PROPOSAL
YAYAH
1206323123
C. Landasan Teori
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan (Stuart, 2013).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi
yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah (Keliat, 2005).
Pada terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien dilatih mempersepsikan stimulus
yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami.Kemampuan persepsi klien
dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi, dengan proses ini diharapkan respon klien
terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Terapi aktivitas kelompok
ini memberi hasil : kelompok menunjukkan loyalitas dan tanggung jawab bersama,
menunjukkan partisipasi aktif semua anggotanya, mencapai tujuan kelompok,
menunjukkan teerjadinya komunikasi antaranggota dan bukan hanya antara ketua dan
anggota.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi perilaku kekerasan dibagi
dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
2. Sesi II : Mencegah perilaku kekerasan fisik.
3. Sesi III : Mencegah perilaku kekerasan sosial.
4. Sesi IV : Mencegah perilaku kekerasan spiritual.
5. Sesi V : Mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat
D. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif.
b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi : menjelaskan
tujuan TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam
kelompok.
E. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Senin, 13 Oktober 2014
b. Waktu : Pkl. 09.00 – 09.30 WIB s.d selesai
c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
1. Terapi kelompok (20 menit)
2. Penutup (5 menit)
d. Tempat : Ruang Kresna Laki-laki RSMM Bogor
e. Jumlah klien : 5 orang
2. Tim Terapi
a. Leader : Yayah
Uraian tugas:
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi.
b. Co-leader : Christina Airyunda P
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Observer : Aam Citrida Pramita
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
denga evaluasi kelompok
d. Fasilitator :
Anyta Hera Wahyuni
Eko Purwanto
Kana Fajar
Widayati Pardewi
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
3. Metode dan Media
a. Metode
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Bermain peran/stimulasi
b. Media
1) Bantal.
2) Jadwal kegiatan harian.
3) Pulpen.
4) Spidol dan papan tulis/karton.
4. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
Keterangan:
: Leader
: Co leader.
: Observer
: Fasilitator.
: Klien.
F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien
untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam
antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Mempraktikkan kegiatan fisik pertama untuk mencegah perilaku kekerasan.
b. Mempraktikkan kegiatan fisik kedua untuk mencegah perilaku kekerasan.
G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien.
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain.
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien.
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih.
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut.
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan
pada kegiatan ini.
H. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/ validasi
1) Terapis menyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab, tanda dan gejala,
perilaku kekerasan serta akibatnya.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Mejelaskan aturan main.
1) Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada
terapis.
2) Lama kegiatan 30 menit.
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien.
1) Tanyakan kegiatan rumah tangga, harian dan olh raga yang biasa dilakukan
klien.
2) Tulis di papan tulis/karton.
b. Terapis menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan
kemarahan secara sehat, tarik napas dalam/menjemur/memukul kasur/bantal,
menyikat kmar mndi, main bola, senam, memukul bantal pasir tinju, dan
memukul gendang.
c. Membantu kien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.
d. Bersama klien mempraktikkan kedua kegiatan yang dipilih.
1) Terapis mempraktikkan.
2) Klien melakukan redemonstrasi.
e. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mempaktikkan cara penyaluran
kemarahan.
f. Memberi pujian kepada peran serta kllien.
g. Upayakan semua klien berperan aktif.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
2) Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika ada
stimulus penyebab perilaku kekerasan.
2) Menganjurkn klien berlatih secara teratur cara yang telah dipelajari.
3) Memasukan dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk memepelajari cara baru
yang lain yaitu interaksi sosial yang asertif.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.
SESI 2 TAK
STIMULASI PERSEPSI : PERILAKU KEKERASAN
Kemampuan Mencegah Perilaku kekerasan fisik
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan mempraktikkan dua cara fisik
mencegah perilaku kekerasan, beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika
klien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK. Pada catatan
proses keperawatan tiap klien.