Oleh :
1.
2021
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
1. Latar belakang
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ menur Surabaya khususnya
diruang gelatik sebagian besar pasien menderita risiko perilaku kekerasan. Oleh karena itu,
perlu diadakan aktivitas kelompok tentang risiko perilaku kekerasan.
2. Landasan teori
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi risiko perilaku kekerasan dibagi
dalam 4 sesi, yaitu:
a. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol risiko perilaku
kekerasan dalam kelompok secara bertahap
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat mengenal risiko perilaku kekerasan
2) Klien dapat mengendalikan risiko perilaku kekerasan secara fisik
3) Klien dapat Mengendalikan perilaku kekerasan secara asertif/verbal
4) Klien dapat Mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual
5) Klien dapat Mengendalikan perilaku kekerasan dengan minum obat secara Teratur
5. Klien
a. Kriteria klien
1) Klien berisiko perilaku kekerasan yang mulai terkontrol
2) Klien yang mengalami perubahan persepsi
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok
6. Kriteria hasil
a. Evaluasi struktur
1) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsetrasi terhadap kegiatan
2) Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
3) Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
4) Alat yang digunakan dalam kondisi baik
5) Leader, Co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
b. Evaluasi proses
1) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
2) Leader mampu memimpin acara
3) Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
4) Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
5) Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah
6) Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
7) Perserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
c. Evaluasi hasil
Diharapkan 75%dari kelompok mampu:
1) Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
2) Menyampaikan risiko perilaku kekerasan yang dirasakan dengan jelas
7. Antisipasi masalah
8. Pengorganisasian
Sesi 1
a. Pelaksanaan
1) Hari/Tanggal :
2) Waktu :
3) Alokasi waktu :
4) Tempat :
5) Jumlah klien :
b. Tim terapi
1) Leader sesi 1 :
Uraian tugas
a) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Memimpin jalannya terapi kelompok
c) Memimpin diskusi
2) Co-leader sesei 1 :
Uraian tugas
a) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
c) Membantu memimpin jalannya kegiatan
d) Menggantikan leader jika terhalang tugas
3) Observer sesi 1 :
Uraian tugas
a) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
b) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok
9. Proses pelaksanaan
a. Evaluasi
Formulir yang dievaluasi
Sesi 1 TAK stimulasi persepsi (risiko perilaku kekerasan)
Kemampuan personal/halusinasi
b. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul
dan menyampaikan kepada perawat
Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2) Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal risiko perilaku
kekerasan: isi, waktu, situasim dan perasaan saat perilaku kekerasan
muncul, beri tanda () jika klien mampu dan berikan tanda (x) jika klien
tidak mampu
3) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok
d. Fasilitator sesi II :
Uraian tugas :
a. Metode
A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi risiko
perilaku kekerasan
2. Klien dapat memahami cara mengatasi perilaku kekerapan secara fisik
3. Klien dapat memperagakan cara mengatasi perilaku kekerapan secara fisik
A. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi I
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Orientasi
1) Leader menanyakan perasaan klien saat ini
2) Leader menanyakan pengalaman risiko perilaku kekerasan yang terjadi:
isi, waktu, situasi dan perasaan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol risiko perilaku
kekerasan dengan cara fisik
2) Menjelaskan aturan main
a) Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada leader
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Tahap kerja
a) Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat ini
mengalami perilaku kekerasan dan bagaimana hasilnya. Ulangi
sampai semua klien mendapat giliran
b) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c) Leader menjelaskan cara mengatasi risiko perilaku kekerasan dengan
cara fisik pada saat perilaku kekerasan muncul
d) Co-leader memperagakan mengatasi perilaku kekerasan dengan cara
fisik yaitu: “pukul bantal dan kasur. Jangan membanting atau
memukul barang yang keras.”
e) Leader meminta masing-masing klien cara mengatasi risiko perilaku
kekerasan dengan cara fisik
f) Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk
tangan setiap klien memperagakan.
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
1. Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
1. Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika risiko perilaku kekerasan muncul
2. Memasukkan kegiatan fisik (pukul bantal) ke dalam jadwal
kegiatan harian klien
c) Kontrak yang akan datang
1. Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya yaitu cara mengontrol risiko perilaku kekerasan secara
asertif/ verbal
2. Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
B. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
Sesi II Stimulasi Persepsi (Risiko perilaku kekerasan)
Kemampuan fisik resik perilaku kekerasan
Petunjuk :
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan: cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi risiko perilaku kekerasan, efektifitas cara yang
digunakan, cara mengatasi risiko perilaku kekerasan dengan fisik dan
memperagakan cara fisik (pukul bantal) pada risiko perilaku kekerasan. Beri
tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu
5) Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi. Klien
mampu memperagakan cara fisik pada risiko perilaku kekerasan, anjurkan klien
menggunakannya jika risiko perilaku kekerasan muncul.
Sesi III : Mencegah Risiko Perilaku Kekerasan Secara Asertif/Verbal
A. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
a. Hari/ Tanggal :
b. Waktu :
c. Lokasi : Perkenalan dan pengarahan ( 10 menit), terapi kelompok
(25 menit ), penutup (10 menit).
d. Tempat : Ruang Gelatik
e. Jumlah Klien : orang
2. Tim Terapi
a. Leader sesi III :
Uraian Tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Co- leader sesi III :
Uraian Tugas :
1) Membantu leader Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Observer sesi III :
Uraian Tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok
d. Fasilitator Sesi III :
Uraian Tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
3. Metode dan media
a. Metode
1) Diskusi kelompok
2) Bermain peran/ stimulasi
b. Media
1) Spidol dan Whiteboard
a. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan asertif/verbal untuk
mencegah munculnya risiko perilaku kekerasan
2. Klien dapat melakukan kegiatan asertif/verbal untuk mencegah terjadinya risiko
perilaku kekerasan
b. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
c. Alat
1. Spidol dan Whiteboard
d. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/ stimulasi
e. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 3
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1. Terapis menayakan keadaan klien saat ini
2. Terapis menayakan cara mengontrol risiko perilaku kekerasan yang telah di
pelajari
3. Terapis menayakan pengalaman klien menerapkan cara fisik (pukul bantal)
dan pada risiko perilaku kekerasan
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya risiko perilaku
kekerasan dengan secara asertif/verbal
2. Menjelaskan aturan main berikut
a. Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada
terapis
b. Lama kegiatan 30 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara ketiga, yaitu melakukan kegiatan secara
asertif/verbal jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan secara
asertif/verbal yang diatur akan mencegah munculnya risiko perilaku
kekerasan.
b. Terapis meminta tiap- tiap klien bercakap-cakap dengan masing-
masing terapis.
c. Terapis membimbing satu persatu klien untuk kegiatan secara
asertif/verbal
d. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan secara asertif/verbal
yang telah disusun
e. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah
selesai melakukan kegiatan secara asertif/verbal dan
memperagakannya.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai melakukan
kegiatan secara asertif/verbal
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol risiko
perilaku kekerasan, yaitu secara fisik (pukul bantal) dan secara
asertif/verbal.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar mengontrol risiko perilaku kekerasan
dengan kegiatan spiritual
2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi (risiko perilaku kekerasan) sesi 3, kemampuan yang diharapkan adalah
klien melakukan kegiatan secara asertif/verbal untuk mencegah timbulnya risiko perilaku
kekerasan.
SESI 3 TAK
STIMULASI PERSEPSI (RISIKO PERILAKU KEKERASAN)
Kemampuan Mencegah Risiko Perilaku Kekerasan Dengan Melakukan Kegiatan Spiritual
N ASPEK YANG NAMA KLIEN
O DINILAI
1 Menyebutkan kegiatan
secara asertif/verbal
yang biasa di bicarakan
2 Memperagakan
kegiatan secara
asertif/verbal yang
biasa di bicarakan
4 Menyebutkan 2 cara
mengontrol risiko
perilaku kekerasan
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan secara
asertif/ verbal yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan secara
asertif/verbal.
3. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan
tiap klien.
Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: risiko perilaku kekerasan sesi III. Klien
mampu memperagakan kegiatan secara asertif/verbal. Anjurkan klien untuk melakukan
kegiatan asertif/verbal untuk mencegah risiko perilaku kekerasan.
Sesi IV: Mengontrol Risiko Perilaku Kekerasan Secara Spiritual
1. Pelaksanaan
a. Hari/tanggal :
b. Waktu :
c. Alokasi waktu :
d. Tempat :
e. Jumlah klien :
2. Tim terapi
a. Leader sesi IV :
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Co-leader sesi IV :
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Mengantikan leader jika terhalang tugas
c. Observer sesi IV :
Uraian tugas :
1) Mengganti semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok
d. Fasilitator sesi IV :
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
3. Metode dan Media
a. Metode
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Mengaji dan berdoa sesuai agama masing-masing klien
b. Media
1) Al-quran (bagi yang beragama islam)
2) kitab lain bagi yang non islam
a. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan Spiritual untuk mencegah
munculnya risiko perilaku kekerasan
2. Klien dapat melakukan kegiatan spiritual untuk mencegah terjadinya risiko perilaku
kekerasan
b. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
c. Alat
1. Al-Quran dan kitab (bagi non muslim)
d. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Mengaji dan berdoa sesuai agama masing-masing klien
e. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 4
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1. Terapis menayakan keadaan klien saat ini
2. Terapis menayakan cara mengontrol risiko perilaku kekerasan yang telah di
pelajari
3. Terapis menayakan pengalaman klien menerapkan cara fisik (pukul bantal)
dan secara asertif/verbal pada risiko perilaku kekerasan
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya risiko perilaku
kekerasan dengan melakukan kegiatan spiritual
2. Menjelaskan aturan main berikut
3. Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada
terapis
4. Lama kegiatan 30 menit
5. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara keempat, yaitu melakukan kegiatan spiritual. jelaskan
bahwa dengan melakukan kegiatan spiritual yang diatur akan mencegah
munculnya risiko perilaku kekerasan.
b. Terapis meminta tiap- tiap klien melakukan berdoa atau mengaji sesuai dengan
agamanya masing-masing
c. Terapis membimbing satu persatu klien untuk kegiatan spiritual.
d. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan spiritual yang telah disusun
e. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai
melakukan kegiatan spiritual dan memperagakannya.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai melakukan kegiatan
spiritual
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan 3 cara mengontrol risiko perilaku
kekerasan, yaitu secara fisik (pukul bantal), secara asertif/verbal dan melakukan
kegiatan spiritual
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar mengontrol risiko perilaku kekerasan dengan minum obat secara teratur
2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi (risiko perilaku kekerasan) sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah
klien melakukan kegiatan spiritual untuk mencegah timbulnya risiko perilaku kekerasan.
SESI 4 TAK
STIMULASI PERSEPSI (RISIKO PERILAKU KEKERASAN)
Kemampuan Mencegah Risiko Perilaku Kekerasan Dengan Melakukan Kegiatan Spiritual
N ASPEK YANG NAMA KLIEN
O DINILAI
1 Menyebutkan kegiatan
Spiritual yang biasa
dilakukan
2 Memperagakan
kegiatan spiritual yang
biasa dilakukan
4 Menyebutkan 2 cara
mengontrol risiko
perilaku kekerasan
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan
spiritual yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan spiritual.
3. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan
tiap klien.
Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: risiko perilaku kekerasan sesi IV. Klien
mampu memperagakan kegiatan spiritual. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan untuk
mencegah risiko perilaku kekerasan.
1. Pelaksanaan
a. Hari/tanggal :
b. Waktu :
c. Alokasi waktu :
d. Tempat :
e. Jumlah klien :
2. Tim terapi
a. Leader sesi V :
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Co-leader sesi V :
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Mengantikan leader jika terhalang tugas
c. Observer sesi V :
Uraian tugas :
1) Mengganti semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok
d. Fasilitator sesi V :
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
3. Metode dan Media
a. Metode
1) Diskusi dan tanya jawab
b. Media
1) Spidol dan whitebord
a. Tujuan
1) Klien dapat memahami pentingnya minum obat secara teratur untuk mencegah
munculnya risiko perilaku kekerasan
2) Klien dapat minum obat secara teratur untuk mencegah terjadinya risiko perilaku
kekerasan
b. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan nyaman dan tenang
c. Alat
1) Spidol dan whiteboard
e. Metode
1) Diskusi dan tanya jawab
f. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 5
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1. Terapis menayakan keadaan klien saat ini
2. Terapis menayakan cara mengontrol risiko perilaku kekerasan yang telah di
pelajari
3. Terapis menayakan pengalaman klien menerapkan cara fisik (pukul bantal),
secara asertif/verbal dan kegiatan spiritual pada risiko perilaku kekerasan
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya risiko perilaku
kekerasan dengan minum obat secara teratur
2. Menjelaskan aturan main berikut
3. Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada
terapis
4. Lama kegiatan 30 menit
5. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3) Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara kelima, yaitu minum obat secara teratur. jelaskan
bahwa dengan minum obat secara teratur akan mencegah munculnya risiko
perilaku kekerasan.
b. Terapis meminta tiap- tiap klien untuk mematuhi cara minum obat secara
teratur
c. Terapis membimbing satu persatu klien untuk melakukan minum obat secara
teratur.
d. Terapis melatih klien minum obat secara teratur yang telah diberikan perawat
e. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai
minum obat secara teratur.
4) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai minum obat secara
teratur
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan 4 cara mengontrol risiko perilaku
kekerasan, yaitu secara fisik (pukul bantal), secara asertif/verbal, melakukan
kegiatan spiritual dan minum obat secara teratur
Evaluasi dan Dokumentasi
b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi (risiko perilaku kekerasan) sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah
klien minum obat secara teratur untuk mencegah timbulnya risiko perilaku kekerasan.
SESI 5 TAK
STIMULASI PERSEPSI (RISIKO PERILAKU KEKERASAN)
Kemampuan Mencegah Risiko Perilaku Kekerasan Dengan Melakukan Kegiatan Spiritual
N ASPEK YANG NAMA KLIEN
O DINILAI
1 Menyebutkan kerutinan
minum obat secara
teratur
2 Memperagakan minum
obat secara teratur
4 Menyebutkan 4 cara
mengontrol risiko
perilaku kekerasan
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan
spiritual yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu meminum obat
secara teratur.
3. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan
tiap klien.
Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: risiko perilaku kekerasan sesi V. Klien
mampu minum obat secara teratur. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan untuk
mencegah risiko perilaku kekerasan.