DI SUSUN OLEH:
LALU NURHALID
010114A057
I. Latar Belakang
Inkontinensia urin adalah kehilangan kontrol berkemih. Inkontinensia dapat bersifat
sementara atau menetap. Inkontinensia tidak harus selalu dikaitkan dengan lansia. Inkontinensia
dapat dialami setiap individu pada usia berapa pun, walaupun kondisi ini lebih umum dialami
oleh lansia. Diperkirakan bahwa 37% wanita berusia 60 tahun atau lebih mengalami tingkatan
inkontinensia (Potter & Perry, 2005).
Masalah inkontinensia adalah salah satu masalah yang meluas dan merugikan di
Amerika Serikat. Inkontinensia mempengaruhi 15% sampai 39% lansia yang tinggal di
komunitas dan merupakan penyebab utama kedua, lansia dititipkan di panti werda. Inkontinensia
sering disertai dengan isolasi sosial dan depresi (Potter&Perry, 2005). Menurut AHCPR, lebih
dari 10 juta penduduk dewasa di Amerika Serikat menderita inkontinensia urin. Dilaporkan
bahwa lebih dari separuh penghuni panti lansia menderita inkontinensia urin (Smeltzer & Bare,
2001).
Inkontinensia Urine 14,6% pada Wanita Asia, sedangkan Wanita Indonesia 5,8%.
Prevalensi pada Pria Asia berdasar survei dari APCAB (Asia Pacific Continence Advisor Board)
sekitar 6,8%, sedangkan untuk Pria Indonesia 5% .
Tetapi sekarang ini, ada berbagai macam cara untuk mengembalikan lagi fungsi
berkemih. Salah satunya bisa dilakukan dengan melatih kembali kandung kemih (bladder
training). Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih
yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal (Potter & Perry, 2005).
Tujuan dari bladder training ialah untuk mengembalikan pola normal perkemihan dengan
menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih.
Terdapat tiga macam metode bladder training, yaitu Delay urination (menunda berkemih),
scheduled bathroom trips (jadwal berkemih), dan kegel exercises (latihan pengencangan atau
penguatan otot-otot dasar panggul). Kegel exercise adalah latihan untuk meningkatkan kekuatan otot
dasar panggul yang terdiri dari kontraksi kelompok otot yang berulang (Potter & Perry, 2005).
Karena kegel exercise memiliki manfaat yang baik untuk mengembalikan fungsi
kandung kemih. Untuk itu diperlukan pemberian informasi dan demonstrasi mengenai kegel
exercise, khususnya bagi lansia karena berdasarkan data yang didapat inkontinensia lebih umun
dialami oleh lansia.
Pemberian informasi dan demonstrasi kali ini menyasar lansia wanita di Br. Puseh
Pedungan. Dengan adanya pemberian informasi dan demonstrasi kegel exercise diharapkan
inkontinensia pada lansia dapat di tekan.
V. SASARAN
Lansia sebanyak 25% dari total keseluruhan jumlah lansia wanita di Rumah Sakit Ngudi
Waluyo.
VI. WAKTU
Hari : jumat
Tanggal : 1 juli 2014
Jam : 07.30 - selesai
Tempat : Ruang kdm 1
Pengorganisasian
a. Moderator :
b. Penyuluh :
c. Notulis :
e. Demonstrator :
f. Fasilitator :
g. Observer :
X. Rencana Evaluasi :