Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“INKONTINENSIA URINE – SENAM KEGEL”

Disusun oleh :

SRI RIZKI AMALJA

0433131420116043

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kharisma Karawang

Jln. Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass) Karawang, Jawa Barat 41316

Telp.(0267)412480,Fax (0267)410842
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Inkontinensia Urine

Sasaran : Kelompok rentan Inkontinesia Urine dan Senam Kegel

Tempat : STIKes Kharisma Karawang

Hari, Tanggal : Senin, 28 Oktober 2019

Alokasi Waktu : 15 menit

Penyuluh : SRI RIZKI AMALIA

Mahasiswa STIKes Kharisma Karawang

Semester 7 Tingkat 4A

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Inkontinesia Urine dan Senam
Kegel selama 15 menit, Lansia diharapkan lebih memahami dan lebih
mengerti tentang penyakit Inkontinesia Urine dan Senam Kegel.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta mampu :
a. Mengetahui pengertian Inkontinesia Urine dan Senam Kegel
b. Mengetahui etiologi Inkontinesia Urine
c. Mengetahui Manfaan Senam Kegel
d. Mengetahui bagaimana cara melakukan Senam Kegel
B. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Metode

Pembukaan 3 Menit 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam Ceramah


dengan mengucap 2. Mendengarkan
salam 3. Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri 4. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 5. Memperhatikan
kegiatan
4. Kontrak waktu
5. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
Penyajian 10 Menit Menjelaskan tentang : Peserta Ceramah
a. Pengertian mendengarkan
Inkontinesia Urine penjelasan yang
dan Senam Kegel diberikan dan
b. Etiologi memperhatikan
Inkontinesia Urine
c. Manfaat Senam
Kegel
d. Bagaimana cara
melakukan Senam
Kegel

Penutup 3 Menit 1. Memberikan 1. Peserta bertanya Tanya


kesempatan peserta 2. Peserta menjawab jawab
untuk bertanya 3. Menerima leaflet
2. Memberikan umpan 4. Memperhatikan
balik 5. Mendengarkan
3. Pembagian leaflet 6. Menjawab salam
4. Kesimpulan
5. Mengucapkan
terimakasih atas
perhatian peserta
6. Mengucap salam
penutup

C. Materi
Terlampir
D. Media dan alat penyuluhan
a. Leaflet
b. Lembar balik
c. Leaflet
E. Metode penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
F. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di STIKes Kharisma
Karawang
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Peserta dapat mempraktekkan teknik cuci tangan dengan benar
d. Peserta dapat mengulang cara pembuatan dan pemberian oralit sesuai
anjuran dan takaran yang disampaikan
e. Pesertamengajukanpertanyaan dan menjawabpertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan
mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai
dengan tujuan khusus.

Lampiran
MATERI

A. Definisi Inkontinensia Urine

Inkontinensia Urine (IU) atau yang lebih dikenal dengan beser sebagai bahasa
awam merupakan salah satu keluhan utama pada penderita lanjut usia.
Inkontinensia urine adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan
frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan
dan sosial. Variasi dari inkontinensia urin meliputi keluar hanya beberapa tetes
urin saja, sampai benar-benar banyak, bahkan terkadang juga disertai
inkontinensia alvi (disertai pengeluaran feses) (brunner, 2011).

B. Penyebab

Inkontinensia urin dapat disebabkan oleh berbagai masalah medis:

1. Untuk perempuan, penipisan dan pengeringan kulit dalam vagina atau


saluran kencing, terutama setelah menopause.
2. Untuk pria, kelenjar prostat membesar atau operasi prostat.
3. Pelemahan dan peregangan otot-otot panggul setelah melahirkan.
4. Obat-obatan tertentu.
5. Penumpukan tinja di perut (karena kesulitan buang air besar).Kegemukan
dan obesitas, yang meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan otot
yang mengendalikan kandung kemih.
6. Penyakit tertentu.

C. Pengobatan
Pengobatan tergantung pada sumber masalah dan jenis inkontinensia.
1. Jika disebabkan oleh masalah medis, inkontinensia akan hilang setelah
penyakitnya diterapi.
2. Senam kegel dapat membantu beberapa jenis inkontinensia dengan
memperkuat otot-otot panggul.
3. Teknik relaksasi untuk memperpanjang interval kencing yang normal
(frekuensi kencing yang umum adalah 6-7 kali per hari) dapat membantu
mengatasi inkontinensia stres dan mendesak.
4. Pengobatan dan operasi adalah pilihan terapi bagi inkontinensia yang
disebabkan penyakit

D. Tips
1. Kurangi jumlah dan frekuensi minum
2. Hindari minuman yang bersifat memicu inkontinensia (alkohol, kafein,
soft drink)
3. Sediakan alat penampung kencing di dekat tempat tidur

E. Definisi senam kegel


Senam Kegel adalah senam yang bertujuan untuk memperkuat otot-otot dasar
panggul terutama otot pubococcygeal sehingga seorang wanita dapat
memperkuat otot-otot saluran kemih (berguna saat proses persalinan agar
tidak terjadi “ngompol”) dan otot-otot vagina (memuaskan suaminya saat
berhubungan seksual). Nama senam ini diambil dari penemunya Arnold
Kegel, seorang dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di Los
Angeles sekitar tahun 1950-an. Dokter Kegel seringkali melihat pasiennya
yang sedang dalam proses persalinan sering tidak dapat menahan keluarnya air
seni (ngompol). Timbullah inisiatifnya untuk menemukan exerciseagar
pasiennya tidak mengalami hal tersebut.

F. Manfaat dan tujuan senam kegel


 Dalam perkembangan selanjutnya, senam ini selain dilakukan oleh wanita
juga dilakukan oleh para pria. Pada pria kerja otot ini lebih mudah diamati dari
luar dibanding wanita. Hal ini dapat dilihat dengan gerakan penis “naik-turun”
dalam keadaan ereksi. Pria yang terlatih akan mendapatkan orgasme yang
lebih intens, dapat mencegah ejakulasi dini dan memperpendek waktu untuk
siap melakukan hubungan seks ulang. Pada wanita kerja
otot pubococcygeal dapat dirasakan berupa denyutan pada dinding vagina.
Bila otot ini terlatih dan kuat , kontraksi otot vagina dapat dengan sengaja
dilakukan saat berhubungan intim tanpa menunggu orgasme terlebih dahulu.
Wanita dengan otot pubococcygeal terlatih lebih mudah mengalami
perangsangan seksual (tidak frigid), lebih cepat “basah” untuk mengalami
orgasme yang sering dan memuaskan bahkan dapat mencapai orgasme hanya
dengan rangsangan pada G spot-nya. Senam kegel juga dapat digunakan untuk
mencegah konstipasi pada kehamilan. Dengan melakukan senam kegel
sirkulasi darah disekitar dubur dapat meningkat sehingga dapat mencegah
wasir. Senam kegel diketahui bisa membantu perempuan yang mengalami
inkontinensia urin (beser). Tujuan dsenam kegel adalah melatih kandung
kemih untuk mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat
atau menstimulasi pegeluaran  air kemih
G. Langkah-langkah Senam Kegel
1. Latihan I
a. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul.
b. Minta klien berupaya untuk menghentikan aliran urine selama
berkemih dan kemudian memulainya kembali. Apabila klien masih
terpasang kateter, latihan dapat dilakukan dengan memberi klem pada
selang urine bag sehingga urine tertahan pada kandung kemih,
didiamkan beberapa lama, lalu dilepas jika kandung kemih sudah
terasa penuh.
c. Praktekan setiap kali berkemih.

Rasional: membantu klien untuk merasakan otot-otot anterior pada dasar


panggul dan mengajarkan teknik pengontrolan.

2. Latihan II
a. Minta klien mengambil posisi duduk atau berdiri.
b. Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus.

Rasional: membantu klien merasakan otot-otot posterior pada dasar


panggul.
3. Latihan III
a. Minta klien mengencangkan otot di bagian posterior dan kemudian
kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke empat
b. Kemudian minta klien merelaksasikan otot-otot secara keseluruhan.
c. Ulangi latihan 4x/jam saat terbangun dari tidur selama 3 bulan
Rasional: Meningkatkan pengontrolan otot panggul dan membantu
relaksasi sfingter selama berkemih
4. Latihan IV
a.  Apabila memungkinkan, ajarkan klien melakukan sit-ups yang
dimodifikasi (lutut ditekuk).

Rasional: Menguatkan otot-otot abdomen untuk pengontrolan kandung


kemih.

Langkah tersebut juga dapat dilakukan seperti berikut :

1.      Pemanasan.

Kendurkan otot-otol perut, bokong dan paha atas se-rilek mungkin. Untuk
memastikan otot-otot tersebut rilek, letakkan kedua tangan di atas perut. Jika perut
tidak ikut bergerak ketika otot-otot dasar panggul (PC) dikontraksi, berarti
gerakan Anda benar.

2.      Kontraksi.

Kontraksikan otot-otot PC Anda dengan menarik ke dalam dan keras sekitar


vagina, anus dan saluran kencing (uretra) seperti menahan air seni. Tujuannya
untuk menemukan letak otot PC. Untuk mudahnya dapat melakukan latihan
berikut: Ketika Anda ingin buang air kecil, tahanlah aliran air seni, lalu lepaskan
kembali. Lakukan beberapa kali sehingga bisa merasakan benar letak otot PC
lersebut.

3.      Ulangan.

Setelah Anda mampu melakukan, mulailah berlatih sebanyak 10 kali ulangan.


Setiap kali kontraksi, tahan selama tiga hitungan. Kemudian secara perlahan
naikkan hitungan kontraksinya hingga Anda bisa menahan selama 10-15 hitungan,
dengan istirahat selama 10 detik diantaranya. Jumlah optimum kira-kira 50-100
kali sepanjang hari, pagi, siang, sore dan malam.

4.      Variasi.

Lakukan variasi untuk menghindari kebosanan dengan munggabungkan latihan


otot-otot PC dengan latihan pengencangan otot-otot lain di sekitarnya, yaitu otot-
otot perut, paha atas, dan otot bokong, dalam posisi berdiri, duduk atau berbaring.

5.      Catatan.

Latihan Kegel dengan menahan air seni, disarankan hanya dilakukan pada saat
awal berlatih. Gunanya untuk menemukan letak otot PC. Setelah itu sebaiknya
jangan dilakukan lagi karena akan mengganggu pola kencing Anda. Sebaiknya
berkonsultasi lebih dulu sebelum berlalih dan lakukan evaluasi dalam jangka
waktu tertentu.

Factor pendukung senam kegel

Tindakan berikut dapat membantu klien yang menderita inkontinensia untuk


memperoleh kembali kontrol berkemihnya dan merupakan bagian dari perawatan
rehabilitatif serta restorasi.

1.      Mempelajari latihan untuk menguatkan dasar panggul.

2.      Memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2 jam sepanjang siang dan
sore hari, sebelum tidur, dan setiap 4 jam pada malam hari.

3.      Menggunakan metode untuk mengawali berkemih (misalnya air mengalir dan


menepuk paha bagian dalam)

4.      Menggunakan metode untuk relaks guna membantu pengosongan kandung


kemih secara total (misalnya membaca dan menarik nafas dalam).

5.      Jangan pernah mengabaikan keinginan untuk berkemih (hanya jika masalah


klien melibatkan pengeluaran urine yang jarang sehingga dapat mengakibatkan
retensi).
6.      Mengonsumsi cairan sekitar 30 menit sebelum jadwal waktu berkemih.

7.      Hindari teh, kopi, alkohol, dan minuman berkafein lainnya.

8.      Minum obat-obatan diuretic yang sudah diprogramkan atau cairan yang dapat
meningkatkan dieresis (seperti teh atau kopi) dini pada pagi hari.

9.      Semakin memanjangkan atau memendekkan periode antar berkemih.

10.  Menawarkan pakaian dalam pelindung untuk menampung urine dan mengurangi


rasa malu klien (bukan popok).

11.  Mengikuti program pengontrolan berat tubuh apabila masalahnya adalah obesitas.

12.  Memberikan umpan balik positif saat tercapai pengontrolan berkemih.

Pedoman ini dapat membantu klien untuk mendapatkan pola berkemih rutin dan
mengontrol factor-faktor yang mungkin meningkatkan jumlah episode
inkontinensia.

DAFTAR PUSTAKA

Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC


Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik;. Volume 2.  Jakarta : EGC

Price, A. Silvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit


Volume 2. Jakarta: EGC

Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8


Volume 2. Jakarta: EGC

Soetojo. INKONTINENSIA URINE PERLU PENANGANAN MULTI


DISIPLIN

http://soetojo.blog.unair.ac.id/2009/03/13/inkontinensia-urine-perlu-penanganan-
multi-disiplin/  (akses, 7 maret 2012)

Anda mungkin juga menyukai