Anda di halaman 1dari 9

ISSN 2747 - 0512

ANALISIS KELAYAKAN RUMAH TINGGAL DI KELURAHAN OESAPA


KECAMATAN KELAPA LIMA KOTA KUPANG

ANALYSIS OF FEASIBILITY OF A HOME IN OESAPA VILLAGE


KECAMATAN KELAPA LIMA KOTA KUPANG

Erwin D. Adang, Asrial dan Harijono

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Undana


E-mail: erwindadang@gmail.com, asrialchatib@gmail.com dan harijono69@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang syarat rumah sehat di
Kelurahan Oesapa, Kota Kupang (2) Mendesain rumah tinggal tipe 45 sesuai dengan syarat rumah sehat dalam
format gambar dan video. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Pemilihan sampel menggunakan teknik sampling propusif yaitu dengan memilih Rt 18 dan Rt 19 karena memiliki
kepadatan penduduk yang tinggi dari Rt lainnya yang berjumlah 54 Rt dan pada Rt 18 dan Rt 19 di ambil sampel
menggunakan teknik proporsional random sampling yaitu diambil sampel 10% dari Rt 18 dan Rt 19 secara acak
didapatkan 13 sampel. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan
rating scale menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang syarat rumah sehat di Kelurahan Oesapa Kota
Kupang adalah langit - langit/plafon presentase sebesar 62,50% dengan kategori kurang memenuhi syarat, dinding
presentase sebesar 86,54% dengan kategori cukup memenuhi syarat, ventilasi presentase sebesar 88,46% dengan
kategori cukup memenuhi syarat, pencahayaan presentase sebesar 78,85% dengan kategori cukup memenuhi
syarat, sarana air bersih presentase sebesar 66,35% dengan kategori kurang memenuhi syarat, MCK presentase
sebesar 55,77% dengan kategori kurang memenuhi syarat, sarana pembuangan air limbah presentase sebesar
57,69% dengan kategori kurang memenuhi syarat, sarana pembuangan sampah presentase sebesar 49,36% dengan
kategori tidak memenuhi syarat.

Kata Kunci: Syarat rumah sehat, Mendesain

Abstract
This study aims to: (1) Know the level of community knowledge about the requirements for a healthy house in
Oesapa Village, Kupang City (2) Design a type 45 dwelling house in accordance with the requirements for a
healthy house in image and video formats. The research method used in this research is descriptive research. The
sample selection used a propusive sampling technique, namely by choosing Rt 18 and Rt 19 because it had a high
population density than the other Rt which amounted to 54 Rt and on Rt 18 and Rt 19 the samples were taken using
proportional random sampling technique, namely 10% sample taken from Rt 18 and Rt 19 randomly obtained 13
samples. The research instrument was a questionnaire. The results of the study using the rating scale calculation
show that the level of public knowledge about the requirements for a healthy home in Oesapa Village, Kupang City
is a percentage ceiling of 62.50% with a category that does not meet the requirements, a wall percentage of
86.54% with a sufficient category to meet the requirements. , the percentage of ventilation is 88.46% with the
category enough to meet the requirements, the percentage of lighting is 78.85% with the sufficient category to meet
the requirements, the percentage of clean water facilities is 66.35% with the category of not fulfilling the
requirements, the the category does not meet the requirements, the percentage of waste water disposal facilities is
57.69% with the category less fulfilling the requirements, the waste disposal facilities is a percentage of 49.36%
with the category does not meet the requirements.

Keywords: healthy house requirements, design

PENDAHULUAN barang berharga, dan rumah juga merupakan status


Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan
tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah kebutuhan dasar manusia juga merupakan cerminan
berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, kesehatan masyarakat. Karena itu pengadaan
tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan antara perumahan merupakan tujuan fundamental yang
anggota keluarga, tempat berlindung dan menyimpan kompleks dan tersedianya standar perumahan
48
Jurnal Batakarang, Vol. 1, No.1, Edisi Desember 2020
ISSN 2747 - 0512

merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat. tinggi disebabkan salah satunya karena terdapat tiga
Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus universitas besar baik negeri maupun swasta. Tercatat
memenuhi syarat kesehatan sehingga penghuninya bahwa Kelurahan Oesapa memiliki luas wilayah 4.37
tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari km² terdiri dari 2 km² dataran 2.37 km² perbukitan, dan
ketersediaan prasarana dan saran yang terkait, seperti pada tahun 2019 jumlah penduduk Kelurahan Oesapa
penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, adalah 30.974 jiwa terdiri dari Laki-Laki 14.779 Jiwa,
transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial (Keman, Perempuan 16.195 Jiwa, dengan jumlah RT 54 dan
2005). RW 17, jumlah Kepala Keluarga adalah 9.674 KK,
Pada tahun 2018 pencapaian rumah tangga di jumlah rumah di Kelurahan Oesapa yaitu 8.896 rumah
Indonesia yang telah menempati rumah layak huni (Data Kelurahan Oesapa, 2019).
adalah sebesar 95,70%, meningkat dari tahun Berdasarkan Data Profil Kesehatan Puskesmas
sebelumnya yaitu 95,07% di tahun 2017 dan 94,04% di Oesapa tahun 2018, wilayah kerja Puskesmas Oesapa
tahun 2016. Provinsi dengan rumah layak huni terbesar presentase rumah sehat di Kelurahan Oesapa dari 8.896
yaitu d an DI Yogyakarta (99,46%), DKI Jakarta rumah terdapat 724 rumah yang memenuhi syarat
(99,36%), Kalimantan Utara (99,16%). Provinsi rumah sehat, yaitu 8,14% rumah sehat di Kelurahan
dengan persentase rumah layak huni terendah yaitu Oesapa yang masih sangat jauh dari target 90% rumah
Papua (58,23%), Nusa Tenggara Timur (72,06%), dan sehat (Data Puskesmas Oesapa, 2019).
Sulawesi Barat (89,88%), pada hasil tersebut Nusa Masalah yang dijumpai di Kelurahan Oesapa
Tenggara Timur masih sangat rendah rumah layak huni terdapat disetiap Rt ada beberapa keadaan rumah
dalam pencapaian 80% target rumah sehat di indonesia, tinggal belum sesuai dengan syarat rumah yang
Berdasarkan hasil survey Perilaku Hidup Bersih dan memenuhi kesehatan dimana tidak memiliki sirkulasi
Sehat (PHBS) tahun 2018 di Nusa Tenggara Timur udara yag baik untuk menjamin kecukupan oksigen
yang dikategorikan sebagai rumah tangga PHBS yaitu yang dihirup penghuninya rumah yaitu tidak adanya
sebesar 27,27% angka tersebut masih sangat jauh dari ventilasi keadaan jendela yang di buat tidak tembus
target PHBS yaitu 70% (Departemen Kesehatan pandang dan keadaan jendela yang selalu tertutup
Republik Indonesia, 2018). jarang dibuka, adanya sampah yang berserakan, tidak
Kota Kupang adalah sebuah kota Madya dan ada tempat sampah di lingkungan rumah, Selokan yang
sekaligus ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur sangat kotor, belum lagi airnya menggenang dan
(NTT) yang terletak di bagian tenggara provinsi. Kota berwarna hitam dengan dibiarkan begitu saja, udara
Kupang terdiri dari 6 kecamatan dan 51 kelurahan. pengap di dalam rumah dimana keadaan ruangan yang
memiliki luas wilayah 180.270 km², dan penduduk sempit dengan penghuni lebih dari satu orang, keadaan
kota kupang pada tahun 2017 mencapai 412.708 jiwa, MCK yang tidak kering dan terdapat genangan air di
dengan kepadatan penduduk sebesar 2.289 jiwa/km². lantai kamar mandi. Apabila rumah tidak sehat maka
Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional akan berpengaruh terhadap kesehatan. Penyakit yang
(SUSENAS) tahun 2018, angka kesakitan penduduk terkait dengan lingkungan rumah yang tidak sehat
kota Kupang akibat kesehatan lingkungan adalah bervariasi tergantung kondisi perumahan misalnya
12,49% untuk laki-laki dan 13,76% untuk perempuan. penerangan, ventilasi, kelembaban udara, kondisi
Angka kesakitan untuk penduduk kota Kupang adalah debu/kebersihan, pengelolaan sampah, pembuangan air
sebesar 13,11%, artinya setiap 100 orang penduduk limbah, dan sebagainya (Notoatmodjo, Soekidjo 2007).
kota Kupang ada 13 hingga 14 orang mengalami Berbagai penyakit timbul di masyarakat seperti diare,
keluhan kesehatan pada tahun 2018, rumah yang infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA), TB
memenuhi syarat kesehatan rumah sehat di kota paru, tetanus, malaria,demam berdarah dan lain
Kupang yaitu dari 67.909 rumah terdapat 15.252 sebagainya. Penyakit-penyakit tersebut sangat erat
(22,46%) rumah yang sehat (BPS kota Kupang, 2018). kaitannya dengan keadaan lingkungan yang kurang
Kelurahan Oesapa adalah salah satu kelurahan yang sehat. Lingkungan perumahan merupakan salah satu
berada dalam wilayah kecamatan kelapa lima kota diantaranya yang selalu berinteraksi dengan manusia,
Kupang dan sebagian wilayah Kelurahan Oesapa karena kuranglebih separuh hidup manusia akan berada
berada pada pesisir pantai teluk Kupang, sehingga di rumah. Rumah yang buruk/kumuh dapat mendukung
wilayah tersebut dipandang cukup strategis oleh karena terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatan
dilalui jalan negara yaitu jalan timor raya yang adalah seperti infeksisaluran napas, infeksi pada kulit, infeksi
jalur utama untuk menghubungkan wilayah kota akibat infestasi tikus, arthropoda (filum terbesar dari
Kupang sebagai gerbang masuk dari negara tetangga hewan), kecelakaan, mental dan sick building
timor leste. Kelurahan Oesapa merupakan kelurahan syndromeyang terdiri dari batuk kering, iritasi matadan
yang sangat heterogen, pluralis dan majemuk di mana THT (Telinga Hidung Tenggorokan), kulit kering dan
memiliki jumlah penduduk yang sangat padat, wilayah gatal, badan lemah lebih dari dua minggu. Sehingga
yang cukup luas serta mobilitas penduduk yang sangat
49
Jurnal Batakarang, Vol. 1, No.1, Edisi Desember 2020
ISSN 2747 - 0512

kualitas rumah akan berdampak pada kondisi 5. Selokan yang sangat kotor, air menggenang
kesehatannya (Eka, 2011). pada saluran sanitasi rumah.
Untuk menciptakan rumah sehat maka masyarakat B. Batasan Masalah
perlu mengetahui komponen yang harus dimiliki rumah Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis
sehat (Ditjen Cipta Karya, 1997) adalah (1) Fondasi membatasi batasan masalah penelitian, yakni:
yang kuat untuk meneruskan beban bangunan ke tanah 1. Pengetahuan masyarakat tentang syarat rumah
dasar, memberikan kestabilan bangunan, dan sehat di Kelurahan Oesapa, kota Kupang.
merupakan konstruksi penghubung antara bangunan 2. Mendesain rumah tinggal tipe 45 sesuai dengan
dengan tanah; (2) Lantai kedap air dan tidak lembab, syarat rumah sehat dalam format gambar dan
tinggi minimum 10cm dari pekarangan dan 25cm dari video.
badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah panggung C. Rumusan Masalah
dapat terbuat daripapan atau anyaman bambu; (3) Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan
Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai rumusan masalah yaitu
ventilasi dan masuknya sinar matahari dengan luas 1. Bagaimanakah pengetahuan masyarakat tentang
minimum 10% luas lantai; (4) Dinding rumah kedap air syarat rumah sehat di Kelurahan Oesapa, kota
yang berfungsi untuk mendukung atau menyangga Kupang.
atap, menahan angin dan air hujan, melindungi dari 2. Bagaimana mendesain rumah tinggal tipe 45
panas dan debu dari luar, serta menjaga kerahasiaan sesuai dengan syarat rumah sehat dalam format
penghuninya; (5) Langit-langit untuk menahan dan gambar dan video.
menyerap panas terik matahari, minimum 2,4m dari D. Tujuan Penilitian
lantai, bisa dari bahan papan, anyaman bambu, triplek Tujuan penelitian ini adalah:
atau gipsum; serta (6) Atap rumah yang berfungsi 1. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat
sebagai penahan panas sinar matahari serta melindungi tentang syarat rumah sehat di Kelurahan Oesapa,
masuknya debu, angin, dan air hujan. Rumah yang kota Kupang.
sehat juga bersinergi dengan sisi penghematan, baik 2. Mendesain rumah tinggal tipe 45 sesuai dengan
biaya maupun energi. Berhemat bukan cuma tentang syarat rumah sehat dalam format gambar dan
pemilihan bahan dan material namun termasuk juga video.
bagaimana cara pemakaiannya dan perawatannya. Jika E. Manfaat
kebersihan rumah sudah dijaga dengan baik, di Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka Manfaat
bersihkan secara teratur, bahan makanan dan sisa Penelitian ini sebagai berikut:
makanan disimpan aman dan suasana rumah F.1. Manfaat teoritis
(penukaran udara segar, ventilasi, dan cahaya) nyaman 1) Pengembangan IPTEK ini memberikan
maka sebagaian besar hama penyakit tidak akan masuk sumbangan khususnya dalam ilmu teknik
(Widmer, Petra 2006). lingkungan dan penyehatan agar lingkungan
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk tetap terjaga.
meneliti “Analisis Kelayakan Rumah Tinggal di 2) Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang
Kelurahan Oesapa, Kota Kupang” sejenis dengan variabel yang berbeda.
A. Identifikasi Masalah F.2. Manfaat praktis
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat di 1) Bagi Responden
identifikasikan masalah penelitian, yakni: Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
1. Rumah di Kelurahan Oesapa masih kurang baik masukan untuk meningkatkan pengetahuan
dan sehat berdasarkan data puskesmas Oesapa dalam menciptakan lingkungan pemukiman
tercatat 91,86% rumah tinggal belum sehat. yang sehat.
2. Perilaku hidup bersih dan sehat di Kelurahan 2) Bagi Peneliti
Oesapa masih rendah yang belum sesuai dengan Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang
peraturan Mentri Dinas Kesehatan. diperoleh di bangku kuliah dan meningkatkan
3. Terdapat beberapa rumah tidak memiliki pengetahuan yang akan dipraktikkan di
sirkulasi udara yag baik untuk menjamin lingkungan masyarakat serta menambah
kecukupan oksigen yang dihirup penghuninya pengalaman peneliti dalam melakukan
rumah yaitu tidak adanya ventilasi keadaan penelitian.
jendela yang di buat tidak tembus pandang dan 3) Bagi Masyarakat
keadaan jendela yang selalu tertutup jarang Sebagai bahan informasi dan evaluasi dalam
dibuka. menjaga kenyamanan lingkungan dan tempat
4. Adanya sampah yang berserakan, tidak ada tinggal yang sehat.
tempat sampah di lingkungan rumah.

50
Jurnal Batakarang, Vol. 1, No.1, Edisi Desember 2020
ISSN 2747 - 0512

METODE PENELITIAN sebelumnya, memilih sampel berdasarkan kelompok,


A. Jenis Penelitian wilayah atau sekelompok individu melalui
Penelitian deskriptif merupakan suatu metode pertimbangan tertentu yang diyakini mewakili semua
dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu unit analisis yang ada ( Aris, 2016), maka dipilih
objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun adalah rumah tinggal permanen di Rt 18 dan Rt 19
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari Kelurahan Oesapa dengan jumlah rumah tinggal
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat permanen 114 rumah permanen, peneliti memilih
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, wilayah Rt tersebut karena memiliki tingkat kepadatan
faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat penduduk yang tinggi dari setiap Rt lainnya yaitu yang
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nasir, berjumlah 54 Rt di kelurahan Oesapa.
2014). Dalam hal ini mengenai komponen rumah, Menurut (Gay dan Dhiel, 1992) penelitian
sarana sanitasi di Kelurahan Oesapa deskriptif ukuran sampel minimal 10% dari populasi,
B. Waktu Dan Tempat Penelitian dalam menentukan jumlah sampel yang dapat
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan di RT 18 mewakili populasi peneliti menggunakan
dan RT 19 Kelurahan Oesapa Kecamatan Kelapa lima proporsional random sampling, yaitu sampel dengan
kota Kupang. Terhitung dari bulan November 2019 – cara setiap Rt 18 dan Rt 19 diambil secara acak
Desember 2019. dengan jumlah persentase sama banyak yaitu 10%
C. Sumber Data secara acak sehingga didapatkan yaitu:
1. Data Primer Rt 18 = 63 rumah tinggal permanen x 10%
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri = 6.30 ≈ 7rumah.
oleh penulis langsung dari sumber pertama atau tempat Rt 19 = 51 rumah tinggal permanen x 10%
objek penelitian dilakukan (Syofian Siregar, 2012). = 5.10 ≈ 6rumah.
Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan Jadi jumlah sampel dalam penelitian di Kelurahan
data yang di peroleh dari pengamatan langsung di Oesapa adalah 13 sampel.
lapangan mengenai kelayakan rumah tinggal di E. Teknik Pengumpulan Data
Kelurahan Oesapa, berdasarkan pedoman teknis Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan
penilaian rumah sehat Mentri Kesehatan 2007, yaitu data yang dibutuhkan sebagai masukan untuk bahan
komponen rumah dan sarana sanitasi. analisis penelitian berikutnya, tahapan ini terdiri atas:
2. Data Sekunder 1. Observasi/survey
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan Pengamatan secara sistematis tentang komponen
dapat di peroleh dengan cara di copy, di foto ataupun rumah yaitu langit – langit, dinding, ventilasi,
di download dari internet. Dalam penelitian ini yang pencahayaan dan sarana sanitasi yaitu sarana air
menjadi sumber data sekunder adalah profil Kelurahan bersih, mck, sarana pembuangan air limbah, sarana
Oesapa, peta kota Kupang, peta Kelurahan Oesapa. pembuangan sampah di setiap rumah pada RT 18 dan
D. Populasi dan Sampel RT 19 Kelurahan Oesapa dengan maksud menyamakan
1. Populasi informasi yang didapatkan dari data sekunder dengan
Populasi dalam (Arikunto, 2006) adalah kondisi di lapangan. Observasi dilakukan dengan alat
keseluruhan subyek penelitian. Jadi populasi adalah rekam visual yaitu dengan kamera maupun berupa
jumlah keseluruhan populasi yang merupakan hasil gambar – gambar sketsa, namun semuanya dilakukan
pengukuran atau perhitungan secara kualitatif maupun dengan sistematis (Nasution, 2002).
kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua 2. Dokumentasi
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin Teknik dokumentasi ini ditujukan untuk
dipelajari sifat – sifatnya. Populasi penelitian ini memperoleh data langsung dari tempat penelitian
adalah rumah tinggal yang berada di Kelurahan meliputi, buku-buku yang relevan, peraturan –
Oesapa dengan jumlah 6.691 rumah. peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
2. Sampel. dokumenter, dan data yang relevan dengan penelitian
Menurut (Sugiyono, 2012) mengatakan sampel (Riduwan, 2006). Teknik dokumentasi dalam
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang penelitian ini berupa foto – foto komponen rumah
dimiliki oleh populasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa yaitu langit – langit, dinding, ventilasi, pencahayaan
sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dan sarana sanitasi yaitu sarana air bersih, mck,
mewakili populasi karena memiliki ciri atau sarana pembuangan air limbah, sarana pembuangan
karakteristik yang sama, jadi dalam penelitian ini sampah di setiap rumah pada RT 18 dan RT 19
peneliti menggunakan teknik sampling propusif yaitu Kelurahan Oesapa.
pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik 3. Angket/Kuesioner
tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan Teknik pengumpulan data melalui formulir –
karakteristik populasi yang sudah diketahui formulir yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang di
51
Jurnal Batakarang, Vol. 1, No.1, Edisi Desember 2020
ISSN 2747 - 0512

ajukan secara tertulis kepada setiap responden pada Kupang. Peneliti membandingkan peraturan Depkes RI
RT 18 dan RT 19 Kelurahan Oesapa, kota Kupang. tahun 2007 tentang pedoman teknis penilaian rumah
Angket/kuesioner dalam penelitian ini berdasarkan sehat dengan keadaan rumah tinggal di Kelurahan
Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat (Direktorat Oesapa, yaitu menggunakan teknik analisis rating
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan scale. Skala ini digunakan untuk menghitung jumlah
Lingkungan Depkes RI, 2007). Pedoman teknis ini skor penilaian melalui angket/kuesioner yang di
disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
bagikan pada 13 sampel. Hasil penilain skor seperti
Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan
gambar di bawah ini:
Kesehatan Perumahan.

Rumus Analisis Data menggunakan data Rating Scale


yaitu :
4 (Bobot tertinggi) x 15 (Jumlah Soal) x 13
(Responden) = 780 Skor tertinggi.
Keterangan:
a) TMS: Tidak Memenuhi Syarat (0–49,99%)
b) KMS: KurangMemenuhi Syarat (50–74,99%)
c) CMS: CukupMemenuhi Syarat (75–89,99%)
d) MS: Memenuhi Syarat (90–100%)
Mendesain rumah tinggal tipe 45 sesuai dengan syarat
rumah sehat dalam format gambar dan video analisis
data menggunakan program aplikasi autocad dan
sketchup, untuk mempelajari persoalan kondisi yang
terjadi di Kelurahan Oesapa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengetahuan masyarakat tentang syarat
rumah sehat di kelurahan oesapa dan mendesain rumah
tinggal tipe 45 sesuai dengan syarat rumah sehat dalam
1 = Tidak Memenuhi Syarat (0–49,99%) format gambar dan video,dengan hasil disajikan
2 = Kurang Memenuhi Syarat (50–74,99%) sebagai berikut
3 = Cukup Memenuhi Syarat (75–89,99%) 1. Pengetahuan masyarakat tentang syarat rumah
4 = Memenuhi Syarat (90–100 %) sehat di Kelurahan Oesapa.
Berdasarkan tabel 2 di atas adalah instrumen Setelah melakukan observasidan dokumentasi peneliti
kuesioner penelitian yang akan di bagikan pada 13 membagikan kuesioner/angket bertujuan untuk
sampel yang di pilih secara random (acak) pada RT 18 mengetahui pengetahuan masyarakat tentang kelayakan
dan RT 19 di Kelurahan Oesapa. Data mentah yang di rumah tinggal di Kelurahan Oesapa, kuesioner/angket
peroleh dari angket/kuesioner tersebut akan di analisis tersebut di bagikan secara acak pada 13 rumah tinggal
mengunakan rating scale. permanen/responden yang tersebar pada 2 RT yaitu RT
Menurut (Sugiono, 2012) rating scale ialah data 18 dan RT 19 di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa
mentah yang di peroleh berupa angka kemudian di Lima, Kota Kupang.
tafsirkan dalam pengertian kulitatif, yaitu responden
akan menjawab senang atau tidak senang, setuju atau
tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah
merupakan data kualitatif.
F. Teknik Analisis Data
Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat
tentang syarat rumah sehat di Kelurahan Oesapa kota
52
Jurnal Batakarang, Vol. 1, No.1, Edisi Desember 2020
ISSN 2747 - 0512

sampah presentase sebesar 49,36% dengan


kategori tidak memenuhi syarat.

2. Mendesain rumah tinggal tipe 45 sesuai dengan


syarat rumah sehat dalam format gambar dan
video.
Konsep desain rumah tinggal dicontohkan dilahan 8
x 13 m dengan luas bangunan 45 m² tidak bertingkat,
pedoman pada:
1). Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah nomor: 403/Kpts/M/2002, tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Rumah
Sederhana Sehat (Rs Sehat).
2). Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor
:829/Menkes/Sk/VII/1999 tentang persyaratan
kesehatan perumahan.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 dan 4 a. Konsep Kebutuhan Minimum Ruang
di atas di peroleh hasil presentase rata – rata Mengacu pada pedoman teknis Data Arsitek jilid I –
nilai kelayakan rumah tinggal di Kelurahan III dan SNI
Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang Kebutuhan luas minimum perorangan sebagai berikut:
adalah 69,23%, dalam kategori kurang Dewasa = kebutuhan udara perjam 16 – 24 m³
memenuhi syarat dengan nilai presentase Anak – anak = kebutuhan udara perjam 8 – 12 m³
masing-masing variabel yaitu: langit – Maka didapat:
langit/plafon presentase sebesar 62,50% dengan Luas perorang = udara: tinggi plafon minimal
kategori kurang memenuhi syarat, dinding Dewasa = 23 m³ : 2.5 m = 9.6 m²
presentase sebesar 86,54% dengan kategori Anak – anak = 11 m³ : 2.5 m = 4.8 m²
cukup memenuhi syarat, ventilasi presentase Jika dalam 1 rumah tinggal ada ayah + ibu dan 2 anak
sebesar 88,46% dengan kategori cukup maka perhitungannya sebagai berikut:
memenuhi syarat, pencahayaan presentase Luas lantai utama = (2 x 9.6) + (2 x 4.8) = 16 + 8 =
sebesar 78,85% dengan kategori cukup 28.8 m²
memenuhi syarat, sarana air bersih presentase Luas lantai pelayanan = 50 % x 28.8 = 14.4m²
sebesar 66,35% dengan kategori kurang Total luas lanyai = 28.8 + 14.4 = 43.2m²
memenuhi syarat, MCK presentase sebesar Maka akan akan di buat tipe 45 m²
55,77% dengan kategori kurang memenuhi
syarat, sarana pembuangan air limbah
presentase sebesar 57,69% dengan kategori
kurang memenuhi syarat, sarana pembuangan
53
Jurnal Batakarang, Vol. 1, No.1, Edisi Desember 2020
ISSN 2747 - 0512

Kebutuhan Minimum Ruang


1). Kamar tidur :3x3
= 9 m²
2). Kamar tidur utama :3x3
= 9 m²
3). Ruang keluarga
4). ruang makan :3x
5.5 = 16.5 m²
5). Ruang tamu
6). Dapur :2x3
= 6 m²
7). Kamar mandi/wc :1.5 x
2 = 3 m²
c. Denah dan Tampak Rumah

54
Jurnal Batakarang, Vol. 1, No.1, Edisi Desember 2020
ISSN 2747 - 0512

PEMBAHASAN PENELITIAN 2. Mendesain rumah tinggal tipe 45 sesuai dengan


1. Pengetahuan masyarakat tentang syarat rumah sehat syarat rumah sehat dalam format gambar dan video.
di Kelurahan Oesapa. Hasil pemnelitian ini menciptakan rumah tinggal
Hasil penelitian ini di peroleh presentase rata – permanen sehat dengan tipe 45, dalam mendesain
ratanilai kelayakan rumah tinggal di Kelurahan rumah tinggal sehat tipe 45 ini penulis menyesuaikan
Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang dengan peraturan yaitu:
berdasarkan analisis rating scale adalah 69,23%, dalam 1). Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
kategori kurang memenuhi syarat dengan nilai Wilayah nomor: 403/Kpts/M/2002, tentang
presentase masing-masing variabel yaitu: langit – Pedoman Teknis Pembangunan Rumah
langit/plafon presentase sebesar 62,50% dengan Sederhana Sehat (Rs Sehat).
kategori kurang memenuhi syarat, dinding presentase 2). Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor
sebesar 86,54% dengan kategori cukup memenuhi :829/Menkes/Sk/VII/1999 tentang persyaratan
syarat, ventilasi presentase sebesar 88,46% dengan kesehatan perumahan.
kategori cukup memenuhi syarat, pencahayaan Dalam mendesain rumah tinggal permanen sehat
presentase sebesar 78,85% dengan kategori cukup tipe 45 ini penulis menggunakan program aplikasi,
memenuhi syarat, sarana air bersih presentase sebesar program aplikasi yang di gunakan yaitu:
66,35% dengan kategori kurang memenuhi syarat, 1). Program Autocad untuk mendesain rumah
MCK presentase sebesar 55,77% dengan kategori tinggal tipe 45 dalam format gambar (gambar
kurang memenuhi syarat, sarana pembuangan air dua dimensi, detail – detail dan ukuran – ukuran
limbah presentase sebesar 57,69% dengan kategori berupa angka).
kurang memenuhi syarat, sarana pembuangan sampah 2). Program Sketchup untuk mendesain rumah
presentase sebesar 49,36% dengan kategori tidak tinggal tipe 45 dalam format gambar dan video
memenuhi syarat. (gambar tiga dimensi, pewarnaan exterior
Rendahnya presentase sarana pembuangan sampah bangunan, video animasi)
karena sebagian besar masyarakat belum memahami
dalam pengelolaan sampah dilihat dari kebiasaan KESIMPULAN
memupuk sampah lalu membakar hal ini dilakukan Berdasarkan hasil penelitian dan dan pembahasan
pada Kelurahan Oesapa. pada bab IV maka dapat diambil kesimpulan analisis
Hasil penelitian syahindra (2004) yang kelayakan rumah tinggal di Kelurahan Oesapa,
mengemukakan sebaiknya pengelolaan sampah Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang adalah sebagai
dilakukan sejak sistem pengumpulan, pemilihan, berikut:
pengangkutan, dan sistem pembuangan sampah, 1. Pengetahuan masyarakat tentang syarat rumah sehat
dengan demikian pengelolaan sampah dapat di lakukan di Kelurahan Oesapa Kota Kupang di lihat dari
di setiap tahapan pengelolaan sampah. aspek kelayakan rumah tinggal permanen di peroleh
Hal ini didukung oleh Undang – Undang Nomor 18 presentasi rata – rata yaitu 69,23% dalam kategori
Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah dalam pasal “kurang memenuhi syarat” presentasi tersebut
29 ayat 1 butir g, yang berbunyi Setiap orang dilarang masih rendah teberdasarkan acuan rumah layak huni
membakar sampah yang tidak sesuai dengan dalam pencapaian 80% target rumah sehat di
persyaratan teknis pengelolaan sampah. Pada pasal 12 indonesia, berdasarkan hasil survey Perilaku Hidup
ayat 1 disebut juga disebtukan bahwa setiap orang Bersih dan Sehat (PHBS).
berkewajiban mengelola sampah rumah tangga dengan 2. Menciptakan rumah tinggal permanen sehat dengan
cara yang berwawasan lingkungan. tipe 45, dalam mendesain rumah tinggal sehat tipe
Menurut (Safitri, 2019) sebanyak 29 % asap hasil 45 ini penulis menyesuaikan dengan peraturan yang
pembakaran mengandung partikel logam berukuran ada dalam mendesain. penulis menggunakan
kecil yang dapat menembus langsung ke dalam paru- program aplikasi autocad 2007 dan sketchup 2017
paru. Selain itu, 10 % kandungan polutan dari sampah hasil desain dapat di lihat pada lampiran halaman
mengandung merkuri dan 40 % lainnya mengandung 71.
hidrokarbon aromatik polisiklik (PHA). hal ini bisa Saran
berdampak pada masyarak kelurahan oesapa dengan 1. Untuk mencapai rumah yang baik dan sehat perlu
kebiasaan mengumpulkan sampah lalu membakar memperhatikan komponen rumah yaitu langit –
sampah. Sementara efek tidak langsung berupa langit, dinding, ventilasi, pencahayaan dan sarana
penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di sanitasi yaitu sarana air bersih, MCK, sarana
dalam sampah. Sampah bila ditimbun sembarangan pembuangan air limbah, sarana pembuangan
dapat menjadi tempat peistirahatan lalat. Dimana lalat sampah yang baik dan benar.
adalah vektor berbagai penyakit perut, salah satunya 2. Hasil desain rumah tinggal dari penelitian ini ialah
diare (Slamet, 2014). desain rumah tinggal yang menyesuaikan dengan
55
Jurnal Batakarang, Vol. 1, No.1, Edisi Desember 2020
ISSN 2747 - 0512

kondisi keadaan penghuni rata – rata tiap keluarga Nasution, 2002. Metode Research: Penelitian ilmiah,
di Kota kupang. apabila desain tersebut diterapkan Jakarta, PT. Bumi Aksara
pada daerah lain maka perlu dilakukan kajian Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan
terhadap kondisi keadaan penghuni pada daerah Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta: Rineka Cipta
tersebut. Riduwan. (2006) Metode Dan Teknik Menyusun Tesis.
DAFTAR PUSTAKA Bandung : Alfabeta.
Aris. (2016). Profil Singkat Pusat Bisnis Dan Safitri, A. M. (2019, 12 22). Stop Membakar Sampah
Kewirausahan (Ukm Center) Universitas di Pekarangan Rumah! Ini Bahayanya Bagi
Gunadarma. Metode Penelitian Pertemuan 7 Kesehatan. Retrieved juni 6, 2018, from hello
Tahapan Penelitian – Sampling (Bagian 2), 27. sehat: https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-
Eka (2011). Perilaku Masyarakat dalam unik/bahaya-membakar-sampah/
Menanggulangi Limbah Rumah Tangga Syofian Siregar (2012:128) Sugiyono. Metode
di Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan: Bandung, Alfabeta: 2012.
Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED. Slamet, J.S. (2014). Kesehatan Lingkungan.
Gay, L.R. and Diehl, P.L. (1992) Research Methods for Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Business and Management. Mc. Millan Widmer, Petra. 2006. Pangan, Papan, Dan Kebun
Publishing Company, New York Berguna. Jakarta: Kanisius
Keman, S. (2005). Kesehatan perumahan dan
lingkungan permukiman. Airlangga University.

56
Jurnal Batakarang, Vol. 1, No.1, Edisi Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai