Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

RESIKO PERILAKU KEKERASAN


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa II
Dosen Pengampu : Trimeilia S, S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh :
1. Siti Rohayati (108116005)
2. Wahyu Sarwono Aji (108116008)
3. Pramesti Vitriyani (108116019)
4. Rizal Dwi Irianto (108116026)
5. Yola Amelia (108116034)
6. Lia Laudya (108116035)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
PRE PLANNING TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. TOPIK
1. Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasaan yang biasa dilakukan
2. Sesi 2 : Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik
3. Sesi 3 : Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial
4. Sesi 4 : Mencegah perilaku kekerasan spiritual

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pasien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya,
menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah), menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasaan) dan menyebutkan akibat perilaku kekerasaan
b. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan,
menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan dan mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan
c. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa
memaksa dan dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati
tanpa kemarahan
d. Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.

C. KRITERIA PASIEN
a. Kriteria
1. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama
dengan perawat.
2. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan
perawat.
b. Proses Seleksi
1. Mengobservasi pasein yang masuk kriteria.
2. Megidektifikasi pasien yang masuk kriteria.
3. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.
4. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK PK.
Mengikuti: menjelaskan tujuan TAK PK pada pasien, rencana
kegiatan kelompok, dan aturan main dalam kelompok.

D. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK


1. Setting
a. Terapis dan klien duduk berdampingan sejajar membentuk
setengah lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang.
2. Waktu pelaksanaan
Tempat : Ruang Mawar RSJ Surakarta
Hari/Tanggal : Senin, 10 Desember 2018
Waktu : 09.00 – 09.45 WIB
Alokasi Waktu : 45 menit
a. Pembukaan : 5 menit
b. Pelaksanaan : 35 menit
c. Penutup : 5 menit

3. Pengorganisasian
a. Leader : Wahyu Sarwono Aji
Tugas Leader :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi.
b. Observer : Siti Rohayati
Tugas Observer :
1) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal
sampai akhir.
2) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok.
3) Mengobservasi perilaku pasien.
c. Fasilitator
Fasilitator 1 : Yola Amelia
Fasilitator 2 : Lia Laudya
Tugas Fasilitator :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3) Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
4) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
5) Bertanggungjawab terhadap program antisispasi masalah.
d. Peserta
1. Nama : Ny. Pramesty
Riwayat perilaku kekerasan : Riwayat mengamuk, suka
marah-marah, dan suka berkata kasar, suka banting barang.
2. Nama : Tn. Rizal
Riwayat perilaku kekerasan : Sering mengamuk, dan
bertindak kasar terhadap tetangganya, Suka mengeluyur.
3. Nama : Ny. Atika
Riwayat perilaku kekerasan : Suka ngedumel, menyendiri,
dan suka mengamuk.
4. Nama : Tn. Sukma
Riwayat perilaku kekerasan : Susah tidur, Riwayat
mengamuk, dan berkata kasar, Tidak mau mandi.
4. Tata tertib TAK
a) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b) Berpakaian rapih dan bersih
c) Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama
kegiatan TAK
d) Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib
dibacakan selama 5 menit, dan bila peserta tidak kembali ke
ruangan maka peserta tersebut diganti peserta cadangan.
e) Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata
tertib dibacakan. Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa
mengikuti kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka
peserta tersebut tidak dapat diganti oleh peserta cadangan.
f) Paserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
g) Peserta yang ingin mengajukan pernyataan, mengangkat tangan
terlebih dahulu dan berbicara setelah dipersilahkan.
h) TAK berlangsung selama 45 menit dari pukul 09.00 sampai 09.45.
5. Setting Tempat

Keterangan :

: Leader : Fasilitator

: Observer : Peserta
E. METODE
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan Tanya jawab
c. Bermain peran dan stimulasi
d. Permainan :
1. Senam pasien RPK : dilakukan gerakan senam antara fasilitator
dengan pasien dengan diiringi music. Tujuannya untuk merilekskan
otot-otot.
2. Permainan putar botol : dengan cara memutarkan botol kearah
pasien searah jarum jam, ketika botol berhenti maka pasien akan
langsung menjawab pertanyaan dari fasilitator.
F. ANTISIPASI MASALAH
Program antisipasi masalah merupakan suatu intervensi keperawatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin muncul
saat kegiatan dilakukan. Masalah yang mungkin muncul saat kegiatan
dilakukan adalah :
1. Klien tidak mau memulai kegiatan
Intervensi :
a. Mendekati klien
b. Menanyakan mengapa klien tidak mau memulai kegiatan
c. Jelaskan pada klien pentingnya mengikuti kegiatan
d. Mengarahkan untuk mengikuti kegiatan seperti klien yang lain.
2. Klien meninggalkan kegiatan
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
c. Berikan penjelasan pada klien
d. Ajak kembali klien mengikuti kegiatan.
3. Klien lain ingin ikut kegiatan
a. Memperbolehkan pasien ikut dengan catatan pasien RPK
b. Menanyakan nama klien dan kesiapan klien
G. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
2) Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
3) Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
4) Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
5) Leader, fasilitator, dan observer berperan sebagaimana mestinya.
b. Evaluasi Proses
1) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai
akhir.
2) Leader mampu memimpin acara.
3) Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
4) Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
5) Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
6) Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai
akhir.           
c. Evaluasi Hasil
1) 80 % Klien mampu menyebutkan stimulasi penyebab
kemarahannya, menyebutkan respons yang dirasakan saat marah
(tanda dan gejala marah), menyebutkan reaksi yang dilakukan saat
marah (perilaku kekerasaan) dan menyebutkan akibat perilaku
kekerasaan
2) 80 % Klien mampu menyebutkan kegiatan fisik yang biasa
dilakukan, menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan dan mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang
dapat mencegah perilaku kekerasan
3) 80 % Klien mampu mengungkapkan keinginan dan permintaan
tanpa memaksa dan dapat mengungkapkan penolakan dan rasa
sakit hati tanpa kemarahan.
4) 80 % Klien mampu melakukan kegiatan ibadah secara teratur.
H. MEDIA/ALAT
1) Papan tulis/flicpchart/whiteboard
2) Kapur/spidol
3) Buku catatan dan pulpen
4) Sound system, lagu, balon dll sesuai kebutuhan

I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:
a. Persiapan (5 menit)
1) Memilih klien dengan perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
2) Mengingatkan kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi (5 menit)
1) Salam terapeutik
a) Perawat memberi salam
b) Perawat memperkenalan nama lengkap dan nama panggilan
yang disukai (Pakai Papan Nama)
c) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan senua klien
(klien memperkenalkan namanya masing-masing dan Beri
Papan Nama)
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan :
penyebab tanda dan gejala perilaku kekerasan serta akibatnya
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol cara marah
yang konstruktif
b) Menjelaskan aturan main tersebut
1. Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada perawat
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c) Tahap kerja (25 menit)
1. Perawat menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu
Sebelum memulai kegiatan, klien diajak senam terlebih
dahulu untuk menyalurkan energy yang berlebihan
2. Perawat menanyakan bagaimana perasaannya setelah
melakukan senam bersama
3. Perawat menjelaskan terapi aktifitas akan dilakukan
dengan cara bermain, caranya perawat akan memainkan
botol yang diarahkan klien sesuai arah jarum jam. Apabila
botol berhenti, dan klien yang mendapati botol berhenti
maka harus menceritakan penyebab kemarahannya,
menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda
dan gejala marah), menyebutkan reaksi yang dilakukan
saat marah (perilaku kekerasaan) dan menyebutkan akibat
perilaku kekerasaan
4. Berikan reinforcement positif setelah klien mampu
menyebutkannya
5. Ulangi kegiatan option 3 dan 4 sampai semua klien
mendapat giliran
6. Menanyakan kepada klien apakah sudah mempelajari cara
baru yang sehat menghadapi kemarahan (Perawat
menjelaskan kembali cara mengontrol rasa marah dan
mendemonstrasikannya)
7. Perawat memainkan botol kembali ke arah klien sesuai
arah jarum jam. Apabila botol berhenti, dan berhenti
kearah klien diminta untuk memilih sejumlah bantal/pena
yang salah satunya telah diberi tanda
8. Klien yang mendapatkan bantal/pena yang ada tandanya
akan menceritakan tentang kegiatan fisik yang biasa
dilakukan dirumah atau dirumah sakit yang dapat
digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat lalu
ditulis di kertas putih dan klien mendemonstrasikannya
(klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan untuk
menyalurkan kemarahan secara sehat secara fisik dan
verbal, secara verbal dan cara spiritual)
9. Berikan reinforcement positif setelah klien mampu
mendemonstrasikannya
10. Ulangi kegiatan option 7, 8, dan 9 sampai semua klien
mendapat giliran
d) Tahap Terminasi (10 menit)
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK.
b) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku
klien yang positif.
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika
terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku
kekerasan.
b) Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan
gejala perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum
diceritakan.
c) Menganjurkan untuk mempraktekan cara marah yang
konstruktif setiap mendapat stimulus marah
d) Menganjurkan untuk berlatih
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk
mencegah perilaku kekerasan.
b) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
J. EVALUASI DOKUMEN
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab
perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan
dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi I: TAK
Stimulasi persepsi perilaku Kekerasan
Kemampuan Psikologi

Memberi Tanggapan Tentang


Tanda Mempraktekkan
Nama Penyebab
No. & Perilaku Akibat cara mengontrol
klien PK
gejala kekerasan PK PK dengan nafas
PK dalam
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui
penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku
kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta
mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas
dalam. Beri tanda (√) jika mampu dan beri tanda (x) jika tidak mampu.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : Klien mengikuti Sesi 1,
TAK stimulus persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan
penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang),
mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (”gregeten” dan ”deg-
degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat
yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa), dan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam.
Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan
selama di rumah sakit.

Sesi II : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan Psikologis

Mempraktekkan cara fisik yang Mempraktekkan cara


No Nama klien
pertama fisik yang kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2
cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda (√) jika klien
mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien mampu
mempraktekkan tarik nafas dalam, tetapi belum mampu
mempraktekkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien
mempraktekkan di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik
Tujuan :
1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan.
3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan
Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat :
1. Kasur / kantong tinju/ gendang
2. Papan tulis/ flipchart/ witheboard
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
Pengorganisasian :
1. Leader
2. Observer
3. Fasilitator
Metode:
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/ stimulasi

Langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis pada pasien
2. Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi /validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menyanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan:
penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan serta
akibatnya.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu secara fisik untuk
mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut :
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.
3. Tahap Kerja
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien
1) Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olahraga
yang biasa dilakukan klien
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk
menyalurkan kemarahan secara sehat : tarik napas dalam,
menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main
bola, senam, memukul bantal pasir tinju, dan memukul gendang.
c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.
d. Bersama klien mempraktikan dua kegiatan yang dipilih
1) Terapis mempraktikan
2) klien melakukan redemonstrasi
e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikan cara
penyaluran kemarahan
f. Upayakan semua klien berperan aktif
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku
kekerasan
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah
dipelajari jika stimulus penyebab perilaku kekerasan
2. Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah
dipelajari
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1. Meyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu
interaksi sosial yang asertif
2. Meyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Sesi III: TAK


Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan social

Memperagakan Memperagakan Mamperagakan cara


No Nama Klien cara meminta cara menolak mengungkapkan
tanpa paksa yang baik kekerasan yang baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan
pencegahan perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa, menolak
dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika
klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
3. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3 TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta
tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan
klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).

Sesi IV : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual

Mempraktikkan Mempraktikkan kegiatan


No Nama klien
kegiatan ibadah pertama ibadah kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan
pencegahan perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa,
menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri
tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
3. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 4,
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu
memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara
teratur di ruangan (buat jadwal).

Anda mungkin juga menyukai