Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI LANSIA

KELOMPOK I

ARFINISIUS ANA RATO


LISA REYK
DOMINGGUS LENDE NGONGO
ADELISYA PUTRI MA’RUF
STEPANUS METE
YUSTINUS DENDO NGARA
LIA SUMARTI IMRAN
PAULINA REGINA MBITU
MAXIMILIANU UMBU PATI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seseorang dikatakan lansia apabila berusia 60 tahun atau
lebih, Karenna factor tertentu tidak apat memenuhi kebutuhan
dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial (Nugroho,
2012). Proses menjadi lansia merupakan suatu proses alamiah
yang dapat terjadi pada setiap orang. Menurut Laslett
(Suardiman, 2011) menyatakan bahwa semua makhluk hidup
memiliki siklus kehidupan menuju tua yang diawali dengan
proses kelahiran, tumbuh menjadi dewasa, berkembang biak,
menjadi tua dan akhirnya tutup usia. Menjadi lansia ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan
penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual. Aspek yang mengalami pennurunan
secara degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengidentifikasi lansia
sebagai kelompok masyarakat yang mudah terserang
kemunduran fisik dan mental. Dilihat dari prespektif keperawatan
dikatakan ada empat besar penderita geriatric yaitu imobilisasi,
ketidakstabilan, inkontenensia, dan gangguan intelaktual. Sifat
umum dari empat besar itu adalah 1) mempunyai masalah yang
kompleks, 2) tidak ada pengebatan yang sederhana, 3) hancurnya
kemandirian, dan 4) membutuhkan bantuan orang lain yang
berkaitan erat dengan keperawatan.
Oleh karena itu, diperlukannya pelaksanaan program
terapi yang diperlukan suatu instrument atau parameter
yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kondisi lansia,
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai
terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung, saling membutuhkan dan menjadi tempat lansia
melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku
yang maladaptif.
Terapi aktivitas kelompok (TAK); Sosialisasi adalah upaya
menfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan
masalah sosial. Salah satu terapi aktivitas kelompok sosialisasi
lansia yang dapat diberikan pada lansia khususnya usia diatas 48
tahun adalah permainan “Oper Bola”. Hal ini enyesuaikan
dengan tingkat kemampuan lansia yang mengalami gangguann
mobilitas, gngguan konsentrasi, dan gangguan pergerakan sendi
dimna lansia yang dalam kedaan ini tidak dapat lagi
mengembangkan kemampuan motorik, kognitif dan bahasa yang
lebih kompleks, dan semua komponen perkembangan ini dapat
dirangsang dengan permainan “Oper Bola” ini.

B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui bagaimana melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) tentang materi terapi sosialisasi dengan
melempar bola.
C. Tujuan
1. Mengembangkan kemampuann sosialisasi dengan
menunjukkan kemampuan yang ada dalam diri berupa
menyanyi, bercerita, berpantun, dll.
2. Menngembangkan kemampuan mototrik dengan
pergerakan sendi yang dilakukan dengan berbagi bola
kepada peserta yang ada disebelahnya.
3. Mengurangi stress yng dialami lansia dengan terlihat rileks
selama permainan.

D. Manfaat Kegiatan
1. mengembangkan kemampuan motorik
2. mengembangkan kemampuan sosialisasi
3. mengembangkan kemampuan verbal
4. mengemangkan kemampuan mengikuti aturan yang berlaku

E. Sasaran Strategi
1. Lansia yang ada di wisma 1 panti sosial griya lansia
jannati
2. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
3. Lansia yang kooperatif.

F. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan
skrining pada lansia yang termasuk dalam sasaran strategis.
Kemudian di lakukan pendampingan selama kegiatan TAK
berlangsung oleh mahasiswa profesi ners STIKES GIA
MAKASSAR.
G. Perencanaan
Hari/ Tanggal : Sabtu, 19 November 2022
Waktu : 10:00 WITA
Tempat : Kampus STIKES GIA MAKASSAR
Topi : Terapi Sosialisasi dengan Melempar Bola
Peserta : Mahasiswa
Metode : Praktek
Media : Media yang akan digunakan yaitu : Bola

H. Pengorgansasian.
Pengarah : Eka Suprapti, S.kep,.Ns,.M.Kes
a. Leader : Arfinisius Ana Rato
1. Menyusun rencana TAK
2. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
3. Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk
mengekspresikan perasaan dan memberikan
umpan balik
4. Sebagai role model
5. Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan
kontrak waktu
b. Co Leader : Lia Sumarti Imran
Membantu leader dalam mengorganisasikan kelompok
c. Fasilitator :
1. Stepanus Mete
2. Dominggus lende ngongo
3. Yustinus dendo ngara
4. Adelsya putrid ma’ruf
5. Paulina regina mbitu
6. Maximilianus umbu pati

Tugas:
a) Membantu leader dalam memfasilitasi
anggota kelompok untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
b) Memfokuskan kegiatan
c) Membantu mengkoordinir anggota kelompok
d) Duduk di sela-sela pasien

d. Observer: Lisa Reyk

1. Mengobservasi semua respon klien

2. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan


prilaku klien

3. Memberikan umpan balik pada klien pada kelompok

4. Duduk tidak dilingkungan permainan/diluar

5. Mengevaluasi setiap keaktifan kelompok

6. Mengevaluasi tugas leader, co leader dan fasilitator


I. Strategi Kegiatan
Hari : Sabtu
Waktu : 10:00 Wita
Proses Tindakan Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. salam pembuka memperhatikan 5 menit
2. memperkenalakan diri semua
anggota kelompok
3. menjelaskan tujuan kegiatan
penyajian 1. menjelaskan materi tentang : memperhatikan 30 menit
a. pengertis terspi aktivitas , menanggapi
kelompok sosialisasi dengan
b. manfaat terapi aktivitas pertanyaan
kelompok sosialisasi
c. langkah-langkah terapi
aktivitas kelompok
sosialisasi dengan
melempar bolah
2. mendemonstrasikan terapi
aktivitas kelompok sosialisasi
dengan melempar bola.
3. memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya.
4. menjawab pertanyaa.
5. memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
menjelaskan kembali dan
mempraktikan materi yang
sudah disampaikan
penutup 1. mengevaluasi perasaan peserta memperhatikan 5 menit
2. salam penutup menanggapi
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Pengertian Terapi aktivitas kelompok (TAK): sosialisasi
(TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.(Keliat &
Prawirowiyono, 2014). Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
(TAKS) dilaksananakan dengan membantu pasien melakukan
sosialisasi dengan individu yang ada disekitar pasien. Sosialisasi
dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu
dan satu), kelompok dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan
sosialisasi dalam kelompok.
a. Jenis
Menurut (Keliat & Prawirowiyono, 2014) jenis
Terapi Aktivitas Kelompok secara umum terdiri dari 4 yaitu
:
1) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif atau
Persepsi
2) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
3) Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas

Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi


b. Komponen Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Menurut (Keliat, 2005) komponen kelompok terdiri dari
delapan aspek, yaitu sebagai berikut:
1) Struktur Kelompok
Struktur kelompok menjelaskan batasan
komunikasi, proses pengambilan keputusan dan
hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur
kelompok menjaga stabilitas dan membantu
pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur
dalam kelompok diatur dengan adanya pemimpin
dan interaksi. Struktur dalam kelompok diatur
dengan adanya pemimpin dan anggota, arah
komunikasi dipandu oleh pemimpin, sedangkan
keputusan diambil secara bersama.
2) Besaran Kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah
kelompok kecil yang anggotanya berkisar antara 5-12
orang. Jumlah anggota kelompok kecil menurut Keliat
dan Akemat (2005) adalah 7-10 orang, sedangkan
menurut Rawlins, Williams, dan Beck (dalam Keliat dan
Akemat, 2005) adalah 5-10 orang. Anggota kelompok
terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat
kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat, dan
pengalamannya, jika terlalu kecil tidak cukup variasi
informasi dan interaksi yang terjadi. Pada penelitian yang
telah digunakan adalah menurut teori Keliat dan Akemat
yaitu sebanyak 10 orang.
3) Lamanya Sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-45 menit bagi
fungsi kelompok yang rendah dan 60-120 menit bagi
fungsi kelompok yang tinggi (Keliat, 2005). Biasanya
dimulai dengan pemanasan berupa orientasi, kemudian
tahap kerja, dan finishing berupa terminasi. Banyaknya
sesi tergantung pada tujuan kelompok, dapat satu kali
atau dua kali perminggu; atau dapat direncanakan sesuai
dengan kebutuhan.
4) Komunikasi
Tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah
mengobservasi dan menganalisa pola komunikasi
dalam kelompok. Pemimpin menggunakan umpan
balik untuk memberi kesadaran pada anggota
kelompok terhadap dinamika yang terjadi.
5) Peran
Kelompok Pemimpin perlu mengobservasi peran
yang terjadi dalam kelompok. Ada tiga peran dan
fungsi kelompok yang ditampilkan anggota
kelompok dalam kerja kelompok, yaitu
maintenance roles, task roles, dan individual
role. Maintence role, yaitu peran serta aktif dalam
proses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles,
yaitu fokus pada penyelesaian tugas. Individual
roles adalah self-centered dan distraksi pada
kelompok (Keliat, 2005)

6) Kekuatan Kelompok

Kekuatan (power) adalah kemampuan anggota kelompok


dalam mempengaruhi berjalannya kegiatan kelompok.
Untuk menetapkan kekuatan anggota kelompok yang
bervariasi diperlukan kajian siapa yang paling banyak
mendengar dan siapa yang membuat keputusan dalam
kelompok.

7) Norma Kelompok

Norma adalah standar perilaku yang ada dalam


kelompok. Pengharapan terhadap perilaku kelompok pada
masa yang akan datang berdasarkan pengalaman masa
lalu dan saat ini. Pemahaman tentang norma kelompok
berguna untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
komunikasi dan interaksi dalam kelompok. Kesesuaian
perilaku anggota kelompok dengan normal kelompok,
penting dalam menerima anggota kelompok. Anggota
kelompok yang tidak mengikuti norma dianggap
pemberontak dan ditolak anggota kelompok lain.

8) Kekohesifan

Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja


sama dalam mencapai tujuan. Hal ini mempengaruhi
anggota kelompok untuk tetap betah dalam kelompok.
Apa yang membuat anggota kelompok tertarik dan puas
terhadap kelompok, perlu diidentifikasi

agar kehidupan kelompok dapat dipertahankan.

B. Tujuan

TAK Sosialisasi Menurut (Keliat & Prawirowiyono, 2014) tujuan


umum TAK Sosialisai adalah pasien dapat meningkatkan hubungan
sosial dalam kelompok secara bertahap dan tujuan khususnya adalah :

1. Pasien mampu memperkenalkan diri

2. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok

3. Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok

4. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik


pembicaraan

5. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi


pada orang lain

6. Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang


manfaat kegiatan Tak yang telah dilakukan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi aktivitas kelompok (TAK); Sosialisasi adalah upaya


menfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
sosial. Salah satu terapi aktivitas kelompok sosialisasi lansia yang dapat
diberikan pada lansia khususnya usia diatas 48 tahun adalah
permainan “Oper Bola”. Hal ini enyesuaikan dengan tingkat
kemampuan lansia yang mengalami gangguann mobilitas, gngguan
konsentrasi, dan gangguan pergerakan sendi dimna lansia yang dalam
kedaan ini tidak dapat lagi mengembangkan kemampuan motorik,
kognitif dan bahasa yang lebih kompleks, dan semua komponen
perkembangan ini dapat dirangsang dengan permainan “Oper Bola” ini.

B. Saran

Dalam penulisan proposal ini masih banyak keselahan dalam


penulisannya, dan penempatan kata, huruf, dan titik koma yang
kurang sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dari
pembaca yang dapat membangun dalam penulisa makalah ini agar
kedepannya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Suardiman, Siti Partrini. 2011. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

Keliat, B. A., & Prawirowiyono, A. (2014). Keperawatan Jiwa Terapi


Aktivitas Kelompok. (B. Angelina, Ed.). Jakarta: EGC.

Keliat, BA. dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas


Kelompok. Cetakan I. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai