Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PERKEMIHAN

“SATUAN ACARA PEMBELAJARAN BLADDER TRAINING”

DI SUSUN OLEH:

LALU NURHALID
010114A057

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Bladder training


Sub pokok bahasan : Senam kegel
Sasaran : Lansia Stikes NWU
Hari/tanggal : Jumat, 1-juli-2016
Waktu : 07.00 wita - jumat
Tempat : Ruang kdm 1
Penyuluh : PSIK smester IV

I. Latar Belakang
Inkontinensia urin adalah kehilangan kontrol berkemih. Inkontinensia dapat bersifat
sementara atau menetap. Inkontinensia tidak harus selalu dikaitkan dengan lansia. Inkontinensia
dapat dialami setiap individu pada usia berapa pun, walaupun kondisi ini lebih umum dialami
oleh lansia. Diperkirakan bahwa 37% wanita berusia 60 tahun atau lebih mengalami tingkatan
inkontinensia (Potter & Perry, 2005).
Masalah inkontinensia adalah salah satu masalah yang meluas dan merugikan di
Amerika Serikat. Inkontinensia mempengaruhi 15% sampai 39% lansia yang tinggal di
komunitas dan merupakan penyebab utama kedua, lansia dititipkan di panti werda. Inkontinensia
sering disertai dengan isolasi sosial dan depresi (Potter&Perry, 2005). Menurut AHCPR, lebih
dari 10 juta penduduk dewasa di Amerika Serikat menderita inkontinensia urin. Dilaporkan
bahwa lebih dari separuh penghuni panti lansia menderita inkontinensia urin (Smeltzer & Bare,
2001).
Inkontinensia Urine 14,6% pada Wanita Asia, sedangkan Wanita Indonesia 5,8%.
Prevalensi pada Pria Asia berdasar survei dari APCAB (Asia Pacific Continence Advisor Board)
sekitar 6,8%, sedangkan untuk Pria Indonesia 5% .
Tetapi sekarang ini, ada berbagai macam cara untuk mengembalikan lagi fungsi
berkemih. Salah satunya bisa dilakukan dengan melatih kembali kandung kemih (bladder
training). Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih
yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal (Potter & Perry, 2005).
Tujuan dari bladder training ialah untuk mengembalikan pola normal perkemihan dengan
menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih.
Terdapat tiga macam metode bladder training, yaitu Delay urination (menunda berkemih),
scheduled bathroom trips (jadwal berkemih), dan kegel exercises (latihan pengencangan atau
penguatan otot-otot dasar panggul). Kegel exercise adalah latihan untuk meningkatkan kekuatan otot
dasar panggul yang terdiri dari kontraksi kelompok otot yang berulang (Potter & Perry, 2005).
Karena kegel exercise memiliki manfaat yang baik untuk mengembalikan fungsi
kandung kemih. Untuk itu diperlukan pemberian informasi dan demonstrasi mengenai kegel
exercise, khususnya bagi lansia karena berdasarkan data yang didapat inkontinensia lebih umun
dialami oleh lansia.
Pemberian informasi dan demonstrasi kali ini menyasar lansia wanita di Br. Puseh
Pedungan. Dengan adanya pemberian informasi dan demonstrasi kegel exercise diharapkan
inkontinensia pada lansia dapat di tekan.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 1x 15 menit diharapkan peserta
dapat mengetahui dan memahami senam kegel.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x 15 menit, diharapkan peserta dapat:
1. 80% peserta dapat menjelaskan pengertian Senam Kegel
2. 60% peserta menyebutkan dan menjelaskan manfaat dan tujuan Senam Kegel
3. 60% peserta dapat menyebutkan langkah-langkah Senam Kegel
4. 60% peserta dapat memperagakan senam kegel
5. 60% inkontinensia pada pasien dapat teratasi.

IV. Strategi Pelaksanaan


1. Metode : Ceramah dan demonstrasi
2. Media : Leaflet, dan Lembar balik
3. Garis besar materi (penjelasan terlampir)
1) Pengertian Inkontinensia dan Senam Kegel
2) Manfaat dan tujuan Senam Kegel
3) Langkah-langkah Senam Kegel
4) Demonstrasi Senam Kegel

V. SASARAN
Lansia sebanyak 25% dari total keseluruhan jumlah lansia wanita di Rumah Sakit Ngudi
Waluyo.

VI. WAKTU
Hari : jumat
Tanggal : 1 juli 2014
Jam : 07.30 - selesai
Tempat : Ruang kdm 1

VII. Proses Penatalaksanaan

No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu


1 Pendahuluan 1. Salam pembuka  Menjawab salam 2 menit
 2. Perkenalan  Mendengarkan
 3. Menyampaikan Menyimak
tujuan penyuluhan penyuluh
 4. Mengingatkan
kontrak yang telah Mendengarkan
disepakati
sebelumnya
 5. Apersepsi  Mendengarkan,
menjawab
pertanyaan
2 Kerja  Penyampaian garis Mendengarkan 10 menit
besar materi dengan penuh
Inkontinensia: perhatian
1. 1. Pengertian
Senam Kegel
2. 2. Manfaat dan
3. 3.Tujuan Senam
Kegel
3. 4. Langkah-
langkah Senam
Kegel.
5. 5. Demonstrasi
Senam Kegel
 6. Memberi Menanyakan hal-
kesempatan hal yang belum
peserta untuk jelas
bertanya,Menjawa
b pertanyaan  Mendengarkan dan
memperhatikan
jawaban dari
penyuluh
 Evaluasi  Menjawab
pertanyaan
penyuluh
3 Penutup  Menyimpulkan  Mendengarkan 3 menit
 Salam penutup  Menjawab salam
TOTAL WAKTU 15 menit

Pengorganisasian
a. Moderator :
b. Penyuluh :
c. Notulis :
e. Demonstrator :
f. Fasilitator :
g. Observer :

X. Rencana Evaluasi :

Tahap Evaluasi Indikator Keberhasilan


Struktur  Satuan Acara Penyuluhan sudah siap sesuai dengan
masalah keperawatan.
 Alat sudah dipersiapkan 15 menit sebelum penyuluhan
dimulai.
 Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya
lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan
yaitu berupa lembar balik, leaflet.
Proses  80% Peserta berada ditempat sesuai waktu yang telah
ditentukan
 80% peserta tetap mengikuti kegiatan penyuluhan
sampai selesai.
 50% Peserta kooperatif dan aktif dalam penyuluhan
dengan memperhatikan materi yang disampaikan dan
bertanya pada penyuluh mengenai hal-hal yang belum
dimengerti
Hasil  80% peserta dapat menjelaskan pengertian Senam
Kegel
 60% peserta dapat menyebutkan dan menjelaskan
manfaat dan tujuan Senam Kegel
 60% peserta dapat menyebutkan langkah-langkah
Senam Kegel
 60% peserta dapat memperagakan senam kegel
 60% inkontinensia dapat teratasi.
Lampiran Materi

Definisi senam kegel


Senam Kegel adalah senam yang bertujuan untuk memperkuat otot-otot dasar panggul
terutama otot pubococcygeal sehingga seorang wanita dapat memperkuat otot-otot saluran
kemih. Nama senam ini diambil dari penemunya Arnold Kegel, seorang dokter spesialis
kebidanan dan penyakit kandungan di Los Angeles sekitar tahun 1950-an. Dokter Kegel
seringkali melihat pasiennya yang sedang dalam proses persalinan sering tidak dapat menahan
keluarnya air seni (ngompol). Timbullah inisiatifnya untuk menemukan exercise agar pasiennya
tidak mengalami hal tersebut.

Manfaat dan tujuan senam kegel


Dalam perkembangan selanjutnya, senam ini selain dilakukan oleh wanita juga dilakukan
oleh para pria. Pada pria kerja otot ini lebih mudah diamati dari luar dibanding wanita. Hal ini
dapat dilihat dengan gerakan penis “naik-turun” dalam keadaan ereksi. Pada wanita kerja otot
pubococcygeal dapat dirasakan berupa denyutan pada dinding vagina. Senam kegel juga dapat
digunakan untuk mencegah konstipasi pada kehamilan. Dengan melakukan senam kegel sirkulasi
darah disekitar dubur dapat meningkat sehingga dapat mencegah wasir. Senam kegel diketahui
bisa membantu perempuan yang mengalami inkontinensia urin (beser). Tujuan dsenam kegel
adalah melatih kandung kemih untuk mengembalikan pola normal perkemihan dengan
menghambat atau menstimulasi pegeluaran air kemih.

Langkah-langkah Senam Kegel


1. Latihan I
a. Tidurlah secara terlentang kemudian putar badan ½ ke arah kanan,angkat kaki kanan
sampai di sisi kiri dengan sedikit di tekuk ke arah perut.
b. Tarik lutut kanan ke arah perut dengan tangan kiri, sementara tangan kanan di angkat ke
dahi.
c. Kemudian kembali ke posisi semula (terlentang) dan lakukan pada sisi sebaliknya.
2. Latihan 2
Tidurlah dengan posisi miring ke kiri letakkan kedua tangan di belakang kepala,
rapatkan kedua kaki dan tekuk ke atas sampai membuat siku pada lutut.
3. Latihan 3
a. Ambil posisi tidur terlentang dengan kedua tangan menempel pada sisi tubuh agak
melebar. Rapatkan kedua kaki tarik.
b. Angkat pantat perlahan-lahan setinggi mungkin pada posisi top tahan selama 4 detik
kemudian turunkan perlahan-lahan sampai posisi semula, ulangi gerakan ini sebanyak 8
kali.
4. Latihan 4
a. Pada posisi berbaring letakkan kedua tangan melebar di sisi badan, dan tekuk tangan
membuat siku dengan tumpuan pada siku, angkat sedikit siku kira-kira 5 cm dari lantai.
b. Ayunkan tangan ke depan dan kebelakang secara berlawanan seperti gerakan berenang
sebanyak 16 kali.
5. Latihan 5
a. Ambil posisi lutut sedikit di tekuk dan badan condong ke depan.
b. Kemudian putar pinggang, badan dan kepala ke kanan seolah-olah melihat ke
belakang, tahan posisi ini selama 4 detik, kemudian kembali ke posisi semula.
c. Selanjutnya lakukan ke sisi sebaliknya.

Factor pendukung senam kegel


Tindakan berikut dapat membantu klien yang menderita inkontinensia untuk memperoleh
kembali kontrol berkemihnya dan merupakan bagian dari perawatan rehabilitatif serta restorasi.
1. Mempelajari latihan untuk menguatkan dasar panggul.
2. Memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2 jam sepanjang siang dan sore hari,
sebelum tidur, dan setiap 4 jam pada malam hari.
3. Menggunakan metode untuk mengawali berkemih (misalnya air mengalir dan menepuk paha
bagian dalam)
4. Menggunakan metode untuk relaks guna membantu pengosongan kandung kemih secara
total (misalnya membaca dan menarik nafas dalam).
5. Jangan pernah mengabaikan keinginan untuk berkemih (hanya jika masalah klien melibatkan
pengeluaran urine yang jarang sehingga dapat mengakibatkan retensi).
6. Mengonsumsi cairan sekitar 30 menit sebelum jadwal waktu berkemih.
7. Hindari teh, kopi, alkohol, dan minuman berkafein lainnya.
8. Minum obat-obatan diuretic yang sudah diprogramkan atau cairan yang dapat meningkatkan
dieresis (seperti teh atau kopi) dini pada pagi hari.
9. Semakin memanjangkan atau memendekkan periode antar berkemih.
10. Menawarkan pakaian dalam pelindung untuk menampung urine dan mengurangi rasa malu
klien (bukan popok).
11. Mengikuti program pengontrolan berat tubuh apabila masalahnya adalah obesitas.
12. Memberikan umpan balik positif saat tercapai pengontrolan berkemih.
Pedoman ini dapat membantu klien untuk mendapatkan pola berkemih rutin dan mengontrol
factor-faktor yang mungkin meningkatkan jumlah episode inkontinensia.

Cairan yang dapat mempengaruhi pola berkemih


Apa yang kamu minum sangatlah penting. Beberapa minuman seperti Caffeine, kopi, teh,
minuman bersoda dapat mengiritasi saluran kemih dan merubah pola berkemih. Minuman yang
cocok untuk saluran kemih adalah yang paling bagus adalah air. Namun susu, jus buah-buahan,
dan minuman herbal juga baik untuk saluran perkemihan.
Daftar Pustaka

Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC


Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik;.
Volume 2. Jakarta : EGC.
Price, A. Silvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2. Jakarta:
EGC.
Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Volume 2. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai