Disusun oleh :
ANIP, S.Kep
ASEP IWAN, S.Kep
DIKDIK NURSIDIK, S.Kep
:
:
:
4012160038
4012160039
4012160040
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
ANIP, S.Kep
ASEP IWAN, S.Kep
DIKDIK NURSIDIK, S.Kep
:
:
:
4012160038
4012160039
4012160040
Mengetahui,
Pembimbing/CI Lapangan
( Arimbi, S.Kep., Ns )
yang
mempengaruhi
terjadinya
perilaku
kekerasan yaitu :
a. Faktor psikologis
Psychoanalytical theory: teori ini mendukung bahwa perilaku
agresif merupakan akibat dari instinctual drives. Freud berpendapat
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama
insting hidup yang di ekspresikan dengan seksualitas dan kedua
insting kematian yang di ekspresikan dengan agresivitas.
Frustation-aggresion theory: teori yang dikembangkan oleh
pengikut freud ini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha seseorang
untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan maka akan
timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi
secara
agresif
sesuai
dengan
respon
yang
bahwa
adanya
3. Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali
berkaitan dengan (Yosep, 2009):
a. Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas
seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah,
perkelahian masal dan sebagainya.
b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial
ekonomi.
c. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta
tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung
melalukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
d. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat
anaknya
dan
4)
5)
6)
b.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
c.
1)
2)
3)
4)
5)
d.
Rahang mengatup
Postur tubuh kaku
Jalan mondar-mandir
Verbal
Bicara kasar
Suara tinggi, membentak atau berteriak
Mengancam secara verbal atau fisik
Mengumpat dengan kata-kata kotor
Suara keras
Ketus
Perilaku
Melempar atau memukul benda/orang lain
Menyerang orang lain
Melukai diri sendiri/orang lain
Merusak lingkungan
Amuk/agresif
Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu,
dendam dan jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin
berdebat,
meremehkan,
sarkasme.
Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat
orang lain,
kasar.
g. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,
sindiran.
h. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.
5. Rentang Respon
Menurut Yosep (2007) perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu
akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan (panik).
Respon Adaptif
Asertif
Respon Maladaptif
Frustasi
Pasif
Agresif
Kekerasan
ketenangan.
: individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat
marah dan tidak dapat menemukan alternatif.
: individu tidak dapat mengungkapkan
perasaannya.
: perilaku yang menyertai marah terdapat dorongan
untuk menuntut tetapi masih terkontrol.
: perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta
hilangnya kontrol. Perilaku kekerasan merupakan
suatu rentang emosi dan ungkapan kemarahan
yang
dimanivestasikan
dalam
bentuk
fisik.
Orang
yang
mengalami
kemarahan
dengan
keinginan
melebihkan
yang
sikap/
berbahaya
perilaku
bila
yang
berlawanan.
d. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekspresikan
dengan
melebihkan
sikap
perilaku
yang
berlawanan.
e. Displecement, yaitu melepaskan perasaan tertekan dengan
bermusuhan pada objek yang berbahaya.
f.
pada keselamatan
takut,
kebencian,
kompetitif,
kesamaan,
ketidaksamaan,
Keterangan :
: Leader
: Co-leader
: Fasilitator
: Klien
: Observer
6. Peserta
Peserta yang akan dihadirkan diantaranya adalah:
a) Tn. S
b) Tn. A
c) Tn. J
d) Tn. D
e) Tn. M
7. Tata Tertib dan antisipasi masalah tata tertib
Tata Tertib Kegiatan TAK sbb:
a) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
b) Peserta wajib hadir 10 menit sebelum acara dimulai.
c) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
e) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
f) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
g) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
h) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
Antisipasi
a) Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
Memanggil klien
Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
b) Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
Panggil nama klien
Tanya alasan klien meninggalkan permainan
Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
klien boleh kembali lagi
c) Bila ada klien lain ingin ikut
1. Hari/ tanggal
2. Jam
3. Tempat
C. Setting :
1. Terapis dan klien dapat duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
D. Alat :
1. LCD Projektor
2. Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
5. Bola / benda lain
E. Pengorganisasian :
1. Leader
:.Anip, S.Kep.
2. Co-leader
: Asep Iwan, S.Kep.
3. Observer
: Dikdik Nursidik, S.Kep.
4. Fasilitator
: (Mahasiswa Lain/Kelompok lain)
F. Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/ simulasi
G. Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 30 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah.
1) Tanyakan pengalaman tiap klien
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar
oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda
dan gejala)
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
(verbal, merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain,
memukul diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling
sering dilakukan untuk diperagakan
e. Melakukan bermain eran/ simulasi untuk perilaku kekerasan yang
tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang
melakukan perilaku kekerasan).
f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran /simulasi.
g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
j.
Nama Klien
Penyebab PK
Akibat PK
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilakuk kekerasan, tanda dan gejala dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda jika klienmampu dan
tanda x jika klien tidak mampu.
H. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1. TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku
kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala
yang dirasakan (geregetan dan deg-degan), perilaku kekerasan yang
dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke
rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua
dirasakan selama dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA