjelaskan piramida makanan untuk DM

B. POKOK BAHASAN
Diabetes Mellitus

C. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian diabetes mellitus
2. Macam-macam diabetes mellitus
3. Etiologi diabetes mellitus
4. Penyebab DM
5. Faktor resiko DM
6. Komplikasi DM
7. Penatalaksanaan DM
8. Makanan pantangan untuk penderita DM
9. Pengaturan gizi untuk DM

D. MEDIA DAN ALAT BANTU


1. Flipcart
2. Leaflet
3. Plifchart

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. SUSUNAN ACARA
NO Tahap Waktu Kegiatan Metode Respon
1 Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan Ceramah Mendengarkan
salam Ceramah Mendengarkan
b. Menjelaskan
kontrak dan tujuan
pertemuan
2 Pelaksanaan 20 a. Menjelaskan Ceramah Mendengarkan
menit definisi DM
b. Menjelaskan
tentang makanan Ceramah Mendengarkan
pantangan DM
c. Menjelaskan
tentang pengaturan Ceramah Mendengarkan
gizi untuk DM
3 Penutup 5 menit a. Meberikan Tanya jawab Bertanya
kesempatan klien
bertanya
b. Menjawab
pertanyaan klien Ceramah Mendengarkan
c. Mengevaluasi
kegiatan
d. menutup Ceramah Mendengarkan
pertemuan dengan
mengucapkan
salam

G. SETTING TEMPAT

KETERANGAN :
: Penyaji

: klien

H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Tersedianya SAP diet diabetes mellitus
b. Tersedianya tempat untuk penyuluhan kesehatan diabetes mellitus
2. Evaluasi proses
1. Acara penyuluhan kesehatan berjalan lancar
2. 90 % klien dan keluarga mampu memehami materi yang
disampaikan

3. Evaluasi hasil
a. Klien dan keluarga mengetahui tentang diabetes mellitus
b. Klien dan keluarga memahami makanan pantangan DM
c. Klien dan keluarga memahami tentang makanan yang dianjurkan
untuk klien
d. Klien dan keluarga mengetahui tentang pengaturan gizi untuk DM
LAMPIRAN MATERI

DIABETES MELLITUS
1. PENGERTIAN
Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan
metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat
suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari
insulin atau keduanya (Francis dan John 2000).
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan
gangguan multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang
disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat.
(Brunner dan Sudart 2001)
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002).
Diabetes Melitus adalah penyakit kelebihan kadar gula darah di
dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah akibat
kekurangan insulin.
2. MACAM DM DAN PENYEBABNYA
a. Diabetes tipe I
Diabetes tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta
pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula
lingkungan diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.Faktor-
faktor genetik. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu
sendiri, tetapi mewarisi suatu kecenderungan atau predisposisi genetik
ke arah terjadinya diabetes tipe I. kecenderungan ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA(human leucocyt antigen)
tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen transplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya
diabetes tipe I meningkat tiga hingga lima kali lipat pada individu yang
memiliki salah satu dari kedua tipe HLLA tersebut.
Faktor-faktor imunologi. Pada diabetes tipe I terdapat bukti
adanya suatu respon otoimun. Respon ini merupakan respon abnormal
dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi pada jaringan tersebut yang dianggapnnya seolah-olah
jaringan asing. Factor-faktor ;lingkungan. Adanya faktor eksternal
yang dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi sel
beta. (Irawan Susilo Imim, dkk, 2000)
Karakteristik Diabetes Melitus tipe I :
1) Mudah terjadi ketoasidosis
2) Pengobatan harus dengan insulin
3) Onset akut
4) Biasanya kurus
5) Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
6) Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4
7) Didapatkan antibodi sel islet
8) 10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
b. Diabetes tipe II
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor
resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes
melitus II.
Faktor-faktor ini adalah :
1) Usia resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65
tahun.
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
Karakteristik DM tipe II:
1) Sukar terjadi ketoasidosis
2) Pengobatan tidak harus dengan insulin
3) Onset lambat
4) Gemuk atau tidak gemuk
5) Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun
6) Tidak berhubungan dengan HLA
7) Tidak ada antibodi sel islet
8) 30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
9) 100% kembar identik terkena
(Irawan Susilo Imim, dkk, 2000)

a. SECARA UMUM PENYEBAB DM


Keturunan
Usia
Kegemukan
Kurang gerak
Kehilangan insulin
Alkoholisme
Obat-obatan

b. Tanda Dan Gejala Dm


Berat badan menurun
Banyak makan banyak minum
Banyak kencing
Luka sulit sembuh
Cepat lelah & mengantuk
Kesemutan pada jari
Penglihatan kabur

3. FAKTOR RESIKO TERKENA DM


a. Anak-anak
b. Remaja
c. Orang tua
d. Obesitas

4. KOMPLIKASI DM
Komplikasi diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi akut dan
kronis. Yang termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia,
diabetes ketoasidosis (DKA), dan hyperglycemic hyperosmolar nonketocic
coma(HHNC). Yang termasuk dalam komplikasi kronis adalah retinopati
diabetic, nefropati diabetic, neuropati, dislipidemia, dan hipertensi.
a. Komplikasi akut
Diabetes ketoasidosis
Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit
insulin yang berat pada jaringan adipose, otot skeletal, dan hepar.
Jaringan tersebut termasuk sangat sensitive terhadap kekurangan
insulin. DKA dapat dicetuskan oleh infeksi ( penyakit)
b. Komplikasi kronis:
Retinopati diabetic
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada
pembuluh retina. Terdapat pula bagian iskemik, yaitu retina akibat
berkurangnya aliran darah retina. Respon terhadap iskemik retina
ini adalah pembentukan pembuluh darah baru, tetapi pembuluh
darah tersebut sangat rapuh sehingga mudah pecah dan dapat
mengakibatkan perdarahan vitreous. Perdarahan ini bisa
mengakibatkan ablasio retina atau berulang yang mengakibatkan
kebutaan permanen.

Nefropati diabetic
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetic adalah
glomerulosklerosis yang nodular yang tersebar dikedua ginjal yang
disebut sindrom Kommelstiel-Wilson. Glomeruloskleriosis nodular
dikaitkan dengan proteinuria, edema dan hipertensi. Lesi sindrom
Kommelstiel-Wilson ditemukan hanya pada DM.
Neuropati
Neuropati diabetic terjadi pada 60 70% individu DM.
neuropati diabetic yang paling sering ditemukan adalah neuropati
perifer dan autonomic.
Displidemia
Lima puluh persen individu dengan DM mengalami
dislipidemia.
Hipertensi
Hipertensi pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan
penyakit ginjal, mikroalbuminuria, atau proteinuria. Pada pasien
dengan DM tipe 2, hipertensi bisa menjadi hipertensi esensial.
Hipertensi harus secepat mungkin diketahuin dan ditangani karena
bisa memperberat retinopati, nepropati, dan penyakit
makrovaskular.
Kaki diabetic
Ada tiga factor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu
neuropati, iskemia, dan sepsis. Biasanya amputasi harus dilakukan.
Hilanggnya sensori pada kaki mengakibatkan trauma dan potensial
untuk ulkus. Perubahan mikrovaskuler dan makrovaskuler dapat
mengakibatkan iskemia jaringan dan sepsis. Neuropati, iskemia,
dan sepsis bisa menyebabkan gangrene dan amputasi.
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di
bawah 60 mg/dl, yang merupakan komplikasi potensial terapi
insulin atau obat hipoglikemik oral. Penyebab hipoglikemia pada
pasien sedang menerima pengobatan insulin eksogen atau
hipoglikemik oral.

5. PENATALAKSANAAN DM
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
a. Diet
Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15%
Protein, 75% Karbohidrat kompleks direkomendasikan untuk
mencegah diabetes. Kandungan rendah lemak dalam diet ini tidak
hanya mencegah arterosklerosis, tetapi juga meningkatkan aktivitas
reseptor insulin.
b. Latihan
Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes.
Pemeriksaan sebelum latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan
bahwa klien lansia secara fisik mampu mengikuti program latihan
kebugaran. Pengkajian pada tingkat aktivitas klien yang terbaru dan
pilihan gaya hidup dapat membantu menentukan jenis latihan yang
mungkin paling berhasil. Berjalan atau berenang, dua aktivitas dengan
dampak rendah, merupakan permulaan yang sangat baik untuk para
pemula. Untuk lansia dengan NIDDM, olahraga dapat secara langsung
meningkatkan fungsi fisiologis dengan mengurangi kadar glukosa
darah, meningkatkan stamina dan kesejahteraan emosional, dan
meningkatkan sirkulasi, serta membantu menurunkan berat badan.
c. Pemantauan
Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu
diperiksa secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga
harus dipantau untuk mengetahui terjadinya obesitas yang dapat
meningkatkan resiko DM pada lansia.
d. Terapi (jika diperlukan)
Sulfoniluria adalah kelompok obat yang paling sering
diresepkan dan efektif hanya untuk penanganan NIDDM. Pemberian
insulin juga dapat dilakukan untuk mepertahankan kadar glukosa darah
dalam parameter yang telah ditentukan untuk membatasi komplikasi
penyakit yang membahayakan.
e. Pendidikan
Diet yang harus dikomsumsi
Latihan
Penggunaan insulin
6. PENGATURAN GIZI UNTUK DIABETES MELLITUS
Pengaturan nutrisi atau gizi yang baik merupakan bagian dari
penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan terapi nutrisi
adalah keterlibatan secara menyeluruh dari seluruh anggota tim yang
terdiri dari dokter, petugas kesehatan lain, pasien, serta keluarga pasien.
Prinsip pengaturan makan pada pasien diabetes pada umumnya hampir
sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan
seimbang sesuai kebutuhan kalori dan zat gizi setiap orang. Pada pasien
diabetes, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Keteraturan jadwal makan
Pasien diabetes harus makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan
asupan energi dalam sehari dengan seimbang. Bila dibutuhkan, dapat
diberikan makanan selingan sebagai bagian dari kebutuhan sehari.
b. Jenis dan jumlah makanan
Hal ini terutama berlaku bagi pasien diabetes yang menggunakan obat
penurun glukosa darah atau menggunakan insulin.

Dokter akan menghitung kebutuhan kalori pasien berdasarkan status


gizi, usia, jenis kelamin, aktivitas dan pekerjaan masing-masing pasien.
Kebutuhan kalori tersebut kemudian akan dibagi dalam 3 porsi besar untuk
makan pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan
ringan (10-15%) di antaranya.
a. Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan per hari.
Makanan harus mengandung karbohidrat, terutama yang berserat
tinggi seperti beras merah, sereal dan roti gandum. Sumber karbohidrat
yang dikonsumsi kurang lebih 3-7 porsi/penukar sehari (tergantung
status gizi). Penggunaan pemanis/gula harus dihitung sebagai bagian
dari kalori dan tidak boleh lebih dari 5% total asupan.
b. Lemak
Asupan lemak dianjurkan 20-25% kebutuhan kalori dan tidak
diperkenankan melebihi 30% total asupan energy. Lemak jenuh harus
kurang dari 7% kebutuhan energy. Bahan makanan yang perlu dibatasi:
daging berlemak, krim, susu tinggi lemak. Anjuran konsumsi
kolesterol adalah kurang dari 200mg/hari.
c. Protein
Protein dibutuhan 10-20% total asupan energy. Sumber protein yang
baik: seafood (ikan, udang, cumi dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa
kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe.
Kebutuhan konsumsi sumber protein adalah lauk hewani sebanyak 3
porsi penukar sehari dan lauk nabati 2-3 porsi penukar per hari.
d. Natrium (Garam)
e. Anjuran asupan garam (natrium) untuk pasien diabetes sama dengan
anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg
natrium atau sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur per
hari. Bagi pasien diabetes dengan hipertensi, pembatasan natrium
hingga 2400 mg per hari atau sama dengan 4-5 gram (3/4 sendok teh)
garam dapur per hari. Sumber natrium antara lain garam dapur, vetsin,
soda dan bahan pengawet.
f. Serat
Anjuran konsumsi serat adalah kurang lebih 25 g/hari. Serat dapat
diperoleh dari kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran serta sumber
karbohidrat yang tinggi serat. Sumber makanan tersebut juga
mengandung vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan sehingga
sangat baik dikonsumsi baik sebagai pendamping makanan utama atau
sebagai selingan. Sayuran sebaiknya dikonsumsi 2-3 porsi penukar per
hari dan buah sebanyak 2-4 penukar per hari.
g. Olahraga
Hal yang tidak boleh dilupakan adalah selain mengatur gizi dengan
baik, pasien diabetes juga sebaiknya berolahraga teratur dan mengikuti
pengobatan seperti yang dianjurkan oleh dokter. Pasien diabetes juga
sebaiknya datang kontrol teratur 1 bulan sekali untuk mengecek target
pengobatannya.

7. POLA MAKAN DM
a. Makanlah aneka ragam makanan
Sumber zat tenaga ( Karbohidrat, lemak )
Sumber zat pembangun ( Protein )
Sumber zat pengatur ( vitamin, air dan mineral
b. Makanlah makanan unutk memenhi kecukupan energy
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat komplek dan serat
d. Batasi konsumsi lemak
e. Gunakan garam beryodium 1 sendok teh perhari
f. Makanlah sumber zat besi
g. Biasakan makan pagi
h. Minum air bersih dan cukup (krg lebih 8 gelas perhari)
i. Olahraga teratur
j. Makanlah makanan yang aman kesehatan
k. Hindari minuman alkohol dan merokok
l. Bacalah label pada kemasan

Contoh Pengaturan Pola Makan


a. Pagi : Roti 2 iris, Margarin sdm, Telur 1 butir
b. Pukul 10.00 WIB :Pisang 1 buah
c. Siang : Nasi 9 sdm, Udang 5 ekor, Tahu 1 potong, Minyak +
kelapa parut 1 potong, Sayuran 1 mangkuk, Buah apel 1 buah
d. Malam : Nasi 6 sdm, Kacang merah 1 potong, Apel malang,
Ayam 1 potong
8. INDEKS GLIKEMIK
Indeks glikemik adalah ukuran seberapa besar efek suatu makanan yang
mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar gula darah setelah
dimakan, dibandingkan dengan glukosa atau roti putih. Makanan dengan
indeks glikemik tinggi adalah makanan yang cepat dicerna dan diserap
sehingga kadar gula darah akan meningkat dengan cepat secara signifikan.

Kisaran
Klasifikasi Contoh
GI

kebanyakan buah-buahan dan sayuran (kecuali kentang,


55 atau semangka), roti kasar, pasta, kacang-kacangan / pulsa,
Rendah GI
kurang susu, yoghurt, produk sangat rendah karbohidrat
(beberapa keju, kacang, minyak goreng)

seluruh produk gandum, beras basmati, ubi jalar, gula


Sedang GI 56-69
meja

jagung serpih, Rice Krispies, kentang panggang,


70 dan di semangka, croissant, roti putih, sereal sarapan diekstrusi,
GI tinggi
atas nasi yang paling putih (misalnya melati), glukosa lurus
(100)

9. PIRAMIDA MAKANAN DIABETES


a. Biji-bijian dan tepung termasuk beras (kelompok 1)
Makanan yang terbuat dari biji-bijian dan pati yang ditemukan
dipiramida makanan diabetes didasar. Makanan kelompok biji-bijian
dan tepung yang banyak mengandung karbohidrat seperti beras,
gandum, rye, jagung, kentang, kacang polong, kacang pinto dan
makanan lain biji-bijian yang umum digunakan termasuk dalam
kelompok ini.
b. Sayuran (kelompok 2)
Sayuran kelompok makanan terletak tepat diatas dasar piramida
diabetes makanan. Sayuran secara alami rendah kadar lemak, rendah
kalori dan kaya akan vitamin, mineral, serat dan zat gizi mikro.
c. Buah-buahan (kelompok 3)
Kelompok buah ini juga terletak tepat di atas dasar piramida makanan
diabetes bersama dengan sayuran dan buah-buahan kaya akan vitamin,
mineral, serat dan karbohidrat.
d. Susu (kelompok 4)
Kelompok ini berada dilapisan kedua (sayuran dan buah) dari piramida
makanan diabetes. Kelompok susu mengandung lebih banyak protein
dan kalsium dan banyak vitamin. Dari kategori susu untuk menu diet
diabetes harus dipilih produk susu dengan kadar lemak rendah.
e. Daging, pengganti daging dan protein lainnya (kelompok 5)
Kelompok ini bersama dengan susu dalam piramida makanan diabetes
mengandung protein vitamin yang sangat tinggi dan mengandung
mineral yang sangat banyak.
f. Lemak, minyak, gula dan alcohol (kelompok 6)
Kelompok makanan ini berada dipuncak piramida makanan diabetes,
yang menunjukkan bahwa makanan hanya dapat dikonsumsi oleh
penderita diabetes dalam jumlah sedikit dan harus dihindari.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8
Volume 2 .EGC: Jakarta.
Askandar Tjokroprawiro, 2000, Simposium Diabetes Mellitus,
FakultasKedokteran UNAIR RSUD Dr Sotomo, Surabaya
Irawan Susilo Imim, dkk, 2000, Waspadai Diabetes Mellitus, Cahaya Remadja
Bandung.
Johnson. M, 2000, Diabetes Terapi dan Pencegahanya,IKAPI, Bandung
Sarwono, W, DKK, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Balai Penerbit ,
FKUI, Jakarta
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai